Anda di halaman 1dari 23

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN
GEOFISIKA TAMBANG

METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

OLEH

ROMI S HIDAYAT
F1B2 14 102

KENDARI
2016
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN
GEOFISIKA TAMBANG

METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah


Geofisika Umum di Jurusan Teknik Geologi Jurusan Geologi Fakultas FITK
Universitas Halo Oleo

OLEH

NAMA
NIM

KENDARI
2016
(NAMA MATA KULIAH)

METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE MAGNETIK

PENGESAHAN :

DI SETUJUI OLEH :

Kendari,
.

Dosen Pembimbing Kordinator


Asisten

Nama Dosen Aliandry


Indratirta
Nip. NIM

KENDARI
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh

Billahi taufiq walidayah


Wassalamualaikum Warohmatullahhi Wabarakatuh

DAFTAR ISI Kendari,

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
1. Bagaimana aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi sumber
daya alam ?
2. Bagaimana aplikasi metode Self Potensial dalam pemetaan
zona intrusi air laut ?
3. Bagaimana aplikasi metode magnetik dalam eksplorasi sumber
daya alam ?

b. Tujuan
1. Untuk mengetahui aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi
sumber daya alam
2. Untuk mengetahui aplikasi metode Self Potensial dalam
pemetaan zona intrusi air laut
3. Untuk mengetahui aplikasi metode suseptibilitas magnetik
dalam eksplorasi sumber daya alam

I.4 Instrumentasi yang digunakan


Berisi mengenai instrumentasi / alat atau bahan yang digunakan dalam
ketiga metode tersebut

BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner


a. Teori Dasar
b. Akuisisi Data
c. Pengolahan data

Gambar 1. Pengolahan data geolistrik Konfigurasi Schlumberger pada Ms. Excel

Gambar 3.16. Format notepad data geolistrik yang siap untuk diolah
menggunakan software Res2dinv
d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)

Gambar 3.17. Hasil akhir inversi pada Res2dinv

Gambar 3.17. Hasil akhir inversi pada Res2dinv

II.2 Metode Geolistrik Konfigurasi Schulumberger


a. Teori Dasar
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad
Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah
satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan
jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda arus A
dan B yang ditancapkan kedalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran
arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam
multimeter
dan
posisi
yang
besar.
jenis N yangyang
terjadi
jarak
batuan jaraknya
yang terhubung
elektroda
pada
Dengan lebih
elektroda
ikutAB pendek
melalui
diubah
MN
terinjeksi
adanya ikut dari
menjadi
arus 2 arus
buah
berubah
aliran pada
lebih
listrik Elektroda
jarak
sesuai
pada besar elektroda
makaTegangan
dengan
kedalaman
listrik AB.
teganganBilalistrik
informasi
yang
tersebut lebih
maka M
akan
menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang
terjadi di permukaan tanah diukur dengan penggunakan multimeter
yang terhubung melalui 2 buah Elektroda Tegangan M dan N
yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila
posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka
tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai
dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada
kedalaman yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa
ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB
yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni),
maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini
berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah


yang menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalam satu
garis lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah
elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda
tegangan (MN) di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus
listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan
didapat suatu harga tahanan jenis semu (Apparent Resistivity).
Disebut tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang
terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak lapisan
batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari
jarak AB terpendek sampai yang terpanjang tersebut
digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2
sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka
akan didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data
tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah
permukaan.
b. Akuisisi Data
c. Pengolahan data
Langkah-langkah pengolahan data geolistrik yaitu sebagai berikut :
1. Menginput data pengukuran ke Ms. Excel dan melakukan penghitungan di
excel secara bertahap mulai dari mencari nilai I rata-rata, V rata-rata,
hambatan (R), K, a, serta log a. Nilai a serta log a disimpan dalam
bentuk (*.ind)
Gambar 3.5. Pengolahan data di Ms. Excel

Gambar 3.6. Nilai a, log a, dan AB/2

Gambar 3.7. Data dalam format (*.ind)


2. Buka program Progress.exe
3. Set Configurations pada Schlumberger
4. Pada window OBSERVED DATA lakukan perintah :
File >> Open >> (misal : GF-01.ind)

Gambar 3.8. Tampilan pada window observed data

5. Setelah berhasil membuka data pindah window ke FORWARD


MODELLING
6. Isi tabel Model Parameters dengan angka pada Depth untuk perkiraan
kedalaman dan Resistivity untuk perkiraan harga resistivity.
7. Lakukan perintah :
- Processing >> Forward Processing
Sehingga terdapat grafik yang melewati titik-titik data.
Gambar 3.9. Grafik forward modelling

- Pindah window ke INVERS MODELLING dan lalukan perintah :


Processing >> Invers Processing
Dalam melakukan invers processing parameter Max Iteration dan RMS
cut off dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
- Lakukan langkah diatas sampai didapatkan RMS (Root Mean Square)
yang kecil.
- Pindah window ke INTERPRETED DATA untuk melihat hasil akhir.
d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)

Gambar 3.10. Hasil interpretasi data

II.3 Metode Self Potensial

a. Teori Dasar
b. Akuisisi Data
c. Pengolahan data
KODE PEMBACAAN terkore penjumla
WAKT RATA- VARHA KETERANG
LOKAS ksi han leap
U RATA N AN
I 1 2 3 4 5 varhan frog
- - - - -
- S1.26 3.5 3.4 3.4 3.5 3.5 8.44 -3.46 0.6 -4.06 -4.06
- - -
17. 17. 17. 17. 17.
+ S2.21 8 6 4 5 3 8.55 -3.60 1.3 -4.90 -8.96
- - - - -
11. 11. 11. 11. 11.
- S2.21 4 4 3 4 4 9.1 -11.38 1.2 -12.58 3.62
+ S2.3 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 9.16 1.42 1.2 0.22 3.84
- - - - -
- S2.4 1.7 1.7 1.6 1.7 1.7 9.18 -1.68 1.2 -2.88 6.72
- - - - -
+ S2.5 8.5 8.6 8.5 8.6 8.6 9.21 -8.56 1.2 -9.76 -3.04
- - - - -
- S2.6 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 9.23 -4.70 2 -6.70 3.66
- - - - -
+ S2.7 1.5 1.6 1.6 1.7 1.7 9.26 -1.62 2 -3.62 0.04
- S2.8 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 9.29 0.78 2.1 -1.32 1.36
- - - - -
+ S2.9 1.1 1.4 1.2 1.2 1.2 9.31 -1.22 2.1 -3.32 -1.96
- - - - -
- S2.10 1.4 1.4 1.3 1.3 1.5 9.33 -1.38 2.7 -4.08 2.12
+ S2.11 3.5 3.4 3.4 3.5 3.5 9.38 3.46 2.8 0.66 2.78
- S2.12 3 3.1 3 3 3.1 9.4 3.04 2.8 0.24 2.54
+ S2.13 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 9.46 0.40 2.4 -2.00 0.54
- S2.14 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 9.51 0.54 2.2 -1.66 2.20
+ S2.15 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 9.53 3.10 2.1 1.00 3.20
- S2.16 4.5 4.7 4.8 4.8 4.9 9.56 4.74 2.1 2.64 0.56
+ S2.17 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 9.59 0.54 2.2 -1.66 -1.10
- - - - -
- S2.18 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 10.02 -5.60 2.4 -8.00 6.90
- - - - -
+ S2.19 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 10.05 -5.80 2.3 -8.10 -1.20
- - - - -
- S2.20 2.7 2.7 2.7 2.7 2.8 10.08 -2.72 2.4 -5.12 3.92
+ S2.21 6 6 6 6 6 10.12 6.00 2.4 3.60 7.52
- S2.22 9.3 9.3 9.3 9.3 9.2 10.16 9.28 2.9 6.38 1.14
- - - - -
17. 17. 17. 17. 17.
+ S2.23 5 5 5 4 4 10.18 -17.46 2.3 -19.76 -18.62
- - - - -
- S2.24 5.5 5.6 5.5 5.6 5.6 10.2 -5.56 2.3 -7.86 -10.76
-
+ S2.25 -7 -7 -7 -7 7.1 10.24 -7.02 2.2 -9.22 -19.98
- S2.26 5.6 5.6 5.6 5.5 5.5 10.26 5.56 2.2 3.36 -23.34
- - - - -
+ S2.27 2.6 2.5 2.5 2.4 2.4 10.28 -2.48 2.9 -5.38 -28.72
- - - - -
- S2.28 6.8 6.8 6.7 6.7 6.8 10.32 -6.76 1.9 -8.66 -20.06
- - -
+ S2.29 5.2 5.2 5.2 -5 -5 10.35 -5.12 2.3 -7.42 -27.48
- S2.30 6.2 6.3 6.2 6 6.3 12.23 6.20 2.9 3.30 -30.78
+ S2.31 7.7 7.6 7.6 7.6 7.6 12.25 7.62 2.9 4.72 -26.06
- S2.32 2.2 2.6 2.6 2.5 2.5 12.27 2.48 2.9 -0.42 -25.64
- - - -
+ S2.33 -4 4.1 4.1 4.1 4.1 12.32 -4.08 3 -7.08 -32.72
- - - - -
- S2.34 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 12.35 -2.90 3 -5.90 -26.82
+ S2.35 2.2 2.1 2.2 2.1 2.2 12.37 2.16 3 -0.84 -27.66
- S2.36 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 12.4 7.60 2.9 4.70 -32.36
+ S2.37 5.7 5.7 5.7 5.6 5.7 12.43 5.68 3.2 2.48 -29.88
- S2.38 1.6 1.5 1.6 1.5 1.6 12.46 1.56 3.2 -1.64 -28.24
- - - - -
+ S2.39 2.2 2.3 2.3 2.3 2.3 12.49 -2.28 3.1 -5.38 -33.62
- - - - -
- S2.40 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 12.54 -6.40 3.2 -9.60 -24.02
- - - - -
+ S2.41 7.5 7.6 7.6 7.6 7.6 12.58 -7.58 3.2 -10.78 -34.80
- S2.42 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 13 4.70 3.2 1.50 -36.30
+ S2.43 8.6 8.6 8.5 8.6 8.5 13.03 8.56 3.1 5.46 -30.84
- S2.44 0.7 0.7 0.8 0.7 0.8 13.08 0.74 3.1 -2.36 -28.48
+ S2.45 1.3 1.2 1.1 1.2 1.2 13.16 1.20 3.1 -1.90 -30.38
- S2.46 0.8 0.7 0.8 0.7 0.7 13.18 0.74 2.9 -2.16 -28.22
- - - - -
+ S2.47 1.6 1.7 1.7 1.7 1.7 13.2 -1.68 3.9 -5.58 -33.80
- - - - -
- S2.48 2.8 2.7 2.7 2.8 2.8 13.21 -2.76 3.9 -6.66 -27.14
- - - - -
+ S2.49 2.5 2.5 2.4 2.5 2.5 13.24 -2.48 3.9 -6.38 -33.52
- S2.50 1.5 1.4 1.5 1.6 1.7 13.27 1.54 2.9 -1.36 -32.16
- - - - -
+ S2.51 4.4 4.5 4.5 4.3 4.2 13.3 -4.38 2.9 -7.28 -39.44
- - - - -
- S2.52 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 13.33 -3.60 2.8 -6.40 -33.04
+ S2.53 1.6 1.5 1.6 1.6 1.6 13.35 1.58 2.8 -1.22 -34.26
- S2.54 4.7 4.8 4.9 4.9 4.8 13.39 4.82 2.7 2.12 -36.38
UNTUK
PROSES
+ S2.55 1.1 1.1 1.2 1.1 1.2 13.44 1.14 2.8 -1.66 -38.04 LOOPING

d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)


20.00

10.00

0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 ANOMALI
-10.00
ELEVASI DITURUNKAN
-20.00

-30.00

-40.00

II.3 Metode Suseptibilitas Magnetik

a. Teori Dasar
b. Akuisisi Data

Nama Titik : MS2K


Koordinat : Awal : 0410037 ; 9602645
Akhir : 0410032 ; 9602644

Jarak Susceptibilitas N Jarak Susceptibilitas


No (cm) (m/Kg) o (cm) (m/Kg)
4
1 0 97 1 40 181
4
2 1 30 2 41 123
4
3 2 111 3 42 106
4
4 3 332 4 43 229
4
5 4 294 5 44 84
4
6 5 210 6 45 134
4
7 6 284 7 46 89
4
8 7 252 8 47 125
4
9 8 364 9 48 109
5
10 9 1 0 49 253
11 10 182 5 50 156
1
5
12 11 73 2 51 -73
5
13 12 170 3 52 245
5
14 13 477 4 53 215
5
15 14 99 5 54 200
5
16 15 26 6 55 240
5
17 16 72 7 56 141
5
18 17 161 8 57 247
5
19 18 365 9 58 90
6
20 19 55 0 59 66
6
21 20 270 1 60 -3
6
22 21 361 2 61 156
6
23 22 42 3 62 -55
6
24 23 146 4 63 313
6
25 24 221 5 64 12
6
26 25 -47 6 65 248
6
27 26 156 7 66 69
6
28 27 234 8 67 -24
6
29 28 102 9 68 265
7
30 29 138 0 69 -48
7
31 30 156 1 70 287
7
32 31 88 2 71 -88
7
33 32 24 3 72 257
7
34 33 168 4 73 145
7
35 34 25 5 74 190
7
36 35 160 6 75 279
7
37 36 46 7 76 287
7
38 37 40 8 77 290
7
39 38 60 9 78 24

c. Pengolahan data (Molawe, Konawe Utara)

Grafik Nilai Suseptibilitas


600

400

Suseptibilitas 200

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
-200

Jarak

d. interpretasi

*AKUISISI DATA BERISI MENGENAI BAGAIMANA CARA


PENGAMBILAN DATA DILAPANGAN PADA SETIAP METODE
GEOFISIKA TERSEBUT dan CONTOH DATA YANG DIDAPATKAN
DILAPANGAN DAN SIAP UNTUK DIOLAH.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Metode Geolistrik
2. Metode Self Potensial
3. Metode Suseptibilitas Magnetik
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai