Anda di halaman 1dari 16

6

BAB 1

PENDAHULUAN

Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit


pada inangnya (Levinson, 2008). Patogen ini dapat berupa
bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi
paru-paru sehingga dapat menimbulkan kematian (Ramos dan
Villoax, 2010) serta Staphylococcus aureus yang merupakan
mikroflora manusia pada permukaan kulit, mulut dan hidung.
Namun, pada saat imun menurun, S. aureus akan bersifat
patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti penggumpalan
darah (Madigan dkk., 2006).

Bakteri sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, hal ini


dikarenakan sifatnya sebagai patogen. Menurut Harvey dkk.
(2007) terdapat beberapa bakteri yang mampu memproduksi
racun yang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu endotoksin dan
eksotoksin. Eksotoksin adalah protein yang diekskresikan oleh
bakteri gram positif dan gram negatif. Di sisi lain, endotoksin
merupakan lipopolisakarida yang tidak diekskresikan melainkan
terdapat pada dinding sel bakteri gram positif. Oleh karena itu,
perlu adanya sebuah molekul atau makromelokul antibakteri.

Antibakteri yang paling banyak digunakan adalah dalam


bentuk antioksidan fenolik seperti butylated hydroxyanisole
(BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), propylgallate (PG) dan
monotertiary butylhydroquinone (Sims dan Fioriti, 1980). Namun,
senyawa-senyawa ini merupakan senyawa murni sintesis,
sehingga kurang aman untuk kesehatan. Selain itu, juga terdapat
antioksidan berupa garam-garam logam alkali seperti natrium
klorida, magnesium klorida serta kalsium klorida (Raccach,
1981). Namun, tingginya tingkat ionisasi dari garam-garam ini
mampu tidak hanya membuat lisis bakteri namun juga lisisnya
sel-sel manusia. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih
lanjut tentang pengembangan antibakteri.

Senyawa-senyawa turunan kaliks[4]arena merupakan


kelompok senyawa tetrasiklik hasil kondensasi antara turunan
fenol dan aldehida, yang memiliki kemampuan untuk merusak
dinding sel bakteri sehingga memiliki aktivitas antibakteri yang
baik. Selain itu, adanya gugus yang memiliki aromatisitas tinggi
7

menyebabkan delokalisasi elektron menjadi semakin tinggi yang


mengakibatkan proses oksidasi-reduksi dinding sel bakteri
menjadi semakin cepat. Keunggulan senyawa turunan
kaliks[4]arena sebagai antibakteri adalah memiliki stabilitas
kimia, radiasi, dan termal yang tinggi serta toksisitas yang
rendah (Chawla dkk., 2011). Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan lebih lanjut mengenai sintesis material
kaliks[4]arena sebagai kandidat antibakteri.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan salah satu bagian terbesar dalam


domain mikroorganisme prokaryotik. Ciri-ciri dari bakteri adalah
memiliki ukuran beberapa mikrometer dan memiliki banyak jenis
bentuk mulai dari sferik hingga batang. Bakteri merupakan
makhluk hidup pertama di bumi yang ada dalam berbagai
habitat mulai dari air, tanah, air asam dan panas pegunungan,
limbah radioaktif serta bagian dalam bumi (Fredrickson dkk.,
2004).

Menurut Whitman dkk. (1998), terdapat hingga 40 juta sel


bakteri dalam satu gram tanah dan satu juta sel bakteri dalam
satu milliliter air segar. Keberadaannya di bumi diperkirakan
hingga 5x1030 membentuk biomassa yang melebihi semua
tumbuhan atau hewan. Menurut Hogan (2010), bakteri
merupakan agen vital dalam daur ulang nutrien di alam. Namun
bakteri juga dapat bersifat patogenik. Harvey dkk. (2007)
melaporkan bahwa terdapat beberapa bakteri yang mampu
memproduksi racun yang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
endotoksin dan eksotoksin. Eksotoksin adalah protein yang
diekskresikan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Di sisi
lain, endotoksin merupakan lipopolisakarida yang tidak
diekskresikan melainkan terdapat pada dinding sel bakteri gram
positif.

Escherichia coli adalah bakteri gram negatif, anaerobik,


berbentuk rod dari genus Escherichia yang biasanya ditemukan
dalam organ pencernaan dan organisme berdarah panas
(Singleton, 1999). Kebanyakan Eschericia coli cenderung
berbahaya, karena beberapa serotype dapat menimbulkan
makanan menjadi beracun. Kecenderungan bahaya Escherichia
8

coli merupakan bagian dari flora normal dalam usus yang dapat
bersifat menguntungkan bagi host-nya karena dapat membentuk
vitamin K2 (Vogt dan Dippold, 2005). E.coli awal mula berbentuk
anakan, setelah itu bakteri ini tumbuh secara besar-besaran
dalam kondisi aerobik selama 3 hari. Namun, laju kenaikan akan
turun setelahnya. (Russel dan Jarvis, 2001).

Escherichia coli dapat tumbuh dan dikulturisasi secara


mudah dan murah di dalam sebuah laboratorium, dan secara
intensif telah diinvestigasi selama lebih dari 60 tahun. E.coli
merupakan bakteri kemoheterotrop yang memilki kemampuan
pembentukkan karbon dan energi dari bahan kimia (Tortora,
2010). E.coli sangat banyak digunakan sebagai studi model
prokaryotik, dan merupakan spesies yang penting dalam ranah
bioteknologi dan mikrobiologi, dimana E.coli dapat digunakan
sebagai organisme host untuk beberapa pengerjaan rekombinasi
DNA (Anonim, 2016). Antibakteri merupakan satu obat
antimikrobial yang digunakan untuk penanganan dan menekan
infeksi bakteri. Obat antibakteri memiliki tujuan untuk
membunuh bakteri patogenik atau menginhibisi pertumbuhan
dan pembelahan bakteri patogenik, tanpa memengaruhi sel dari
host-nya (Anderson, dkk., 2012). Menurut Tan dan Tatsumura
(2015) Alaxander Fleming mengidentifikasi penisilin yang
merupakan komponen pertama yang memliki aktivitas antibiotik.
Era penanganan antibakteri dimulai dengan penemuan
arsphenamine yang digunakan untuk sifilis (Williams, 2009).

Menurut Anderson dkk. (2012) bahwa antibakteri dapat


digolongkan berdasarkan targetnya yaitu antibakteri target DNA
seperti quinolone, rifamycin, nitromidazole; antibakteri target
proses metabolisme seperti sulfonamide dan trimetoprim;
antibakteri target sintesis protein seperti macrolide; serta
antibakteri target sintesis dinding sel seperti glikopeptida.
Menurut Sims dan Fioriti (1980) antibakteri yang paling banyak
digunakan adalah dalam bentuk antioksidan fenolik seperti
butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT),
propylgallate (PG) dan monotertiary butylhydroquinone. Namun,
senyawa-senyawa ini merupakan senyawa murni sintesis,
sehingga kurang aman untuk kesehatan. Selain itu, juga terdapat
antioksidan berupa garam-garam logam alkali seperti natrium
klorida, magnesium klorida serta kalsium klorida (Raccach,
1981).
9

Kaliksarena adalah golongan senyawa oligomer siklis yang


dibuat melalui kondensasi fenol-aldehida, berada dalam bentuk
mangkok (calix) dengan gugus pada bagian atas (upper rim) dan
bagian bawah (lower rim) serta senyawa aromatis sebagai pusat.
Dengan memodifikasi gugus pada bagian bawah dan atau bagian
atas akan memungkinkan untuk menghasilkan variasi struktur
kaliksarena serta variasi selektivitas terhadap ion atau molekul
(Mohan dkk., 2003). Struktur kaliksarena berbentuk rongga
silindris dan tajam, dimana sisi rongga yang lebih besar pada
bagian atas dan sisi rongga yang lebih sempit pada bagian
bawah (Hamilton, 1995). Struktur kaliksarena yang banyak
diderivatisasi adalah kaliks[4], kaliks[6], dan kaliks[8] dengan
ukuran rongga berturut-turut 0,8 , 2,0-2,9 , dan 4,5 (Gutsche
dkk., 1981).

Jembatan metilen diantara cincin fenol dapat berotasi


sehingga kaliksarena memiliki bentuk konformasi yang berbeda-
beda. Seperti contoh p-tert-butilkaliks[4]arena lebih sering
diasumsikan memiliki konformasi kerucut, kerucut sebagian, 1,2-
berselang, dan 1,3 berselang (Gutsche, 1998). Keempat jenis
konformasi tersebut dapat dibedakan dengan menganalisis
kaliksarena menggunakan spektra 1H-NMR yang berbeda pula.
Spektra 1H-NMR beberapa kaliksarena berada dalam konformasi
kerucut, tetapi konformasi tersebut dapat berubah-ubah pada
temperatur kamar. Menurut Gutsche dkk. (1991), spektrum 1H-
NMR konformasi kerucut akan muncul sebagai sepasang doublet,
kerucut sebagian muncul sebagai dua pasang doublet (1:2) dan
atau sepasang doublet (1:1) serta 1,3 berselang hanya muncul
sebagai satu singlet.

Kaliks[4]pirogalolarena merupakan siklotetramer pirogalol


dan aldehida sebagai hasil reaksi kondensasi dalam suasana
asam. Kelompok senyawa ini memiliki beberapa konformasi
dengan stabilitas yang berbeda-beda. Berdasarkan orientasi
gugus pirogalol pada molekul kaliks[4]pirogalolarena, struktur
tiga dimensinya dapat dibedakan menjadi lima konformasi yaitu
mahkota (C4v), kapal (C2v), kursi (C2h), intan (Cs), dan pelana (D2d).
Di sisi lain, berdasarkan orientasi gugus substituen pada
jembatan metilen, konfigurasi kaliks[4]pirogalolarena dapat
dibedakan menjadi rccc, rcct, rctt, dan rtct. Lambang c dan t
merupakan singkatan dari cis dan trans. Pengurutan simbol cis
atau trans dilakukan berlawanan arah jarum jam dengan gugus
10

referensi sebagai titik acuan. (Timmerman dkk., 1996; Maerz,


2011).

Secara termodinamika kaliks[4]pirogalolarena cenderung


lebih stabil pada konformasi kursi (rctt) dibandingkan konformasi
lain. Adanya dua belas gugus hidroksi akan mengurangi
efektivitas ikatan hidrogen antar cincin pirogalol sehingga
tolakan antar cincin lebih dominan (Harizal, 2015). Fakta
eksperimen juga membuktikan bahwa tidak terjadi inversi
konformasi ketika konformasi direfluks selama seminggu dalam
DMSO (Maerz, 2011).

Kaliks[4]pirogalolarena memiliki titik leleh yang tinggi dan


kelarutan yang rendah pada sebagian besar pelarut organik dan
air. Akan tetapi kelompok senyawa ini dapat larut dengan baik
pada pelarut organik polar atau bersifat basa seperti DMSO, DMF,
dan piridina (Harizal, 2015). Kelompok senyawa ini juga larut
dengan baik dalam larutan basa berair (pH>9) (Kazakova dkk.,
2000) yang terjadi akibat adanya deprotonasi dari gugus
hidroksida menghasilkan ion fenolat yang larut dengan baik di
dalam air (Timmerman dkk., 1996). Sifat fisik
kaliks[4]pirogalolarena sangat bergantung pada ikatan hidrogen
antar molekul, intra molekul, hidrofilisitas, serta hidrofobisitas
gugus fungsi. Penambahan gugus hidrofil seperti sulfonatometil
(Kazakova dkk., 2000) dan karboksilat (Kunsagi-Mate dkk., 2004)
akan membuat kaliks[4]pirogalolarena menjadi sangat larut di
dalam air. Di sisi lain, penambahan gugus hidrofobik melalui
pemanjangan rantai alkil aldehida, esterifikasi, dan alkilasi gugus
hidroksi kaliks[4]pirogalolarena cenderung menurunkan titik leleh
serta membuat senyawa menjadi lebih larut dalam heksana,
benzena, dan kloroform (Durairaj, 2005). Selain itu, studi tentang
aktivitas biologis kelompok senyawa kaliks[4]pirogalolarena telah
banyak dilakukan dan terbukti memiliki aktivitas sebagai
antioksidan, antiviral, antiprotozoa, dan antibakteri (Carey, 2006;
Abosadiya dkk., 2013; Hasbullah dkk., 2013; Oliveira dkk., 2014;
Yamin dkk., 2014).

Kaliks[4]pirogalolarena relatif mudah untuk


difungsionalisasi pada bagian lingkar atas (upper rim) dan lingkar
bawah (lower rim) sehingga menghasilkan sifat kimia yang
berbeda-beda.
11

Gambar 2.1 Struktur dasar molekul kaliks[4]pirogalolarena


11

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pirogalol, zink oksida nanopartikel dan 4-hidroksibenzaldehida
dengan kualitas pro analisis diperoleh dari Sigma Aldrich, selain
itu kertas cakram, TSA (Tryptone Soya Agar) dan TSB (Tryptone
Soya Broth) didapatkan dari Sigma Aldrich dengan kualitas pro
analis, Bakteri E.coli serta bahan-bahan lainnya seperti etanol
96%, dan asam klorida diperoleh dari Merck dengan kualitas pro
analitik.

3.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


seperangkat alat refluks, pemutar magnet, desikator dan
electrothermal. Alat-alat untuk mengkarakterisasi hasil reaksi
yaitu spektrometer IR, LC-MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR, autoclave,
SEM-EDX dan alat-alat gelas lainnya.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Sintesis C-4-hidroksifenilkaliks[4]pirogalolarena


(Pg4OH)

Sebanyak 1,89 g pirogalol (0,015 mol) dilarutkan dalam 30


mL etanol 95%. Ke dalam campuran ditambahkan 1,83 g (0,015
mol) 4-hidroksi benzaldehida, setelah larut ditambahkan 1 mL
HCl 37% tetes demi tetes, campuran diaduk dan direfluks pada
temperatur 78 C selama 20 jam, endapan akan terbentuk
dengan cepat. Campuran kemudian didinginkan, endapan yang
terbentuk kemudian disaring dan dicuci menggunakan akuades
sampai netral lalu dikeringkan. Produk reaksi ditentukan titik
lelehnya serta dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR, 1H-
NMR, dan 13C-NMR. Endapan yang terbentuk dicampur dengan
ZnO 1:1.

3.3.2 Pembuatan medium TSA (Tryptone Soya Agar) dan


medium TSB (Tryptone Soya Broth)

Bubuk TSA dan TSB dimasukkan ke dalam erlenmeyer


masing-masing sebanyak 10 g dan 7,5 g, lalu masing-masing
12

dilarutkan ke dalam 250 mL akudes. Kemudian dipanaskan


hingga mendidih sambil diaduk. Setelah itu, medium disterilisasi
menggunakan autoclave pada suhu 121 oC dengan tekanan 15
lbs selama 15 menit.

3.3.3 Peremajaan bakteri

Sebanyak satu ose bakteri E.coli diinokulasi ke dalam


medium agar miring TSA dan aseptis dengan meletakkan jarum
ose yang mengandung biakkan pada dasar kemiringan agar dan
ditarik dengan gerakkan zig-zag. Sebanyak dua ose lain dari
bakteri E.coli diinokulasi ke dalam medium TSB. Selanjutnya
masing-masing diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam.
Peremajaan dilakukan setiap minggu.

3.3.4 Pengujian aktivitas antibakteri

Bakteri uji yang telah diremajakan diinokulasikan ke dalam


TSA sebanyak 200 L lalu diratakan. Kertas cakram 6 mm
dimasukkan ke dalam medium berisi bakteri lalu ditetesi dengan
0,5 g
larutan 20 L C-4-hidroksifenilkaliks[4]pirogalolarena-

nanopartikel ZnO dalam 1 mL akuabides). Setelah itu disimpan


selama 24 jam pada suhu 37 oC diukur diameter hambatan yang
terbentuk menggunakan penggaris.

3.3.5 Penetapan nilai konsentrasi hambatan minimum


(KHM)

Setelah diketahui bahwa ekstrak memiliki aktivitas


antibakteri selanjutnya dilakukan penetapan konsentrasi hambat
minimum dari ekstrak tersebut. Tujuannya untuk mengetahui
kadar terendah dari sampel material yang masih memberikan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji. Metode penetapan
yang dilakukan menggunakan metode agar padat. Sampel C-4-
hidroksifenilkaliks[4]pirogalolarena-nanopartikel ZnO dibuat
denan variasi konsentrasi 0,0025; 0,005; 0,025 dan 0,05 g/mL
akuades.

3.3.6 Diameter zona hambat


13

Diameter zona hambat yang terbentuk karena adanya


daya antibakteri dari hasil ekstraksi yang diukur dari sisi sebelah
kiri sampai sisi sebelah kanan dengan menggunakan penggaris.

3.3.7 Konsentrasi hambat minimum

Konsentrasi hambat minimum ditentukan dengan metode


difusi agar dari diameter zona hambat yang terbentuk dari hasil
ekstraksi dimana dilakukan uji dengan konsentrasi 0,0025; 0,005;
0,025 dan 0,05 g/mL akuades.

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Ringkasan Anggaran Biaya

Nom
Jenis pengeluaran Biaya (Rp.)
or
1 Peralatan penunjang 550.000
2 Bahan habis pakai 11.750.000
3 Lain lain 200.000
Jumlah 12.500.000

4.2. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
Sintesis C-4-
1 hidroksifenilkaliks[4]pirogalo
larena (Pg4OH)
2 Uji kimia C-4-
14

hidroksifenilkaliks[4]pirogalo
larena (Pg4OH)
Pembuatan medium dan
3
peremajaan bakteri
Pengujian aktivitas anti
bakteri dan nilai konsentrasi
4 hambatan minimum (KHM)

Penentuan diameter zona


5 hambat dan Konsentrasi
hambat minimum
DAFTAR PUSTAKA

Abosadiya HM, Hasbullah SH, Mackeen MM, Low SC, Ibrahim Z,


Koketsu M and Yamin BM. 2013. Synthesis,
Characterization, X-ray Structure and Biological Activities of
C-5-Bromo-2-hydroxyphenilcalix[4]-2-methylresorcinarene,
Molecules, 18, 13369-13384.
Anderson RJ, Grounwater PW, Todd A and Worsley AJ. 2012.
Antibacterial Agents, John Wiley & Sons, Noida.
Anonim, 2016. Bacteria, Microbiology Online. diakses pada 8
Oktober 2016
Carey SJJ. 2006. The Synthesis and Medicinal Applications of
Pyrogallol[4]arenes. Dissertation. Dublin City University.
Dublin.
Chawla HM, Pant N Kumar S, Mrig S, Srivastava B, Kumar N and
Black D.StC. 2011. Synthesis and Evaluation of Novel
Tetrapropoxycalix[4]Arene Enone and Cinnamates for
Protection from Ultraviolet Radiation, J. Photochem.
Photobiol. B: Biol, 105: 25-33.
Durairaj RB. 2005. Resorcinol: Chemistry, Technology and
Applications, Springer-Verlag Berlin: Heidelberg.
Fredrickson JK, Zachara JM, Balkwill DL, Kennedy D, Li SM,
Koshinda, Rithes HM, Duly MI, Romine MF, and Brockman F
J. 2004. Geomicrobiology of High-Level Nuclear Waste-
Contaminated Vadose Sediments at Hadford Site,
Washington State, Applied and Environmental Microbiology,
70 (7): 4230-4241.
Gutsche DC. 1998. Calixarenes Revisited, Monograph In
Supramolecules Chemistry. Washington: The Royal Society
of Chemistry.
15

Gutsche DC, Dhawan B, No HH, and Muthukrishhnan R. 1981.


Calixarene 4. The Synthesis, Characterization, and
Properties of Calixarenes from p-tert-butylphenol, J. Am.
Chem. Soc., 103: 3782-3786.
Hamilton K. 1995. Synthesis, Characterization, and Application of
Water Soluble Chiral Calix[4]arene Derivates in
Spectroscopy and Capillary Electrokinetic Chromatographi,
A. Dissertation. B.S. Southern University and A.R.M.
College. 1-6.
Harizal. 2015. Sintesis C-4-alkoksifenilkaliks[4]pirogalolaril
Benzoat-Sinamat sebagai Senyawa Tabir Surya,. Tesis.
Yogyakarta: Departemen Kimia FMIPA UGM
Harvey RA, Champe PC, Fisher BD, and Strohl WA. 2007.
Microbiolgy. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin,.
Hasbullah A, Abosadiya HM, Jumina J, Tahir MIM., and Yamin BM.
2013. Synthesis, Structural and Antioxidant Properties of C-
p-methoxycalix[4]resorcinarene, Int, J. Advan. Sci. Eng.
Inform. Tech., 3(2): 36-39.
Hogan CM. 2010. Encyclopedia of Earth: BacteriA. Washington
DC: National Council for Science and Environment.
Kazakova EK, Makarova NA, Ziganshina AU, Liya A Muslinkina LA,
Muslinkin AA, and Habicher WD. 2000. Novel Water-Soluble
Tetrasulfonatomethylcalix[4]resorcinarenes, Tetrahedron
Lett., 41: 10111-10115.
Kunsagi-Mate S, Szabo K, Lemli B, Bitter I, Nagy G, and Kollar L.
2004. Increased Complexation Ability of Water-Soluble
Calix[4]resorcinarena Octacarboxylate toward Phenol by
the Assistance of Fe(III) Ions, J. Phys. Chem. B., 108: 15519-
15522.
Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology &
Immunology. New York: McGraw-Hill.
Madigan MT, Martinko JM, and Brock TD. 2006. Brock Biology of
Microorganism. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Maerz AK. 2011. Shyntesis and Characterization of Host-Gust
Complexes: Metal-Organic Nanocapsules Using Aryl-
Substituted Pyrogallol[4]arenes, Dissertation. Columbia:
University of Missouri-Columbia.
Mohan Mac, Malley SO, and Nolan K. 2003. Important Calixarene
Derivates-Their Synthesis and Application. ARKIVOC 7: 23-
24.
16

Oliveira CBS, Meurer YSR, Oliveira MG, Medeiros WMTQ, Silva


FON, Brito ACF, Pontes DL, and Andrade-Neto VF. 2014.
Com4-tive Study on the Antioxidant and Anti-Toxoplasma
Activities of Vanillin and Its Resorcinarene Derivative,
Molecules. 19: 5898-5912.
Raccach M. 1981. Method and Antibacterial Compositions for
Fermenting Meats, U.S. Patents 4.303.679.
Ramos JL and Filloux A. 2010. Pseudomonas. Verlag: Springer.
Russel JB and Jarvis GN. 2001. Dractical Mechanisms for
Interupting the -oral Fecal Life Cycle of Escherichia colli,
Journal of Molecular Microbiology and Biotechnology. 3 (2):
265-272.
Sines RJ and Fioriti JA. 1980. Antioxidants as Stabilizers for Salt,
Oils and Lipid Continuing Foods. Boca Raton: CRC Press.
Tan SY and Tatsumuru. 2015. Alexander Flemming (1881-
1955).Discoverer of Penicillin.Singapore Medical Journal. 56
(7): 366-367.
Timmerman P, Verboom W, and Reindhoudt, DN. 1996.
Resorcinarenes, Tetrahedron. 52(8): 2663-2704.
Tortoru G. 2010. Microbiology: An Introduction. San Fransisco:
Benjamin Cummings.
Vogt RL and Dippold L. 2005. Escherichia coli 0157: Outbreak
Associated with Consumption of Ground Beef. Public Health
Reports. 120 (2): 174-178.
Williams KJ. 2009. The Introduction of Chemotherapy Using
Arsphenamine-The First Magic Bullet, J. R. Soc. Med., 102
(8): 343-348.
Yamin BM, Abosadiya HM, Hasbullah SA, and Jumina J. 2014.
Structural Antioxidant and Antiviral Studies of C-3-
nitrophenylcalix[4]resorcinarene. Int. J. Adv. Sci. Eng.
Inform. Tech. 4(3): 1-4

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

A. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Keteranga


Pemakaian Satuan n (Rp.)
(Rp.)
17

SEM-EDX Untuk 1 kali 550.000 550.000


mengetah
ui topologi
permukaa
n Na-
lignosulfon
at dan
menghitun
g kadar
atom S, N,
O, dan C
dari
produk
Sub Total 550.000

B. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantita


Harga Keterang
Pemakaian s Satuan an
(Rp.)
Pirogallol Reagen 1 pack 2.500.0 2.500.00
reaksi (50g) 00 0
pembentukk
an calix
ZnO Logam 1 pack 2.250.0 2.250.00
doping calix (50g) 00 0
4- Reagen 1 pack 1.500.0 1.500.00
hydroxyben pembentukk (50g) 00 0
zaldehyde an calix
Kertas Untuk uji 1 pack 1.000.0 1.000.00
cakram bakteri 00 0
TSA Media 1 pack 2.000.0 2.000.00
bakteri (500g) 00 0
TSB Media 1 pack 2.000.0 2.000.00
bakteri (500g) 00 0
E.coli Sebagai 500.000 500.000
bakteri
pathogen uji
Sub Total 11.750.0
00
18

C. Lain-lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Keteranga


Pemakaia Satuan n
n (Rp.)
Publikasi Untuk 1 buah 200.000 200.000
publikasi
umum
berupa
seminar
atau
jurnal
Sub Total 200.000
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan


Pembagian Tugas

No Nama / NIM Progr Bidan Alokasi Uraian


. am g Waktu Tugas
Studi Ilmu (mingg
u)
1 Kimia Kimia 8 Sintesis C-
4-
hidroksife
nilkaliks[4
]pirogalol
arena
(Pg4OH)
2 Kimia Kimia 4 Uji kimia
C-4-
hidroksife
nilkaliks[4
]pirogalol
arena
(Pg4OH)
3 Kimia Kimia 8 Pembuata
n medium
dan
peremaja
an bakteri
4 Kimia Kimia 8 Pengujian
aktivitas
anti
bakteri
dan nilai
konsentra
si
hambatan
minimum
(KHM)

5 Kimia Kimia 8 Penentua


n
diameter
20

zona
hambat
dan
Konsentra
si hambat
minimum

Anda mungkin juga menyukai