Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Kimia, 2017)
(Kimia, 2017)
Cermin perak biasanya terbentuk pada dinding reaksi yang berwarna putih
perak (Anwar, 1994)
Sifat Fisik
Gugus karbonil bersifat polar, hal ini pada dasarnya disebabkan
atom oksigen dan karbon pada gugus karbonil mempunyai perbedaan
keelektronegatifan yang cukup nyata . Kepolaran gugus karbonil
ditunjukkan oleh sifat fisik aldehid dan keton . Titik didih aldehid dan
keton kira -kira 50 C 80 C lebih tinggi daripada hidrokarbon yang
mempunyai berat molekul yang sama (Matsjeh, 1993)
Asam Karboksilat
(Hart, 1990)
Gugus karboksil
Titik Titik
Kelarutan dalam
Nama Stuktur leleh, didih,
H2O pada 20C
C C
Format HCO2H 8 100,5
Asetat CH3COOH 16,6 118
Propionate CH3CH2O2H -22 141
Butirat CH3(CH2)2CO2H -4,5 165,5
Valerat CH3(CH2)3CO2H -34 187 3,7 g/100 mL
Kaproat CH3(CH2)4CO2H -3 205 1,0 g/100 mL
Sikloheksana- C6H11CO2H 31 233 0,2 g/100 mL
karboksilat
benzoat C6H5CO2H 122 250 0,3 g/100 mL
(Fessenden & Joan, 1997)
Reagen Tollens
- Reagen Fehling
10 mL Fehling A
- Dimasukkan ke dalam
Erlenemeyer 50 mL
- Ditambahkan 10 mL larutan
Fehling B
- Dikocok sampai larutan
homogen
Reagen Fehling
1. Uji Tollens
a. Uji gugus aldehida
- Tabung 1
reagen Tollens
PengamatanHasil
Pengamatan
- Tabung 2
1 mL Reagen Tollens
Hasil pengamatan
b. Uji gugus fungsi Keton
- Tabung 1
1 mL reagen Tollens
Hasil Pengamatan
- Tabung 2
1 mL reagen Tollens
5 mL reagen Fehling
Hasil Pengamatan
- Tabung B
5 mL reagen Fehling
Hasil Pengamatan
Hasil Hasil
Pengamatan
3. Adisi Bisulfit
Hasil Pengamatan
Filtrat Hablur
filtrat Hablur
Hasil Pengamatan
mL 2,4-dinitrofenilhidrasin
trat blur
sedikit air dingin
- Dihablurkan lagi dengan sedikit etanol
- Dikeringkan
- Ditentukan titik lelehnya
LelehTitik
Leleh
d. Uji gugus fungsi keton dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin
5 mL 2,4-dinitrofenilhidrasin5
FiltratFil HablurHa
- Dicuci dengan sedikit air dingin
- Dihablurkan lagi dengan sedikit etanol
- Dikeringkan
- Ditentukan titik lelehnyaDicuci dengan
Titik
5. Pembuatan Oksim
Larutan
Hidroksilamin
- Ditambahkan sikloheksanon
- Tabung ditutup dan di goncang 1-2 menit
Zat padat
Sikloheksanon oksim
Zat padat
Sikloheksanon oksim
- Didinginkan dalam air es
- Disaring dengan corong penyararing
Filtrat Hablur
6. Reaksi Haloform
- Tabung 1
3 mL NaOH 5%
- Tabung 2
3 mL NaOH 5%
3 mL NaOH 5%
Hasil Pengamatan
- Tabung 4
3 mL NaOH 5%
-
Dimasukkan ke tabung reaksi
-
Ditambahkan 5 tetes 3-pentanon
-
Ditambahkan larutan iodium
(10mL) sambil diguncang
sampai warna iodium tidak
hilang
- Dicatat baunya
Hasil Pengamatan
7. Kondensasi Aldol
a.
4 mL NaOH 1%
- Dimasukkan ke tabung reaksi
- Ditambahkan 0,5 mL asetaldehid
- Diguncang dengan baik
- Dicatat baunya
- Dididihkan 3 menit
- Dicatat baunya
Hasil Pengamatan
b. Dengan cara refluks
10 mL etanol + 1 mL aseton +
2 mL benzaldehid + 5 mL NaOH 5%
Hablur
Titik leleh
8. Identifikasi karboksilat
a.
5 mL asam cuka
Hasil Pengamatan
b.
5 mL larutan CH3COONa 10%
Filtrat Residu
Dari hasil pembentukan ion kompleks ini, maka telah terbentuk reagen
Tollens yang siap digunakan.
+ 2Ag(NH
O 3)2OH +2Ag(s) +
2NH3+ CH
Cermin perak
garam asam karboksilat, dan ion perak akan direduksi menjadi logam
COH
HCOH
Berdasarkan teori, adanya oksidasi Formaldehid oleh reagen
tollens menjadi Asam karboksilat yang dibuktikan dengan terbentuknya
endapan perak di dinding tabung. Oksidasi ini terjadi dikarenakan adanya
atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil dan dapat dilepas dengan
mudah pada proses oksidasi. Terbentuknya endapan pada dinding tabung
dikarenakan gugus karbonil pada formalin lebih kurang terlindungi oleh
rantai utamanya. Jadi akan lebih mudah memutus ikatan H pada
formaldehid.
+ Ag(NH3)2OH
O
+ 2Cu2+ + 5OH-
H OH
Pada tabung 3 tidak tebentuk endapan merah bata pada larutan. Hal ini
menunjukkan bahwa aseton tidak dapat bereaksi dengan reagen fehling.
Reagen fehling yang bertindak sebagai oksidator lemah tidak dapat
mengoksidasi aseton sehingga tidak menghasilkan reaksi. Berikut
persamaan reaksinya :
O
Pada tabung 4 tidak tebentuk endapan merah bata pada larutan. Hal ini
menunjukkan bahwa sikloheksanon tidak dapat bereaksi dengan reagen
fehling. Reagen fehling yang bertindak sebagai oksidator lemah tidak
dapat mengoksidasi aseton sehingga tidak menghasilkan reaksi. Berikut
persamaan reaksinya :
O
+ 2Cu2+ + 5OH-
C. Adisi Bisulfit
Pada percobaan adisi bisulfit bertujuan untuk menguji keberadaan
keton dengan menggunakan suatu reagen natrium bisulfit.Prinsip percobaan
ini adalah reaksi adisi pada keton.Langkah awal yaitu memasukkan 5 mL
larutan jenuh NaHSO3 yang tak berwarna ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
Kemudian, erlenmeyer tersebut dimasukkan ke dalam air yang sudah
didinginkan. Fungsi dari memasukkan erlenmeyer ke dalam air es ini
adalah untuk memperlambat reaksi adisi yang berlangsung. Setelah itu,
ditambahakan 2,5mL aseton (tak berwarna) dan dikocok agar larutan
tercampur sempurna. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
O OH
OSO2-Na2+
+ C2H5OH
Setelah itu disaring dengan menggunakan corong penyaring untuk
memisahkan residu dengan filtratnya.Residu ditambahkan beberapa tetes
HCl pekat dengan tujuan melarutkan kembali hablur yang terbentuk. Hal
ini menandakan bahwa penambahan HCl pekat menyebabkan ikatan
tunggal dalam hablur kembali membentuk ikatan rangkap sehingga
terbentuk kembali aseton sesuai dengan persamaan reaksi:
OH O
CH3 C SO3Na CH3 C CH3
+ HCl + NaCl + SO2+ H2O
CH3
D. Pengujian dengan Fenilhidrasin
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aldehid dan keton
berdasarkan titik lelehnya. Titik leleh ditentukan dengan mereaksikan
kedua senyawa tersebut dengan fenilhidrazin. Aldehid yang digunakan
adalah benzaldehid, sedangkan keton yang digunakan adalah
sikloheksanon. Percobaan diawali dengan menyiapkan 2 tabung reaksi
(tabung reaksi 1 dan 2) yang kemudian diisi dengan 2,5 mL Fenilhidrazin
ke dalam masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan
10 tetes Benzaldehid (kuning kecoklatan) menjadi larutan berwarna
kuning. Pada tabung kedua ditambahkan 10 tetes Sikloheksanon larutan
berwarna kuning keruh. Kemudian tabung reaksi ditutup, dikarenakan bau
menyengat yang dihasilkan. Tabung reaksi kemudian diguncangkan
sekitar 2 menit hingga terbentuk endapan hablur.
Masing-masing endapan dikedua tabung kemudian disaring
menggunakan kertas saring untuk memisahkan residu (endapan) dengan
filtratnya. Endapan yang tertinggal dikertas saring, dicuci dengan air
dingin untuk melarutkan zat-zat yang tidak diinginkan. Kemudian
ditambah 1 mL etanol. Fungsi penambahan etanol adalah untuk
menghablurkan Fenilhidrason yang terbentuk. . Persamaan reaksi yang
terjadi pada Benzaldehid dapat digambarkan sebagai berikut:
O NH2
C N
H
H
+ +
H2O
Persamaan reaksi yang terjadi pada tabung berisi Sikloheksanon sebagai
berikut.
H
O NH 2
N
N N
+
H
+
H2O
E. Pembuatan Oksim
Percobaan ini tidak dilakukan.
F. Reaksi Haloform
Percobaan ini bertujuan untuk membedakan aldehid dan keton
menggunakan larutan iodium untuk membentuk iodoform.Prinsip
percobaan ini berdasarkan kemampuan untuk membuat senyawa haloform
yang tersusun atas trihalometil berupa iodoform dalam suasana basa.
Percobaan diawali dengan menyiapkan 2 tabung reaksi (tabung 1
dan 2) yang telah diisi masing-masing 3 mL larutan NaOH 5% . Pada
tabung reaksi 1 ditambah 5 tetes aseton lalu ditambah 10 mL iodium
sambil digoncangkan sampai iodium tidak hilang lagi. Hasil reaksi ini
menghasilkan terbentuknya endapan kuning berbau seperti obat. Pada
tabung 2 ditambah 5 tetes isopropil alkohol lalu ditambah 10 mL iodium
sambil digoncangkan sampai iodium tidak hilang lagi, menghasilkan
terbentuknya endapan kuning serta berbau seperti obat. Reaksi pada tabung
1:
O
CH3 C CH3 (aq) + OH-(aq) + I2(aq) CHI3 (aq) + CH3COO- (aq)+
3H2O (aq) + 3I-(aq)
OH OH
H H
OH
G. Kondensasi Aldol
Kondensasi aldol dapat dibuat dengan mereaksikan dua molekul
asetaldehid yang diolah dalam suasana basa dengan penambahan NaOH
dalam air. Langkah pertama yaitu mereaksikan 4 ml larutan NaOH 1%
dengan 0,5 ml asetaldehid lalu digoncangkan agar tercampur. Reaksi ini
menghasilkan larutan berwarnakuning kunyit berbau tengik. Kemudian
larutan dididihkan selama 3 menit dalam penangas air. Saat pemanasan, bau
tengik teridentifikasi sebagai senyawa Krotonaldehid.
Asetaldehid jika direaksikan dengan larutan basa encer yaitu larutan
1% NaOH maka akan berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol yang
bila dipanaskan akan menyingkirkan air menghasilkan aldehida tak jenuh,
berikut reaksinya:
O O
OH-
H3 C C H + CH 2 C H
OH H
O
CH 3 C C C H2O
H
dipanaskan
H H
CH 3 C C CH O + H 2O
H H
H. Identifikasi Karboksilat
a. Pada percobaan ini diawali dengan dengan memasukkan 5 ml asam
cuka (CH3COOH) kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambah 3 ml
larutan KMnO4 1 N (warna ungu) yang berwarna ungu menghasilkan
larutan tetap berwarna ungu tua. Hal ini disebabkan asam asetat tidak
dapat dioksidasi menggunakan KMnO4 yang dibuktikan dengan larutan
tetap berwarna ungu pekat. Persamaan reaksinya :
3CH3COOH + 8 KMnO4
b. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pada asam asetat.
Pertama 5mL CH3COONa 0,1M dimasukkan ke dalam tabung reaksi .
Lalu ditambah 3mL larutan FeCl3 5% yang berwarna kuning
menghasilkan larutan berwarna merah bata dan dua lapisan. Persamaan
reaksinya :
CH3COONa (aq) + FeCl3 (aq) 3CH3COO- (aq) + NaCl (s) + Fe3+
(aq)
Penambahan FeCl3 berfungsi untuk menghasilkan endapan yang
mengandung ion ferri.
Kemudian dipanaskan sampai endapan menggumpal didasar tabung
yang berwarna merah kecoklatan. Setelah dipanaskan, endapan terpisah
dengan larutannya. Endapan tetap berwarna merah kecoklatan, karena
adanya ion [Fe(OH)2(CH3COO)3]+ pada larutan. Dan larutan bagian atas
tak berwarna. Persamaan reaksi :
3CH3COO- (aq) + Fe3+ (aq) + 3H2O (l)
[Fe(OH)2(CH3COO)3](aq) + 2H+ (aq)
Setelah itu, endapan berwarna merah kecoklatan disaring dengan
kertas saring. Dimana residu menghasilkan endapan berwarna merah
kecoklatan dan filtrat larutan yang tak berwarna. Lalu filtrat yang
berada pada tabung reaksi 1 ditambah dengan 3 tetes K4Fe(CN)6 yang
berwarna kuning kehijauan menghasilkan larutan berwarna hijau muda.
Penambahan K4Fe(CN)6bertujuan untuk menunjukkan apakah filtrat
tersebut masih mengandung ion ferri atau tidak. Kemudian tabung
reaksi 1 dibandingkan dengan tabung reaksi 2 yang berisi 3 tetes larutan
FeCl3 5% yang berwarna kuning. Ternyata warna dari tabung reaksi 1
(filtrat + K4Fe(CN)6) berbeda dengan tabung reaksi 2 (larutan FeCl3
5%), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada lagi terkandung ion ferri
dalam filtrat. Persamaan reaksi :
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa aldehid dan keton dapat
dibedakan melalui beberapa reaksi, diantaranya:
1. Uji Tollens
Reagen tollens dapat bereaksi dengan aldehid yaitu larutan
benzaldehid dan formalin dengan cara mengoksidasi senyawa aldehid
sehingga menghasilkan cermin perak,Ag. Sedangkan Sedangkan keton
(aseton dan sikloheksanon) tidak dapat bereaksi atau mereduksi reagen
Tollens.
2. Uji Fehling
Reagen Fehling dapat bereaksi dengan aldehid yaitu larutan
formaldehid dengan cara mengoksidasi senyawa aldehid sehingga
menghasilkan larutan biru dengan endapan berwarna merah bata.
Sedangkan keton (aseton dan sikloheksanon) tidak dapat bereaksi atau
mereduksi reagen Tollens.
3. Adisi Bisulfit
Keton dapat diadisi dengan Bisulfit membentuk endapan atau
hablur berwarna putih dalam suasana asam dan membentuk senyawa
Keton kembali setelah direaksikan dengan HCl pekat.
4. Pengujian dengan Fenilhidrasin
Reaksi fenilhidrazin dengan aldehid (benzaldehid) akan
mengahasilkan fenilhidrazon yang memiliki titik leleh sekitar 1440C.
Sedangkan Reaksi fenilhidrazin dengan keton (sikloheksanon) akan
mengahasilkan fenilhidrazon yang memiliki titik leleh sekitar 880C.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa titik leleh aldehid lebih tinggi
daripada titik leleh keton.
5. Reaksi Haloform
Aseton dan isopropyl alkohol dapat bereaksi dengan NaOH dan I2
membentuk iodoform yang dibuktikan dengan terbentuknya endapan
kuning berbau seperti obat. Namun endapan pada aseton lebih banyak
daripada endapan isopropil alkohol.
6. Kondensasi Aldol
Asetaldehid jika direaksikan dengan larutan basa encer yaitu
larutan 1% NaOH maka akan berkondensasi sesamanya menghasilkan
aldol yang bila dipanaskan akan menyingkirkan air menghasilkan
aldehida tak jenuh.
7. Identifikasi Karboksilat
a. asam asetat tidak dapat dioksidasi menggunakan KMnO4 yang
dibuktikan dengan larutan tetap berwarna ungu pekat
b. Pada reaksi asam asetat terjadi reaksi pengomplekan dengan FeCl3
yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah. Hal ini
endapan mengandung ion ferri. Ketika filtrat ditambah dengan
K4Fe(CN)6 warnanya berbeda dengan larutan FeCl3, hal ini
menunjukkan bahwa tidak lagi terkandung ion ferri dalam filtrat.
X. DISKUSI
Fessenden, R. J., & Joan, S. (1997). Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara.
Tim Dosen Kimia . (2017). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.