Anda di halaman 1dari 24

BIOKIMIA PERAIRAN

FOTOSINTESIS

Dosen Pengampu :
Dr. Emma Rochima, S. Pi., M. Si

Disusun oleh :
Kelompok 10
Kelas Perikanan A
Paksi Setyo Nugroho 230110150007
Selvia Stefani 230110150008
Desty Nurul Ulfa 230110150030
M. Lutfi Alby 230110150034
Faishal D. Jihad 230110150049
Dodi Setiawan 230110150050
Nadiva Amalia 230110150054
Ulfa Nurul Azmi 230110150071

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada Rosulullah Saw. berkah limpahan dan rahmatnya penyusun
mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Fotosintesis guna memenuhi
tugas mata kuliah Biokimia Perairan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang dasar
dan manfaat pembelajaran yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Padjadjaran.

Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Jatinangor, 1 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

2
BAB Hal
Kata Pengantar............................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................... iii
Daftar Gambar............................................................................. iv
I Pendahuluan ................................................................................. 5
1.1 Latar belakang ........................................................................ 5
1.2 Tujuan ......................................................................................
5
1.3 Manfaat ....................................................................................
6

II Pembahasan ..................................................................................
7
2.1 DefinisiFotosintesis................................................................
7
2.2 Kloroplas ..................................................................................
8
2.3 Jenis-jenis Fotosintesis............................................................
9
2.4 Tahapan Fotosintesis.............................................................. 10
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis........................... 17
2.6. Aplikasi Fotosintesis................................................................ 18

Penutup ......................................................................................... 20
3.1.Kesimpulan .............................................................................. 20
III 3.2.Saran ........................................................................................
20

Daftar Pustaka ............................................................................... 21

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

3
1 Struktur Kloroplas 8
2 Reaksi Terang Light Reaction 10
3 Transpor elektron 12
4 Reaksi Gelap Dark Reaction 14
5 Siklus Calvin 15
6 Reaksi Penangkapan CO2 16
7 Chlorella sp. 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat
atau zat gula dengan menggunakan energi matahari. Matahari
digunakan sebagai sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Tidak semua organisme mampu secara langsung
menggunakannya. Hanya golongan tumbuhan dan beberapa
jenis bakteri saja yang mampu menyerap energi matahari dan
memanfaatkannya untuk fotosinrtesis. Melalui fotosintesis,
tumbuhan menyusun zat makanan yaitu karbohidrat (pati/gula).
Kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah, tumbuhan
disebut organismaototrof.

4
Pengambilan energi matahari oleh organisme fotosintesis d
an pengubahannya jadi energi biomassa. Organisme fotosintetik
dan heterotrofik hidup didalam keadaan seimbang pada bioser.
Tanaman fotosintetik menangkap energi dalam bentuk ATP dan
NADPH yang dipergunakan sebagai sumber energi untuk
membuat karbohidrat dan komponen sel organik lainnya dari
karbondioksida dan air. Bersamaan dengan itu, organisme
tersebut membebaskan oksigen kedalam atmosfer.
Sebaliknya heterotrof aerobik, mempergunakan oksigen
yang dibentuk untuk menguraikan produk organik berenergi
tinggi dari fotosintesis menjadi CO2 dan H2O untuk membentuk
kembali ATP guna keperluan aktivitas sel itu sendiri. Karbon
dioksida yang dibentuk oleh respirasi pada heterotrof kembali
keatmosfer, untuk dipergunakan kembali oleh organism
fotosintetik. Oleh karena itu, energi matahari memberikan
tenaga pendorong dari daur karbondioksida dan oksigen
atmosfer secara berkesinambungan melalui biosfer. Sangatlah
penting untuk memahami proses alam yang telah dikembangkan
oleh tanaman juga akan memungkinan kita untuk menggunakan
kimia dasar dan fisika dari fotosintesis untuk keperluan lain,
seperti konversi energi matahari dan pengembangan obat-
obatan (Devens 2006).

1.2 Tujuan
Tujuan dalam membuat makalah ini agar mahasiswa
menambah ilmu yang didapat seperti mengetahui sejarah
perkembangan fotosintesis dan pengertiannya, mengetahui
faktor - faktor yang mempengaruhi fotosintesis, mengetahui
tempat terjadinya fotosintesis, mengetahui proses terjadinya
atau tahapan fotosintesis, menyebutkan tipe-tipe fotosintesis dan
menyebutkan aplikasi fotosintesis di bidang perikanan.

5
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah mahasiswa
dapat mengetahui sejarah perkembangan fotosintesis dan
pengertiannya, mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi
fotosintesis, mengetahui tempat terjadinya fotosintesis,
mengetahui proses terjadinya atau tahapan fotosintesis,
menyebutkan tipe-tipe fotosintesis dan menyebutkan aplikasi
fotosintesis di bidang perikanan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Fotosintesis


Fotosintesis adalah proses pemanfaatan energi cahaya untuk
menghasilkan gula. Organisme yang dapat melakukan fotosintesis memiliki
organel fotosintesis. Secara ringkas reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut
:

6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2


Energi Cahaya dan Klorofil

Fotosintesis, merupakan proses penyusunan senyawa komplek dari


senyawa sederhana, atau penyusunan (sintesa) senyawa organik dari
senyawa anorganik dengan bantuan energi cahaya (foto). Prinsip
dasar fotosintesis adalah bahwa tanaman membuka dan menutup stomata
(pori-pori) pada daun, dan mengendalikan jumlah karbon dioksida dan
oksigen yang melewati mereka. Karbon dioksida (CO2) kemudian
dicampurkan dengan air (H2O), dan di hadapan sinar matahari kemudian
membuat gula (CH2O) dan melepaskan oksigen (O2) dalam proses
juga.Dapat juga diartikan sebagai proses asimilasi yang menggunakan
cahaya (matahari) sebagai sumber energi. Secara fisiologis, umumnya
tanaman memiliki kemampuan untuk menggunakan zat-karbon dari udara
untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh
tanaman tersebut. Peristiwa ini hanya dapat berlangsung ketika ada cukup
cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga sebagai
fotosintesis. Lengkapnya fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu
proses, di mana zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat
organic karbohidrat dengan pertolongan sinar / cahaya / foto.

2.2 Kloroplas
Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel
daging daun. Bentuknya bermacam-macam, tergantuing jenis
tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong, ada juga yang berbentuk pita. Pada
daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong, berukuran cukup besar dan
mudah diamati dibawah mikroskop. Organela ini mudah dikenali dengan
warnanya yang hijau karena banyak mengandung zat warna atau pigmen
hijau daun yang disebut klorofil. Ada dua macam klorofil pada tumbuhan
darat yaitu klorofil a dan klorofil b.

Gambar 1. Struktur Kloroplas


(sumber: http://google.co.id)
Kloroplas tersusun dari tiga bagian, meliputi :
a. Bangunan seperti tumpukan piring, disebut grana
b. Bahan yang mengisi di luar grana, disebut matrik
c. Stroma
Pada bagian grana, terdapat seluruh perangkat alat penangkap energi
matahari. Perangkat
alat itu adalah ibarat antena penerima. Alat penerima tersebut berupa
kumpulan bermacammacam zat pigmen. Pigmen adalah suatu zat yang
berfungsi menangkap atau memantulkan jenis sinar atau warna cahaya
tertentu. Pigmen daun paling banyak adalah klorofil.
Sekelompok pigmen yang merupakan satu kesatuan alat penerima energi
cahaya ini disebut fotosistem. Ada dua fotosistem yang dibutuhkan untuk
mendukung satu proses fotosintesis.
Pada bagian grana, terdapat seluruh perangkat alat penangkap energi
matahari. Perangkat
alat itu adalah ibarat antena penerima. Alat penerima tersebut berupa
kumpulan bermacammacam zat pigmen. Pigmen adalah suatu zat yang
berfungsi menangkap atau memantulkan jenis sinar atau warna cahaya
tertentu. Pigmen daun paling banyak adalah klorofil.
Sekelompok pigmen yang merupakan satu kesatuan alat penerima energi
cahaya ini disebut fotosistem. Ada dua fotosistem yang dibutuhkan untuk
mendukung satu proses fotosintesis, yaitu fotosistem I dan II. Komponen
utama fotosistem adalah klorofil, khususnya klorofil-a. Selain fotosistem,
juga ada komponen lain yang membantu mengalirkan energi matahari

2.3 Jenis Jenis Fotosintesis


Terdapat beberapa varian dari proses fotosintesis yang tergantung
pada frekuensi dan intensitas dengan yang stomata tanaman terbuka dan
tertutup, jumlah transpirasi (penguapan air dari stomata) yang terjadi,
jumlah sinar matahari dan panas bahwa tanaman terkena dan rasio karbon
dikonsumsi oleh tanaman dengan jumlah air yang hilang melalui transpirasi
dioksida (angka ini dikenal sebagai Gunakan rasio Efisiensi Air). Tergantung
pada faktor-faktor ini, berbagai jenis fotosintesis dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
C3 Fotosintesis
Ini adalah bentuk paling umum dari itu terlihat di alam, dan
kebanyakan tanaman teratur menjalani proses ini. Dalam kondisi normal
cahaya, kelembaban dan suhu, ini adalah jenis yang paling umum dan
menghasilkan energi dengan cara yang paling efisien. Rubisco adalah enzim
dalam tanaman yang bertanggung jawab untuk mendapatkan karbon
dioksida dari atmosfer, dan dalam kasus C3 fotosintesis, Rubisco
mengumpulkan CO2 pada siang hari. Sekitar 75% dari karbon dioksida
ditangkap secara efektif diubah menjadi energi di sini, dan nama ini berasal
dari fakta bahwa karbon dioksida diubah menjadi senyawa 3-karbon.
C4 Fotosintesis
Bergantian, dalam hal ini karbon dioksida diubah menjadi senyawa 4-
karbon, maka nama itu. Karena ini terjadi pada kondisi cahaya ekstrim dan
panas, sebagian besar tanaman gurun dan semak-semak di daerah panas
menggunakan metode ini untuk menciptakan energi. Karena air langka di
padang gurun, Efisiensi Penggunaan (WUE) rasio air lebih baik dalam
tanaman tersebut. Konsep yang mendasari di sini adalah bahwa karbon
dioksida yang dikumpulkan di tingkat yang lebih cepat, sehingga tingkat
transpirasi juga rendah. Hal ini terjadi karena adanya PEP karboksilase,
sebuah enzim yang tanaman seperti rilis untuk ini sangat tujuan itu sendiri.
Stomata terbuka siang hari dalam kasus ini juga, dan enzim khusus
kemudian memberikan CO2 ke Rubisco.
CAM Fotosintesis
Ini adalah jenis terakhir dan proses adalah salah satu yang sangat
berbeda dalam hal ini. CAM menyiratkan crassulacean Asam Metabolisme,
dan dalam proses ini karbon dioksida sebenarnya disimpan sebagai asam
sebelum digunakan untuk proses konversi menjadi energi. Dalam hal ini, PEP
karboksilase enzim mengumpulkan CO2 di malam hari, sehingga tingkat
transpirasi serendah mungkin. Pabrik yang paling dikenal yang
menggunakan ini adalah kaktus, dan enzim menyimpan karbon dioksida
sebagai asam pada malam hari untuk mencegah kehilangan air, dan
kemudian melakukan konversi di siang hari. Kontrol atas stomata juga sangat
tepat dalam kasus ini, sehingga mereka dapat menjaga pori-pori mereka
ditutup kapan pun mereka inginkan.
Rasio WUE sangat baik untuk tanaman tersebut, dan mereka juga
memanfaatkan sesuatu yang dikenal sebagai CAM-idling. Dalam kasus ini,
mereka tidak pernah membuka stomata mereka di setiap titik waktu.
Akibatnya, mereka melakukan fotosintesis untuk melepaskan oksigen,
kemudian menyerap oksigen untuk melakukan respirasi dan pelepasan
karbon dioksida, kemudian menyerap karbon dioksida dan melakukan
fotosintesis dan sebagainya, dalam siklus produksi energi tidak pernah
berakhir. Tanaman lain yang menggunakan proses ini adalah agaves dan
bromeliad.

2.4 Tahapan Fotosintesis


a Reaksi Terang (Light Reaction)
Reaksi cahaya adalah proses penangkapan energy surya atau proses
yang langsung bergantung pada keberadaan cahaya. Reaksi cahaya
berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energy matahari yang di
serap akan di ubah menjadi energy kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi
tinggi.Selanjutnya, zat itu akan di gunakan untuk proses penyusun zat gula.
Sebagian energy matahari juga di gunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga
di hasilkan ion hydrogen (H+ ) dan O2. Ion hydrogen tersebut akan di
gabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n, sedangkan O2nya
akan dikeluarkan.

Gambar 2. Reaksi Terang Light Reaction


(Sumber: http:// images.google.co.id/)
Reaksi terang terjadi di membran tilakoid dan mengkonversi energi
cahaya ke energi kimia. Reaksi kimia ini dapat berlangsung berlangsung jika
terdapat cahaya. Klorofil dan beberapa pigmen lain seperti beta-karoten
yang terorganisir dalam kelompok-kelompok di membran tilakoid dan terlibat
dalam reaksi terang. Masing-masing pigmen yang warnanya berbeda-beda
dapat menyerap sedikit warna cahaya berbeda dan melepaskan energinya
kepada molekul klorofill pusat untuk melakukan fotosintesis. Bagian tengah
struktur kimia dari molekul klorofil adalah sebuah cincin porfirin, yang terdiri
dari beberapa gabungan cincin karbon dan nitrogen dengan ion magnesium
di tengah.
Energi cahaya yang diserap oleh membran tilakoid akan menaikkan
elektron berenergi rendah yang berasal dari H2O. Elektron-elektron bergerak
dari klorofil a menuju sistem transpor elektron yang menghasilkan ATP (dari
ADP + P).
Elektron-elektron berenergi ini juga ditangkap oleh NADP+. Setelah
menerima elektron, NADP+ segera berubah menjadi NADPH. Molekul-
molekul ini (ATP dan NADPH) menyimpan energi untuk sementara waktu
dalam bentuk elektron berenergi yang akan digunakan untuk mereduksi
CO2. Reaksi terang melibatkan dua jenis fotosistem, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. .Setiap jenis pigmen menyerap cahaya dengan panjang
gelombang tertentu.
Molekul klorofil dan pigmen asesori (tambahan) membentuk satu
kesatuan unit sistem yang dinamakan fotosistem. Setiap fotosistem
menangkap cahaya dan memindahkan energi yang dihasilkan ke pusat
reaksi, yaitu suatu kompleks klorofil dan protein-protein yang berperan
langsug dalam fotosintesis .Fotosistem I terdiri atas klorofil a dan pigmen
tambahan yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang gelombang
700 nm sehingga sering disebut P700. Sementara itu, fotosistem II tersusun
atas klorofil a yang menyerap kuat energi cahaya dengan panjang
gelombang 680 nm sehingga sering disebut P680.
suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu dilewatkan
dari suatu molekul pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga mencapai
pusat reaksi. Setelah energi sampai di P700 atau di P680 pada pusat reaksi,
sebuah elektron kemudian dilepaskan menuju tingkat energi lebih tinggi.
Elektron berenergi ini akan disumbangkan ke akseptor elektron. Dalam reaksi
terang, terdapat 2 jalur perjalanan elektron, yaitu jalur elektron siklik dan
jalur elektron nonsiklik.
1) Jalur elektron siklik
Jalur elektron siklik dimulai setelah kompleks pigmen fotosistem I
menyerap energi matahari. Pada jalur ini, elektron berenergi tinggi (e-)
meninggalkan pusat reaksi fotosistem I, tetapi akhirnya elektron itu
kembali lagi.

Elektron berenergi (e-) meninggalkan fotosistem I (pusat reaksi klorofil a)


dan ditangkap oleh akseptor elektron kemudian melewatkannya dalam
sistem transpor elektron sebelum kembali ke fotosistem I. Jalur elektron
siklik hanya menghasilkan ATP.
Sebelum kembali ke fotosintem I, elektron-elektron itu memasuki
sistem transpor elektron, yaitu suatu rangkaian protein pembawa yang
mengalirkan elektron dari satu protein pembawa ke protein pembawa
berikutnya. Ketika elektron melalui protein pembawa ke protein pembawa
berikutnya, energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP dilepaskan
dan disimpan dalam bentuk gradien hidrogen (H+). Saat ion hidrogen ini
melalui gradien elektrokimia melalui kompleks ATPsintase, terjadilah
pembentukan ATP.
ATP terbentuk karena adanya penambahan gugus fosfat pada
senyawa ADP yang diatur oleh energi cahaya sehingga prosesnya
disebut fotofosforilasi. Pembentukan ATP terjadi melalui rute transpor
elektron siklis maka disebut juga fotofosforilasi siklis. Coba amatilah
Gambar 3 untuk mempermudah memahami jalur elektron ini.
Gambar 3. Transpor elektron
2) Jalur elektron nonsiklik
Reaksi ini dimulai ketika kompleks pigmen fotosistem II (P 680)
menyerap energi cahaya dan elektron berenergi tinggi meninggalkan
molekul pusat reaksi (klorofil a). Fotosistem II mengambil elektron dari hasil
penguraian air (fotolisis) dan menghasilkan oksigen melalui reaksi

Oksigen dilepaskan oleh kloroplas sebagai gas oksigen. Sementara itu,


ion hidrogen (H+) untuk sementara waktu tinggal di ruang tilakoid. Elektron-
elektron berenergi tinggi yang meninggalkan fotosistem II ditangkap oleh
akseptor elektron dan mengirimnya ke sistem transpor elektron. Elektron-
elektron ini melewati satu pembawa ke pembawa lainnya dan energi untuk
pembentukan ATP dikeluarkan dan disimpan dalam bentuk gradien hidrogen
(H+). Ketika ion-ion hidrogen melewati gradien elektrokimia serta kompleks
sintase ATP, terbentuklah ATP secara kemiosmosis. Sementara itu, elektron-
elektron berenergi rendah meninggalkan sistem transpor elektron menuju
fotosistem I. Ketika fotosistem I menyerap energi cahaya, elektron-elektron
berenergi tinggi meninggalkan pusat reaksi (klorofil a) dan ditangkap oleh
akseptor elektron. Selanjutnya, sistem transpor elektron membawa elektron-
elektron ini ke NADP+. Setelah itu, NADP+ mengikat ion H+ terjadilah
NADPH2, seperti reaksi berikut.

Dengan demikian jalur elektron nonsiklis menghasilkan ATP dan


NADPH2. NADPH2 dan ATP yang dihasilkan dalam elektron nonsiklik akan
digunakan dalam reaksi tahap kedua (reaksi gelap) sintesis karbohidrat.

b Reaksi Gelap (Dark Reaction)


Reaksi gelap adalah proses yang tidak langsung bergantung pada
cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Pada bagian
tersebut terdapat seluruh perangkat untuk reaksi penyusun zat gula. Reaksi
tersebut memanfaatkan zat berenergi tinggi yang di hasilkan pada reaksi
terang. Reaksi penyusunan tersebut tidak lagi langsung bergantung pada
keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan
proses reaksi cahaya.
Reaksi gelap dapat terjadi karena adanya enzim fotosintesis. Sesuai
dengan nama penemunya, yaitu Benson dan Calvin, daur reaksi penyusunan
zat gula itu di sebut daur Benson-Calvin. Reaksi gelap berlangsung di dalam
stroma kloroplas, serta mengkonversi CO2 untuk gula. Reaksi ini tidak
membutuhkan cahaya secara langsung, tetapi itu sangat membutuhkan
produkproduk dari reaksi terang (ATP dan bahan kimia lain yang disebut
NADPH).
Gambar 4. Reaksi Gelap Dark Reaction
(Sumber: http:// images.google.co.id/)
Reaksi gelap melibatkan suatu siklus yang disebut siklus Calvin dimana
CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Sebenarnya,
produk pertama fotosintesis adalah tigakarbon senyawa yang disebut
gliseraldehida 3-fosfat. Setelah itu, dua di antaranya bergabung untuk
membentuk sebuah molekul glukosa. Hasil awal fotosintesis adalah berupa
zat gula sederhana yang di sebut glukosa (C6H12O6). Selanjutnya, sebagian
akan di ubah menjadi zat tepung (pati/amilum) yang di timbun di daun atau
penimbunan yang lain.

Reaksi gelap pertama kali ditemukan oleh Malvin Calvin dan


Andrew Benson. Oleh karena itu, reaksi gelap fotosintesis sering disebut
siklus Calvin-Benson atau siklus Calvin. Siklus Calvin berlangsung dalam tiga
tahap, yaitu fase fiksasi, fase reduksi, dan fase regenerasi. Pada fase fiksasi
terjadi penambatan CO2 oleh ribulose bifosfat (Ribulose biphosphat = RuBP)
menjadi 3-fosfogliserat (3- phosphoglycerate = PGA). Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim ribulose bifosfat karboksilase (Rubisco).
Pada fase reduksi diperlukan ATP dan ion H+ dari NADPH2 untuk
mereduksi 3-fosfogliserat (PGA) menjadi 1,3-bifosfogliserat (PGAP) kemudian
membentuk fosfogliseraldehid (glyceraldehyde-3-phosphat = PGAL atau G3P
= glukosa 3-fosfat).

Pada fase regenerasi, terjadi pembentukan kembali RuBP dari PGAL


atau G3P. Dengan terbentuknya RuBP, penambatan CO2 kembali
berlangsung :

Secara ringkas reaksi gelap atau siklus Calvin dijelaskan dalam skema pada
Gambar 2.19 berikut.

Gambar 5. Siklus Calvin


(sumber: http://google.images.co.id)
Setiap 6 atom karbon yang memasuki siklus Calvin sebagai CO2, 6
atom karbon meninggalkan siklus sebagai 2 molekul PGAL atau G3P,
kemudian digunakan dalam sintesis glukosa atau karbohidrat lain
(perhatikan kembali siklus Calvin di atas). Reaksi endergonik antara 2
molekul G3P atau PGAL menghasilkan glukosa atau fruktosa. Pada beberapa
tumbuhan, glukosa dan fruktosa bergabung membentuk sukrosa atau gula
pada umumnya. Sukrosa dapat dipanen dari tanaman tebu atau bit. Selain
itu, sel tumbuhan juga menggunakan glukosa untuk membentuk amilum
atau selulosa.
Berdasarkan tipe pengikatan terhadap CO2 selama proses fotosintesis
terdapat tiga jenis tumbuhan, yaitu tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman
CAM.
Jalur fiksasi CO2 yang telah kita pelajari di depan merupakan jalur fiksasi
CO2 pada tanaman C3, misalnya pada tanaman kedelai. Pada tanaman C3
siklus Calvin terjadi di sel-sel mesofil.
Pada tanaman C4, CO2 yang diikat sel-sel mesofil akan diubah terlebih
dulu menjadi oksaloasetat (senyawa 4C), setelah bereaksi dengan PEP
(fosfoenolpiruvat). Penggabungan ini dikatalisir oleh PEP karboksilase.
Selanjutnya dengan bantuan NADPH2, oksaloasetat diubah menjadi malat
(senyawa 4C). Senyawa ini kemudian memasuki sarung berkas pembuluh.
Malat, dalam sel-sel sarung berkas pembuluh, mengalami dekarboksilasi
menjadi piruvat dan CO2. Selanjutnya, CO2 memasuki jalur siklus Calvin.
Perhatikan skema reaksi penangkapan CO2 :
Gambar 6. Reaksi Penangkapan CO2
(Sumber: http:// images.google.co.id/)

Nanas merupakan salah satu jenis tanaman C4 .Jalur C4 lebih efisien


daripada tanaman C3 dalam hal fiksasi CO2. Mengapa demikian? Sistem
fiksasi CO2 pada tanaman C4 bekerja pada konsentrasi CO2 jauh lebih
rendah (sebesar 12 ppm) daripada pada sistem C3 (> 50 ppm).
Dengan demikian, pada hari yang amat panas, tanaman C4 menutup
stomatanya untuk mengurangi kehilangan air, tetapi tetap dapat
memperoleh CO2 untuk keperluan fotosintesisnya. Alasan inilah yang
menyebabkan tanaman C4 mampu beradaptasi pada habitat dengan suhu
tinggi, kelembapan rendah, dan sinar matahari terik pada siang hari.
Beberapa tanaman yang hidup di daerah kering dan panas, misalnya
kaktus, lili, dan anggrek memiliki cara khusus dalam penambatan CO2 untuk
proses fotosintesis. Pada umumnya tanaman mengikat (memfiksasi) CO2
pada siang hari, tetapi pada tanaman yang hidup di daerah kering
pengikatan CO2 terjadi pada malam hari sehingga tanaman-tanaman
tersebut memiliki tipe khusus yang dinamakan crassulacean acid
metabolism (CAM). Crassulaceae merupakan suatu familia dalam taksonomi
tubuh. Tanaman ini memiliki batang yang mengandung air atau sukulen.
Seperti halnya tanaman C4, tanaman yang termasuk dalam familia
Crassulaceae menambat CO2 dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan
mengubahnya menjadi oksaloasetat, tetapi dalam waktu berlainan. Pada
tanaman familia Crassulaceae penambatan CO2 terjadi pada malam hari
ketika stomatanya membuka. Oksaloasetat yang diubah menjadi malat akan
disimpan dalam vakuola. Ketika stomata menutup pada siang hari, malat
mengalami reaksi dekarboksilasi dan menghasilkan piruvat dan CO2.
Selanjutnya, CO2 memasuki siklus Calvin untuk membentuk PGAL (G3P).
Perhatikan skema fiksasi CO2 pada tanaman CAM berikut.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


Fotosintesis di pengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam
maupun faktor dari luar. Factor dari dalam, antara lain: Umur daun, Keadaan
stomata, dan Jenis tumbuhan. Faktor dari luar,antara lain, cahaya, klorofil,
suhu, karbon dioksida (CO2), air (H2O).

1 Cahaya
Cahaya di butuhkan pada proses fotosintesis sebagai sumber energy.
Energi ini kemudian digunakan untuk menguraikan (memecah) molekul
air (H2O) menjadi oksigen dan hydrogen. Banyaknya energi cahaya yang
di serap oleh tumbuhan tergantung pada: a. banyak sedikitnya intensitas
sumber cahaya, b. panjang gelombang cahaya , c. lamanya penyinaran.
2 Zat Hijau Daun (Klorofil)
Zat hijau daun (klorofil) dibutuhkan untuk menyerap cahaya. hari klorofil
menyerap cahaya terutama mengubah karbon dioksida dan air menjadi
glukosa (bahan makanan).
3 Suhu
Suhu berpengaruh pada proses fotosintesis karena suhu mempengaruhi
enzim yang bekerja pada proses fotosintesis tersebut. Enzim dapat
bekerja dengan baik pada suhu tertentu. Jika suhu terlalu rendah ataupun
terlalu tinggi akan merusk kerja enzim.
4 Karbondioksida (CO2)
Karbon dioksida berpengaruh sangat besar terhadap proses fotosintesis
karena merupakan bahan baku untuk pembuatan glukosa. Disamping itu,
keberadaan karbon dioksida diudarapun jumlahnya juga terbatas.
Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03%
(300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.
5 Air (H2O)
Air merupakan bahan baku pada proses fotosintesis, keberadaan air juga
sangat berpengaruh terhadap keberadaan karbondioksida, karena jika
tumbuhan kekurangan air maka stomata akan menutup, dan dengan
menutupnya stomata maka Karbon dioksida tidak bisa masuk ke dalam
tumbuhan tersebut.

2.5 Aplikasi Fotosintesis


Di perairan, fotosintesis dilakukan oleh alga dan fitoplankton. Hal
tersebut dikarenakan alga dan fitoplankton memiliki klorofil sama seperti
pada tumbuhan di darat. Fotosintesis yang dilakukan alga dan fitoplankton
memiliki dampak positif diantaranya sebagai penghasil oksigen di perairan
dan sebagai sumber makanan bagi organisme perairan. Secara umum
fotosintesis yang dilakukan alga dan fitoplankton tidak jauh berbeda dengan
tumbuhan yang ada di darat, hanya prosesnya yang lebih cepat dikarenakan
struktur molekul alga dan fitoplankton yang sederhana. Beberapa contoh
dari alga dan fitoplankton diantarnya Chlorella sp, Volvox sp, dan Spirulina
sp.
Gambar 7. Chlorella sp
(Sumber : wikipedia.org/fotosintesis/alga)
BAB III
SiIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
Fotosintesis, merupakan proses penyusunan senyawa komplek dari
senyawa sederhana, atau penyusunan (sintesa) senyawa organik dari
senyawa anorganik dengan bantuan energi cahaya (foto). Fotosintesis dapat
dilakukan oleh tumbuhan berklorofil. Fotosintesis sangatlah penting bagi
seluruh mahluk hidup karena ialah penghasil amilum sebagai sumber energi
dan oksigen untuk proses respirasi. Khususnya di perairan fotosintesis
dilakukan oleh fitoplankton seperti Chlorella sp.
3.2. Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini penulis berharap adanya masukan
yang dapat memperbaiki kajian dan teknik kepenulisan yang baik dan
sesuai. Harapan kami kritikan dan saran disampaikan demi kelancaran ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R.
et
al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta

Haryanti, Sri dkk. Produksi Dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh Beberapa
Tumbuhan Air. [Jurnal] Jurusan Fmipa Universitas Diponegoro. Semarang.
Volume Xx, Nomor 1, Maret 2012 Hal 47-55

Langkah Sembiring dan Sudjino, Biologi SMA Kelas XII, Pusat Perbukuan
Depdiknas, tahun 2009
Utomo, Budi. 2007. Fotosinteris pada tumbuhan. Medan : Universitas
Sumatera Utara
Waty, Indriana. 2011. Fotosintesis/Photosynthesis.
https://idarianawaty.files.wordpress.com (Diakses 27 November 2016
pukul 23.27 WIB) http://www.biologi-sel.com/2013/06/jenis-jenis-
fotosintesis.html

Anda mungkin juga menyukai