Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban


tinggi sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan
mikroorganisme dengan baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh
dengan baik di Indonesia adalah jamur1. Namun sayangnya, tidak semua jamur
bermanfaat bagi manusia. Terdapat beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dan
selaput mukosa antara lain pityriasis versicolor (panu), pityriasis capitis
(ketombe), dermatophytosis, dan superficial candidosis (kandidiasis).
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur kandida, yang
sebelumnya disebut monilia. Penyebab infeksi oportunistik yang disebut
kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Salah satu penyakit
yang muncul karena jamur kandida adalah kandidiasis oral. Kandidiasis oral
merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi
putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican
merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. C. albicans sebenarnya
merupakan flora normal pada manusia, biasanya dijumpai pada kulit, selaput
lendir saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita. Namun
demikian, pada kondisi tertentu, jamur ini dapat berubah menjadi patogen dan
menyebabkan infeksi oral, genital, bahkan infeksi sistemik yang dapat
mengancam jiwa.2
Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu
infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan
prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Penyakit ini dapat
menyerang semua usia, baik laki-laki dan perempuan. Penyakit candidiasis ini
sangat rentan terhadap orang-orang yang memiliki sistem imun yang lemah
termasuk pada penderita AIDS, steroid berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes,
kanker, depresi, orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang kronis
paling beresiko. Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat

1
mempercepat pertumbuhan jamur candida ini. Pada bayi dan anak-anak infeksi ini
bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Oral kandidiasis dapat menyerang siapa saja yang
memiliki oral hygent yang buruk , system imun yang buruk ataupun hal hal lain
yang dapat menyebabkan terjadinya oral kandidiasis.3
.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kandidiasis oral merupakan salah satu manifestasi dari penyakit mulut
berupa infeksi oportunistik pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh
pertumbuhan abnormal dari jamur candida albicans.4
Candida albicans ini sebenarnya merupakan flora normal rongga mulut.
Namun berbagai faktor penyakit ini sangat sering ditemukan pada orang yang
memiliki imunitas yang rendah atau terjadi penurunan kekebalan tubuh seperti

2
orang yang terkena HIV dan orang yang menjalani pengobatan kanker dengan
kemoterapi. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita
dijaga dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila
kandidiasis oral tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan
menyebabkan ketidaknyamanan pada mulut.5

2.2 Epidemiologi
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.
Kejadiannya juga dihubungkan dengan faktor-faktor predisposisi seperti usia,
jenis kelamin, kebiasaan merokok, penggunaan antibiotik oral, dan pengobatan
antirertoviral. Secara epidemiologi menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2001 frekuensi kandidiasis oral antara 5,8% sampai 98,3%.
Terdapat sekitar 30-40% Candida albicans pada rongga mulut orang dewasa
sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien
yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-
obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani
kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS.6
Meningkatnya prevalensi infeksi Candida albicans ini dihubungkan
dengan kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi
dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita
kandidiasis.3

2.3 Etiologi
Penyebab utama kandidiasis ialah Candida albicans. Spesies lain seperti
Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen.1
Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan
membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari permukaan
medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-kuningan, dan
berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia, hidup sebagai

3
parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat pernapasan, vagina orang
sehat.1
Pada bayi bisa mendapatkan jamur candida dengan beberapa cara, antara
lain, vagina ibu ketika persalinan, alat-alat seperti dot, mulut bayi tidak bersih
karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan menyebabkan
jamur tumbuh semakin cepat.

2.4 Faktor Predisposisi 3


Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang
digolongkan dalam dua kelompok yaitu faktor lokal dan faktor sistemik.
Faktor sistemik :
Diabetes
Imunodefisiensi (ex : HIV)
Kekurangan nutrisi (malnutrisi)
Penggunaan obat antibiotik
Kemoterapi
Faktor lokal :
Adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat menurunkan
jumlah saliva.
Pemakaian gigi tiruan lepasan
Faktor penyebab pada bayi:
Oral hygine bayi buruk
Imunitas lemah
Faktor penyebab pada orang tua adalah Orang tua yang memakai gigi
tiruan.

2.5 Patofisiologi 3
Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans. Umumnya
memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi
perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal
dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Pada keadaan ini jamur akan

4
berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga
mulut yang paling sering ditemukan.
Tidak terkontrolnya pertumbuhan candida karena faktor-faktor
predisposisi yang telah disebutkan, di antaranya, penggunaan kortikosteroid dalam
jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun
serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency
Sindrome (AIDS). Bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme
dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang
tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan
lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan
reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem
imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral
atau moniliasis.
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi
yang komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan host. Faktor
penentu patogenitas kandida adalah:
1 Spesies: Genus kandida mempunyai 200 spesies, 15 spesies dilaporkan
dapat menyebabkan proses pathogen pada manusia. C. albicans adalah
kandida yang paling tinggi patogenitasnya.
2 Daya lekat: Bentuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada germtube,
sedang germtube melekat lebih kuat daripada sel ragi. Bagian terpenting
untuk melekat adalah suatu glikoprotein permukaan atau mannoprotein.
Daya lekat juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3 Dimorfisme: C. albicans merupakan jamur dimorfik yang mampu tumbuh
dalam` kultur sebagai blastospora dan sebagai pseudohifa. Dimorfisme
terlibat dalam patogenitas kandida.Bentuk blastospora diperlukan untuk
memulai suatu lesi pada jaringan dengan mengeluarkan enzim hidrolitik
yang merusak jaringan. Setelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yang
melakukan invasi.
4 Toksin: Toksin glikoprotein mengandung mannan sebagai komponen
toksik. Glikoprotein khususnya mannoprotein berperan sebagai adhesion
dalam kolonisasi jamur. Adhesion merupakan proses melekatnya sel

5
Kandida ke dinding sel epitel host. Kanditoksin sebagai protein
intraseluler diproduksi bila C. albicans dirusak secara mekanik.
5 Enzim : Enzim diperlukan untuk melakukan invasi. Enzim yang dihasilkan
oleh C.albicans ada 2 jenis yaitu proteinase dan fosfolipid.

Mekanisme pertahanan Host : 3


1 Sawar mekanik : Kulit normal sebagai sawar mekanik terhadap invasi
kandida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor
predisposisi terjadinya kandidiasis.
2 Substansi antimikrobial non spesifik : Hampir semua hasil sekresi dan
cairan dalam mamalia mengandung substansi yang bekerja secara non
spesifik menghambat atau membunuh mikroba.
3 Fagositosis dan intracellular killing : Peran sel PMN dan makrofag
jaringan untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan
mekanisme yang sangat penting untuk menghilangkan atau memusnahkan
sel jamur. Sel ragi merupakan bentuk kandida yang siapdifagosit oleh
granulosit. Sedangkan pseudohifa karena ukurannya, susah difagosit.
Granulosit dapat juga membunuh elemen miselium kandida. Makrofag
berperan dalam melawan kandida melalui pembunuhan intraseluler
melalui system mieloperoksidase (MPO).
4 Respon imun spesifik : imunitas seluler memegang peranan dalam
pertahanan melawan infeksi kandida. Terbukti dengan ditemukannya defek
spesifik imunitas seluler pada penderita kandidiasi mukokutan kronik,
pengobatan imunosupresif, dan penderita dengan infeksi HIV.

Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat


mutlak untuk berkembangnya infeksi.Secara umum diketahui bahwa interaksi
antara mikroorganisme dan sel host diperantarai oleh komponen spesifik dari
dinding sel mikroorganisme, adhesindan reseptor. Manan dan manoprotein
merupakan molekul-molekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif.
Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candidaalbicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Pada umumnya Candida albicans berada dalam

6
tubuh manusia sebagai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor
predisposisi pada tubuh host.

2.6 Klasifikasi
Oral Kandidiasis dikelompokkan menjadi 3 yaitu :3

1 Oral kandidiasis akut


a Kandidiasis Pseudomembranosus Akut
Kandidiasis pseudomembranosus akut (thrush), tampak sebagai
plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari
sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus meninggalkan
permukaan merah dan kasar. Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi,
lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan
rasa terbakar pada mulut. Sering terjadi pada pasien dengan sistem imun
rendah, seperti HIV/AIDS, pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan
menerima kemoterapi. Diagnosa dapat ditentukan dengan pemeriksaan
klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari
kerokan jaringan.

Gambar 2.1 Kandidiasis Pseudomembranous Akut 4

b Kandidiasis Atropik Akut


Kandidiasis jenis ini biasa disebut sebagai antibiotic sore tongue
atau kandidiasis eritematus biasa dijumpai pada mukosa bukal, palatum,
dan bagian dorsal lidah dengan daerah permukaan mukosa oral
mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang rata.
Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik spektrum luas,
terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus dan

7
Kandida albikan. Pasien yang menderita Kandidiasis ini akan
mengeluhkan sakit seperti terbakar.

Gambar 2.2 Kandidiasis Atropik Akut 4

2.Oral kandidiasis kronik


a Kandidiasis atropik kronik
Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan
merupakan bentuk kandidiasis yang paling umum ditemukan pada 24-60%
pengguna gigi tiruan. Mukosa palatum maupun mandibula yang tertutup
basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai
bentuk dari infeksi Kandida. Gigi tiruan yang menutup mukosa dari saliva
menyebabkan daerah tersebut mudah terinfeksi jamur.

Gambar 2.3 Kandidiasis Atropik Kronis 4

Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi


di bawah gigi tiruan rahang atas, denture stomatitis ini dapat
diklasifikasikan atas tiga yaitu :
Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir

8
Gambar 2.4 Pin point 3
Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi
tiruan

Gambar 2.5 Eritema difus pada mukosa3


Tipe III : tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang biasanya
tampak pada bagian tengah palatum keras.

Gambar 2.6 Tipe granular 3


b Kandidiasis Hiperplastik Kronik
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah
berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa
daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau
keganasan, dan kadang disebut sebagai Kandida leukoplakia. Bintik-bintik

9
putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnosa harus ditentukan
dengan biopsi. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

Gambar 2.7 Kandidiasis hiperplastik kronik 3

c Median Rhomboid Glositis


Median Rhomboid Glositis adalah daerah simetris kronisyang
terdapat bercak merah di anterior lidah ke papila sirkumvalata, tepatnya
terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah.

Gambar 2.8 Median Rhomboid Glossitis 3

3.Keilitis Angularis
Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albicans pada sudut
mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi
tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut.
Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12
dan anemia defisiensi besi.

10
Gambar 2.9 Keilitis Angularis 4

2.7 Manifestasi Klinis 4


Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin,
berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau
pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-
bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga
mulut terasa perih. Secara keseluruhan gejala oral trush yaitu:

1. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit
dihilangkan.
2. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu
3. Mukosa mulut mengelupas
4. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan
kemudian berdarah.
5. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga
beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
6. gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius
7. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI,
dan gelisah terus.
8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia
akan rewel.
2.8 Pemeriksaan Penunjang 4
1 Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab
mukosa.

11
2 Pemeriksaan endoskopi : hanya di indikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3 Diagnosa pasti dengan biopsi.

2.9 Penatalaksanaan 4,7


Pengobatan antijamur topikal untuk oral Kandidiasis meliputi penggunaan
nistatin oral pastilles atau clotrimazole troches, dosis kedua obat topikal antijamur
ini yaitu 10 mg dikulum di dalam mulut 2-5 kali sehari. Pada bayi dan balita,
diobati dengan mengoleskan daerah terinfeksi dengan nistatin/gentian violet atau
suspensi nistatin. Infeksi rongga mulut yang disebabkan oleh Candida albicans
(agar dikumur dahulu sebelum ditelan). Bayi dan anak-anak 1 ml (100.000 IU), 4
kali sehari. Dewasa 1 ml (100.000 IU), 4 kali sehari. Intestinal Candididsis
(moniliasis) / Candida pada intes-tinum. Bayi dan anak-anak 1 ml (100.000 IU), 4
kali sehari. Dewasa 5 ml (500.000 IU), 4 kali sehari. Untuk kandidiasis yang lebih
berat (kandidiasis esofageal ) yang dapat menyebar sampai keluar rongga mulut,
terapi supresif anti jamur meliputi ketokonazole sistemik (10 mg/kg/hari),
amphotericin B, atau fluconazole 1 kali sehari. Topikal fluorida harus digunakan
jika obat ini diberikan untuk jangka waktu yang panjang.

2.10 Diagnosis Banding 3,4


1. Leukoedema
Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa
menjadi tampak keputihan (white to slate gray discoloration/ milky surface),
diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan permukaan
yang diakibatkan mengkerutnya mukosa.Lesi asimptomatik, simetris pada
permukaan mukosa bukal, dan tidak dapat dikelupas, dapat menghilang atau
memudar saat mukosa diregangkan.
Leukoedema paling sering terjadi di mukosa bukal (pipi bagian dalam)
secara bilateral (kanan dan kiri), dan kadang-kadang dapat ditemui pada mukosa
labial (jaringan lunak bibir), palatum (langit-langit) lunak, dan dasar mulut.
Penyebabnya masih belum pasti. Faktor pemicu penyebab leukoedema
adalah merokok, menyirih (chewing tobacco), alkohol, infeksi bakteri & kondisi
saliva.

12
Insidensinya meningkat sesuai bertambahnya umur, perempuan dan laki-
laki sama insedensinya. Prevalensinya lebih banyak pada ras Afrika (50%
anak kulit hitam, 90% dewasa kulit hitam), pada ras Caucasia hanya 50%.
Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan mikroskopis memperlihatkan
penebalan epitel, dengan edema intraseluler yang signifikan pada stratum
spinosum. Permukaan epitel dapat menunjukkan penebalan lapisan parakeratin.
Diagnosis terjadi penebalan epitel kemudian menjadi parakeratosis, adanya
edema intraseluler pada stratum spinosum. Warna putih menghilang pada saat
dilakukan peregangan mukosa bukal.

Gambar 2.10 Leukoedema 4

2.White Sponge Nevus


Suatu kondisi autosomal-dominant karena adanya mutasi gen keratin 4
dan atau 13. Lesi asimptomatik pada mukosa rongga mulut bilateral,
peninggian dengan permukaan irregular (spongy texture) berbentuk plak dan
fisur yang menyebar dan tidak dapat dikerok.Muncul pada waktu lahir
(khususnya sebelum pubertas), dan menetap seumur hidup.
Penebalan epitel menyebabkan adanya edema intraselular dengan
kondensasi perinuklear pada lapisan keratin. Warna putih tetap tampak ketika
dilakukan peregangan. Tidak diperlukan perawatan, selama asimptomatik dan
jinak (benign).

13
Gambar 2.11 White Sponge Nevus 4

2.11 Komplikasi 4
Jika candida masuk ke esofagus (pada kasus yg berat) maka akan
menjadi candida esophagitisjika sudah terjadi pasien akan mengalami kesulitan
menelan

2.12 Pencegahan 8
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya oral
kandidiasis menurut :

Cuci tangan sebelum memberi makanan/ minuman kepada bayi


Memelihara kesehatan rongga mulut
Mengonsumsi makanan yang sehat
Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah
minum susu.

BAB III

KESIMPULAN

Oral Candidiasis merupakan infeksi pada mukosa rongga mulut yang


disebabkan oleh jamur candida albican. Jamur ini paling sering menyerang

14
rongga mult manusia. 5% bayi baru lahir dan 10% lansia yang lemah .Jamur ini
memiliki berbagai macam jenis.

Beberapa jenis tersebut antara lain oral candidas akut,oral kandidas kronik
dan keilitis angularis.Oral kandidas akut terdiri dari Kandidiasis
Pseudomembranosus Akut biasanya terjdi di palatum,mukosa pipi dan lidah
disertai rasa terbakar dan Kandidiasis atropik akut yaitu Kandidiasis jenis ini
membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-
bercak merah difus karena pemakaian antibiotik spektrum luas yang mana obat
tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus
acidophilus dan Kandida albicans. Sedangkan oral kandidiasis kronik terdiri dari
kandidas atropik kronik sering disebut denture stomatitis, kemudian ada
Kandidiasis Hiperplastik Kronik dimana sering terjadi pada perokok berat dan
Median Rhomboid Glositis yang terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga
posterior lidah. Sedangkan Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albicans
pada sudut mulut biasa terjadi pada defisiensi vitamin b12.

Gejala yang umumnya adalah lidah berwarna keputihan seperti gumpalan


susu adanya lesi mutiple, mukosa mulut mengelupas, bayi tidak mau minum susu,
demam, bila kronis dapat menyebabkan granulomatosa dan rasa terbakar serta
gejala lainya. Penyebabnya pada bayi adalah imunitas yang lemah dan oral hygine
yang buruk.

Obat-Obatan yang sering dipakai antara lain Amfotericine, Nystatin,


Miconazol dan Ketokonazole. Cara mencegah penyakit oral candidas ini adalah
cuci tangan sebelum memberi makanan/ minuman kepada bayi, mengolesi cream
pada puting ibu, memelihara kesehatan rongga mulut, mengonsumsi makanan
yang sehat, beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi
setelah minum susu. Apabila terjadi komplikasi maka dapat menyebabkan candida
esophagitis jika dan difteri serta lebih parahnya akan infeksi usus.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar,R.S. 2005. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

16
2. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. 2009.Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. FKUI : Jakarta.

3. Mourent Miftahul Laila. Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukemia Akut


Yang Menjalani Kemoterapi Di Rsup H Adam Malik Medan (Laporan Kasus).
FKG Universitas Sumatera Utara. 2010.

4. Prasanna Kumar Rao. Oral Kandidiasis : A Review. Scholarly Journals


International. 2012; 2(2): 26.

5. Greenberg, M.S. Burkets Oral Medicine 8th ed. BC Pecker Inc, Hamilton
Ontario. 2008. p:94-8.

6. Repentigny L, Lewandowski D, Jolicouer P. Imunopathogenesis of


oropharyngeal candidiasis in human immunodeficiency virus Infection. Clin
Microbiol rev. 2004;17:729-59.

7. Gelbier M, Lucas VS, Zervou NE, Robert GJ, Novelli V. A Preliminary


Investigation of Dental Disease in Children with HIV Infection. International
Journal of Pediatric Dentistry. 2000; 10: 13-18.

8. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. 2006.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI : Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai