Gas kondensat adalah fluida produksi diantara gas dan minyak bumi. Fluida yang
terkondensasi dari gas alam ini di permukaan biasanya berwarna kuning kecoklatan atau
tidak berwarna (jernih). Biasanya mempunyai gravity 45oAPI ke atas. Penanganan atau
eksploitasi reservoar gas kondensat berbeda dengan eksploitasi reservoar gas kering atau
minyak bumi.
Seperti telah disebutkan bahwa produk dari reservoar gas kondensat ini adalah
"antara" minyak bumi dan gas, Tabe16 -1 memperlihatkan contoh komposisi dari minyak
mentah, gas kondensat dan gas kering.
Gambar 6-1 memperlihatkan diagram PT untuk suatu reservoar gas kondensat. Pada
gambar tersebut, Ri menunjukkan keadaan awal reservoar, R adalah keadaan akhir (saat
reservoar ditinggalkan), sedangkan S memperlihatkan kondisi separator (dipermukaan).
Pada kondisi Ri, fluida reservoar berupa gas. Dengan diproduksikannya gas tersebut,
tekanan reservoar turun secara isotermal (karena dianggap bahwa temperatur reservoar
tidak berubah) menuju titik R . Dari diagram fasa tersebut terlihat bahwa pada kondisi
tersebut terdapat dua fasa di reservoar. Sebagai contoh, pada titik Pi fluida reservoar berupa
70 % gas dan 30 % cairan. Akan tetapi penurunan tekanan selanjutnya menyebabkan
cairan teruapkan kembali. Sehingga pada titik R , misalnya, terdapat gas sebanyak 90 %
dan cairan 10 %. Dengan demikian, saturasi cairan tidak dapat mencapai nol, sehingga kita
kehilangan sebahagian hidrokarbon yang tertinggal di reservoar berupa cairan.
6.1. Penentuan Isi Awal Gas di tempt dan Isi Awal Kondensat di tempat
Isi awal di tempat dari gas dan Kondensat pada reservoar gas - kondensat dapat
ditentukan dari kombinasi data produksi gas dan kondensat dengan perbandingan yang
tepat untuk menentukan spesifik gravity rata - rata dari fluida total.
Dengan menggunakan kondisi standar 14.7 psia dan 60 0F, dimana pada kondisi ini
volume molar adalah 379.4 scf/mol (untuk kondisi standar yang lain didapat volume molar
yang berbeda), maka massa total fluida adalah
28.97 Rg g
mw 350 O (6.1)
379.4
dimana
Dengan dasar pada satu barrel tank kondensat dan Rg scf dari separator atau gas residu.
Total mol dari fluida pada satu barrel minyak dan Rg cuft gas adalah:
R 350 o
nt (6.2)
379.4 Mo
mw Rg g 4584 o
w (6.3)
28.97 nt Rg 132800 o / M o
Apabila berat molekul dari minyak tidak diketahui, dapat diperkirakan dari persamaan dari
Cragoe, sebagai berikut
44.29 o 6084
Mo (6.4)
1.03 o API 5.9
Sebagai contoh untuk memperkirakan Isi Awal di Tempat dari gas dan kondensat dapat
dipelajari contoh soal berikut ini:
Tentukan Isi Awal Gas dan Kondensat di tempat per acre-foot untuk reservoar gas
kondensat dari data berikut ini:
Porositas, = 30 %
Solusi
= 0.677
= 0.8017
6084 6084
Mo O 155.6 lbm / lb mol
API 5.9 45 5.9
Rg (qSG qTG ) / qO
= 12180 SCF/STB
(Rg g 4584 g )
w
Rg 132800 o / M o
Dengan menggunakan w dan kurva kondensate dari Gambar 1-3 didapat Tpc = 430 R dan
Ppc = 650 psia, sehingga
Dari Gambar 1-4, untuk Tpr = 1.63 dan Ppr = 4.62 didapat z = 0.840.
Total mol hidrokarbon per acre - foot pada kondisi reservoar adalah
pv ( 3000 ) ( 9540 )
nt 4540 lb moles
nRT ( 0.840 ) (10.732 ) ( 700 )
Namun demikian sebagian akan terproduksi sebagai kondensat. Fraksi gas yang akan
terproduksi kepermukaan adalah
ng Rg
fg
ng no Rg 132800 o / M o
12180
0.9468
12180 132800 x 0.802 / 155.6
Sehingga,
= 134 STB/acre-foot
Jika analisis komposisi dari gas dan fluida tersedia maka perhitungan harga faktor
deviasi, Z, akan lebih akurat. Contoh berikut ini, yang diambil dari Craft dan Hawkins,
mengilustrasikan prosedur perhitungan untuk menentukan Isi Awal di tempat dari gas dan
kondensat.
Dari data berikut ini dan komposisi diberikan pada Tabel 6-2 (kolom 2 dan 3),
tentukan Isi Awal gas dan Kondensat di reservoar.
Porositas, 17.4%
Solusi:
1. Menghitung mol yang merupakan kombinasi dari gas dan cairan. Kalikan fraksi
mol untuk setiap komponen dari fasa cair, (kolom 3), dengan berat molekul,
(kolom 4), dan masukkan hasilnya ke kolom 5. Jumlah dari kolom 5 merupakan
berat molekul dari fasa cair yaitu sebesar, 127.48. Dengan SG dari fluida adalah
0.7675 maka mol perbarrel adalah
Laju alir fluida adalah 31.1 STBD x 1.235 bbl/STB, sehingga Gas -Oil Ratio
di separator adalah
dimana 21940 SCF adalah 21940/371.2 atau 59.11 moles. Dari perhitungan
ini, maka gas dan liquid harus dikombinasikan kembali dengan perbandingan
59.11 moles gas dan 2.107 moles cairan.
2. Mengkombinasikan kembali 59.11 mol gas dan 2.107 mol liquid. Kalikan fraksi
mol untuk setiap komposisi dari gas, (kolom 2), dengan 59.11 mol dan masukkan
ke kolom 8. Kalikan fraksi mol untuk setiap komposisi dari cairan, (kolom 3),
dengan 2.107 moles dan masukkan kekolom 9. Masukkan jumlah mol fasa gas
dan cairan untuk setiap komponen, yaitu dengan menambahkan kolom 8 dan
kolom 9, lalu hasilnya diberikan di kolom 10. Bagi hasil yang didapat pada kolom
10 dengan 61.217 dan masukkan hasilnya kekolom 11, dimana merupakan
komposisi mol dari total fluida. Hitung temperatur dan tekanan pseudokritis
(pseudo crtical temperature and pressure) dari komposisi ini dimana didapat
379.23 R dan 668.23 psia. Sehingga faktor deviasi, z dapat ditentukan yaitu
sebesar 0.963 (dari grafik Standing, Gambar 1-4).
3. Menentukan gas dan oil in place per acre-foot. Dari persamaan keadaan gas
nyata, jumlah mol per acre - foot dengan porositas batuan reservoar 17.4 %
adalah
= 1690 MSCF/acre-foot
= 61.6 STB/acre-foot
Setelah Isi Awal Hidrokarbon dari reservoar dapat ditentukan, selanjutnya adalah
memperkirakan jumlah gas dan kondensat yang dapat terambil hingga tekanan
abandonment. Tiga metoda yang berbeda dapat digunakan untuk memperkirakan cadangan
yaitu:
l. Laboratory simulation
2. Perhitungan Flash
3. Korelasi Empirik
Proses dimulai dengan keadaan fluida reservoar berada pada atau diatas tekanan
embun. Kemudian tekanan gas diturunkan hingga tekanan abandonment. Pada setiap
perubahan tekanan tertentu, kemudian dilakukan analisa komposisi dan penentuan
kenaikan volume. Perubahan komposisi terhadap tekanan dari proses diatas dapat dilihat
pada Gambar 6 - 2.
Contoh berikut ini, yang diambil dari Craft dan Hawkins, merupakan prosedur
perhitungan dari metode di atas. Dianggap bahwa recovery dari cairan berasal dari
produksi gas yaitu 25% dari butana, 50 % dari pentana, 75 % dari hexana dan 100 % dari
heptana dan komponen yang lebih berat lainnya. Tentukan performance dari reservoar
retograde kondensat berdasarkan hasil pemisahan diferensial yang di berikan pada Tabel 6-
3 dan dari data berikut ini:
Porositas 25 %
Mol.Wt dari C7+ pada saat awal 114 lb/lb moi (dian jgap tetap)
Penyelesaian perhitungan ini disimpulkan pada Tabel 6-4 dan Gambar 6-3. Prosedur
perhitungannya adalah sebagai berikut:
l. Menentukan peningkatan produksi dalam MSCF per acre - foot dari batuan (kolom
2 pada Tabel 6-4)
VHC 43560 A h (1 S w )
= 43560 (1)(1)(0.25)(1-0.30)
Sebagai contoh, untuk penurunan tekanan antara 2960 psia ke 2500 psia
G p = (379.4 p V) / (1000 z R T)
= 240.1 MSCF
2. Menentukan MSCF dari residu gas dan barrels dari cairan yang didapat untuk
setiap peningkatan produksi gas (masukkan ke kolom 4 dan 6).
GL = (0.25)(0.028)(240.1) + (0.50)(0.019)(040.1) +
(0.75)(0.016)(240.1) + (0.034)(1)(240.1)
= 15.006 MSCF
Volume ini dapat dikonversikan ke galon dari liquid dengan menggunakan sifat
gas pada Tabel 1-1. Rata-rata antara iso dan normal digunakan untuk C4 dan C5.
Untuk C7+
Sehingga total cairan yang didapat dari 240 MSCF ditentukan sebagai berikut:
(1.681)(32.04) + (2.281)(36.32) + (2.881)(41.03) +(5.163)(47.74) = 644.6 gal
= 15.3) bbl
3. Menentukan Gas - Oil Ratio untuk setiap peningkatan-antara residu gas per barrel
liquid (masukkan ke kolom 8). Sebagai contoh:
4. Menentukan persen kumulatif recovery dari gas total, residu gas dan liquid.
= 1580 MSCF/acfe-foot
Fraksi mol cairan adalah 0.088 dan total cairan terambol sebesar 3.808
gal/MSCF dari total gas, sehingga
G = (1 0.088) (1580)
N = (3.808) (1580) / 42
= 143.2 bbl/acre-ft
Jika data dari laboratorium tidak tersedia, perkiraan kinerja reservoar dapat dilakukan
dengan menggunakan perbandingan kesetimbangan antara gas dan cairan dimana
komposisi sistem kondensat dan gas diketahui. Korelasi untuk memperkirakan volume fasa
juga harus tersedia.
4. Mengurangi dari sistem awal, jumlah mol tiap komponen dengan gas yang
terpindahkan
Jika studi dilaboratorium tidak tersedia, dapat juga digunakan korelasi yang
dihasilkan oleh Jacoby, Koeller dan Berry. Mereka melakukan studi untuk beberapa
reservoar gas - kondensat (GOR antara 3600 hingga 60000 SCF/STB), sistem volatile oil
(GOR 2363 SCF/STB) dan model reservoar dua fasa (GOR 2000 - 25000 SCF/STB).
Korelasi ini dibuat dengan menggunakan analisis regresi. Perhitungan ultimate oil recovery
(kondensat yang dapat diperoleh) dari penurunan tekanan antara tekanan saturasi hingga
500 psia dikorelasikan dengan persamaan:
143.55
N p 0.061743 0.00012184T 0.0010114 ( 0 API ) (6.5)
Ri
dimana:
T = temperatur reservoar, F
0
API = Gravity minyak awal
Sedangkan Isi Awal Gas di tempat pada saat tekanan saturasi dikorelasikan dengan
persamaan,
dimana
atau dapat juga dengan menggunakan nomograp seperti terlihat pada Gambar 6-5.
Didalam menggunakan korelasi ini, apahila tekanan embun tidak diketahui, maka dapat
digunakan tekanan awal reservoar. Bagilah G (persamaan 6.6) dengan Ri . Apabila hasil
bagi tersebut jauh lebih besar dari " Oil In Place Curve " (Gambar 6-6), maka diperlukan
koreksi sebagai berikut:
G (nom / Ri )
N p (koreksi) N p (nom) (6.7)
OIP (Gbr 6 6)
Korelasi ini direkomendasikan untuk tidak digunakan pada harga GOR diluar data
yang digunakan (misalnya 2000 atau 3000 SCF/STB). Untuk itu Jacoby et al juga telah
membuat "generalized oil and gas production performance correlation" seperti yang
terlihat pada Gambar 6-7, yang dapat digunakan untuk "volatile oil" atau "rich gas
condensates".