Anda di halaman 1dari 2

7

sehingga terjadi perubahan kimia. Interaksi elektron pada terowongan antara permukaan
tersebut disebabkan panjang gelombang partikel spesimen dengan tip probe atau
ultrasonik lebih tinggi dibandingkan panjang sebuah probe yang menangkap gaya dorong
gelombang molekul-molekul. Interaksi antara permukaan dengan tip probe (Poole &
gelombang ultrasonik dengan molekul- Owens 2003).
molekul terjadi melalui media cairan. Analisis difraksi sinar X (XRD)
Gelombang yang dihasilkan oleh tenaga listrik menggunakan prinsip emisi sinar X yang
diteruskan oleh media cair ke medan yang dihasilkan oleh tumbukan elektron dan atom
dituju melalui fenomena kavitasi akustik yang Cr, Fe, Co, Cu, Mo, atau W. Analisis XRD
menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan dapat memberikan informasi mengenai
lokal dalam cairan (Wardiyati et al. 2004). struktur sampel seperti parameter kisi,
Ultrasonikasi pada cairan memiliki berbagai orientasi, dan sistem kristal. Analisis XRD
parameter seperti frekuensi, tekanan, suhu, juga berguna untuk mengindentifikasi fase
viskositas, dan konsentrasi suatu sampel. sampel semi kuantitatif, dengan menghitung
Aplikasi ultrasonikasi pada polimer fraksi volume suatu sampel dan perbandingan
berpengaruh terhadap degradasi polimer fraksi area kristalin terhadap fraksi total area
tersebut (Wardiyati et al. 2004). (Poole & Owens 2003).
Spektroskopi infra merah (FTIR)
Karakterisasi Nanopartikel digunakan untuk mengidentifikasi gugus
Ukuran nanopartikel yang sangat kecil kompleks dalam senyawa tetapi tidak dapat
memerlukan karakterisasi yang berbeda menentukan unsur-unsur penyusunnya. Pada
dengan mikromolekul pada umumnya. FTIR, radiasi infra merah dilewatkan pada
Karakterisasi nanopartikel kitosan dapat sampel. Sebagian radiasi sinar infra merah
dilakukan secara fisiologi dan struktur fisik. diserap oleh sampel dan sebagian lainnya
Beberapa karakterisasi fisiologis yang telah diteruskan. Jika frekuensi dari suatu vibrasi
dilakukan antara lain stabilitas nanopartikel spesifik sama dengan frekuensi radiasi infra
dalam larutan garam, nilai pH, serta fenomena merah yang langsung menuju molekul,
agregrasi akibat pengaruh suhu dan waktu molekul akan menyerap radiasi tersebut.
(Kauper et al. 2007). Spektrum yang dihasilkan menggambarkan
Poole & Owens (2003) membagi metode penyerapan dan transmisi molekuler.
karakterisasi fisik nanopartikel menjadi tiga Transmisi ini akan membentuk suatu sidik jari
macam yaitu metode kristalografi, molekuler suatu sampel. Karena bersifat sidik
mikroskopi, dan spektroskopi. Kristalografi jari, tidak ada dua struktur molekuler unik
dengan menggunakan sinar X sangat berguna yang menghasilkan spektrum infra merah
untuk mengidentifikasi kristal isomorfik yaitu yang sama (Kencana 2009).
kristal yang memiliki kesamaan struktur tetapi
berbeda dalam pola-pola geometrisnya. BAHAN DAN METODE
Metode mikroskopi dapat digolongkan
menjadi mikroskop elektron transmisi, Alat dan Bahan
mikroskop elektron payar, dan mikroskop
medan ion. Karakterisasi dengan spektroskopi Alat yang digunakan untuk pembuatan
dapat menggunakan fotoemisi, spektroskopi nanopartikel ekstrak temulawak adalah labu
resonansi magnetik, spektroskopi infra merah Erlenmeyer 600 mL, 250 mL, gelas piala,
(Fourier Transform Infra Red/ FTIR), dan neraca analitik, magnetic stirrer, gelas ukur
spektroskopi sinar X (X ray diffractometry/ 100 mL, pipet Mohr 5 mL, 25 mL,
XRD). ultrasonikator, pengering beku, pengering
Mikroskop elektron payaran (SEM) semprot Buchi 190. Alat yang digunakan
digunakan dalam pengamatan morfologi dan untuk karakterisasi nanopartikel ekstrak
penentuan ukuran nanopartikel. Metode ini temulawak adalah penyalut JFC 1600,
merupakan cara yang efisien dalam mikroskop elektron payaran (scanning
memperolah gambar permukaan spesimen. electron microscopy/SEM) JSM 6510,
Cara kerja mikroskop ini adalah dengan defraktometer sinar X (X ray diffractometry/
memancarkan elektron ke permukaan XRD), dan spektrofotometer Fourier
spesimen. Informasi tentang permukaan Transform Infra Red (FTIR).
partikel dapat diperoleh dengan pengenalan Bahan yang digunakan dalam penelitian
probe dalam lintasan pancaran elektron yang ini adalah serbuk kitosan, tripolifosfat (TPP),
mengenai permukaan partikel. Informasi juga ekstrak temulawak, asam asetat 2%, etanol
dapat dibawa oleh probe yang menangkap 70%, dan akuades.
8

Metode Penelitian ukuran nanopartikel yang terbentuk akibat


penambahan waktu sonikasi.
Pembuatan Nanopartikel Kitosan
(Ambarsari et al. 2009) Penentuan Ukuran dan Morfologi
Kitosan dilarutkan dalam asam asetat 2% Nanopartikel dengan Mikroskop Elektron
sehingga diperoleh konsentrasi kitosan 2%. Payaran (SEM) (Modifikasi Desai & Park
Campuran diaduk dengan magnetic stirrer 2005)
untuk mempercepat pelarutan. Larutan kitosan Serbuk nanopartikel kitosan diletakkan
kemudian dibagi dalam 4 Erlenmeyer dengan pada potongan kuningan (stub) berdiameter 1
volume masing-masing 100 mL. Erlenmeyer 1 cm dengan menggunakan selotip dua sisi.
dan 2 ditambahkan dengan masing-masing 50 Selanjutnya serbuk tersebut dibuat menjadi
mL TPP 0,5% sedangkan Erlenmeyer 3 dan 4 konduktif secara elektrik dengan seberkas
tidak ditambahkan dengan TPP. Larutan sinar platina lapis tipis dari coater selama 30
kemudian disonikasi dengan ultrasonikator. detik pada tekanan dibawah 2 Pa dan kuat
Erlenmeyer 1 dan 3 disonikasi selama 30 arus 30 mA. Foto diambil pada tegangan
menit dengan pulsa hidup 5 detik dan pulsa elektron 10 kV dengan perbesaran yang
mati 1 detik. Erlenmeyer 2 dan 4 disonikasi diinginkan.
selama 60 menit dengan pulsa hidup 5 detik
dan pulsa mati 1 detik. Keempat larutan Karakterisasi Gugus Fungsi Nanopartikel
kitosan yang telah disonikasi dikeringkan. dengan Fourier Transform Infra Red
Pengeringan dilakukan dengan dua metode (FTIR) (Kencana 2009)
yaitu pengeringan beku dan pengeringan Sebanyak 2 mg sampel nanopartikel
semprot untuk mengetahui bentuk kitosan dicampur dengan 100 mg KBr untuk dibuat
kering yang dapat dikarakterisasi. pelet dengan pencetak vakum. Pelet yang
terbentuk dikenai sinar infra merah pada
Pembuatan Nanopartikel Ekstrak jangkauan bilangan gelombang 4000 400
Temulawak Tersalut Kitosan (Modifikasi cm-1. Latar belakang penyerapan dihilangkan
Kim et al. 2006) dengan cara pelet KBr dijadikan satu pada
Kitosan dilarutkan dalam asam asetat 2% setiap pengukuran.
sehingga diperoleh konsentrasi kitosan 2%.
Campuran diaduk dengan magnetic stirrer Karakterisasi Derajat Kristalinitas
untuk mempercepat pelarutan. Disiapkan 2 Nanopartikel dengan Difraksi Sinar X
labu Erlenmeyer yang diisi dengan 100 mL (XRD) (Kencana 2009)
larutan kitosan 2%. Tiap Erlenmeyer Sebanyak 200 mg sampel dicetak langsung
ditambahkan 50 mL TPP 0.5%. Erlenmeyer 1 pada cetakan aluminium berukuran 2 x 2,5 cm
ditambahkan dengan 1 mL ekstrak temulawak dengan bantuan perekat. Derajat kristalinitas
5% larut dalam etanol 70% sedangkan ditentukan menggunakan XRD dengan
Erlenmeyer 2 tidak ditambahkan dengan sumber sinar dari tembaga pada panjang
ekstrak temulawak. Kedua sampel kemudian gelombang 1,5406 .
disonikasi selama 30 menit. Kedua larutan
kitosan yang telah disonikasi dikeringkan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pengering semprot sehingga diperoleh
sampel dalam bentuk serbuk. Nanopartikel Kitosan
Serbuk kitosan-TPP dilarutkan kembali Optimalisasi pembuatan nanopartikel
dalam 100 mL asam asetat 2% dan 50 mL kitosan menggunakan tiga variasi yaitu
akuades. Untuk mempercepat pelarutan, penambahan TPP, waktu ultrasonikasi, dan
digunakan magnetic stirrer dengan seleksi metode pengeringan. Penambahan TPP
pemanasan. Sebanyak 1 mL ekstrak bertujuan untuk membentuk ikatan silang
temulawak 5% ditambahkan dalam larutan ionik antar melekul kitosan sehingga dapat
kitosan-TPP. Campuran disonikasi kembali digunakan sebagai bahan penjerap (Mi et al.
selama 30 menit kemudian dikeringkan 1999). Ultrasonikasi digunakan untuk
dengan pengering semprot. Sampel kering memecah molekul polimer menjadi berukuran
dikarakterisasi dengan SEM untuk lebih kecil dengan energi ultrasonik. Semakin
memperoleh ukuran partikel. lama waktu ultrasonikasi, proses pemecahan
Setelah diperoleh tahapan pembuatan molekul polimer kitosan akan terus berjalan.
nanopartikel terpilih, dilakukan variasi waktu Menurut Kencana (2009), bobot molekul
sonikasi selama 30 dan 60 menit untuk kitosan mengalami penurunan signifikan
mengetahui apakah masih terdapat perbedaan antara waktu ultrasonikasi 8 menit dan 60

Anda mungkin juga menyukai