Anda di halaman 1dari 4

Lidah Selalu Terjulur, Bayi Ini Sempat Sulit Makan

dan Senyum

Paisley lahir dengan kondisi langka, yaitu lidah tumbuh besar seperti orang dewasa.
Paisley Morrison-Johnson, bayi asal Dakota Selatan, lahir dengan ukuran
lidah dua kali lebih besar dari yang seharusnya. Kondisi itu membuat
Paisley terlihat seperti sedang menjulurkan lidahnya.
Paisley mengalami kelainan langka yang disebut Beckwith Wiedemann
Syndrome (BWS). Ukuran lidahnya seperti orang dewasa, sehingga Paisley
mengalami kesulitan makan dan tersenyum.
Sampai usia 6 bulan, Paisley juga terpaksa makan melalui pipa yang
dipasang diperutnya. Dokter khawatir, Paisley akan tersedak makanan jika
makan melalui mulut.
Untuk bisa kembali normal, kondisi ini bisa diatasi dengan operasi.
Akhirnya, operasi pertama dilakukan dengan mengurangi bagian lidah
yang berlebihan. Namun, lidahnya tumbuh dengan cepat dan kembali
menjulur keluar dari mulutnya.
Kemudian, Paisley menjalani operasi kedua untuk kembali mengurangi
lidahnya. Tim dokter berharap, ini adalah operasi terakhir untuk Paisley.
Oktober lalu saat berita ini pertama dimuat, Paisley sudah berusia 16
bulan. Operasi tersebut berhasil membuat Paisley bisa mengembangkan
senyumnya dan makan seperti biasa. Paisley juga mulai belajar
mengucapkan kata-kata.
Misterius, Bola Mata Anak Ini Menonjol Keluar
dan Berdarah

Marnie dan penyakit misteriusnya.

Sagar Dorji, bocah berusia 4 tahun asal India mengalami kondisi misterius
pada matanya. Kedua bola matanya bengkak sehingga terlihat menonjol
keluar dan berdarah.

Darah pun menggumpal dan mengering di bola matanya, sehingga


membuat Sagar tak bisa melihat. Ibu Sagar, Kusum mengatakan,
keanehan pada mata putranya itu terjadi beberapa bulan sebelumnya.

"Awalnya, mata Sagar bengkak dan tampak merah. Tapi kemudian,


matanya mulai keluar dari soket dan berdarah," kata Kusum.

Para dokter pun bingung dengan apa yang terjadi pada bocah malang ini.
Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat apa ada
yang salah pada matanya.
Namun, orangtua Sagar tak mampu membayar biaya tersebut sejumlah
156 dollar AS atau sekitar Rp 2 juta. Ayahnya, Pratim Dorji (35) bekerja
sebagai buruh tani.

Seorang aktivis sosial Biwasjit Barman turut membantu mengumpulkan


dana. Ia pun berharap ada campur tangan pemerintah untuk membantu
Sagar.

Anda mungkin juga menyukai