Anda di halaman 1dari 4

Nama :Ayub L.R.

Pasolang
NIM :A31114329

Audit Siklus Produksi


Siklus produksi dan persediaan berhubungan dengan penyediaan bahan baku dan pengelolaan
bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi
1. perencanaan produksi
2. pengendalian jenis dan jumlah produk
3. pengendalian tingkat persediaan
4. berbagai transaksi maupun peristiwa yang berkaitan dengan proses produksi seperti
pembebanan biaya ke harga pokok produksi.
Siklus produksi bersinggungan dengan tiga siklus berikut yaitu,
1. siklus pengeluaran dalam hal pembelian bahan baku dan berbagai pengeluaran biaya
overhead
2. siklus personalia dalam hal terjadi pengeluaran biaya tenaga kerja produksi
3. siklus pendapatan dalam hal penjualan barang jadi

Audit siklus produksi adalah pemeriksaan terhadap aktivitas yang terkait dengan pengelolaan
bahan baku menjadi barang dagang. Teridiri atas:
1. tipe dan jumlah barang yang akan diproduksi.
2. Pengendalian jumlah sediaan
3. Transaksi dan peristiwa yang terkait dengan proses produksi. Transaksi produksi dimulai
pada saat bahan baku diminta untuk produksi dan diakhiri dengan pemindahan produk ke barang
jadi
Sebagai contoh, PT FEB memproduksi kue sus. Sebelum menjadi kue sus yang siap jual, Kue
sus melalui beberapa tahapan dalam proses produksinya. Pertama, pengadaan bahan baku untuk
pembuatan kue sus, lalu diolah menjadi barang jadi yaitu kue sus, setelah itu di seleksi, kue sus
yang lolos seleksi akan didistribusikan.
Tujuan Audit siklus produksi :
1. Eksistensi atau Keterjadian, Persediaan secara fisik memang benar-benar ada. Misalnya, nilai
persediaan bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi di neraca PT FEB sebesar Rp.
2.000.000 harus sama dengan bukti persediaanya di gudang, yaitu Rp. 2.000.000
2. Kelengkapan, Seluruh bukti dokumen transaksi persediaan dan catatan mengenai pengadaan
atau pembelian bahan baku dan penjualan barang jadi
Dokumen dan Catatan yang digunakan :

a. Order produksi
b. Move ticket
c. Laporan permintaan material
d. Laporan aktivitas produksi harian
e. Slip pengeluaran material
f. Laporan produksi yang diselesaikan
g. Standar cost, Biaya standar setiap bahan baku
h. WIP Inventory, Jumlah kartu dan laporan jumlah Barang dalam proses
i. FG inventory, Harga pokok produksi
j. Kartu kerja
k. Buku pembantu persediaan (sistem PD)

3. Hak dan Kewajiban, Hak milik atas persediaan pada tanggal neraca dan hak dan
kewajiban mengenai perjanjian kontrak kerja karyawan maupun kerjasama dengan pihak luar.
Misal, perjanjian kontrak kerja karyawan dengan PT FEB, atau perjanjian kerjasama PT FEB
dengan PT X mengenai pengadaan bahan baku.
4. Penilaian dan alokasi, menganalisa kebenaran persediaan dalam laporan keuangan.
5. Penyajian dan pengukupan, Persediaan telah dinilai sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterapkan secara konsisten dan kesesuaian penyajian laporan
produksi atas laporan keuangan.
Akun-akun yang terkait dalam siklus produksi :
1. persediaan bahan baku
2. kas
3. piutang dagang
4. utang dagang
5. pembelian
6. harga pokok produksi
7. persediaan bahan pembantu
8. harga pokok penjualan
9. persediaan barang dalam proses
10. utang dagang
11. persediaan barang jadi
12. biaya dibayar dimuka
13. biaya tenaga kerja langsung
14. biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
15. biaya overhead pabrik
16. biaya deplesi persediaan
17. biaya reparasi dan perbaikan
18. biaya bahan bakar atau listrik
19. penjualan
20. biaya ongkos angkut
21. biaya ongkos kirim
22. potongan pembelian
23. return pembelian
24. akumulasi depresiasi persediaan

Audit siklus produksi menjadi saat penting karena untuk menilai kewajaran dalam pencatatan
persediaan suatu perusahaan, untuk menilai materialitas salah saji, resiko bawaan dan prosedur
analitik pada persediaan suatu perusahaan.

Materialitas
Penentuan besarnya salah saji terhadap persediaan akibat kecurangan atau kekeliruan yang
menghasilkan keputusan berbeda pada laporan keuangan. Misal, PT FEB yang sebuah usaha
yang berjalan pada bidang kuliner, yang memproduksi berbagai jenis kue seperti kue sus dan
cake. Pada periode tahun ini perusahaan tersebut mengalami turunnya omset. Setelah diaudit
ternyata terdapat salah saji dalam pengalokasian pembelian bahan baku yang diakibatkan karena
adanya kecurangan pada saat pembelian bahan baku.

Risiko Bawaan
Terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh ttransaksi-transaksi
persediaan pada perusahaan jasa. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, Terjadinya kerusakan
dalam proses produksi, seperti barang gagal produksi, Kecelakaan kerja. Persediaan disimpan di
gudang yang tetaknya jauh sehingga mempersulit pengawasan fisik, persediaan rentan terhadap
kerusakan. Sebagai contoh, PT FEB memproduksi kue sus namun PT FEB memiliki gudang
persediaan di subang sedangkan tempat proses produksi di karawang dan di distribusikan ke
jakarta. Hal itu dapat menyebabkan risiko-risiko yang merugikan PT FEB seperti yang terlah
dijelaskan tadi.

Prosedur analitik
Prosedur yang dengan mudah memberikan informasi kepada auditor tentang adanya salah saji
potensial. Seperti nilai barang jadi tidak sesuai dengan bahan baku. Contoh dalam memproduksi
kue sus, PT FEB memperhitungkan bahwa jika 1 Kg tepung akan menghasilkan 50 buah kue sus
porsi sedang, namun kenyataan nya dari 1 Kg tepung hanya menghasilkan 20 buah kue sus porsi
sedang itu artinya telah terdapat ketidak sesuaian antara barang jadi dan

Anda mungkin juga menyukai