Anda di halaman 1dari 3

II.

Pembahasan

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (FI III, 1979). Salah satu
keuntungan dari sediaan suspensi yaitu dapat mendispersikan zat aktif yang tidak larut
ke dalam fase pembawanya. Pada percobaan ini dibuat sediaan ibuprofen sebagai zat
aktif. Ibuprofen memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam air sehingga dibuat
sediaan dalam bentuk suspensi.

Pada sediaan ibuprofen digunakan 2 zat aktif yaitu Alumunium


hidroksida yang mempunyai indikasi menetralkan asam lambung
(Farmakologi terapi, 519) dan magnesium hidroksida yang juga
mempunyai indikasi menetralkan asam lambung serta dapat
mengatasi efek samping Al(OH)3 yaitu konstipasi (Farmakologi
Terapi, 519). Sediaan antasida dengan bahan aktif Al(OH) 3 dan
Mg(OH)2 digunakan sebagai obat tukak peptic yang memiliki khasiat
yaitu menghilangkan nyeri tukak peptik (Farmakologi Terapi, 518)
dengan mekanisme kerja menetralkan asam dalam lambung dengan
membentuk garam Al (Cl)3 dan H2O, magnesium hidroksida per oral
bereaksi relatif cepat dengan asam dalam lambung membentuk
magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga
mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan
yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang
meningkat (PIO, 2007). Antasida tidak mengurangi volume asam
yang dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan
aktivitas pepsin (Farmakologi terapi, 518). Sementara absorpsi dari
antasida yaitu mulai bekerjanya obat laksatif pada 4-8 jam. Sekitar
30% ion magnesium diserap oleh usus halus. Ekskresi melalui urin
(sampai dengan 30% sebagai ion-ion magnesium yang terabsorpsi)
dan feses (obat yang tidak diabsorpsi) (PIO, 2007). Efek samping
dari sediaan antasida suspensi yaitu Konstipasi, diare, mual dan
muntah (ISO,2013; 463).
Beberapa eksipien yang digunakan dalam pembuatan
suspensi ibuprofen yaitu gliserin, Na-CMC, methyl paraben,
saccharin sodium, asam sitrat, NaCl, dan aquadest. Saccharin
sodium digunakan sebagai pemanis karena zat aktif memiliki rasa
yang pahit (FI III, 449), saccharin sodium yang digunakan sebanyak
0.05% atau 0,0537 gram. Adapun pengawet yang digunakan pada
sediaan ini ialah methyl paraben hal ini dikarenakan sediaan cair
mudah ditumbuhi mikroba, methyl paraben yang digunakan
sebanyak 0,2% atau 0,162 mg, gliserin digunakan sebagai
pembasah dimana ibuprofen mempunyai kelarutan yang praktis
tidak larut dalam pembawanya dalam hal ini adalah air (FI III, 449),
sehingga digunakan gliserin agar memudahkan zat aktif untuk
terdispersi dalam pembawanya. Kadar yang digunakan yaitu 10%
atau 6 ml. Na-CMC digunakan sebagai suspending agent, dimana
Na-CMC mudah terdispersi dalam air (FI III, 401) . Na-CMC yang
digunakan yaitu 1% atau 0,312 g. Asam sitrat digunakan sebagai
Perasa, digunakan karena zat aktif ibuprofen memiliki rasa yang
pahit, asam sitrat memiliki rasa asam yang kuat dan memiliki pH
asam (HPE 181) sehingga dapat digunakan sebagai perasa pada
sediaan suspensi ibuprofen dikarenakan ibuprofen stabil pada pH
asam (HPE, 449). Asam sitrat yang ditambahkan pada sediaan
sebanyak 1,4% atau 1,29 g. Serta aquadest yang digunakan sebagai
Pembawa, dimana air secara kimia stabil dalam berbagai keadaan
fisik. (HPE ,766).

Suspensi ibuprofen diformulasikan untuk mengobati demam


pada anak, anti inflamasi dan antipiretik. Dengan aturan pemakaian
, dewasa: Sehari 3-4x 1-2 sendok takar (5- 10ml). Anak-anak 6-12
tahun : Sehari 3-4 x - 2 sendok takar (2,5-5ml).

Pada proses pembuatan suspensi ibuprofen dilakukan dengan 2 tahap, yaitu


pembuatan suspensi agent dan pembuatan suspensi. Pada pembuatan suspending
agent pertama-tama dilakukan penimbangan Na-CMC 0,312 gram, tambahkan air
panas, masukan dalam lumpang. Lalu dimasukan Na CMC kedalam lumpang yang
berisi air panas dan dibiarkan mengembang, kemudian digerus hingga homogen.
Selanjutnya pada pembuatan suspensi, diitimbang ibuprofen sebanyak 1200
mg , dan gliserin 6 ml. Kemudian dimasukan ibuprofen dalam lumpang kemudian
dibasahi dengan gliserin, gerus hingga homogen. Kemudian Ditambahkan campuran
Na CMC kedalam lumpang, aduk hingga homogen. Tambahkan methyl paraben
sebanyak 0,162 gram, dan ditambahkan dengan saccharin sodium sebanyak 0,0537
gram dan aduk hingga homogeny. Kemudian tambahkan aquadest hingga 60 ml, aduk
hingga homogen. Suspensi dimasukan kedalam botol yang telah dikalibrasi dan
dievaluasi mutu sediaan.
Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan berupa uji organoleptis, uji volume
terpindahkan, uji pH, dan uji sedimentasi. Berdasarkan hasil percobaan uji
organoleptis diperoleh rasa manis yang memiliki sedikit rasa asam, tidak berbau, dan
warna putih pada sediaan. Dari volume terpindahkan yaitu 95%, pH 3,77, dan nilai
dari uji sedimentasi yaitu....
Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur Rahmawati (2011) yang menyatakan
bahwa pada uji volume terpindahkan sediaan suspensi dari wadah tidak kurang dari
100%, berdasarkan volume yang tertera pada etiket. Pada uji pH, menurut literatur
Gowan, W.G., 1994 dalam Emilia,dkk, untuk sediaan ibuprofen suspensi memiliki pH
antara 3,5 sampai dari 5,0 sehingga pH yang diperoleh telah sesuai dengan literatur.
Menurut literatur Troy (2006) nilai volume sedimentasi yang normal berada dalam
rentang 0-1.

Anda mungkin juga menyukai