Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri-ciri telur yang baik antara lain, kerabang bersih, halus, rongga udara
kecil, kuning telurnya terletak ditengah dan tidak bergerak, putih telur bagian
dalam kental dan tinggi pada bagian putih telur maupun kuning telur tidak
terdapat noda darah maupun daging. Bentuk telur serta besarnya juga proporsional
dan normal. (Sudaryani dan Samosir, 1997).
Oleh karena telur mempunyai pelindung yang keras dalam bentuk kulit
telur atau kerabang, maka yang terpenting untuk kualitas telur ditentukan dari
sudut internal, yaitu dari komposisi gizinya. Komposisi gizi ini tentu saja
dipengaruhi oleh makanan yang diberikan pada unggas. Faktor eksternalnya
berupa bakteri perusak yang berusaha untuk masuk ke dalam telur melalui pori-
pori pada kerabang telur. Secara internal memang kualitas telur ditentukan oleh
kandungan gizinya dan struktur fisik isi telur itu. Telur yang baik dilihat dari
struktur fisik adalah telur dengan putih telur yang masih kental dan bening.
Biasanya putih telur ini masih terbagi atas dua lapisan yaitu lapisan yang kental di
dekat kuning telur dan lapisan yang encer di bagian terluar kuning telur. Bila
semua lapisan telurnya sudah encer maka kualitas telur itu mulai merosot.
(Rasyaf,1996).
Kualitas telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa
kerabang atau cangkang dan dalamnya yaitu isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa
bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang
berkaitan dengan isi telur meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur,
serta ada tidaknya noda-noda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru,
kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. Jika telur
tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah.
Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur
yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya telur. Kualitas isi telur tanpa
perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu
yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua
minggu. Kualitas fisik telur juga ditentukan oleh kuning telur, warna kuning telur
tersebut disebabkan karena adanya kandungan xantofil pakan yang diabsorpsi dan
disimpan dalan kuning telur. (Stadellman et al., 1995).
Stadellman, W.J. dan O.J. Cotteril, 1995. Egg Science and Technology. 4th ed. the
Avi Publishing Co. Inc. New York.
Suprapti, L., 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin, Tepung Telur, dan Telur Beku.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1996. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya Anggota IKAPI.
Jakarta.