Lapsus Agoraphobia
Lapsus Agoraphobia
Agorafobia (F40.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.AA
Agama : Islam
Alamat : Makassar
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
1
a. Keluhan dan Gejala
dengan banyak orang dan berada di tempat ramai. Pasien juga merasakan
sebelah kiri pasien terkena api ketika memasak sehingga pasien harus
sebanyak dua kali, mata sebelah kiri pasien tetap tidak dapat melihat.
Sejak saat itu pasien selalu merasa cemas, gelisah, sesak napas, jantung
berdebar, dan keringat dingin ketika pasien berada di tempat ramai dan
b. Hendaya/disfungsi
Tempat Ramai
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
2
Alkohol (-)
dibantu oleh dokter, pasien mendapat ASI. Berat badan lahir tidak
diketahui. Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat dan tidak
Kebiasaan makan pasien baik. Pola tidur baik. Hubungan antar saudara
baik.
3
Pasien melanjutkan pendidikannya hingga tingkat SMA. Pergaulannya
F. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama orang tua dan saudaranya. Hubungan
A. Deskripsi Umum
jaket biru, celana panjang jeans, perawakan sesuai umur, perawatan diri
baik.
b) Kesadaran: Baik
4
c) Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang
a) Mood: Cemas
b) Afek: Cemas
tingkat pendidikan.
3. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
4. Daya ingat:
D. Gangguan Persepsi
5
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan,Koheren
2. Isi pikiran
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
H. Tilikan (Insight)
Dapat dipercaya
1. Status Internus :
6
ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstermitas atas bawah
isokor 2,5 mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik
V. Pasien masuk dengan keluhan cemas, dan gelisah ketika berbicara dengan
banyak orang dan berada di tempat ramai. Pasien juga merasakan keringat
dingin, sesak napas, jantung berdebar, susah tidur dan peningkatan asam
lambung. Keluhan dirasakan sejak akhir tahun 2015. Awalnya mata sebelah
kiri pasien terkena api ketika memasak sehingga pasien harus melakukan
operasi mata. Namun, setelah pasien melakukan operasi sebanyak dua kali,
mata sebelah kiri pasien tetap tidak dapat melihat. Sejak saat itu pasien selalu
merasa cemas, gelisah, sesak napas, jantung berdebar, dan keringat dingin
ketika pasien berada di tempat ramai dan mengendarai kendaraan umum. Pada
awal bulan pertama dan kedua pasien merasakan keluhan muncul ketika
7
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai kaos
lengan pendek dan jaket berwarna biru, celana panjang jeans, perawakan
sesuai umur, perawatan diri baik. Kesadaran baik dan aktifitas motorik agak
pendidikan. Daya konsentrasi, orientasi, daya ingat, pikiran abstrak baik serta
pikiran pre-okupasi Tidak ada, ganggun isi pikir, pengendalian impuls tidak
Tilikan derajat VI, pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan.Taraf
dapat dipercaya.
Aksis I
ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa rasa cemas, gelisah,
sesak napas, berdebar, keringat dingin dan susah tidur. Keadaan ini
8
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang
merasakan gelisah dan cemas apabila berada di tengah keramaian dan merasa
nyaman apabila ditemani oleh keluarga dan berada di dalam rumah terdapat
Axis II
Dari informasi didapatkan pasien merupakan orang yang aktif dan mudah
bergaul, kepribadian pasien tidak tergolong kepribadian khas pada PPDGJ III
Axis III
Axis IV
Axis V
GAF Scale 80-71 (Berupa gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
Organobiologik
Psikologik
9
Ditemukan adanya perasaan cemas sehingga pasien memerlukan psikoterapi
Sosial
suportif.
- Psikofarmakoterapi :
R/ Fluoxetin 20 mg 1-0-0
R/ Alprazolam 1 mg 0-0-1
- Psikoterapi Supportif :
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk
lega.
Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
teratur.
Sugestif : Menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa gejalanya
IX. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Faktor pendukung:
10
- Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
- Tidak ada kelainan organik
- Stressor jelas
Faktor penghambat:
X. FOLLOW UP
inginkan.
XI. DISKUSI
Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas ( dari
luar individu itu sendiri ), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai
tertentu, seperti jalan yang ramai, toko yang padat, ruang tertutup (seperti
bus, dan pesawat terbang). Mereka menghendaki ditemani setiap kali harus
11
Diagnosis agorafobia berdasarkan gejala ansietas dan fobia yang
kriteria dengan adanya gejala ansietas yang terbatas pada kondisi yang
12
Catatan: Pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika penghindaran adalah terbatas
pada satu atau hanya beberapa situasi spesifik, atau fobia sosial jika penghindaran
terbatas pada situasi sosial.
B. Situasi dihindari (misalnya, jarang bepergian) atau jika dilakukan adalah
dilakukan dengan penderitaan yang jelas atau dengan kecemasan akan
mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik, atau perlu didampingi
teman.
C. Kecemasan atau penghindaran fobik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain, seperti fobia sosial (misalnya, penghindaran terbatas pada situasi
sosial karena rasa takut terhadap situasi tertentu seperti di elevator), gangguan
obsesif-kompulsif (misalnya, menghindari kotoran pada seseorang dengan obsesi
tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari
stimuli yang berhubungan dengan stressor yang berat), atau gangguan cemas
perpisahan (misalnya, menghindari meninggalkan rumah atau sanak saudara).
gangguan panik.
karena memiliki awitan kerja untuk panik yang paling cepat, sering dalam
minggu pertama, dan dapat digunakan untuk periode waktu yang lama tanpa
13
efek samping yang bisa didapatkan seperti : kebingungan, mengantuk,
AUTOANAMNESIS
Keterangan :
P : Penderita
P : Pagi dok.
P : Tn.AA
P : 23 tahun.
P : di Makassar dok
14
C : Apa Pendidikan terakhirnya pak?
P : SMA dok
C : oh iye pak , Jadi Apa keluhan ta, sampai bapak datang ke poli jiwa?
P : Begini dok, saya rasa cemas, gelisah, dan rasanya susah bernapas kalau
C : Kira-kira menurut bapak, apa pemicu nya sampai bapak cemas dan gelisah?
P : Jadi dok begini, saya kan bekerja sebagai koki. Saat saya memasak, mata
kiri saya terkena api. Setelah itu mata kiri saya tidak bisa melihat. Akhirnya
saya operasi dua kali, saya kan harapnya mata kiri saya bisa melihat dok
setelah operasi. Tapi ternyata tetap tidak bisa. Semenjak saat itu kalau saya di
tempat ramai saya merasa seperti sesak napas dok, cemas, dan gelisah
P : Di pasar dok, di mall, pada saat sholat jumat juga dok. Pernah saya coba
naik kendaraan umum dok, ternyata muncul juga. Waktu bulan bulan awal
dok, biar keluar rumah ndag bisa ka juga. Kalau di dalam rumah enak sekali
saya rasa.
orang di dapur, langsung tiba tiba muncul. Jadi kalau munculmi, langsungka
keluar.
15
C : Kalau lihat api pak, apa muncul juga?
P : Itu yang saya herankan dok, kalau lihat api atau memasakka baik baik ji.
C : Ada keluhan lain pak selain cemas, gelisah, dan sesak napas kalau saat di
keramaian?
P : Ia dok, biasa juga saya merasa keringat dingin, berdebar debar, sama naik
P : Kalau malam dok, seringka terbangun bangun. Baru ndag nyenyak tidurku.
P : Biasanya 5 menit ji. Tapi kalau muncul keluhanku, saya tutup mata dan tarik
P : Tidak ada dok, sejauh ini hubungan saya dengan keluarga baik-baik saja
dok.
16
17