PENDAHULUAN
sistem akuntansi kita akan tahu bagaiman prosedur akuntansi, kesalahan pencatatan,
membandingkan jurnal, dan Sistem akuntansi terdiri dari berbagai jaringan prosedur
yang di buat menurut pola terpadu untuk melaksanakan berbagai kegiatan pokok yang
akuntansi yang baik dapat membantu pihak managemen pemerintahan yang terdiri dari
informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk mengawasi, mengendalikan berbagai
kegiatan dan menjadi alat dalam mengambil keputusan yang penting dan bermanfaat
cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam serta tersebar merata di seluruh Indonesia
dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, dalam mengelola pangan di Provinsi
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari kedua anggaran tersebut akan di gunakan
dimana dana-dana tersebut di ambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan
haruslah kita pahami prosedur penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan urutan
pekerjaan yang biasanya membutuhkan beberapa orang dan tata cara serta sistem
dalam melakukan prosedur peneriman dan pengeluaran kas agar tidak terjadinya
penyimpangan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menggunakan suatu cara dan sistem
pengeluaran kas agar dapat di terima dan telah di anggap baik, tapi kenyataannya
pengeluaran kas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan selalu masih ada perbedaan
dalam perhitungan yang dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa harus ada sedikit
pembenahan pada menangani tata cara serta sistem dalam prosedur pengeluaran kas,
satu instansi pemerintahan yang juga membutuhkan sistem akuntansi sebagai alat
untuk mengawasi kegiatan Badan. Dalam melaksanakn pengeluaran kas perlu adanya
prosedur yang baik sehingga tercapainya koordinasi antar semua unsur yang
2
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk laporan magang ini penulis memilih
Sumatera Selatan.
1.2.
Fokus Pengamatan
Berdasarkanhasil pengamatan dan ruang lingkup yang penulis tempati selama
melaksanakan magang, dan agar pengamatan ini lebih terarah, maka penulis
Sriwijaya.
b. Untuk Menjelaskan gambaran mengenai pekerjaan yang dilakukan selama
Sumatera Selatan.
1.3.2. Adapun tujuan dari peraktek kerja lapangan / magang ini, yaitu :
a. Melatih mahasiswa untuk dapat bertanggung jawab akan tugas yang di
berikan.
b. Sebagai sarana mahasiswa untuk mengembangkan keahllian,
3
a. Agar lebih mengerti secara lebih jelas mengenai prosedur pengeluaran
dunia kerja
c. Untuk menambah ilmu pengetahuanserta pengalaman kerja dalam
Sumatera Selatan.
1.4.2. Manfaat yang di harapkan dari praktek kerja lapangan ini adalah :
1.4.2.1. Bagi mahasiswa
a. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
4
d. Agar menambah wawasan atas pelaksanaan kerja dan prosedur yang
Pengeluaran Kas.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I ini penulis menyajikan tentang Latar Belakang, Fokus
5
Laporan, hal ini ditunjukan bagi pembaca agar dapat mengetahui lebih
penjelasannya.
Selatan.
6
BAB II
Sebagai awal dari penulisan laporan ini akan dijabarkan sejarah berdirinya kantor Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan yang terletak di Jalan Kolonel.H.Burlian,KM 6,5
Palembang. Sejarah berdirinya Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dimulai
pada tahun 1987. Pada tahun 1987 dengan menempati bagian dari Gedung Dinas Tanaman
Pangan, saat itu masih berstatus Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Pertanian Provinsi
Sumatera Selatan. Dimana Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) saat itu Bapak Ir. H. Rahman Daud
Rusdi. Pada bulan April tahun 1989 Kantor Wilayah Departemen Pertanian mendapat pinjaman
gedung dari Pemerintah Daerah Tk. I Provinsi Sumatera Selatan. Gedung Kanwil dibangun pada
tahun 1990. Kantor Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Selatan memiliki gedung
sendiri dengan beberapa kali terjadi pergantian Kepala Kantor Wilayah. Pada Era Otonomi
Daerah, Tahun 2000/2001 Kanwil Departemen Pertanian tidak diberlakukan lagi, sesuai dengan
Peraturan Daerah (Perda) No. 12 Tahun 2000, diganti menjadi Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas pokok dan fungsi
yang telah melakukan koordinasi dengan dinas atau instansi pada daerah lainnya, sedangkan
7
dalam pelaksanaan dan tugas sehari-harinya Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
bertugas untuk mengatur dan pelaksanaan pemantauan distribusi dan harga pangan strategis.
2.2. Visi, Misi dan Tujuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
pangan.
pangan.
3. Mengembangkan sistem distribusi, harga, dan cadangan pangan untuk
masyarakat.
8
4. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang
dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras
perkapita.
5. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu instansi atau lembaga
organisasi yang baik, tugas serta tanggunng jawabnya dapat dilihat dengan jelas sehingga akan
mempermudah orang orang yang ada didalam suatu instansi atau lembaga pemerintahan
Struktur organisasi yang dimiliki oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Selatan merupakan struktur garis, karena wewenang dan tanggung jawab masih jelas dari atas ke
bawah.
9
10
2.4. Pembagian Tugas dan Fungsi
1. Kepala Badan
keuangan.
b. Pengakajian terhadap penyediaan pangan, distribusi pangan sistem kewaspadaan
pengadaan pangan.
11
n. Pengendalian usaha dan pasar hasil pertanian.
o. Pengkoordinasian pengembanganh dan pemantauan terhadap upaya
fungsinya
2. Sekretariat
Tugas sekretariat :
a. Pengelolaan ursan rumah tangga dinas, perlengkapan, surat menyurat, kehumasan dan
protokoler.
b. Pengelolaan administrasi.
c. Perumusan rencana, program dan kerjasama serta anggaran.
d. Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan serta urusan
kepegawaian.
e. Pengelolan hokum dan perundang- undangan yang berlaku bagi kepentingan dinas.
f. Pengelolaan kesekretariatan Dewan Ketahanan Pangan.
g. Pengelolaan data dan sistem informasi ketahanan pangan.
h. Pengevaluasian pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketahanan pangan serta
LAKIP.
i. Pelaksanaan kordinasi dengan unit kerja terkait dalam melaksanakan tugasnya.
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12
a. Melaksanakan urusan surat masuk dan surat keluar, kearsipan, rumah tangga,
kebutuhan pegawai, mutasi, gaji berkala, pendidikan dan latihan, cuti, kesejahteraan
dan daerah.
d. Mempersiapkan bahan dan rencana kesejahteraan pegawai.
e. Membuat daftar kepegawaian dan Daftar Urutan Kepangkatan (DUK).
f. Melaksanakan administrasi penggunaan dan pemakaian kendaraan dinas, rumah
mutasi pegawai.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya
k. Membuat rencana kerja dan program kerja subbagian Umum dan Kepegawaian.
b) Subbagian Perencanaan
Tugas Subbagian Perencanaan :
a. Melakukan penyusunan rencana program dan anggaran bidang ketahanan pangan
anggaran.
b. Menyiapkan bahan koordinasi program / kegiatan ketahanan pangan.
c. Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan kebijakan program / kegiatan
ketahanan pangan.
13
d. Menyiapkan dan menyusun usulan program dan kegiatan tahunan bidang ketahanan
pangan.
e. Menyiapkan bahan koordinasi dan menyusun statistic pangan dan pengembangan
pangan.
h. Menyiapkan bahan dan fasilitas rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan.
i. Melakukan koordinasi dengan bidang bidang pada ketahanan pangan serta unit kerja
c) Subbagian Keuangan
ketentuan yg berlaku.
c. Mempelajari, menelaah serta mendistribusikan peraturan keuangan.
d. Mengkoordinir, merekap dan menindak lanjuti Laporan Hasil Pemeriksa.
e. Menyiapkan dan mengusulkan Surat Keputusan Pejabat Pengelola Keuangan.
f. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi keuangan serta membuat laporan
14
i. Menyusun laporan bulanan, semesteran dan tahunan keuangan sesuai d=engan
terkait.
l. Mempersiapkan dan mengusulkan penggunaan/kuasa pengguna anggaran/barang,
bendahara.
n. Mengusulkan dan membuat revisi anggaran (Anggaran Pendapatan Belanja
pelaksanaan tugas.
p. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fingsinya.
Menyiapkan bahan kebijakan teknis di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan daerah
mewujudkan ketersediaan panggan yang cukup, merata dan terjangkau oleh masyarakat
15
a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan,
kewaspadaan pangan.
d. Pelaksanaan intervensi bantuan dalam rangka antisipasi, penanganan dan
kerawanan pangan.
f. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait untuk pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
a) Subbidang Ketersediaan
Tugas Subbidang Ketersediaan Pangan :
a. Melakukan koordinasi penyusunan rencana pengkajian, pengembangan,
16
j. Menyusun laporan pelaksanaan dan kegiatan dan bertanggungjawab kepada Kepala
fungsinya.
pangan.
b. Mengkaji, mengidentifikasi, menyusun rencana antisipasi dan penanggulangan
kerawanan pangan.
c. Menyiapkan bahan perumusan sistem antisipasi, penanganna dan penanggulangan
kerawanan pangan.
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat daerah rawan pangan.
f. Menyiapkan bahan kerjasama dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem
fingsinya.
dan pemantapan distribusi dan akses pangan serta pengendalian/stabilitas harga pangan.
pangan.
c. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka kelancaran distribusi pangan antar wilayah
fungsinya.
18
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian,
Harga Pangan.
f. Menyiapkan rumusan kebijakan teknis rencana dan pelaksanaan pemantauan,
fungsinya.
kosumsi pangan.
19
e. Penyusunan pelaksanaan tugas dan kegiatan bidang konsumsi dan keamanan
pangan.
f. Pelaksanaan pembinaan Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah (OKKPD)
provinsi/kabupaten/kota.
g. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan
fungsinya.
konsumsi pangan.
c. Melakukan penyusunan rencana, pelaksanaan analisa, pembinaan, penyusunan
di bidang pangan.
d. Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan organisasi kemasyarakatan
20
h. Melakukan gerakan pemberian makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman bagi
fungsinya.
Provinsi/Kabupaten/Kota.
f. Melaksanakan pengujian mutu dan keamanan pangan olahan dan pangan segar.
g. Melaksanakan pengumpulan data kasusu keracunan pangan.
h. Menyabarkan informasi keamanan pangan.
i. Menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan dan bertanggungjawab kepala
fungsinya.
21
Tugas di Bidang Pengembangan Sumber daya Manusia dan Teknologi :
pangan.
f. Pengkoordinasian pemberdayaan masyarakat di bidang ketahanan pangan.
g. Penyebarluasan informasi hasil kajian dan pengembangan teknologi pangan kepada
masyarakat.
h. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait.
i. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
fungsinya.
yang tepat guna dan bermutu dalam upaya memantapkan ketahanan pangan.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengkajian teknologi pangan.
c. Memonitor dan mengkaji peran kelembagaan petani untuk ketahanan pangan.
d. Melakukan penerapan dan pengembangan hasil teknologi pangan kepada
masyarakat.
e. Menyebarluaskan informasi hasil kajian teknologi pangan kepada masyarakat.
f. Melaporkan pelaksanaan kegiatan dan beratnggungjawab kepada Kepala Bidang
fungsinya.
Berdasarkan peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 12 Tahun 2001 dijelaskan tentang
tugas dan fungsi pokok Badan Ketahanan Pangan ( BKP ) Provinsi Sumatera Selatan adalah
sebagai pelaksana pemerintah daerah di bidang ketahanan pangan dan mengadakan koordinasi
dengan instansi lain atau mengadakan koordinasi lintas wilayah dan lintas sector untuk
mewujudkan dan membentuk manusia di Indonesia yang berkualitas, mandiri, dan sejahtera
23
melalui perwujudan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam serta
tersebar merata di seluruh Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
BAB III
diperlukan adanya kas sehingga terjaminya kelancaran kegiatan operasional dalam suatu
instansi pemerintah atau perusahaan tergantung dengan jumlah kas yang dimiliki instansi
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai
nominalnya. Dari segi akuntansi kas adalah sesuatu baik yang berbentuk uang maupun
bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban
dua, yaitu kas di Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan. Kas di Bendaharan
Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggung jawab bendahar
pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum
24
dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Jumlah
uang Kas di Bendahara Pengeluaran yang harus dilaporkan di neraca adalah sisa UP yang
terdiri dari uang kas di berangkas dan di bank (rekening koran). Jika ada satker yang pada
maka satker yang bersangkutan tetap berkewajiban menyetorkan sisa uang kas di
bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara
Penerimaan yang (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Saldo kas ini mencerminkan saldo
yang berasal dari pungutan yang sudah diterim oleh Bendahara Penerimaan selaku wajib
pungut yang belum disetorkan ke kas negara per tanggal neraca. Jika ada satker yang pada
maka satker yang bersangkutan tetap berkewajiban menyetorkan sisa uang kas di
kegiatan ini biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu instansi atau lebih yang dibuat
untuk menjamin secara seragam. Adapun prosedur menurut Zaki Baridwan (2009)
memiliki pengertian yaitu suatu urutan-urutan pekerjaan yang melibatkan beberapa orang
atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
kegiatan yang terdiri dari kegiatan berikut in yang dilakukan untuk mencatat informasi
25
Tugas pokok dan fungsi utama adanya suatu instansi pemerintah daerah adalah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (public servant) yang tidak berorientasi
kepada laba atau keuntungan sehingga cenderung seolah-olah seperti hanya menggunakan
atau menghabiskan dana atau belanja daerah, oleh karena itu prosedur pengeluaran kas
pada instansi pemerintah dan perusahaan sangatlah berbeda begitu pula pada Badan
3.2 Analisa dan Pembahasan Masalah Prosedur Pengeluaran Kas pada Badan
mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Sistem akuntansi disusun oleh
manajemen merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam
melakukan kegiatan perusahaan/pemerintah agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
(Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) dan/atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah).
Dalam prosedur pengeluaran kas, kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan kas
atau pengeluaran uang yang tidak dipergunakan untuk kepentingan pemerintah dapat
pengeluaran kas dan bukti pendukungnya, kemudian menyerahkan bukti tersebut ke bagian
akuntansi untuk dijurnal dalam jurnal pengeluaran kas dan kemudian di arsipkan.
26
Pengeluaran yang relatif besar dan tidak praktis dapat dibayar dengan
menggunakan cek. Pembayaran dengan uang tunai dapat dilakuakan jika dalam
pemerintahan dibentuk dana kas kecil atau dana cadangan. Kas kecil adalah sejumlah
aktivitas sehari-hari, seperti foto kopi atau membeli perlengkapan kantor yang mendesak
Selatan ada yang namanya Belanja Langsung. Pengertian Belanja menurut PP No.24 tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari
rekening Kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
pemerintah. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No13 Tahun 2006
27
No No Rekening Uraian
A Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 1.21.01.01.01. Penyediaan Jasa Surat menyurat
2 1.21.01.01.02. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya air dan Listrik
3 1.21.01.01.03. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan kantor
4 1.21.01.01.06. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
5 1.21.01.01.07. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
6 1.21.01.01.08. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
7 1.21.01.01.10. Penyediaan Alat Tulis Kantor
8 1.21.01.01.11. Penyediaan Barang Cetak dan Penggadaan
9 1.21.01.01.12. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
10 1.21.01.01.15. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
11 1.21.01.01.17. Penyediaan Makan dan Minum
12 1.21.01.01.18. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 1.21.01.02.05. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
28
4 1.21.01.23.04. Data Informasi Perencanaan dan Evaluasi Ketahanan Pangan
D Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
1 1.21.01.24.01. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
2 1.21.01.25.02. Promosi Produk Pangan Olahan dan Lomba Cipta Menu Makanan
Prosedur pencairan dana APBD pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Selatan dimulai dengan membuat dokumen pelaksanaan anggaran. Setelah itu bendahara umum
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan membuat SPD (Surat Penyediaan Dana)
sebanyak 3 lembar. SPD tersebut dikirim ke Biro Keuangan untuk diperiksa dan ditandatangani
29
sehingga menjadi SP2D (Surat Perintah Pembayaran Dana) sebanyak 3 lembar. SP2D yang telah
ditandatangani disimpan sebagai arsip oleh Biro Keuangan sebanyak 1 lembar dan sisanya
dikirim kembali ke Badan Ketahanan Pangan. SP2D yang telah dikirim kembali akan disimpan
oleh Badan Ketahanan Pangan sebanyak 1 lembar dan sisanya dijadikan acuan untuk membuat
laporan daftar SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar)
masing-masing sebanyak 2 lembar. Data SPP dan data SPM ditandatangani oleh bendahara.
Kemudian daftar SPP dan daftar SPM dijadikan arsip bendahara masing-masing 1 lembar,
sisanya dikirim ke Biro Keuangan. Biro keuangan akan menyetujui daftar SPM dan menerbitkan
SP2D sebanyak 2 lembar, 1 lembar SP2D dijadikan arsip dan 1 lembar dijadikan dokumen
pencairan dana untuk diberikan ke Bank Sumsel Babel. Setelah dana cair akan diberikan
langsung ke pihak yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3 dibawah ini.
30
Gambar 3.2 Prosedur Pencairan Dana APBD
Mulai SPD
3
SPD
2 2
SPD
1
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Di Periksa dan Di
tanda tangani
SP2D yang
SP2Dtelah
yangditanda
SPD telahtangani
ditanda 1
1
SPD SP2D yang
tangani 2
2 2 telah ditanda
SPD
tangani 3
3
N
SP2D yang
N SP2Dtelah
yangditanda
telahtangani
ditanda 2
tangani 1
Membuat
Laporan
Daftar SPP
dan SPM
Data SPP
Data SPM
31
Badan Ketahanan Pangan Biro Keuangan S
Data SPD u
2
Data SPM
m
Data SPP be
Menyetujui Daftar
SPM dan
r:
Menerbitkan
Data SPM
SP2D
Bank BRI
Data SPP
1 Pihak yang
Data SPM Bersangkutan
1
Data SPP
2 SELESAI
Data SPM
2
Prosedur pengeluaran kas perlu di rancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-
pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan atau instansi saja
32
dicatat dalam pembukuan. Pada dasarnya untuk menghasilkan sistem pengendalian yang baik,
1. Semua pengeluaran Kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih
dahulu
2. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yangt
menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas.
3. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil
dilakukan melalui dana kas kecil
Pengeluaran kas pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan terjadi karena
adanya kebutuhan belanja rutin seperti yang tertera di halaman sebelumnya, adapun yang
jawaban pengeluaran kas dana kecil. Penyelenggaraan dana kas untuk memungkinkan
pengeluaran kas dengan tunai dapat diselenggarakan dengan cara Prosedur pembayaran secara
tunai,yaitu :
a. Bagian keuangan haruslah mempunyai daftar gaji pegawai.
b. Gaji pegawai biasanya dilakukan oleh keuangan atau bagian tata usaha.
c. Bagian tata usaha atau bagian yang mengeluarkan uang tunai pada pengeluaraan kas
surat kuasa.
33
b. Bagian Keuangan (Bendahara Pembantu Barang) mengeluarakan sejumlah uang ke
haruslah di setujui oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
c. Bagian Bendahara Barang langsung membayar ke penagih sesuai barang yang dibeli
dan penagih menyiapkan nota tagihan, agar penagih tersebut bias mengecek barang
faktur penjualan, surat pesanan barang dari pembelian barang yang diterima oleh
membandingkan nota tagihan tersebut dengan faktur dari pemasok (rangkap dua
lembar pertama) dan laporan pembelian barang. Setelah itu di periksa dan di
Pengeluaran ). Setelah itu bagian keuangan menyerahkan cek atau dana besarnya
sesuai dengan yang tercantum di nota tagihan untuk diminta tanda tangan dari Kepala
tangan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan dan juga terdapat
kas kepada bagian keuangan yang tercantum dalam dokumen tersebut dan sebagai
surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur serta sebagai dokumen sumber
uang yang tertera pada lembaran tersebut kepada si Pembawa atau orang yang namanya
memerlukan kas kepada bagian kas keluar untuk membuat bukti bahwa kas telah dikeluarkan
dan pengeluaran tersebut sesuai dengan tujuan yang tertera dalam dokumen permintaan kas.
4. Kuitansi adalah tanda bukti pembayaran terhadap perorangan/pihak ketiga harus sebgai
berikut:
a) Kuitansi LS ditujukan kepada PPK dan di sebutkan nama Satuan Kerja sesuai
menerima uang dan dibawa tanda tangan harus ditulis nama jelas dan
dibubuhi stampel resmi dari badan usaha yang bersangkutan dan setuju di
uang dan dibawah tanda tangan harus ditulis nama jelas dan lunas bayar
35
e) Penulisan dalam kuitansi harus dengan angka dan huruf. Jumlah pembayaran
lain;
g) Kuitansi yang bernilai diatas Rp 1.000.000 (satu juta rupiah ) bermaterai Rp
6000 (enam ribu rupiah). Sedangkan kuitansi yang bernilai antara Rp 250.000
(dua ratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000 (satu juta
Didalamnya terdapat penggunaan kas yang menggunakan kode mata pasal, jumlah
uraian jumlah dan jenis barang , total harga serta uraian yang di tentukan
8. Bon adalah lembaran yang berisiska rincian dan harga barang dari pihak ketiga yang
dibubuhi tanda tangan , nama terang dan stempel perushaan, bon berguna sebagai
pendukung Kwitansi
kepada kreditur.
3. Setelah memeriksa semua dokumen, kemudian bagian operasional mengkonfirmasi
dengan bukti-bukti pendukung. Jika semua sesuai maka bagian jabatan fungsional
36
meneruskan kepada bagian keuangan (Bendahara Pembantu Pengeluaran Kas).
kembali apakah cocok, bila sesuai maka bagian keuangan menyampaikan kepada
Kepala Badan, setelah diotorisais oleh Kepala Badan bagian keuangan melakukan
pembayaran.
37
BAB IV
Berdasarkan data-data dan analisa yang dikemukakan pada bab sebelumnya, pada bab IV
ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan Prosedur Pengeluaran
4.1 Kesimpulan
1. Prosedur Pengeluaran Kas yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Selatan ini sudah baik, karena selama penulis melaksanakan magang dan
Pembukuan pada buku pengeluaran kas dan menggunakan sistem aplikasi komputer
keuangan.
4.2 Saran
1. Agar lebih dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka perlu diadakannya
38
Selatan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat bermutu dan menjadi lebih
baik lagi.
2. Pengawasan kinerja pegawai agar bias bertanggung jawab dalam menyelesaikan
39