Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Muhammad Fakhrul AK
15B14048
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek penting yang perlu ada dalam pembelajaran ialah strategi pengajaran dan
pembelajaran. Guru perlu bertindak sebagai fasilitator, bersikap terbuka, imaginatif,
kreatif, inovatif dan inventif. Guru hendaklah memotivasi murid supaya senantiasa terus
mencoba, walaupun menemui kegagalan. Dalam penyediaan projek, murid diberi
kebebasan merangka dan membuat projek berdasarkan pengetahuan, kemahiran dan
pengalaman mereka daripada pelbagai bidang ilmu yang lain. pemikiran analitikal,
pemikiran lateral, lawatan dan rujukan ilmiah. Selain itu, tunjuk cara juga mesti
dilakukan di mana guru perlu mendemonstrasi kepada pelajar cara yang betul dan
selamat dalam penggunaan pelbagai alat dan bahan untuk mereka praktikkan. Satu
kumpulan dinamik yaitu pembagian kelas kepada beberapa kumpulan kecil sebaiknya
dilaksanakan di dalam kelas selain sumbang saran di mana satu perbincangan secara
intensif untuk penjanaan idea atau mencari idea dilakukan dengan menggalakkan
penglibatan semua ahli dalam kelas dan seterusnya ceramah boleh juga diaplikasikan
dalam subjek ini untuk memberi maklumat dan gambaran yang terbaik kepada pelajar.
konstruktivisme harus dibina di mana idea dan pendapat pelajar mesti dihargai, aktivitas
dalam kelas perlu menjabarkan pelajar, guru menimbulkan permasalahan yang berkaitan
dengan pembelajaran kepada pelajar, pengajaran dan pembelajaran di bina berdasarkan
konsep asas dan utama serta pengajaran dan pembelajaran di nilai dalam konteks
pengajaran.
Walaupun terdapat berbagai strategi pengajaran dan pembelajaran yang
dicadangkan oleh kementerian, namun masih belum terdapat satu strategi, pendekatan,
kaedah atau teknik tertentu yang paling sesuai digunakan dalam situasi pengajaran dan
pembelajaran hari ini. Manakala menurut Noriah (2000) pula, biarpun keberkesanan
pendekatan konstruktivisme dalam proses pengajaran dan pembelajaran kerap
diketengahkan dan diperkatakan, namun pengaplikasian dan pengamalan pendekatan
konstruktivisme di kalangan guru secara teknis pembelajara, adalah masih kurang.
Guru harus sadar tentang strategi pengajarannya dan perlu berfikir tentang cara untuk
meningkatkan proses pengajarannya. Antara masalah yang telah dikenalpasti ialah
pelajar sukar mengeluarkan ide sendiri dan terlalu bergantung kepada guru semata-mata
di samping kemahiran belajar di kalangan pelajar yang rendah terutamanya dalam
menyelesaikan masalah. Beliau menyatakan bahawa masalah yang diberikan kepada
pelajar juga merupakan masalah yang perlu difikirkan oleh guru. Selain daripada itu,
masalah lain yang wujud ialah kesukaran pelajar untuk menguasai topik-topik yang
memerlukan asas pengetahuan yang tinggi. Hal ini menyebabkan proses pengajaran dan
pembelajaran menjadi kurang berkesan. Kaedah pembelajaran yang kurang sehat akan
menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif.
Teori Konstruktivisme bukanlah satu teori yang baru dalam bidang pendidikan
telah lama dipraktikkan dalam proses pengajaran. Prisip-prinsip yang terdapat dalam
teori ini sebenarnya boleh diterapkan dalam mata pelajaran lain juga. Ini kerana dalam
proses pengajaran dan pembelajaran secara konstruktivisme, pelajar membina struktur
pengetahuan mereka sendiri dan pengkaji melihat bahawa Konstruktivisme ini
merupakan satu kaedah terbaik yang boleh diterapkan dalam proses pengajaran dan
pembelajaran juga yang lain. Oleh itu, kajian ini dijalankan untuk melihat aplikasi
konstruktivisme dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Istilah constructivism (yang dalam Bahasa Indonesia diserap menjadi
konstruksivisme) berasal dari kata kerja Inggris "to construct". Kata ini merupakan
serapan dari bahasa Latin "con struere" yang berarti menyusun atau membuat struktur.
Konsep inti konstruktivisme dengan demikian adalah proses penstrukturan atau
pengorganisasian. Secara istilah, konstruktivisme merupakan suatu aliran filsafat ilmu,
psikologi dan teori belajar mengajar yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pandangan Teori Konstruktivisme dalam Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme dalam
Pendidikan di Sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
Hal yang lebih penting, bagaimana guru mendorong dan menerima otonomi
siswa, investigasi bertolak dari data mentah dan sumber-sumber primer (bukan hanya
buku teks), menghargai pikiran siswa, dialog, pencarian, dan teka-teki sebagai pengarah
pembelajaran. Secara tradisional, pembelajaran telah dianggap sebagai bagian
menirukan suatu proses yang melibatkan pengulangan siswa, atau meniru-niru
informasi yang baru disajikan dalam laporan hasil lembar kerja siswa atau kuis dan tes.
A. Kesimpulan
Dalam konsep belajar dan mengajar, ada perbedaan dan persamaan antara
pandangan konstruktivisme dan pendidikan Islam. Teori belajar konstruktivisme lebih
fokus ke pengembangan aspek pengetahuan (kognitif). Hakekat belajar dipahami
sebagai proses aktif siswa/ peserta didik untuk mengkonstruksi pengertian dan
pemahaman mereka. Sedangkan dalam pandangan pendidikan Islam, belajar dipahami
secara komprehensif meliputi pengembangan seluruh aspek kepribadian peserta didik.
Belajar dalam kaitannya dengan perolehan pengetahuan, di samping dipandang sama
seperti pandangan konstruktivisme, juga dipahami sebagai upaya untuk meraih
pengetahuan langsung dari Tuhan yaitu dengan mendekatkan diri sedekat-dekatnya
kepada-Nya.
Mengajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan upaya guru
membantu peserta didik agar ia dapat belajar secara optimal. Guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan motivator belajar. Dalam pandangan pendidikan Islam, di
samping sama seperti pandangan konstruktivisme tersebut, mengajar juga berarti
memberi contoh perilaku. Oleh karena itu guru selain sebagai fasilitator dan motivator
belajar, ia juga harus berperan sebagai model (uswah hasanah).
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa
dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan
peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar.Model pembelajaran
sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secaraefektif. Model pembelajaran
yang efektif adalah model pembelajaran yang berorientasi kemajuan, memiliki sintak
pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil
belajaryang disasar.Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi
hendaknya dikemaskoheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun,
secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam
penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah
pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-
model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang
berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif.
B. Saran
Dalam penerapan pembelajaran ini guru harus mengutamakan kinerja siswa
berupa mengklasifikasi, mengananalisis, memprediksi,dan mengkreasi dalam
mengerjakan tugas. Sehingga tujuan yang diingginkan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah Jalal. 1988. Asas-Asas Pendidikan Islam, terj. Herry Noer Ali. Bandung:
Diponegoro.
Muzayyin Arifin. 1994. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Cet. Ketiga Jakarta: Bumi Aksara.
Paul Suparno. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Paulina Pannen dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Proyek
Pengembangan Universitas Terbuka Dirjend Dikti Depdiknas.
Syed Muhammad Naquib Al-Attas. 1995. Islam and The Philosophy of Science (Islam
dan Filsafat Sains), terj. Saiful Muzani. Bandung: Mizan.
Wan Mohd Nor Wan Daud. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.
Naquib Al-Attas. Terjemah: Hamid Fahmi, dkk. Bandung: Mizan.
Zainuddin, dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.