Ekspresi adalah apa yang telah kita lihat menurut pangaruh atau
pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984). Oleh karena tiap orang memiliki
keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan
terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda-beda.
Keunikan latar belakang dan pengalaman yang berbeda diakibatkan oleh tingkat
pendidikan yang berbeda, agama yang berbeda atau juga akibat/pengaruh
media masa yang dikonsumsi oleh pengamat. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian dari tanggapan itu bersifat subyektif. Meskipun demikian terdapat
aspek akspresi yang dapat dilihat secara obyektif. Dan setiap kerangka teori
arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.
Dunia geometri sebenarnya merupakan dunia yang kaya akan potensi yang
baru. Geometri mengandung pengertian yang sangat luas. Sebagai contoh
adalah suatu bentuk geometri berupa form yang menghasilkan suatu visual
perception, dimana perception merupakan concious experience of object.
Masing-masing orang sebagai subjek yang merasakan ruang (experience)
mempunyai kebebasan di dalam mempersepsikan ruang tersebut. Oleh karena
itu, tidak heran jika persepsi masing-masing orang mengenai ekspresi maupun
bentuk geometri itu berbeda-beda.