Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR KEPENDUDUKAN

KEMATIAN (MORTALITAS)

Dosen Pengampu : Dr. I Gusti wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Nanda Yuliana Putri (1506105074 / 9)


EKI 301 B2

S1 REGULER / EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB VI
PEMBAHASAN

1.1 DEFENISI
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas
khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga,
rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per
tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan
keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik
turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan.
Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat
kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana
saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna
untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

1.2 PENYEBAB KEMATIAN


Trend angka kematian kasar menurut kelompok umur dari tahun 1995-2007
menunjukkan pola peningkatan risiko kematian yang meningkat pada usia diatas 45 tahun,
dan paling signifikan terjadi pada kelompok umur diatas 65 tahun (dari sekitar 30% di tahun
1995 menjadi 45% di tahun 2007).
Sedangkan trend penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur < 1 tahun. (dari
sekitar 18% di tahun 1995 menjadi 8% di tahun 2007). Kondisi ini menunjukkan adanya
child survival rate yang cenderung semakin baik di Indonesia, sedangkan peningkatan trend
kematian yang terjadi pada kelompok umur diatas 45 tahun maupun diatas 65 tahun
kemungkinan besar terkait dengan pola penyakit yang mengalamai transisi epidemiologis.

Kematian (Mortalitas) | 1
Hal ini bisa dilihat dari pola penyebab kematian kasar yang didominasi oleh penyakit
degeneratif dengan menempati ranking 3 besar yaitu Stroke 15,4%, Tuberculosis 7,5% dan
Hipertensi 6,8%. Justeru yang menarik dari penyebab kematian tersebut adalah posisi
ranking ke empat ternyata diakibatkan oleh cedera (6,5 %) sehingga mengindikasikan
bahwa pembunuh potensial saat ini dan kedepan akan bergeser pada trend kematian akibat
kecelakaan di jalan atau transportasi (46,4% dari kematian akibat cedera).Situasi ini tentu
membutuhkan perhatian, kewaspadaan dan antisipasi yang serius dari semua pihak, baik
dari departemen perhubungan, kepolisian, pengusaha transportasi dan tentu saja masyarakat
itu sendiri.
Sedangkan tiga besar penyebab kematian perinatal/maternal yang menduduki
rangking ke lima, secara umum masih belum bergeser dari pola lama yaitu Intra Uterine
Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam rahim (31,3%), asphyxia atau ganguan
pernafasan (20,4%) dan premature (18,7%).
Sementara penyebab kematian dalam kaitannya dengan Faktor sosial ekonomi seperti
pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan
kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak
tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya
komplikasi kehamilan.

1.3 PROPORSI MENURUT KELOMPOK


Perbandingan proporsi penyebab kematian di tahun dari tahun 1995-2007 jika
dikategorikan menurut empat kelompok besar diperoleh hasil analisis trendnya sebagai
berikut :

1 Kelompok yang mengalami trend menurun paling tajam adalah kelompok penyakit
menular (rata-rata turun sekitar 1% per tahun)

2 Kelompok yang mengalami trend meningkat paling signifikan adalah kelompok


penyakit tidak menular (rata-rata naik sekitar 1,5% per tahun)

3 Kelompok gangguan perinatal/maternal dan kelempok cedera relatif tetap.


Berdasarkan perbandingan kelompok daerah diperoleh pola mortalitas antara
pedesaan dan perkotaan yang relatif sama. Akan tetapi ada satu yang cukup signifikan
dalam hasil trendnya yaitu pada kelompok gangguan perinatal/maternal di pedesaan antara

Kematian (Mortalitas) | 2
tahun 2001 2007 malah cenderung meningkat dari 5,7% menjadi 7,7% sedangkan di
perkotaan menurun dari 6,5% menjadi 4,5%.
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi angka kematian akan
semakin meningkat atau berbanding lurus dengan bertambahnya umur. Penyebab kematian
akibat cedera diprediksi akan semakin mengkhawatirkan. Selain itu ada indikasi bahwa
risiko kematian masih lebih banyak mengancam kelompok bayi dan ibu melahirkan di
wilayah pedesaan dibandingkan di perkotaan. Sedangkan transisi epidemiologis akan kian
terlihat jelas merujuk pada trend kelompok penyakit menular cenderung makin kecil sebagai
penyebab kematian dibandingkan kelompok penyakit tidak menular. Kemungkian besar
pola tersebut dapat makin diperberat oleh adanya transisi demografi, mobilitas yang
semakin tinggi dan perubahan perilaku atau life syle dari penduduk.

1.4 KONSEP-KONSEP LAIN YANG TERKAIT DENGAN PENGERTIAN


MORTALITAS
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu
bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah
kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat
dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan
kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu
tahun.

1.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor langsung (faktor dari dalam)
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Penyakit
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.

2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)


a. Tekanan, baik psikis maupun fisik
b. Kedudukan dalam perkawinan
c. Kedudukan sosial-ekonomi

Kematian (Mortalitas) | 3
d. Tingkat pendidikan
e. Pekerjaan
f. Beban anak yang dilahirkan
g. Tempat tinggal dan lingkungan
h. Tingkat pencemaran lingkungan
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit
j. Politik dan bencana alam

1.6 CARA MENGUKUR KEMATIAN


1. Crude Death Rate (CDR)
Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap 1000
orang dalam waktu setahun.
Rumus:
D
C DR= X 100 0
P

Keterangan :
D = jumlah seluruh kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 = bilangan konstanta
Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut:
Tingkat kematian Golongan
>18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13 Rendah

2. Age Spesific Death Rate (ASDR)


Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu atau ASDR adalah
banyaknya kematian yang terjadi pada penduduk dalam kelompok umur tertentu per
1000 penduduk.

Rumus:
Di
ASDR= X 100 0
Pi

Keterangan:
Bi = banyaknya kematian dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi = banyaknya penduduk dalam kelompok umur tertentu yang sama pada
pertengahan tahun.
1000 = bilangan konstanta
Kematian (Mortalitas) | 4
3. Infant Mortality Rate ( IMR)
Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu
tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang
dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya
dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk.
Rumus:
Db
IMR= X 1000
Pb

Keterangan :
D = jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
P = jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama
1000 = bilangan konstanta
Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi:
Tingkat kematian bayi Golongan
> 125 Sangat Tinggi

75-125 Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah
Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai
pertambahan penduduk sebesar 0 % atau zero population growth. Yang berarti
keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.

1.7 STATISTIK VITAL


PBB memperkirakan Fertilitas, Mortalitas, Perubahan Alam, Tingkat kesuburan total
dan angka kematian Bayi .
Tinggak Alam
Kematian
Periode kelahiran perubahan CBR 1 CDR 1 NC 1 TFR 1 AKB 1
per tahun
per tahun per tahun
1950-1955 3.347.000 1.933.000 1.414.000 42.7 24.7 18.0 5.49 191.9
1955-1960 3.897.000 1.888.000 2.009.000 44.8 21.7 23.1 5.67 163.8
1960-1965 4.280.000 1.820.000 2.461.000 43.7 18.6 25.1 5.62 139.3
1965-1970 4.628.000 1.768.000 2.860.000 41.6 15.9 25.7 5.57 117.4
1970-1975 4.842.000 1.691.000 3.151.000 38.4 13.4 25.0 5.30 98.9
1975-1980 4.985.000 1.630.000 3.356.000 35.0 11.4 23.6 4.73 83.2
1980-1985 5.065.000 1.590.000 3.475.000 31.8 10.0 21.8 4.11 69.8
1985-1990 4.853.000 1.555.000 3.298.000 27.5 8.8 18.7 3.40 58.5
1990-1995 4.702.000 1.547.000 3.155.000 24.5 8.1 16.4 2.90 49.1
1995-2000 4.518.000 1.564.000 2.954.000 21.9 7.6 14.3 2.55 41.1
2000-2005 4.638.000 1.620.000 3.018.000 21.0 7.4 13.7 2.38 34.5

Kematian (Mortalitas) | 5
2005-2010 4.464.000 1.692.000 2.772.000 19.1 7.2 11.9 2.19 28.8
1
CBR = angka kelahiran kasar (per 1000), CDR = angka kematian kasar (per 1000),
NC = perubahan alam (per 1000), TFR = tingkat kesuburan total (jumlah anak per
perempuan); IMR = angka kematian bayi per 1000 kelahiran

Kematian (Mortalitas) | 6
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D., 2003. Demograsi Umum,, Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Kematian (Mortalitas) | 7

Anda mungkin juga menyukai