Anda di halaman 1dari 13

BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata rokok identik dengan laki laki. Hampir 75 % laki laki di dunia ini
adalah seorang perokok. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga wanita
perokok yang jumlahnya relatif sedikit.
Kita semua tahu bahan yang ditimbulkan akibat rokok ini. Tapi kita juga tidak
bisa memungkiri bahwa dapat dikatakan rokok adalah sahabat kita baik saat hati sedih
ataupun gembira. Dengan adanya era pasar bebas ini produksi rokok maupun impor
rokok di Indonesia semakin menjadi-jadi. Tapi memang pendapatan negara kita
terbesar di sektor nonmigas adalah dari cukai rokok. Jadi sedikit sekali untuk
menghapuskan kata rokok di negara kita. Tetapi perlu diketahui dengan banyaknya
peredaran rokok, maka dapat memperbesar angka kematian di negara kita akibat
penyakit yang ditimbulkan oleh rokok. Oleh karena itu masalah ini kami angkat agar
kita tidak terlalu terlena dengan kenikmatan duniawi yang dihasilkan dari rokok ini.

B. Rumusan Masalah
1. Zat-zat apa saja yang terkandung di dalam rokok ?
2. Apakah pengaruh zat-zat yang terkandung di dalam rokok bagi kita ?
3. Apakah pengaruh perokok aktif bagi kita si perokok pasif ?
4. Mengapa remaja merokok ?

C. Tujuan
Tujuan khusus :
1.Ditujukan kepada guru-guru yang ingin mengetahui lebih jelas pengetahuan tentang rokok,
2.Ditujukan untuk para siswa sebagai buku resensi.
Tujuan umum :
1.Untuk memberi informasi pada pembaca mengenai dampak negatif yang sangat
besar akibat hisapan rokok.

D. Manfaat
Makalah ini dibuat juga terdapat manfaat di dalamnya. Salah satu manfaatnya
adalah untuk mengetahui lebih dini tentang bahaya-bahaya merokok. Dan juga untuk
pembekalan di masa depan.

E. Metode Penelitian
Dalam makalah ini saya menggunakan metode wawancara singkat dan kajian pustaka.
Karena keterbatasan waktu dan sumber bahan makalah yang saya dapatkan hanya
berasal dari wawancara antara anggota keluarga dan buku SMA Kesamben Jombang sebagai
Kontek Implementasi penelitian saya ini .

F. Bentuk Karangan
Dalam makalah ini saya menggunakan bentuk karangan Narasi.

BAB II

A. KONTEK IMPLEMENTASI (Penjelasan berdasarkan buku Resensi SMA Kesamben


Jombang)
HAKIKAT MEROKOK
Pengertian
Perokok dan bukan perokok atau kelompok anti merokok umumnya sama-sama mengakui
bahwa merokok adalah kebiasaan berbahaya. Namun, kalangan industri atau pabrik
kelompok dan pecandu rokok selalu mengajukan alasan klise, bahwa merokok adalah pilihan
pribadi, sedangkan resiko juga akan ditanggung sendiri. Alasan ini tetap dibantah oleh
kelompok-kelompok anti merokok. Kata mereka, alasan itu bukanlah alasan ilmiah yang
masuk akal. Sebab pilihan individual itu merugikan pihak lain. Lebih-lebih lagi, merokok
dapat merugikan kesehatan kita.
Disamping itu rokok sering menjadi jembatan menuju penggunaan minuman keras dan
narkoba. Maksudnya adalah bahwa mereka yang mendapatkan kepuasaan dari merokok
menjadi penasaran untuk lebih meningkatkan lagi kepuasaanya. Setelah itu terbiasa dengan
merokok mulailah ia mencoba-coba minuman keras, dan kemudian dapat meningkat lagi
mencoba zat-zat berbahay lainnya.

Zat-zat yang Terdapat di Dalamnya dan Pengaruhnya


Rokok pada prinsipnya zat bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia seperti : Nikotin, CO, dan Cynide. Semua bahan kimia ini dapat
dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu kelompok zat gas dan kelompok zat padat. Kelompok
padat ini dibagi dalam kelompok besar yaitu nikotin dan tar, jadi tar adalah kumpulan dari
ratusan bahkan ribuan bahan kimia. Sedangkan nikotin adalah bahan yang dapat membuat
orang ketagihan (disebut bahan adiktif) dan akhirnya menimbulkan ketergantungan.
Maksudnya, orang yang merokok merasa tidak bisa hidup tanpa rokok.
Beberapa pengaruh zat-zat kimia terhadap tubuh kita
1. CO (Karbon Monoksida)
Pengaruhnya :
a.mengikat oksigen darah sehingga tubuh kita kekurangan oksigen,
b.menyempitkan pembuluh darah, bila terjadi pembuluh darah di otak, dapat terjadi serangan
stroke yang dapat mengakibatkan kelumpuhan.
2. Tar
Pengaruhnya :
a.menyebabkan kanker
3. Nikotin
Pengaruhnya :
a.menaikkan tekanan darah,
b.beban kerja jantung menjadi lebih berat.
Dari ketiga zat-zat kimia tersebut dapat mempengaruhi fungsi susunan syaraf
sehingga dapat menyebabkan : gelisah, tangan gemetar, keguguran (kemungkinan) bagi ibu
hamil yang candu merokok.

Beberapa Cara dan Bentuk Dalam Merokok


Rokok juga dibuat dari bahan dasar tembakau. Cara memakai tembakau ini ada dua macam
yaitu dikunyah dan dibakar lalu dihisap asapnya. Selain tembakau juga dicampur dengan
bahan lain seperti cengkeh, dedaunan atau bumbu-bumbu tertentu.
1.Dengan menggulung tembakau dalam daun tembakau utuh ini yang disebut cerutu,
2.Dengan menggulung tembakau dalam kertas ini disebut rokok sigaret,
3.Memasukkan tembakau ke dalam pipa dan dibakar,
4.Kebanyakan perokok menghisap asap tembakau ke dalam paru-paru dan dihembuskan
keluar baik melalui hidung atau mulut.
Bila seseorang membakar rokok, lalu menghisapnya, maka ia sekaligus menghisap bahan-
bahan kimia yang disebutkan di atas ini. Apabila rokok dibakar, maka asapnya juga
beterbangan di sekitar si perokok.

BAHAYA MEROKOK DAN PENGARUH ASAP BAGI ORANG BUKAN


PEROKOK

Bahaya Rokok Bagi Laki-laki


Jenis penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok, yaitu kanker paru-paru, dan
bronkitis. Resiko laki-laki perokok terkena kanker mulut yaitu lima kali lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki bukan perokok. Bahkan terlalu banyak memakai tembakau
atau rokok yang kurang berasap, akan menimbulkan kematian. Rokok tanpa asap juga sangat
membahayakan. Caranya adalah menguyah atau menghirup bau tembakau. Kecanduan
seseorang pada nikotin akan lebih terpuaskan dengan cra ini daripada bila dia menikmati gum
(nikotin yang dikemas dalam permen karet) dan patches (guratan tembakau) dibandingkan
sigaret, resiko higienitas terhadap pecandu rokok lebih kecil.
Ingatlah, bahwa selain dapat menimbulkan penyakit jantung dan kanker disaluran pernafasan,
rokok juga menyebabkan :
1.gangguan-gangguan dirongga mulut sehingga nafas akan berbau busuk;
2.gigi dan bibir berubah warna;
3.merusak gigi;
4.sakit tenggorokan;
5.nafas pendek;
6.dada terasa sesak karena asap, dll.
Apabila yang dihisap adalah rokok kretek dapat terjadi :
1.pakaian berlubang;
2.pakaian dan rambut berbau tidak sedap;
Khusus mengenai timbulnya penyakit kanker pada paru-paru, maka ini sangat ditentukan oleh
jumlah rokok yang dihisap. Artinya makin banyak rokok yang dihisap, makin lama seseorang
punya kebiasaan merokok.

Bahaya Rokok Bagi Wanita


Pengaruh rokok bagi wanita sangat berpengaruh. Pengaruh rokok pada kulit yaitu kulit
menjadi pucat, kering, kasar, dan berkeringat, serta terjadi garis-garis ketuaan atau keriput.
Kemungkinan bahaya bila seseorang wanita yang sedang hamil tapi ia tetap merokok bayinya
akan meninggal dan seandainya bayi itu lahir normal kemungkinannya akan meninggal pada
bulan-bulan pertama kehidupannya, juga berat badan bayi yang dilahirkannya itu biasanya
lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir dari ibu bukan perokok. Kemungkinan buruk
lainnya adalah terjadinya kelainan jantung atau kelainan syaraf pada bayi yang dilahirkan,
juga gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Semua ini terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam rokok tersebut yaitu gas CO, Nikotin,
dan lain-lainnya yang selain mengganggu kesehatan juga dapat menembus ari-ari dan
mengganggu kesehatan janin di dalam kandungan. Resiko itu lebih besar bila seorang ibu
yang sedang hamil merokok. Akibatnya, bayi yang telah lahir dan masih berumur 1 hingga 12
bulan akan meninggal.

Pengaruh Asap bagi Orang yang Bukan Perokok


Asap yang berterbangan ini juga mengandung bahan-bahan yang berbahaya dan bila asap itu
diisap oleh orang lain yang ada di sekitar si perokok, maka orang itu juga akan menghisap
bahan kimia berbahaya ke dalam tubuhnya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Bahan-bahan
kimia ialah yang kemudian menimbulkan berbagai penyakit. Banyak perokok menganggap
bahwa merokok itu adalah urusan urusan pribadi! Mengapa demikian? Merokok memang
memberikan gaya, tetapi akibatnya berbahaya bukan bagi dirimu sendiri, tetapi juga bagi
orang lain.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, asap rokok mempunyai pengaruh tidak saja pada
perokoknya, tetapi juga dapat mengotori udara yang ada di sekitarnya. Orang yang tidak
merokok yang kebetulan berada di sekeliling orang yang merokok tersebut, terpaksa
harus bernafas dan menghisap udara yang sudah dikotori oleh asap rokok dari perokok tadi,
orang lain ini akan mengalami gangguan kesehatan pula. Mereka ini biasa disebut perokok
pasif
Disamping itu juga ada pengaruh buruk yang segera timbul dari asap rokok maka kita akan
merasa perih di mata. Beberapa yang ditimbulkan bila kamu merokok, juga akan merugikan
orang yang ada di sekelilingmu :
a.menganggu kesehatan orang lain yang tidak merokok
b.merusak lingkungan (polusi udara)
c.membuat orang lain tidak dapat menghirup udara segar, berarti kamu menghilangkan hak
orang lain untuk mendapat udara segar.

Dampak Orang Tua Perokok pada Anak


Dampak perokok pada non perokok (perokok pasif) sudah lama diketahui. Namun bahaya
mengenai orangtua perokok pada kesehatan anak-anak baru kini mengemuka. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Dr Paolo Vineis disejumlah negara Eropa diketahui bahwa anak-anak
mengalami dampak paling tinggi. Yaitu sekitar tiga kali lipat terkena kanker paru-paru dan
masalah yang berhubungan dengan pernafasan lainya dari orangtua yang perokok. Dr Paolo
menyebut hasil penelitiannya kali ini sangat berbeda dengan penelitian dampak rokok pada
kesehatan manusia.

Dr. Paolo Vineis merupakan seorang profesor dari Imperial College London (Inggris). Selama
hampir tujuh tahun, Dr Paolo melakukan penelitian atas 123.000 orang dari 10 negara Eropa
yang diketahui menjadi perokok pasif. Dalam kurun itu, 97 orang kemudian diketahui terkena
kanker paru-paru, 20 terkena masalah dengan pernafasan dan 14 meninggal. Resiko anak-
anak terkena kanker paru-paru mengalami kenaikan sampai 3.6 kali dari orangtua perokok
karena anak-anak ini telah menjadi seorang perokok pasif. Secara keseluruhan penelitian juga
menunjukan resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru akan mencapai
30% bagi anak-anak perokok pasif ini.

Angka itu akan lebih tinggi dibandingkan dengan resiko para perokok yang sudah pensiun
dari merokok. Di AS ditengarai 1900 hingga 2700 kasus kematian pada jabang bayi disebut-
sebut karena mereka merupakan perokok pasif. Tidak heran Dr Paolo pun menyarankan agar
sejumlah negara mulai memperkenalkan hukum untuk melindungi para perokok pasif ini.
Merokok dirumah memang tidak dilarang namun Dr Paolo menyarankan orang tua
seharusnya tidak merokok di rumah saat anak-anak mereka berada disekitarnya. Dr. Norman
Edelman memberikan saran lain bahwa seandainya harus merokok disarankan untuk tidak
merokok diruangan tertutup.

Bahaya Tambahan Perokok Pasif


Penelitian baru membuktikan ada bahaya lain bagi para perokok pasif. Yakni kalau luka pun
lambat sembuhnya. Para peneliti yakin, hal ini disebabkan sel-sel tubuh yang terpapar asap
rokok sulit bergerak ke wilayah yang mengalami luka. Hasil penelitian menyebutkan akibat
asap rokok tersebut sel fibroblas, yang membantu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
jadi merekat dan kurang aktif gerakannya. Sel-sel jaringan ikat itu melekat karena asap rokok
mengubah susunan kimianya. Penelitian ini dilakukan Tim dari Universitas California.
Mengomentari hasil penelitian tadi, para peneliti di Inggris mengatakan efek merokok
terhadap lambannya penyembuhan luka sudah lama diketahui, hanya saja sejauh ini sangat
sulit melihat pengaruhnya pada perokok pasif.
Dalam jurnal BMC Cell Biology, para peneliti dari the University of California berkeyakinan
pengaruh asap rokok terhadap perokok pasif sama dengan perokok aktif. Pada perokok pasif,
selain luka lambat sembuh, juga meninggalkan bekas luka yang abnormal. Ini disebabkan sel-
sel ikat hanya terkonsentrasi di tepian luka, sehingga luka-luka tidak menutup kembali
dengan sempurna. Percobaan yang dilakukan terhadap tikus menunjukkan tikus-tikus yang
terpapar asap rokok selama 6 bulan, luka-lukanya lebih lambat sembuh. Pada tikus yang
terbebas dari asap rokok, luka-lukanya 95 persen menutup kembali dengan sempurna, setelah
tujuh hari. Sementara yang menghirup asap rokok lukanya hanya menutup 85 persen.
Semua kenyataan tersebut menyadarkan kita betapa paparan asap rokok pengaruhnya begitu
merusak, terutama bagi perokok pasif. Hasil penelitian ini disikapi dengan hati-hati. Dr Stuart
Enoch yang bekerja di the University of Wales College of Medicine mengatakan hasil
penelitian terhadap perokok pasif ini sangat menarik, tetapi harus disikapi secara hati-hati.
Dikatakannya, paparan semua zat-zat berbahaya, tidak hanya asap rokok, berpengaruh buruk
pada sel-sel fibroblas. Paparan zat-zat berbahaya pada manusia itu banyak sekali
variabelnya, ujarnya.
Selain itu, ia juga khawatir pengaruh asap rokok pada sel-sel tikus berbeda dengan manusia.
Sel-sel fibroblas ini sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar. Ibaratnya jika anda
meniupkan apa saja didekatnya, mereka akan berhenti tumbuh. Namun, ia bisa
menerima hasil penelitian bahwa luka-luka jadi lambat sembuh karena kurang aktifnya sel-sel
fibroblas, Itu sangat masuk akal, ujar Dr Enoch. Apakah semata-mata akibat pengaruh asap
rokok? Itu yang harus diteliti lebih mendalam lagi.
F. Bahaya Rokok Bagi Anak
Kalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen
saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskan untuk diisap para perokok pasif. WHO,
badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar
setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya,
terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok.
Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri. Nikotin yang ada
dalam rokok terserap dengan cepat dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan
langsung ditransfer ke ASI dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di dekat
bayi, maka selain nikotin terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap
langsung melalui pernapasan (udara) si kecil.
Nikotin bersama dengan ribuan bahan beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran
pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh
melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan si kecil.
Bukan hanya itu. Nikotin ternyata juga dapat mengubah rasa ASI, dan membahayakan
kesehatan bayi. Biasanya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jika ibunya baru merokok
atau menghirup asap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara lain adalah
muntah, diare, kolik, denyut jantung meningkat, dan lain-lain.
Penelitian di Santiago, Chili, menunjukkan bahwa asap rokok yang terhirup oleh ibu
menyusui dapat menghambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan, terlihat berat badan
bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok, juga tidak menunjukkan
pertumbuhan yang optimal. Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata
mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang
diisap oleh si perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap, tembakau terbakar pada
temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan
mengeluarkan banyak bahan kimia.
Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahan kimia beracun, 43 di antaranya
jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran jika pengaruh asap rokok pada
perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu batu bara. Berbagai penelitian
membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bisa menyebabkan berbagai
penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari
aneka gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan,
sampai kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi). Oleh karena itu, jangan ambil risiko.
Hindarkan buah hati anda dan anda sendiri dari asap rokok, dimana saja anda berada.

MENGENAL TYPE-TYPE PEROKOK DAN PENGARUHNYA PADA KEPRIBADIAN

Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok
tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh
masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah,
kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di
jumpai orang yang sedang merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang sedang
menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap rokoknya dan
biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli.
Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila
dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP maka sekarang dapat dijumpai anak-
anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.
BAHAYA ROKOK
Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja
banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat
kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar
yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau
dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8 20 mg nikotin dan
setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau
demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak
manusia.
Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur
imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat,
memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa
lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan
mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan
sorotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus
keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit
meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok
rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang.
Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam
perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif
lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu
dianggap gawat.

TYPE-TYPE PEROKOK

Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adlah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31
batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat
merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara
6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang waktu 31-
60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan
penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978)
menambahkan ada 3 sub tipe ini :
1. Pleasure relaxation,
Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
2. Stimulation to pick them up.
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3. Pleasure of handling the cigarette.
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.
Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan
untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih
senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia
nyalakan dengan api.

PERILAKU MEROKOK yang DIPENGARUHI oleh PERASAAN NEGATIF

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia
marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila
perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
1. Perilaku merokok yang adiktif.
Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan
menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam
sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
2. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan
mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada
orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok
yang terdahulu telah benar-benar habis.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan
atas :
Tempat Merokok juga Mencerminkan Pola Perilaku Perokok.
1. Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik:
Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati
kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka
menempatkan diri di smoking area.
Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak
kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut,
tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata krama.
Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar
racun kepada orang lain yang tidak bersalah.
2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:
Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai
tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh
dengan rasa gelisah yang mencekam.
Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi

MENGAPA REMAJA MEROKOK ???

1. Pengaruh 0rang tua


Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &
Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Remaja yang berasal dari keluarga
konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka
panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan
keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah kerjakan urusanmu sendiri-sendiri,
dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu
sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.
Perilaku merokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua
(single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka
merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta
tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-
temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut
yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok.
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang
bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

SEDIHNYA MENJADI PEROKOK PASIF

BENDA kecil berbahan utama tembakau ini menyenangkan bagi sebagian orang, tetapi
menyebalkan bagi sebagian lainnya. Benda yang disebut rokok itu bisa membuat orang yang
mengisapnya merasa tenang dan percaya diri-begitulah pengakuan sebagian perokok-namun
sebaliknya bagi mereka yang terpaksa mengisap asapnya, meskipun bukan perokok.
Kelompok terakhir itu disebut sebagai perokok pasif. Artinya, mereka tidak merokok tetapi
harus turut merasakan akibat buruk dari rokok yang dibakar. Para perokok pasif ini bisa
dikatakan tak punya pilihan, selain harus turut "menelan" asap rokok yang dinikmati para
perokok.
Mimi (40-an) seorang karyawan swasta di bilangan Jakarta Pusat mengatakan, dia berhasil
mengusahakan agar rumahnya bebas dari rokok, namun di kantor ia merasa tak berdaya
karena sebagian teman kerjanya yang merokok malah marah bila ditegur.
Apalagi bagi Anda yang kerap menggunakan jasa angkutan umum, asap rokok nyaris tak
terhindarkan karena justru orang yang mengeluh pada asap rokok dianggap "aneh". Sebagian
penumpang maupun pengemudinya dengan tenang akan merokok, betapa pun mata Anda
sudah melotot, bahkan memberi teguran lisan sekalipun. Mereka akan tetap merokok.
Padahal, menurut Tjandra Yoga Aditama, dokter spesialis paru yang juga Ketua III Lembaga
Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif
kandungan bahan kimianya lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok utama. Hal ini
disebabkan tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah ketika rokok sedang diisap. Ini
membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
"Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia, 43 di antaranya jelas-jelas bersifat
karsinogen. Pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu
batu bara," kata Tjandra Yoga Aditama seperti ditulisnya pada buletin Rokok & Masalahnya.
WHO, badan kesehatan PBB, katanya, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak
atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini terpaksa mengisap udara yang terpolusi
asap rokok. Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.
Di Indonesia, perokok relatif bebas mengisap rokok di mana saja. Kawasan bebas rokok di
negeri ini masih amat minim, itu pun sangat mungkin dilanggar karena sanksinya bisa
dikatakan tidak ada. Padahal, kalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap
rokoknya sekitar 15 persen saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskannya untuk
diisap para perokok pasif.
"Ada beberapa penyakit yang bisa timbul hanya karena mereka menjadi perokok pasif.
Misalnya infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan paru, atau bahkan dapat
menyebabkan kanker paru," ujar Tjandra yang juga Direktur Medik dan Keperawatan Rumah
Sakit Persahabatan, Jakarta.
SEBAGIAN perokok tak bisa memahami-apalagi diharapkan untuk bertoleransi-pada
ketidaknyamanan perokok pasif yang terpaksa mengisap asap rokok. Perokok pasif harus
mencium bau bakaran tembakau sampai merasa sesak napas. Bahkan, pada sebagian perokok
pasif yang sensitif akan langsung terbatuk-batuk saat itu juga.
Menurut Tjandra Yoga Aditama, penelitian yang pernah dilakukan di Amerika Serikat (AS)
menunjukkan kematian akibat asap rokok pada perokok pasif lebih tinggi dibandingkan
dengan kematian sebab polusi udara lainnya. Risiko terjadinya kanker paru di kalangan
perokok pasif yang tinggal serumah atau sekantor dengan perokok lebih tinggi daripada
mereka yang tinggal bersama non-perokok.
"Kemungkinan terjadinya kanker paru pada perempuan yang suaminya perokok sekitar 20
sampai 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang pasangannya tidak
merokok," dia menambahkan.
Di China bahkan disebutkan bahwa penyakit jantung koroner pada perempuan yang
suaminya perokok sekitar 24 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang suaminya tidak
merokok. Angka ini meningkat sampai 85 persen bila perempuan itu juga menjadi perokok
pasif di tempat kerjanya.
Wawan (44, bukan nama sebenarnya), perokok sejak masih duduk di bangku SMA, mengaku
sangat mengerti bahaya merokok bagi istri dan anaknya. Dia pun mengaku sudah berusaha
keras untuk menghentikan kebiasaan buruknya itu, namun setiap kali mencoba sesering itu
pula dia merasa gagal (baca pula: Berhenti Merokok dengan Kekuatan Otak, halaman 34).
"Setiap kali istri saya melotot, saya merasa tidak enak. Saya berada di posisi yang serba tidak
menyenangkan. Saya tahu keberatan mereka karena memang saya salah. Namun, saya tidak
bisa melepaskan diri dari rokok. Jadi, sebenarnya saya merasa dipojokkan dari dua sisi, rasa
bersalah diri sendiri dan kemarahan istri saya," kata Wawan berusaha mengungkapkan apa
yang dirasakannya sebagai perokok.
Dina (34, bukan nama sebenarnya), karyawan di sebuah perusahaan minyak di kawasan
Kuningan, Jakarta Selatan, yang merokok sejak SMA, malah merasa bersalah dan telah
menipu ketiga anaknya sendiri. Dia tak pernah merokok di depan anak-anaknya hingga
mereka tak tahu bahwa ibu kandungnya adalah perokok.
"Pernah anak perempuan saya melihat adegan perempuan merokok di sinetron. Dia bilang, ih
kok perempuan merokok sih, itu kan tidak baik, tidak sehat. Langsung saya bilang, makanya
kamu jangan merokok. Memang jelek kalau perempuan itu merokok," tutur Dina yang biasa
menghabiskan satu bungkus rokok untuk dua hari itu.
KETERTARIKAN awal orang untuk merokok umumnya muncul saat usia remaja, 15-19
tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Sebagian perokok tahu bahwa merokok tidak baik
untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka memerlukan rokok dengan berbagai
alasan, dari soal diterima oleh lingkungan pergaulannya sampai merasa tidak "gagah dan
modern" tanpa rokok.
Dina bahkan merokok karena sahabatnya adalah perokok. Setiap kali dia melihat sahabatnya
merokok, maka dia pun ingin mencobanya. "Kayaknya asyik sekali melihat dia merokok dan
mengisapnya dalam-dalam. Semula saya mencoba menasihati dia supaya berhenti merokok.
Eh enggak tahunya malah saya yang tergoda untuk merokok," ceritanya.
Dia tahu merokok tidak baik, oleh karena itulah Dina tidak merokok di depan orangtuanya.
Dia hanya merokok di kamar, dan segera membuka jendela dan menghalau bau asap rokok
agar tak diketahui orang lain di rumahnya.
"Waktu saya kuliah, ibu saya sudah memperingatkan bahaya rokok buat perempuan, apalagi
kalau hamil. Saya masih ingat betul peringatannya itu," kata Dina yang berhenti merokok
setiap kali hamil dan baru mulai merokok lagi bila anaknya sudah tak lagi menyusui.
Mengapa kembali merokok setelah tak lagi menyusui bayi? Dina mengakui hal itu terutama
sebab tak cukup kuat niatnya untuk berhenti.
"Kalau sedang hamil kan jelas, saya tidak ingin anak saya kenapa-kenapa karena saya
merokok. Ada alasan nyata di depan mata. Jadi, ada keinginan kuat berhenti merokok demi
kesehatan bayi saya. Tetapi begitu anak selesai menyusui, rasanya bau rokok itu mengundang
lagi dan saya tak punya alasan kuat untuk menolaknya," ujar perempuan yang suaminya juga
perokok ini.
Tjandra Yoga Aditama menambahkan, sekitar 75 persen perokok yang mencoba berhenti
ternyata gagal mewujudkan keinginannya itu. "Mereka biasanya mampu berhenti merokok
untuk beberapa waktu, namun toh akhirnya kembali lagi menjadi perokok," cetusnya.
Dalam buletin Rokok & Masalahnya disebutkan, perokok yang berhenti merokok selama dua
jam, maka nikotin mulai meninggalkan tubuhnya. Ketika dia berhenti merokok selama enam
jam, itu berarti menurunkan denyut nadi dan tekanan darah yang berangsur menuju pada
keadaan ekuilibrium. Ketika orang itu berhenti merokok selama 12 jam, maka CO (karbon
monoksida) mulai meninggalkan tubuhnya.
"Bila dia berhenti merokok dua hari berturut-turut, kemampuan untuk mengecap dan
menghirup akan membaik. Kalau berhenti merokok dua sampai 12 minggu, sirkulasi
darahnya membaik. Orang yang terus berhenti merokok tiga sampai sembilan bulan, batuk
dan gangguan pernapasannya akan menghilang," kata Tjandra.
Perokok yang sudah lima tahun berhenti merokok, maka risiko terkena penyakit jantung
koroner akan turun 50 persen, dan 10 tahun tidak merokok kemungkinan itu menjadi sama
dengan orang yang tidak merokok. "Angka-angka itu hanya gambaran umum, karena hal ini
juga amat tergantung pada lama dan banyaknya rokok yang diisap masing-masing orang,"
lanjutnya.
KEBANYAKAN orang merokok karena pengaruh lingkungan, entah teman atau keluarganya
sendiri. Dina merokok karena sahabatnya adalah perokok, sedang Wawan mulai merokok
karena hampir semua pria di lingkungan tempat tinggalnya adalah perokok.
Meski perokok, namun mereka umumnya tak ingin anak atau kerabatnya juga menjadi
perokok. Seorang ayah berusia 60-an tahun yang lima tahun terakhir ini sudah berhenti
merokok, merasa menyesal melihat ketiga anak lelakinya kini menjadi perokok seperti
dirinya dulu. "Saya tidak bisa melarang mereka, karena mereka tahu saya dulu juga
merokok," ucapnya.
Inilah mungkin yang dikatakan sebagai sesal kemudian tidak berguna. Dina pun tak ingin
anak-anaknya tahu dia merokok, sebab dia tak ingin anaknya meniru perbuatan buruknya itu.
Agar anak-anak tak tahu kalau ibunya perokok, dia membatasi diri hanya merokok di kamar
mandi.
"Di kamar mandi saya ada wewangian untuk menetralisir bau asap rokok. Jadi, setelah
merokok, wewangian itu langsung saya pasang. Saya juga langsung cuci tangan bersih-
bersih, sikat gigi dan pakai obat kumur. Memang lebih repot, tetapi harus saya lakukan agar
anak-anak tak tercemar rokok," kata Dina.
Sementara Wawan berusaha menjauhkan keluarganya dari asap rokok dengan tidak merokok
di dalam rumah. Dia juga mengatakan kepada mereka agar tidak merokok seperti dia, karena
hal itu sama sekali tidak menguntungkan. "Oleh karena saya tidak bisa berhenti merokok, ya
saya bilang saja ke mereka jangan mengikuti hal buruk dari orangtuamu," ujarnya.
Tjandra Yoga Aditama menambahkan, kemungkinan menjadi perokok pada anak-anak akan
lebih tinggi pada orangtua yang satu atau keduanya perokok. "Di Amerika, remaja perokok
lima kali lebih banyak pada mereka yang orangtuanya perokok dibandingkan dengan
orangtua yang tidak merokok."
Rokok & Masalahnya juga menyebutkan beberapa efek rokok terhadap tubuh yang jarang
dipublikasikan, seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh hingga mengakibatkan
kerontokan rambut, gangguan katarak pada mata, kulit cepat keriput, kehilangan pendengaran
dini, menimbulkan kerusakan gigi, lebih mudah terkena osteoporosis, mengurangi jumlah dan
kelainan bentuk sperma, serta lebih berkemungkinan terkena kanker.
Merokok tak hanya membuat penikmatnya tidak sehat, tetapi juga merugikan keluarga dan
kerabat sendiri. Kalau sudah begini, masihkah rokok pantas untuk dipertahankan?

UPAYA PENCEGAHAN

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri remaja
berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak
terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan
keluarga/orangtua. Suatu program kampanye anti merokok buat para remaja yang dilakukan
oleh Richard Evans (1980) dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar
remaja tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai
poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok.
Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio.
Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu
harus meniru, karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat
keputusan sendiri.Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu
mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu. Kamu tidak harus ikut merokok
hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut
merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun
jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga
akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
Agar remaja dapat memahami pesan-pesan tersebut maka dalam kampanye anti merokok
perlu disertai dengan beberapa pelatihan, seperti :
1.Ketrampilan berkomunikasi
2.Kemampuan untuk membuat keputusan sendiri
3.Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan rasa cemas/anxietas
4.Pelatihan untuk berperilaku assertif
5.Kemampuan untuk menghadapi tekanan dari kelompok sebaya, dll
Dengan cara-cara diatas remaja akan diajak untuk dapat memiliki kemampuan dan
kepercayaan diri dalam menolak berbagai godaan untuk merokok, baik yang datang dari
media massa, teman sebaya maupun dari keluarga. Melarang, menghukum, atau pun
memaksa remaja untuk tidak merokok hanya akan memberikan dampak yang relatif singkat
karena tidak didasari oleh motivasi internal si remaja.

B. RENCANA PENELITIAN
Penelitian ini saya lakukan pada :
Tanggal : 17 November 2008
Hari : Senin
Waktu : 18.00 WIB

C. PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Siklus 1 : - Menyusun kerangka penelitian,
- Membuat pertanyaan-pertanyaan,
- Mewawancara orang yang bersangkutan,
- Membuat kesimpulan,
- Menarik kesimpulan.
B. Siklus 2 : - Menyusun hasil penelitian
- Memberi skor atau nilai

HASIL PENELITIAN

A. Populasi
Populasi yang saya ambil dari penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga saya.
B. Sampel
Sampel yang saya ambil dari penelitian ini adalah 2 orang perokok aktif dari seluruh
anggota keluarga saya.
C. Isi Penelitian
Dari penelitian sederhana yang saya lakukan, terdapat banyak pengaruh asap rokok
yang ditimbulkan oleh perokok aktif. Di dalam populasi yang cukup banyak, 2 orang
perokok aktif dapat menimbulkan banyak kerugian bagi si perokok pasif. Salah Satu
akibatnya adalah asap yang ditimbulkan oleh si perokok aktif dapat menyebabkan
sesak napas dan bau tidak sedap untuk si perokok pasif yang berada di sekitar keliling
si perokok aktif.

DATA DAN INSTRUMEN

KATEGORI JUMLAH ANGGOTA KELUARGA


PEROKOK AKTIF : Ayah, Udin, Pakde Yahya, Pakde Kholik, Pakde Ipung
PEROKOK PASIF : Ibu, Nenek, Oon, Uda, Ayu, Eko, Bude Nining, Mbak Fuah, Mbak
Umroh,
Ning Pik.

DAMPAK SI PEROKOK AKTIF BAGI SI PEROKOK PASIF


Sesak Napas : Ibu, Eko, Uda, Oon
Bau Tidak Sedap : Ayu, Bude Nining, Nenek, Ning Pik, Mbak Umroh
Merusak Ketentraman : Mbak Fuah

D. PENILAIAN
Persentase Perokok Aktif dalam keluarga = 5/15 X 100 = 33,3 %
Persentase Perokok Pasif dalam keluarga = 10/15 X 100 = 66,7 %
Persentase Dampak yang ditimbulkan si perokok aktif =
a.) Sesak Napas = 4/15 X 100 = 26,7 %
b.) Bau Tidak Sedap = 5/15 X 100 = 33,3 %
c.) Merusak Ketentraman = 1/15 X 100 = 6,7 %

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penelitian ini saya menggunakan teknik analisis data berupa angket atau kolom acuan
yang berisi tentang semua yang berkaitan dengan penelitian saya ini.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari penjelasan-penjelasan yang sudah saya simpulkan di atas kita dapat mengetahui bahwa
merokok dapat merugikan kesehatan dan juga dapat merugikan orang lain, karena asapnya
dapat mengganggu lingkungan sekitar dan orang-orang yang ada di sisinya.
Dengan merokok dapat menjerumuskan kita pada tindakan-tindakan negatif lainnya. Di
samping itu, dengan merokok berarti telah mendaftarkan diri kita pada kematian.

B. Saran
Saran saya pada pembaca yaitu agar mengetahui informasi tentang rokok sedini mungkin
agar kita tidak menjadi pecandu rokok. Hendaklah kita selalu menjaga kesehatan kita dan
lingkungan, karena sudah dijelaskan dalam pepatah barat Mensana in Corporesano.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Resensi SMA Kesamben Jombang


Wawancara singkat oleh seluruh anggota keluarga
Diposkan oleh PENGARUH ROKOK BAGI PEROKOK PASIF di 00.46

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai