Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PEMANFAATAN TANIN DARI EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN


SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA KARBON

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Dwi Asniawati D1121131003 Angkatan 2014
Yeti Haryati D1121131004 Angkatan 2014
Saubatul Islamiah D1121151008 Angkatan 2015
Jeffry Todo Jeremia D1121151029 Angkatan 2015

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

i
ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................... ii


Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Ringkasan ........................................................................................................... v
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.4 Keutamaan Penelitian..................................................................... 2
1.5 Luaran Yang Diharapkan ............................................................... 2
1.6 Manfaat .......................................................................................... 2
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencegahan Korosi ......................................................................... 2
2.2 Pencegahan Korosi Pada Baja Karbon ........................................... 3
2.3 Potensi Tanin Sebagai Inhibitor Korosi ......................................... 4
BAB 3.URAIAN KEGIATAN
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................... 5
3.2 Pengerjaan Awal Spesimen ............................................................ 5
3.3 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Rambutan ..................................... 5
3.4 Pembuatan Larutan Induk H2SO4 5 N............................................ 6
3.5 Pembuatan Larutan Induk Ekstrak Kulit Buah Rambutan 10%..... 6
3.6 Pembuatan Medium Korosif H2SO4 .............................................. 6
3.7 Pembuatan Larutan Medium Korosi Dengan Penambahan
Ekstrak Kulit Buah Rambutan ....................................................... 6
3.8 Metode Kehilangan Berat .............................................................. 6
3.9 Analisa Fotooptik ........................................................................... 6
BAB 4.BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 7
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 7

iii
DAFTAR PUSTAKA..8
LAMPIRAN
Lampiran.1 Biodata Ketua dan Anggota , Biodata Dosen
Pembimbing ................................................................................... 10
Lampiran.2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................. 17
Lampiran.3 Susunan Orgnisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ...... 19
Lampiran.4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti .......................................... 20

iv
RINGKASAN

Korosi dapat diartikan sebagai proses rusaknya suatu logam yang diakibatkan
oleh interaksi logam tersebut dengan oksigen. Korosi merupakan permasalahan yang
cukup serius bagi peralatan perindustrian yang berbahan dasar logam, oleh karena itu
perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak buruk dari korosi tersebut. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan inhibitor korosi yang
dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Salah satu bahan organik yang
dapat digunakan menjadi inhibitor korosi adalah tanin. Senyawa tanin merupakan
senyawa polifenol, dapat membentuk senyawa kompleks yang sulit larut dengan ion
logam. Salah satu bahan alam yang banyak mengandung tanin dan berpotensi
digunakan sebagai inhibitor korosi adalah kulit buah rambutan. Umumnya kulit buah
rambutan hanyalah limbah yang tak terpakai dan sangat banyak terdapat di Indonesia.
Banyaknya kandungan tanin pada kulit buah rambutan ini membuatnya berpotensi
digunakan untuk menghambat laju korosi pada logam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efisiensi tanin dari ekstrak kulit buah rambutan yang akan digunakan
sebagai inhibitor korosi pada baja karbon.
Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari delapan tahapan, yaitu:
pengerjaan awal spesimen, pembuatan ekstrak kulit buah rambutan dengan pelarut
methanol guna mengekstrak zat aktif tanin sebagai inhibitor korosi, pembuatan
larutan induk H2SO4 5 N sebagai prekursor media korosi, pembuatan larutan induk
ekstrak kulit buah rambutan 10%, pembuatan larutan medium korosi dengan
penambahan ekstrak kulit buah rambutan, metode analisis kehilangan berat, analisis
fotooptik serta analisis kristalinitas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dan dapat dapat menjadi alternatif metode baru dalam perkembangan
teknologi pencegahan korosi pada logam.

v
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan
oksigen. Pada dasarnya proses korosi merupakan pelarutan logam oleh adanya reaksi
antara permukaan logam dengan zat-zat kimia yang terkandung dalam lingkungan
logam tersebut. Korosi merupakan masalah perlu diperhatikan karena hampir semua
jenis logam yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengalami korosi,
seperti halnya baja karbon yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan mesin
kendaraan bermotor sangat rentan akan terjadinya korosi. Baja karbon merupakan
campuran antara Fe dan C dengan kadar C sampai 2,14%.
Metode pencegahan korosi bergantung pada jenis korosi yang dialami oleh
material terkorosi. Saat ini ada beberapa metode yang digunakan dalam upaya
pencegahan korosi, diantaranya pemilihan material, perubahan lingkungan, pelapisan,
dan proteksi katodik. Selain itu korosi juga dapat dicegah dengan penambahan zat
tertentu sebagai inhibitor korosi (Mega, 2013).
Inhibitor korosi adalah bahan yang jika ditambahkan ke dalam lingkungan
korosif dengan jumlah sedikit terhadap suatu logam atau material dapat menurunkan
laju korosi terhadap logam atau material tersebut. Umumnya inhibitor korosi berasal
dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang
memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fosfat, urea, fenilalanin,
imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Tetapi pada kenyataannya senyawakimia
sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya relatif mahal, dan tidak
ramah lingkungan. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan,
bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan
(Gogot, 2010).
Penggunaan inhibitor korosi merupakan metode yang paling efektif dalam
mencegah korosi karena prosesnya sederhana dan harganya relatif murah. Salah satu
senyawa yang dapat dijadikan sebagai inhibitor korosi adalah tanin . Tanin
merupakan senyawa organik yang mengandung gugus polifenol yang terdapat dalam
hampir semua jenis tanaman.Salah satu tanaman yang mengandung tanin adalah
rambutan yang terdapat pada kulit buahnya. Tirtawijaya (2015) telah melakukan
penelitian mengenai penentuan jenis tanin secara kualitatif dan penetapan kadar tanin
dari kulit buah rambutan secara permanganometri. Berdasarkan penelitian tersebut
diketahui bahwa kulit buah rambutan mengandung tanin yang termasuk jenis tanin
terhidrolisis dengan kadar total tanin sebesar 23,25%.
2

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini akan dikaji efisiensi
inhibisi dari kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum Linn) pada korosi baja
karbon. Dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi limbah kulit rambutan yang akan
dijadikan sebagai inhibitor korosi pada baja karbon.

1.2 Rumusan Masalah


Korosi menyebabkan kerusakan pada logam dan telah menimbulkan
kerugian yang sangat besar pada sektor industri. Penelitian mengenai potensi bahan
alami yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi sangat diperlukan untuk
memnimalisir dampak negatif yang disebabkan oleh korosi.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya inhibitor korosi yang berasal
dari ekstrak kulit buah rambutan dalam pencegahan korosi pada logam khususnya
baja karbon.

1.4 Keutamaan Penelitian


Keutamaan dari penelitian ini adalah memenuhi kebutuhan inhibitor korosi
yang ramah lingkungan, tidak mengandung senyawa toksik, mudah diperoleh serta
murah dengan memanfaatkan kulit buah rambutan sebagai inhibitor alami.

1.5 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu artikel yang memberikan
informasi mengenai potensi ekstrak kulit buah rambutan sebagai inhibitor korosi yang
ramah lingkungan, tidak mengandung senyawa toksik, mudah diperoleh serta murah.

1.6 Manfaat
Keberhasilan penelitian ini secara umum diharapkan dapat menambah
khazanah penelitian di Indonesia dalam penggunaan inhibitor korosi yang berasal dari
tumbuhan yang ramah lingkungan, tidak mengandung senyawa toksik, mudah
diperoleh serta murah. Di masa depan diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam perkembangan IPTEK penggunaan inhibitor dari bahan alami di Indonesia.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencegahan Korosi


Korosi merupakan suatu proses yang terjadi secara alami dan sangat sulit
untuk dihindari. Proses korosi terjadi karena adanya interaksi suatu logam dengan
oksigen. Korosi pada logam menimbulkan banyak kerugian khususnya dibidang
3

industri. Dengan demikian diperlukan upaya pencegahan untuk meminimalisir


dampak negatif yang ditimbulkan oleh korosi.
Saat ini ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan
korosi, diantaranya pemilihan material, perubahan lingkungan, pelapisan, dan
proteksi katodik . Selain itu korosi juga dapat dicegah dengan penambahan zat
tertentu sebagai inhibitor korosi. Gogot (2010) telah melakukan penelitian mengenai
potensi beberapa jenis tanaman seperti gambir, teh, kopi, dan getah pinus sebagai
inhibitor korosi pada besi. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa inhibitor alam
yang dapat mengurangi laju korosipaling baik adalah getah pinus. Inhibitor alam
yangkurang baik mengurangi laju korosi adalah gambir.Getah pinus dapat
menurunkan laju korosi sebesar87,22% pada rentang suhu 29-37C. Pada dasarnya
korosi dapat dicegah dengan cara mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Perlindungan terhadap logam dengan menerapkan metode pelapisan pada
hakikatnya melindungi logam dari lingkungan sekelilingnya, sehingga petukaran ion
antara permukaan logam dengan sekelilingnya dapat dikendalikan. Iqbal (2012) telah
melakukan penelitian mengenai studi perbandingan tingkat perlindungan korosi
terhadap beberapa jenis material coating pada onshore pipeline. Hasil penelitian
didapatkan bahwa pada suhu 65C dengan waktu pengamatan 72 jam, nilai resistance
material coating jenis polyethylene sebesar 2,88 x 105 dan nilai resistance material
coating jenis polyprophylene sebesar 1,58 x 105. Pada suhu 100C dengan waktu
pengamatan 72 jam, nilai resistance material coating jenis polyethylene sebesar 4,85
x 104 dan nilai resistance material coating jenis polyprophylene sebesar 2,72 x 104
dan nilai resistance material coating jenis polyethylene sebesar 12,89
Metode lain yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak akibat korosi
adalah dengan cara penerapan proteksi katodik. Proteksi katodik merupakan salah
satu metoda pengendalian korosi struktur baja dalam lingkungan elektrolit dengan
cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda.Metoda ini dilakukan dengan
jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga potensial
antarmuka logam-larutan elektrolit turun mencapai daerah immunnya atau sampai
nilai tertentu sehingga laju korosi logam masih minimum. Isni (2009) telah
melakukan penelitian tentang proteksi katodik dengan metodaanodatumbal diteliti
secara elektrokimia.Dari data analisa dengan metoda kehilangan berat,anoda Al
mampu menurunkan laju korosi baja sampai dengan 82 % dan Zn 50%.

2.2 Pencegahan Korosi Pada Baja Karbon


Baja karbon (Carbon Steel) sangat banyak digunakan untuk material
keteknikan. Walaupun terdapat keterbatasan terhadap ketahanan korosi, baja karbon
banyak digunakan dalam aplikasi kelautan, nuklir, transportasi, proses kimia, proses
4

industri perminyakan, pipa saluran, konstruksi pertambangan, dan peralatan proses


logam.
Korosi pada baja karbon dapat dicegah dengan menggunakan beberapa
metode seperti coating (pelapisan) dan penambahan inhibitor korosi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ali (2010) diketahui bahwa cairan ionik turunan
imidazolin dapat digunakan sebagai inhibitor korosi. Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Ken (2013) mengungkapkan bahwa asam glutamat juga dapat
digunakan sebagai inhibitor korosi. Metode coating (pelapisan) yang dapat digunakan
untuk mengurangi korosi pada baja karbon adalah pelapisan dengan polimer hybrid
GLYMO, hal tersebut berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Melati
(2011).
Pencegahan korosi pada baja karbon juga dapat dilakukan dengan cara
memberikan suatu bahan yang dapat memproteksi baja karbon tersebut. Selama ini
bahan yang banyak digunakan untuk proteksi korosi adalah kromat (Buchheit, 1995).
Bahan tersebut dapat menghambat korosi dengan sangat baik dan memiliki adhesi
yang baik terhadap logam. Namun, bahan tersebut merupakan senyawa karsinogenik
yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Selain itu, senyawa kromat
tersebut mudah terkikis oleh arus fluida sehingga umur pakainya tidak lama.Selain
kromat, bahan lain yang banyak dipakai untuk proteksi korosi pada pipa baja karbon
adalah bahan organik seperti polietilen, alkanethiol, dan lainnya (Grundmeier. et. al.,
2000). Berbeda dengan kromat, bahan organik dikenal ramah lingkungan dan mudah
disintesis. Namun, umumnya bahan organik seperti poli- etilen memiliki stabilitas
termal dan kekuatan mekanik yang kurang.

2.3 Potensi Tanin Sebagai Inhibitor Korosi


Inhibitor korosi merupakan zat kimia yangketika ditambahkan dalam
konsentrasi kecil ke suatu lingkungan dapat memperlambat terjadinya korosi
(Roberge, 2000). Inhibitor dapat dibedakan menjadi inhibitor organik dan inhibitor
anorganik (Aidil, 1972). Inhibitor organik adalah inhibitor yang berasal dari bagian
tumbuhan yang mengandung tanin. Tanin merupakan zat kimia yang terdapat pada
daun, akar, kulit, buah, dan batang tumbuhan (Haryati, 2008). Tanin dapat
meningkatkan pembentukan film diatas permukaan logam sehingga dapat membantu
dalam proses inhibisi korosi (Okafor dkk, 2008). Proses inhibisi dari tanin dikaitkan
kepada pembentukan lapisan pasif dari permukaan logam. Tanin memiliki gugus
fenolik yang memiliki kemampuan untuk membentuk garam tanninate dengan ion
ferric, proses inhibisi korosi dari tanin dapat disebabkan oleh pembentukan jaringan
dari garam ferric tanninate yang melindungi permukaan logam (Nahle dkk, 2010).
Tanin dapat ditemukan dalam berbagai jenis tumbuhan seperti teh, kopi
,jambu biji, rambutan, akasia, gambir, serta kakao. Pada penelitian sebelumnya oleh
5

Hermawan, dkk (2012), telah digunakan kulit buahkakao untuk mengurangi laju
korosi. Medium yang digunakan adalah air laut, air hujan, danasam sulfat 1 M dengan
lama perendaman 120 jam, sedangkan variasi konsentrasi yangdiberikan adalah 600,
800, dan 1000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi inhibisitertinggi terjadi
pada medium korosif air hujan dengan konsentrasi inhibitor 600 ppm yaitusebesar
93,06%.Ludiana (2012) juga telah melakukan penelitian mengenai pengaruh
konsentrasiinhibitor ekstrak daun teh (Camelia sinensis) terhadap laju korosi baja
karbon Schedule 40Grade B ERW dengan menggunakan medium korosif NaCl 3%,
lama perendaman yangdilakukan adalah 3 hari dan 6 hari dengan variasi konsentrasi
yang diberikan adalah 1% sampaidengan 5%. Dari penelitian ini didapatkan hasil
bahwa efisiensi inhibisi tertinggi didapatkanpada saat pemberian konsentrasi inhibitor
4% pada perendaman 3 hari maupun 6 hari.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain : Neraca analitik,
oven, gerinda, ampelas besi, rotary evaporator, Scanning Electron Microscopy
(SEM), serta alat-alat gelas.Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini
diantaranya :Baja karbon, Kulit buah rambutan, Metanol (CH3OH), Aseton
(CH3COCH3) merck p.a, Natrium klorida (NaCl), Asam sulfat (H2SO4) 98% merck
p.a, serta Akuades.

3.2 Pengerjaan Awal Spesimen


Baja karbon yang berbentuk batangan dipotong-potong berbentuk kubus
dengan ukuran kurang lebih 2x2 cm. Kemudian dibersihkan dan dihaluskan
permukaannya dengan menggunakan ampelas besi dan dibilas dengan akuades.
Selanjutnya dibilas dengan aseton, dikeringkan dengan suhu 60C.

3.3 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Rambutan


Kulit buah rambutan segar dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan.
Sebanyak 800 gram kulit buah rambutan yang telah kering ditumbuk halus, kemudian
dimaserasi dengan 5 liter metanol. Ekstrak disaring, kemudian diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator dan didapatkan hasil berupa ekstrak pekat kulit buah
rambutan.
6

3.4 Pembuatan Larutan Induk H2SO45 N


Larutan induk H2SO4 5 N dibuat dengan cara memipet 34 mL larutan H2SO4
98% dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL yang telah diisi dengan akuades,
kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas.

3.5 Pembuatan Larutan Induk Ekstrak Kulit Buah Rambutan 10%


Ekstrak kulit buah rambutan sebanyak 10 gram dilarutkan dengan akuades
didalam labu ukur 100 mL.

3.6 Pembuatan Medium KorosifH2SO4


Larutan induk H2SO45 N digunakan untuk membuat H2SO4 dengan variasi
konsentrasi 0,5 N dan 1,5 N. Dipipet 5 mL dan 15 mL larutan induk masing-masing
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Selanjutnya diencerkan dengan akuades.

3.7 Pembuatan Larutan Medium Korosi Dengan Penambahan Ekstrak Kulit


Buah Rambutan
Ekstrak pekat kulit buah rambutan yang telah didapatkan dibuat larutan induk
10%. Selanjutnya dibuat variasi konsentrasi 0; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0%. Larutan
inhibitor dicampur dengan medium H2SO4 0,5 N dan 1,5 N pada labu 50 mL lalu
diencerkan dengan akuades. Larutan ini digunakan sebagai pengujian pengaruh
ekstrak kulit buah rambutan sebagai inhibitor.

3.8 Metode Kehilangan Berat


Baja karbon direndam selama 6 jam di dalam 50 mL larutan medium H2SO4
tanpa inhibitor serta dalam medium H2SO4 yang telah ditambahkan inhibitor dengan
konsentrasi yang berbeda-beda. Disini juga akan dilakukan variasi suhu yaitu 30, 40,
50, dan 60 derajat Celcius. Kemudian baja karbon dicuci dengan aseton, dibersihkan
dan dikeringkan dengan oven pada suhu 60C. Setelah kering baja karbon ditimbang
dan hasil penimbangan dinyatakan sebagai berat akhir (m2). Berat baja sebelum dan
sesudah biberikan perlakuan ditimbang dengan neraca analitik.

3.9 Analisis Fotooptik


Baja karbon direndam dalam larutan H2SO4 1,5 N tanpa dan dengan
penambahan ekstrak kulit buah rambutan 2,0% selama 6 jam. Analisis Fotooptik
yang dilakukan adalah X-Ray Diffraction (XRD) danScanning Electron Microscopy
(SEM). Analisis dilakukan terhadap baja karbon pada saat sebelum dan sesudah
dilakukan perendaman.
7

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1 menjelaskan mengenai rancangan anggaran biaya yang akan
digunakan dalam penelitian potensi ekstrak kulit buah rambutan sebagai inhibitor
korosi pada baja karbon.

Tabel 1.Ringkasan anggaran biaya


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang 2.980.100
2. Bahan habis pakai 3.896.000
3. Perjalanan 1.906.000
4. Lain-lain 1.560.000
Jumlah 10.342.100

4.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal kegiatanprogram yang akan direncanakan dalam penelitian
tentang potensi ekstrak kulit buah rambutan sebagai inhibitor korosi pada baja karbon
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Rencana Kegiatan Penelitian


Kegiatan
1 2 3 4 5
Perisiapan alat dan bahan
Pembuatan ekstrak kulit buah rambutan
Pembuatan larutan induk H2SO4 5 N
Pembuatan larutan induk ekstrak kulit
buah rambutan 10%
Pembuatan medium korosif H2SO4
Pembuatan larutan medium korosi
dengan penambahan ekstrak kulit buah
rambutan
Metode kehilangan berat
Analisis fotooptik
Pengerjaan laporan dan persiapan
publikasi
8

DAFTAR PUSTAKA

Aidil, E., and A. M. Shams El Din, 1972, Corrosion Inhibition by Naturally


OccurringSubstances-I. The Effect of Hibiscus subdariffa (karkade) Extract
on the Dissolution of Al and Zn, Corrosion Sciense, vol. 12, no. 12, pp. 897-
904
Buchheit, R. G. 1995. A Compilation of corrosion potentials reported fer intermetalic
phase in allaumunium alloys. Jurnal of the Electrochemical Society, 12 (11):
3994-3996
Desinta, Tirtawijaya. 2015. Penentuan Jenis Tanin Secara kualitatif dan
PenetapanKadar Tanin Dari Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Secara Permanganometri.Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vol.4 No.1 , Universitas
Surabaya : Surabaya
Fachrurozi, Ali. 2010.Efisiensi Inhibisi Cairan Ionik Turunan Imidazolin
SebagaiInhibitor Korosi Baja Karbon dalam Larutan Ektrolit Jenuh Karbon
Dioksida.Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. Vol 1.No.2. ISSN 2087-7412,
UPI : Bandung
Grundmeier, G., Schmidt, W., & Stratman, M. 2000. Corrosion Protection by organic
coatings: electrochemical mechanism and novel methods of
investigation.Electrochim Acta 45:2515-2533
Haryati. 2008, Potensi dan peluang Tanaman Obat, Erlangga : Jakarta
Haryono, Gogot. 2010. Ekstrak Bahan Alam Sebagai Inhibitor Korosi. Prosiding
SeminarNasional Teknik Kimia Kejuangan. ISSN 1693-4393, UPN :
Yogyakarta
Hermawan, Sri, dkk, 2012, Penentuan Efisiensi Inhibisi Korosi Baja
MenggunakanEkstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao). Jurnal Teknik
Kimia USU, Volume 1 No. 2,USU: Medan
Iqbal .2012. Studi Perbandingan Sistem Perlindungan Korosi Sacrificial Anode dan
Impressed Current Pada Struktur Jacket. Jurnal Tugas Akhir. ITS : Surabaya
Ninez, Ken. 2013. Pengaruh Variasi Komposisi Asam Glutamat Sebagai
InhibitorBaja Karbon dalam Medium Air Laut. Surabaya : Laporan Akhir
PKM, ITS : Surabaya
Ludiana, Yona, 2012, Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun The
(Cameliasinensis)Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Schdule 40 Grade B
ERW, Jurnal Fisika Volume 1No.1, Unand : Padang
Melati, H.A, 2011, Proteksi Korosi Pipa Baja Karbon Penyalur Migas di Lingkungan
9

Garam Menggunakan Polimer Hibrid Berbasis Monomer Glymo, Jurnal Ilmu-


Ilmu Hayati dan Fisik, Vol.13 No.1 ISSN : 1411-0903, Unpad : Bandung
Nahle, A., et al, 2010, UAE Neem Extract as a Corrosion Inhibitor for Carbon Steel
inHCLSolution, Hibdawi Publishing Corporation.
Okafor, P. C., et al, 2008, Inhibitory Action of Phyllanthus amarus Extract On
TheCorrosion ofMild Steel in Acidic Media, Corrosion Science, 50, 2310-
2317.
Roberge, Pierre R., 2000, Hand Book of Corrosion Engineering, Mc. Graw Hil, New
York.
Wahyuni, Mega, 2013. Pillar Of Physics, Vol.2. No 59-67.Universitas Negeri Padang
: Padang
10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
1.1 Biodata Ketua
11

1.2 Biodata Anggota 1


12

1.3Biodata Anggota 2
13

1.4 Biodata Anggota 3


14

1.5 Biodata Dosen Pembimbing


15
16
17

Lampiran 2.JustifikasiAnggaranKegiatan

1. PeralatanPenunjang

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah (RP)


(RP)
Ampelas Besi Pembelian 2 lembar 7.000 14.000
Batang Pembelian 4 buah 5.400 21.600
Pengaduk
Baskom Pembelian 1 buah 25.000 25.000
Gelas Kimia Pembelian 12 buah 38.000 456.000
Pyrex 100 mL
Gerinda Pembelian 1 buah 486.000 486.000
Kertas Saring Pembelian 25 lembar 13.200 330.000
Labu Ukur Pembelian 12 buah 84.000 1.008.000
Pyrex 50 mL
Masker Pembelian 4 buah 2.500 10.000
Labu Ukur Pembelian 1 buah 105.000 105.000
Pyrex 100 mL
Labu Ukur Pembelian 1 buah 125.000 125.000
Pyrex 250 mL
Oven Penyewaan 1 set 150.000 150.000
Pipet Tetes Pembelian 5 buah 4.500 22.500
Rotary Penyewaan 1 set 200.000 200.000
Evaporator
Sarung Pembelian 4 pasang 3.000 12.000
Tangan Lab
Termometer Pembelian 1 buah 15.000 15.000
Subtotal (RP) 2.980.100

2.Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (RP)


Pemakaian (RP)
Rambutan 5 kg 20.000 100.000
Akuades 20 liter 5.000 100.000
Asam Sulfat 1 liter 273.000 273.000
(Merck)
Aseton 1 liter 366.000 366.000
(Merck)
Baja Karbon 1 buah 150.000 150.000
Metanol 8 liter 314.000 2.512.000
(Merck)
18

Natrium 500 gram 395.000 395.000


Klorida
Subtotal (RP) 3.896.000

3.Perjalanan

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (RP)


Pemakaian (RP)
Survei serta
pembelian alat 2 orang 2 paket 200.000 400.000
dan bahan
Akomodasi
analisis
1 orang 1 paket 1.506.000 1.506.000
fotooptik di
ITB
Subtotal (RP) 1.906.000

4.Lain-lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
Analisis Fotooptik
2 paket 370.000 740.000
(SEM)
Analisis
Kristalinitas 2 paket 410.000 820.000
(XRD)
Subtotal (Rp) 1.560.000
Total (Rp) 10.342.100
19

Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama / Nim Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/Minggu
)
Ekstraksi kulit
Dwi Asniawati / Teknik Teknik 10 buah rambutan
1
D1121141003 Kimia Kimia Jam/Minggu Pembuatan
laporan
Pembuatan
larutan medium
Yeti Haryati / Teknik Teknik 8 korosif
2
D1121141004 Kimia Kimia Jam/Minggu Mencatat
kegiatan di
logbook
Pembuatan
Saubatul Islamiah Teknik Teknik 8 larutan induk
3
/ D1121151008 Kimia Kimia Jam/Minggu Manajemen
keuangan
Preparasi alat
dan bahan
Melakukan
Jeffry Todo
Teknik Teknik 10 metode
4 Jeremia /
Kimia Kimia Jam/Minggu kehilangan
D1121151029
berat
Pengerjaan awal
spesimen
20

Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai