REPRO CASE 2
BIRTH
ASPHYXIA
FIRST SESSION
Ucok,
neonatus
dengan
berat
badan
2100
gram
dikirim
ke
departemen
perinatology
RSAL
dengan
keluhan
utama
nafas
yang
pendek.
Dia
lahir
secara
spontan
dari
ibu
primigravida
dengan
keluhan
utama
gestasi
preterm
(34
minggu)
melalui
vagina,
dan
memiliki
apgar
score
1
pada
menit
pertama,
dan
3
pada
menit
ke
lima.
Setelah
lahir,
bayinya
lethargic
dan
tidak
bernafas.
dia
memiliki
tonus
otot
yang
lemah
dan
warna
kulitnya
kebiruan,
termasuk
lidahnya,
bibir,
dan
kedua
ekstremitasnya.
9. Jelaskan
tentang
surfaktan!
Surfaktan
merupakan
agen
permukaan
aktif
pada
air,
yang
artinya
surfaktan
dapat
mengurangi
tegangan
permukaan
air.
Surfaktan
disekresi
oleh
sel-sel
epitel
pensekresi
surfaktan
yang
special,
yang
disebut
sel
epitel
alveolar
tipe
II,
yang
mengkonstitusi10%
area
pada
alveoli.
Surfaktan
merupakan
campuran
kompleks
dari
beberapa
phospholipid,
protein,
dan
ion.
Komponen
yang
paling
penting
adl
phospholipid
dipalmitoylphosphatidylcholine,
surfactant
apoprotein,
dan
ion
calcium.
Dipalmitoylphosphatidylcholine,
bersamaan
dengan
phospholipid
lain
yg
fungsinya
tdk
begitu
penting,
bertanggungjawab
untuk
mengurangi
tegangan
permukaan.
Hal
ini
dilakukan
dengan
tidak
larut
pada
cairan
yang
melapisi
permukaan
alveolar.
Sebagiaan
dari
molekul
akan
larut,
dan
sebagian
lainnya
menyebar
di
seluruh
permukaan
air
pada
alveoli.
Permukaan
ini
membentuk
1/12
tegangan
permukaan
dari
tekanan
air
murni.
Pada
istilah
kuantitatif,
tegangan
permukaan
pada
cairan
yang
berbeda
adalah
demikian:
air
murni
72
dynes/cm;
cairan
pelapis
alveoli
tanpa
surfaktan
50
dynes/cm;
cairan
pelapis
alveoli
dan
dengan
jumlah
surfaktan
normal,
antara
5
dan
30
dynes/cm.
Cairan
amnionnya
bernanah.
Ibunya
menderita
panas
dan
menderita
urinary
tract
infection
saat
trimester
ke-3.
Tidak
ada
riwayat
hipertensi
atau
konsumsi
obat,
tetapi
ibu
diberi
dexamethasone
IV
sebelum
melahirkan.
Ucok
adalah
anak
pertama
dlm
keluarga
ini.
Pemeriksaan
fisik:
Vital
sign
:
Heart
rate
110
bpm,
regular
Pulse
oxymetri
saturasi
oksigen
80%
Temperatur
35,8
RR
20/menit,
gasping
Head:
:
frontanella
normal,
nasal
flare
(-),
bibir
dan
lidah
cyanotic
(+),
grimace
(-)
Eye
:
anemia
(-),
sclera
icteric
(-)
Thorax
:
retraksi
subcostal
&
suprasternal
(+),
heart
murmur
(-)
Abdomen
:
dalam
batas
normal,
umbilicus
normal
Extremitas
:
dingin,
cyanotic,
refill
kapiler
>
2
detik.
Tonus
otot
lemah
Genitalia
:
laki,
scrotum
(+),
testis
sdh
turun
(+)
Anus
(+)
Total
new
Ballard
score
:
25
maturitas
34
minggui
Berat
lahir
:
2100gram
(50th
percentile).
Panjang
41cm
(10th-25th
percentile).
Lingkar
kepala
30cm
(25th
percentile).
Pemeriksaan
Laboratoris:
Complete
Blood
Count
1. Hipotesis
sekarang
Preterm
neonates/BBLR/Appropriate
for
Gestational
Age
(AGA)
Asphyxia
Neonatal
pneumonia
2. Jelaskan
APGAR
score
pada
asphyxia
Apgar
score
merupakan
ekspresi
numeric
akan
kondisi
bayi
baru
lahir
dengan
skala
0-10.
Skor
diambil
dalam
waktu
1-5
setelah
lahir.
Jika
ada
masalah,
skor
tambahan
akan
diukur
10
menit
kemudian.
Skor
7-10
menunjukkan
angka
normal
(10
sangat
jarang),
skor
4-7
kadang
mungkin
membutuhkan
pengukuran
resuscitative,
dan
skor
<
3
membutuhkan
resuscitation
langsung.
Table
Apgar
Score:
Sign
0
1
2
Tubuh
pink,
Appearance
(color)
Biru
/
pucat
Pink
ekstremitas
biru
Pulse
(heart
rate)
Absent
Slow
(<100bpm)
>100bpm
Grimace
(reflex
Tidak
ada
respon
Grimace
Batuk
/
bersin
iritabilitas)
Aktivitas
Limp
Gerakan
fleksi
Gerak
aktif
Respirasi
Absent
Pelan,
irregular
Menangis
keras
3. Jelaskan
anatomi
paru.
Paru merupakan organ vital respirasi. Paru terpisahkan oleh mediastinum. Seitap paru memiliki:
Apex,
yaitu
ujung
superior
tumpul
paru
yang
turun
di
atas
tinggi
costa
I
ke
dalam
akar
leher
yang
ditutupi
oleh
pleura
cervicalis
Basis,
bagian
inferior
yg
concave
di
seberang
apex,
yg
berada
dan
mengakomodasi
kubah
ipslateral
dari
diafragma
Dua
atau
3
lobus,
yang
dibentuk
oleh
satu
atau
dua
fisura
Tiga
permukaan
(costalis,
mediastinalis,
dan
diaphragmataica)
Tiga
batas
(anterior,
inferior,
dan
posterior).
Paru
dextra
memiliki
fisura
oblique
dextra
dan
fisura
horizontalis
yang
membagi
paru
menjadi
tiga
lobus:
superior,
medial,
dan
inferior.
Paru
kanan
lebih
besar
dan
lebih
berat
dar
paru
kiri,
tetapi
lebih
pendek
dan
lebar
karena
kubah
diafragmanya
lebih
tinggi
dan
jantung
serta
periocardium
berada
di
sebelah
kiri.
Batas
anterior
paru
kanan
relative
lurus.
Paru
sinistra
memiliki
satu
fisura
oblique
yang
membaginya
menjadi
dua
lobus,
yaitu
superior
dan
inferior.
Paru
menempel
pada
mediastinum
oleh
radix
pulmonal-
yaitu,
bronkus
(dan
vasa
bronchial
penyertanya),
arteri
pulmonal,
vena
pulmonaris
sup
&
inf,
plexus
n.
pulmonary
(symphatetic,
parasymphatetic,
dan
serat
afferent
visceral),
dan
pembuluh
limfatik.
Jika
radix
pulmonis
di
deseksi,
urutannya
adalah
A.
pulmonalis
:
bag
plg
superior
di
sebelah
kiri
(lobus
superior
atau
bronkus
eparterial
bisa
berada
di
bagian
paling
superior
di
sebelah
kanan)
V.
pulmonary
sup
&
inf
:
di
paling
anterior,
dan
inferior.
Bronkus
:
kira-kira
pada
batas
posterior,
dengan
vasa
bronchialis
di
permukaan
luarnya
(biasanya
aspek
posteriornya)
Hilum
dari
paru
merupakan
area
berbentuk
baji
pd
permukaan
mediastinum
tiap
paru,
dimana
setiap
struktur
yang
membentuk
radix
paru
keluar
masuk
dari
sini.
Hilum
(doorway)
bisa
dianalogikan
dengan
tempat
dimana
akar
pohon
masuk
ke
tanah.
VASKULARISASI PARU
Setiap
paru
memiliki
a.
pulmonaris
yang
mensuplai
darah
ke
paru,
dan
dua
v.
pulmonaris.
A.
pulmonaris
dextra
dan
sinistra
berasal
dari
trunkus
pulmonaris
setinggi
angulus
sterni.
Setiap
arteria
pulmonalis
menjadi
bagian
akar
paru
dan
terbagi
menjadi
arteria
lobaris.
A
lobaris
dextra
&
sinistra
superior
pada
lobus
superior
terbentuk
dulu
sebelum
memasuki
hilum.
Sampai
di
dalam
paru,
arteri
turun
ke
posterolateral
ke
bronkus
utama
sebagai
a.
lobaris
inferior
pulmo
sinistra,
dan
sebagai
arteri
intermedialis
yang
terbagi
menjadi
a.
lobaris
inferior
dan
media
pulmo
dextra.
Arteri
lobaris
terbagi
menjadi
segmen
tersier,
yaitu
arteri
segmentalis.
Dua
vena
pulmonaris,
yaitu
vena
pulmonaris
superior
dan
inferior
pada
tiap
sisi,
membawa
darah-kaya
oksigen
(arterial
blood)
dari
lobus
tiap
paru
menuju
ke
atrium
kiri
jantung.
Vena
lobaris
media
merupakan
tambahan
dari
v.
pulmonalis
superior
dextra.
(V.
pulmonalis
biasanya
terwarna
merah,
seperti
arteri,
atau
ungu
pada
ilustrasi
anatomis).
V.
pulmonalis
berjalan
secara
independen
dari
arteri
dan
bornkus
pada
paru,
saling
menyilang,
dan
menerima
darah
dari
segmen
bronkopulmonarisnya
sambil
menuju
ke
hilum.
Vena
bronchialis
mengalirkan
bagian
darah
yang
disuplai
ke
paru
oleh
arteria
bronkialis,
terutama
yang
terdistribusi
kea
tau
dekat
bagian
yg
lebih
proksimal
pada
akar
paru.
Darah
yang
lain
didrainase
oleh
vena
pulmonalis,
secara
spesifik
yang
kembali
dari
pleura
visceralis,
region
yang
lebih
perifer
pada
paru,
dan
komponen
distal
akar
paru.
SECOND
SESION
Metabolisme
aerobic
(yang
menggunakan
oksigen)
mengekstraksi
energy
dari
sumber
karbohidrat,
asam
lemak,
dan
asam
amino.
Glikolisis
menghasilkan
2
mol
ATP
dari
1
mol
glukosa,
dan
oksidasi
komplit
dari
glukosa
pada
respirasi
aerob
menghasilkan
~30
mol
ATP.
Metabolisme
aerobic
terjadi
pada
tiga
fase,
pertama,
karbohidrat
akan
dioksidasi
ke
Co2
yang
memproduksi
molekul
kaya
energy,
yaitu
NADH
dan
FADH2.
Elektron
dari
NADH
dan
FADH2
kemudian
akan
melalui
rantai
transport
elektron
menuju
ke
penerima
elektron
terakir,
yaitu
O2.
Energy
bebeas
yang
dilepas
pada
transport
elektron
ditangkap
dengan
memasangkannya
dengan
proton
disepanjang
membran
dalam
mitokondria.
Terakhir,
energy
bebas
dari
gradient
proton
elektrokimia
digunakan
untuk
mensintesis
ATP
dari
ADP,
P1,
dan
H+,
dan
untuk
mengexport
APT
dari
mitokondria.
Pada
kondisi
anaerob,
NADH
tidak
dapat
direoksidasi
melalui
rantai
respiratorik
menjadi
oksigen.
Piruvat
direduksi
oleh
NADH
menjadi
laktat
yang
dikatalisis
oleh
laktat
dehydrogenase.
Terdapat
berbagi
isoenzim
laktat
dehydrogenase
spesifik-jaringan
yang
penting
secara
klinis.
Reoksidasi
ANDH
melalui
pembentukan
laktat
memungkinkan
glikolisis
berlangsung
tanpa
oksigen
dengan
menghasilkan
kembali
cukup
NAD+
untuk
siklus
berikutnya
dari
reaksi
yang
dikatalisis
oleh
gliseraldehida-3-fosfat
dehydrogenase.
Pada
keadaan
aerob,
pyruvate
diserap
ke
dalam
mitokondria,
dan
setelah
menjalani
dekarboksilasi
menjadi
asetil-KoA,
dioksidasi
menjadi
CO2
oleh
siklus
asam
sitrat.
Kebanyakan
jaringan
setidaknya
memerlukan
glukosa.
Di
otak,
kebutuhan
ini
bersifat
substansial,
dan
bahkan
pada
puasa
yang
lama,
otak
hanya
dapat
memenuhi
kebutuhkan
energinya
dari
badan
keton
tidak
lebih
dari
20%.
Glikolisis,
yaitu
jalur
utama
metabolism
glukosa,
terjadi
di
sitosol
semua
sel.
Jalur
ini
unik
karena
dapat
berfungsi
baik
dalam
keadaan
aerob
maupun
anaerob,
bergantugn
pada
ketersediaan
oksigen
dan
rantai
transport
elektron.
Eritrosit
vyang
tidak
memiliki
mitokondria,
bergantung
sepenuhnya
pada
glukosa
sebagai
bahan
bakar
metaboliknya,
dan
memetabolisme
glukosa
melalui
glikolisis
anaerob.
Kemampuan
glikolisis
untuk
menghasilkan
ATP
tanpa
oksigen
merupakan
hal
yang
sangat
penting
karena
hal
ini
memungkinkan
otot
rangka
bekerja
keras
ketika
pasokan
oksigen
terbatas,
dan
memungkinkan
jaringan
bertahan
hidup
ketika
mengalami
anoksia.
Namun,
otot
jantung
yang
beradaptasi
untuk
bekerja
dalam
keadaan
aerob,
memiliki
aktivitas
glikolitik
yang
relative
rendah
dan
kurang
dapat
bertahan
hidup
dalam
keadaan
iskemia.
Penyakit
akibat
defisiensi
enzim
glikolitik,
misalnya
piruvat
kinase,
akan
bermanifestasi
terutama
sebagai
anemia
hemolitik,
atau,
jika
efeknya
mengenai
otot
rangka
(misalnya
fosfofruktokinase),
sebagai
kelelahan.
Di
sel
kanker
yang
bertubuh
pesat,
glikolisis
berlangsung
cepat
dan
menghasilkan
banyak
piruvat
yang
kemudian
tereduksi
menjadi
laktat
dan
dikeluarkan.
Hal
ini
menyebabkan
terbentuknya
lingkungan
tumor
setempat
yang
bersifat
relative
asam,
yang
mungkin
berdampak
pada
terapi
kanker.
Laktat
digunakan
untuk
gluconeogenesis
di
hati,
yakni
suatu
proses
yang
memakai
banyak
energy,
dan
menjadi
penyebab
utama
hipermetabolisme
yang
sering
dijumpai
pada
kakeksia
kanker.
Asidosis
laktat
dapat
disebabkan
oleh
beragam
hal,
mencakup
gangguan
aktivitas
piruvat
dehydrogenase.
5. Jelaskan
mengenai
patofisiologi
dari
asphyxia!
Asphyxia
memiliki
potensi
untuk
mengganggu
proses
respon-respon
transisi
feto/neonatal,
tetapi
juga
dapat
membalik
proses
ini
sehingga
menjadi
presisten.
Hypoxia
membuat
duktus
arteriosus
tetap
terbuka
dan
menyebabkan
vasokonstriksi
pulmoner
yang
menyebabkan
aliran
dari
kanan-ke-kiri
melewati
duktus.
Jaringan
hipoksia
menyebabkan
asidosis
metabolik
memperparah
vasokonstriksi
pulmoner.
Hipertensi
pulmoner
menyebabkan
insufisiensi
tricuspid,
sehingga
tekanan
arteri
naik,
dan
menyebabkan
aliran
dari
dari
kanan-ke-kiri
melalui
foramen
ovale
terganggu,
dan
mengakibatkan
hipoksia
jaringan
lebih
lanjut.
Namun,
dengan
resusitasi
yang
benar,
perubahan
yang
mengarah
pada
keadaan
sirkulasi
fetal
persisten
dapat
dihindari
dengan
cepat.
Ada
resiko
tinggi
asphyxia,
yang
di
definisikan
sebagai
kombinasi
dari
hypoxemia,
hypercapnea,
dan
acidosis,
ketika
kelahiran,
dan
pada
menit
pertama
setelah
lahir.
Hal
ini
disebabkan
krn
bayi
baru
lahir
harus
bisa
mengembungkan
parunya
dan
beradaptasi
langsung
dgn
sirkulasi
setelah
lahir.
Kegagalan
ini
menyebabkan
asphyxia.
Kunci
utama
ketika
transisi
feto/neonatal
adalah
ventilasi
yang
efektif
dan
perfusi
paru
untuk
meningkatkan
tekanan
parsial
oksigen
arterial
(PaO2)
dari
rendah
menuju
normal,
maupun
yang
lebih
tinggi,
bersamaan
dengan
ditutupnya
jalur
sirkulasi
fetal,
yang
termasuk
tertutupnya
aliran
darah
dari
kanan-ke-kiri
melalui
foramen
ovale
dan
ductus
arteriosus.
Ekspansi
paru
yang
inadekuat
membuat
kegagalan
pernapasan
pada
neonatus.
6. Jelaskan
epidemiologi
asphyxia.
WHO
mengestimasikan
kira-kira
3%
dari
120jt
neonatus
yang
lahir
tiap
tahunnya
pada
negara
berkembang
mengalami
asphyxia
dan
memerlukan
resusitasi.
Kira-kira
900rb
dari
bayi
ini
meninggal
krn
asphyxia.
Kematian
neonatus
scr
global
krn
asphyxia
mencapai
angka
23%.
7. Jelaskan
komplikasi
asphyxia
- Respiratory
distress
(78%)
- Abnormal
renal
function
(70%)
- Peningkatan
fungsi
liver
(53%)
- Hypotensi
(52%)
- Hypocalcemia
(43%)
- Pemanjangan
waktu
koagulasi
(42%),
penghitungan
platelet
dibawah
100.000/microL,
coagulopathy
(12%)
- Metabolic
acidosis
(23%)
- Hypoglycemia
(17%)
8. Jelaskan
mengenai
analisis
laboratoris
dari
CBC
dan
pemeriksaan
lain
pada
neonatal
pneumonia!
Leukosit
30.000
sel/mm3,
menunjukkan
peningkatan
leukosit
(leukositosis).
CRP
>0,3,
menunjukkan
inflamasi
atau
infeksi.
Foto
thorax
menunjukkan
patchy
infiltrate
pada
paru.
9. Blood
gas
analysis
menunjukkan
kondisi
hypercarbia,
hypoxemia,
dan
metabolic
acidosis
pada
asphyxia.
THRID
SESSION
Ucok
mengalami
kejang
24
jam
setelah
lahir.
Produksi
urin
<
1cc/kgBB/jam.
Pada
hari
kedua,
platelet
turun
menjadi
108,000/mm3.
Tes
fungsi
liver
dlm
batas
normal,
tetapi
ada
koagulasi
yg
berkepanjangan.
Setelah
resusitasi
adekuat
dan
management
oksigenasi,
antibiotik,
dan
anticonvulsant
serta
terapi
penunjang,
pada
hari
keempat,
dia
menunjukkan
adanya
kemajuan.
Pada
management
jangka
panjang,
Ucok
akan
di
evaluasi
perkembangan
neuro
nya.
- Apakah
- Apakah
infant
bernapas/menangis?
- Apakah
tonus
ototnya
baik?
Jika
jawaban
terhadap
ketiga
pertanyaan
tersebut
iya,
bayi
tidak
memerlukan
resusitasi,
tidak
boleh
dipisahkan
dari
ibu,
dan
dirawat
dengan
perawatan
neonatus
rutin.
Langkah-langkah
dasar
resusitasi
pada
kelompok
usia
tertentu
dpt
di
aplikasikan
pada
neonatus.
Namun,
ada
beberapa
aspek
pd
resusitasi
neonatus
yg
unik
dan
berebda.
Panduan
AHA/AAP/ILCOR
2010
merekomendasikan
:
- Step-step
inisial
(memberi
kehangatan,
membersihkan
jalur
nafas
jika
perlu,
dan
menstimulasi
pernapasan)
- Bernapas
(ventilasi)
- Kompresi
dada
- Administrasi
obat,
seperti
epinephrine
dan/atau
ekspansi
volume.
Catatan:
Panduan
ILCOR/AHA
merekomendasikan
penyedotan
pada
trakea
thd
meconium
yang
dilakukan
pada
neonatus
(jika
tdk
ada
respirasi,
penurunan
tonus
otot,
atau
denyut
jantung
100bpm)
dengan
meconium
pada
cairan
amniotic.