Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
LATAR BELAKANG...............................................................................4
METODE.............................................................................................5
REFERENSI........................................................................................15
2
Latar Belakang
3
Dalam pengumpulan data-data makalah ini, penulis menggunakan
metode studi pustaka (library research), dengan merujuk pada buku-
buku, internet, dan media-media terkait yang relevan. Dalam
pengumpulan data-data tersebut, penulis lebih mengacu pada data-data
dari buku-buku dan internet karena keterbatasan penulis dalam mencari
data-data yang akurat, relevan, dan original.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Oleh karena itu dalam
aplikasinya, kegiatan wisata bahari yang memanfaatkan sumber daya
ikan dapat dikembangkan ke arah minawisata.
Potensi sumber daya alamnya bervariasi, seperti pertanian,
kehutanan, kelautan, dan perikanan. Luas lahan sawah irigasi teknis
seluas 18.506 ha, dan non irigasi teknis 29.848 ha, sedangkan potensi
dan pemanfaatan di bidang kelautan dan perikanan terdiri dari perairan
umum seluas 3.113,5 ha dengan tingkat pemanfaatan 5,20 ha, tambak
650 ha dengan tingkat pemanfaatan 58 ha, sawah sebesar 240 ha
belum dimanfaatkan; kolam 4.630,2 ha dengan tingkat pemanfaatan
915 ha, dan mina padi sebesar 10.265,6 ha dengan tingkat
pemanfaatan 1.233 ha (KKP DIY, 2014).
Dengan lahan perikanan, dalam hal ini kolam, 4.630,2 Ha mampu
memberikan kontribusi produksi budidaya ikan untuk tahun 2007 lebih
dari 11 ribu ton. Selain itu, keberadaan pengolah ikan di DIY juga
memberikan potensi olahan kurang dari 500 ton per tahun (KKP DIY,
2007). Jika melihat sumbangan sektor-sektor pembangunan di DIY
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka sektor perikanan di DIY
terkesan kurang memberikan kontribusi yang nyata dalam beberapa
kurun waktu terakhir. Karena itu, diperlukan inovasi program yang
mampu mendorong peningkatan produksi perikanan dari semua
segmen, mulai dari budidaya hingga pengolahan. Program ini tentunya
juga diharapkan mampu memberdayakan pemanfaatan sarana dan
prasarana perikanan yang sudah ada di DIY secara maksimal. Hal
tersebut juga sejalan dengan program Kementrian Kelautan dan
Perikanan RI untuk lebih banyak mengembangkan kawasan kegiatan
perikanan (mina politan).
Provinsi DIY yang merupakan destinasi wisata yang cukup banyak
di kunjungi, menjadikan provinsi ini memiliki mobilitas penduduk yang
relatif tinggi. Wisata DIY memiliki peran dalam kontribusi pendapatan
6
daerah hingga pembangunan daerahnya. Selama ini pariwisata di DIY
lebih banyak mengandalkan obyek wisata yang berbasis massal,
diantaranya Candi Prambanan, Museum, hingga wisata belanja seperti
Malioboro. Melihat hal tersebut, terbuka peluang untuk menciptakan
paket wisata yang atraktif dan inovatif untuk lebih melengkapi wisata-
wisata yang ada sebelumnya. Wisata Perikanan (mina wisata) mencoba
hadir untuk melengkapi destinasi pariwisata di DIY, sekaligus lebih
mengenalkan perikanan Provinsi DIY kepada khalayak umum.
Mina wisata di DIY pada dasarnya berupa aktivitas yang
berhubungan dengan perikanan seperti mengunjungi, menikmati
maupun memanfaatkan pelayanan yang ada pada beberapa lokasi dan
infrastruktur perikanan di DIY. Seperti gambaran, lokasi area perikanan
DIY antara lain kolam pemancingan dengan keindahan alamnya yang
terdapat di Kalasan, wisata gurame di Kergan, Kretek dan tempat
tempat perikanan lainnya.
Mina wisata yang ditawarkan di DIY antara lain kunjungan ke Balai
Benih Ikan dan Balai Benih Udang, dimana pengunjung atau wisatawan
dapat melihat, belajar tentang budidaya ikan, atau membeli benih
ikan/udang apabila tertarik untuk membudidayakannya. Untuk ikan hias,
wisatawan atau pengunjung dapat berkunjung ke sentra pemasaran
ikan hias atau sentra budidaya ikan mas koki untuk membeli ikan hias
maupun bertanya tentang teknik budidaya ikan hias. Bagi penggemar
olahraga memancing, tersedia pilihan tempat pemancingan di DIY yang
juga menawarkan keindahan pemandangan alam.
Dukungan terhadap pengembangan mina wisata di DIY tidak
hanya berasal dari satu atau dua instansi saja, tetapi menjadi tanggung
jawab seluruh komponen dan elemen masyarakat yang ada. Mengingat
sektor pariwisata bersifat lintas sektoral, maka dalam
perkembangannya membutuhkan keterlibatan berbagai sektor, seperti
penyediaan jalan untuk akses, pemenuhan fasilitas umum (hotel,
angkutan umum dsb) yang tentunya membutuhkan kerjasama yang
solid dari berbagai pihak yang berkompeten. Dengan adanya prospek
7
dan peluang ke depan, bukan tidak mungkin mina wisata ini jika digarap
dengan serius akan menjadi salah satu sektor penggerak pembangunan
DIY. Ditambah dengan efek pengganda (multiplier effect) dari pariwisata
yang mampu membawa imbas bagi pemberdayaan ekonomi
masyarakat setempat akan menjadi salah satu kekuatan pengembangan
Mina Wisata ke depan.
8
REFERENSI
http://mfec.kkp.go.id/index.php/arsip/c/3/Profil-
Kelautan-dan-Perikanan-Provinsi-D.I.-Yogyakarta/
http://dkp.bantulkab.go.id/berita/280-panen-ikan-di-
kampung-wisata-gurami-kergan-tirtomulyo-kretek
https://minasewu.wordpress.com/konsep/
http://dppka.jogjaprov.go.id