Anda di halaman 1dari 3

Ekspresi Bentuk

Ekspresi adalah apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau
pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984). Oleh karena tiap orang memiliki
keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan
terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda-beda.
Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diakibatkan oleh tingkat
pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat/pengaruh
media masa yang dikonsumsi oleh pengamat. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat
aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori
arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.

Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni :

a. Fungsi, fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita


membuat sebuah lumbung padi dengan menitikberatkan pada
pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung pada yang dapat
menghindari terjadinya pembusukan padi, menghindari gangguan tikus
dan sebagainya.
b. Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah
bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.
c. Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan
merupakan hasil tampilan budaya.

Teori Gestalt tentang Ekspresi


Para psikolog Gestalt menduga bahwa terdapat sebuah pengalaman
langsung dari kualitas ekspresi dalam persepsi terhadap garis-garis, bidang-
bidang, volume ataupun massa. Mereka merumuskan bahwa pengalaman-
pengalaman ini bukan hasil dari asosiasi intelektual melainkan hasil dari sebuah
gaung antara proses neurologis (syaraf) dan pola-pola lingkungan. Jadi bangunan
dikatakan hidup, tenang atau berat bukan karena asosiasi antara pola-pola yang
ada sekarang dengan rujukan tetapi karena proses biologis dalam otak kita
Konsep Isomorphism Gestalt (lang, 1987).

Menurut interpretasi psikologi dan teori Gestalt tentang proses persepsi


visual, menyatakan bahwa garis (line) dan bentuk (form) dari bangunan
mengkomunikasikan makna-makna secara langsung melalui garis itu sendiri dan
bidang (Lang, 1987).

Contoh-contoh dari penerapan teori ini pada Chrisler Building, ekspresi


menjulang tinggi (soaring) Sydney Opera House, ekspresi gelembung (billowing)
dalam gambar menunjukan ekspresi statis. Ketiganya merupakan kualitas
ekspresif dari konfigurasi-konfigurasi spesifik. Interpretasi alternatif dari teori
Gestalt adalah bahwa ekspresi-ekspresi ini adalah hasil dari asosiasi-asosiasi
yang dipelajari (Lang, 1987)
Geometri Sebagai Ekspresi Kebebasan Bentuk
Pro-kontra mengenai geometri itu sebagai sesuatu yang mengikat ataupun
membebaskan di dalam dunia arsitektur,mungkin tidak akan ada habisnya untuk
dibahas atau dicari solusinya, semuanya itu tergantung dari persepsi kita
masing-masing. Antara geometri itu mengikat atau membebaskan, masing-
masing memiliki kedudukan atau posisi yang sama kuat. Pertanyaan yang sering
timbul adalah Seperti apakah kebebasan yang ada di dalam geometri? Dalam
wujud apakah kebebasan itu?

..., because we dont want to exclude everything in architecture that


makes us uneasy. We want architecturethat has more to offer. Architecture that
bleeds, exhausts,that turns and even breaks, as far as I am concerned.
Architecture that glows, that stabs, that tears and rips when stretched.
Architecture must be precipitous, fiery, smooth, hard, angular, brutal, round,
tender, colorful, obscene, randy, en-nearing, distancing, wet, dry,and heart-
stopping. Dead or alive. If it is cold as a block of ice. If it is hot, then as hot as a
tongue of flame. Architecture must burn! (Coop Himmelb(l)au, Covering and
Exposing: The Architecture of Coop Himmel)

Dari pendapat dan pemikiran Himmelb(l)au inilah dapat dipastikan bahwa


geometri merupakan suatu yang membebaskan, atau lebih tepatnya geometri
menghasilkan bentuk (form) arsitektur yang bebas. Walaupun cara-cara
pemikiran dari geometri beserta dengan aturan atau kaidah yanga da di
dalamnya bersifat mengikat, namun hasilnya pada akhirnya akan membawa kita
ke dalam suatu kebebasan bentuk dan ekspresi, yaitu dunia arsitektur yang
merdeka. Karena yang kita rasakan adalah form dan experience dalam bentuk
ruang 3 dimensional dan waktu (space and time).

Dunia geometri sebenarnya merupakan dunia yang kaya akan potensi yang
baru. Geometri mengandung pengertian yang sangat luas. Sebagai contoh
adalah suatu bentuk geometri berupa form yang menghasilkan suatu visual
perception, dimana perception merupakan concious experience of object.
Masing-masing orang sebagai subjek yang merasakan ruang (experience)
mempunyai kebebasan di dalam mempersepsikan ruang tersebut. Oleh karena
itu, tidak heran jika persepsi masing-masing orang mengenai ekspresi maupun
bentuk geometri itu berbeda-beda.

Geometri memberikan kebebasan untuk menggunakan ide dan


menuangkan ekspresi dalam merancang suatu karya arsitektur. Terdapat banyak
pilihan prinsip geometri dalam merancang seperti menggunakan prinsip classical
idea, euclidean, non-euclidean, topologi, teori gasalt, teori gibson, dan lain
sebagainya. Hal ini belum diketahui sebelumnya bahwa dalam geometri terdapat
banyak ide atau pemikiran yang dapat menghasilkan karya atau bentuk
arsitektur menjadi sangat kaya dan memiliki beragam ekspresipada wujudnya.

Anda mungkin juga menyukai