KOMUNITAS II
Dosen Pengajar :
Kelompok :
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Komunitas II 1
Dalam makalah ini, penulis mengangkat judul Laporan Praktek Keperawatan Komunitas
Puskesmas Program Imunisasi
Hari:
Tanggal:
Pembimbing Ka Prodi
Kepala Puskesmas
Laila Saadah
Tugas Komunitas II 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Pengantar Kesehatan
Komunitas & Keperawatan Komunitas ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat,
isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen mata
kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Tugas Komunitas II 3
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah........................................................................5
B. RumusanMasalah................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................6
D. Manfaat................................................................................................6
BABII PEMBAHASAN
A. Konsep Puskesmas.............................................................................7
B. Management Puskesmas.....................................................................33
C. Posyandu Balita..................................................................................48
D. Pelayanan Kesehatan Pada Balita.......................................................48
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas Komunitas II 4
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian
dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan (WHO, 1959).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985;
Logan and Dawkin, 1987).
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga untuk
menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu bekerja di
rumah pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan pada kinerja
perawat bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam bentuk yang nyata sangat dibutuhkan dalam
upaya untuk melakukan pendekatan pada masyarakat dan mengetahui permasalahan yang di
masyarakat itu sendiri. Dan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari
keperawatan komunitas. Salah satu bentuk aplikasi nyata untuk pendekatan ke masyarakat itu
sendiri adalah dengan dilaksanakannya praktik lapangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
Tugas Komunitas II 5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
d. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
D. Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi, fungsi, peran, tujuan, struktur,
tata kerja Puskesmas, serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang
terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan
faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat
mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Puskesmas
2.A.1. Pengertian
Tugas Komunitas II 6
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kotayang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatuwilayah kerja
(Kebijakan Dasar Puskesmas Depkes RI, 2004)
Agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada
di ujung paling depan dapat lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap
Puskesmas yang ada maupun yang akan didirikan harus memenuhi standar, baik sebagai
Puskesmas rawat jalan maupun Puskesmas rawat inap.
Tugas Komunitas II 7
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok.
b. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan
pokok
Tugas Komunitas II 8
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di
bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota. Puskesmas adalah unit pelayanan
kesehatan di tingkat kecamatan dan merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
(UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan
adalah : a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif
dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan
yang tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu. 7 Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bermutu.
Tugas Komunitas II 9
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Tugas Komunitas II 10
preventif (pencegahan) kuratif (penyembuhan) dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta lingkungan.
Yang dimaksud dengan sub sistem disini adalah sub sistem dalam
pelayanan kesehatan yaitu input, proses, output, dampak dan umpan balik. Input
adalah sub elemen- seub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk
berfungsinya suatu sistem. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk
mengubah masukan sehingga menghasilkan suatu keluaran yang direncanakan.
Sedangkan output adalah hal-hal yang dihasilkan melalui proses. Sedangkan
dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu
lamanya. Dan umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai
masukan untuk sistem tersebut. sementara lingkungan meliputi dunia diluar
sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
Sebagai contoh didalam pelayanan kesehatan di puskesmas, yang menjadi
input dalam proses pelayanan kesehatan utama bisa dilihat dalam alur pelayanan
di puskesmas Barambai yaitu pelayanan di loket administrasi yang dilakukan oleh
staf administrasi, kemudian dari loket menuju pelayanan Balai pengobatan yang
dilakukan oleh dokter atau perawat, selanjutnya menuju pelayanan
pengambilan obat-obatan di apotek yang dilakukan oleh Apoteker dan Asisten
apoteker. Output yang dihasilkan adalah pasien merasa puas dengan pelayanan,
sembuh atau dilakukan rujukan. Dampak yang terjadi adalah meningkatnya status
kesehatan pasien atau masyarakat. Umpan balik dari pasien bisa berupa keluhan-
keluhan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan
Tugas Komunitas II 11
4. Rehabilitatif (pemulihan)
Tugas Komunitas II 12
d) Mudah dijangkau
Pelayanan kesehatan tersebut ditinjau dari segi biaya dapat
dijangkau oleh masyarakat setempat
e) Bermutu
Merujuk pada pelayanan kesehatan yang baik dan sempurna sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan serta dapat
memuaskan klien dan masyarakat
f) Kepuasan
Pengertian kepuasan
Menurut Oliver (1997) dalam Irawan (2003), mengungkapkan
bahwa kepuasan sebagai respon pemenuhan harapan dan kebutuhan
konsumen. Respon ini sebagai hasil dari penilaian konsumen bahwa
produk / pelayanan sudah memberikan tingkat pemenuhan kenikmatan.
Tingkat pemenuhan kenikmatan dan harapan ini dapat lebih ataupun
kurang.
Menurut Tjiptono (2006) bahwa kepuasan atau ketidak puasan
merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi ketidak sesuaian
kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya harapan. Pada dasarnya harapan klien adalah perkiraan atau
keyakinan klien tentang pelayanan yang diterimanya akan memenuhi
harapannya. Sedangkan hasil kinerja akan dipersepsikan oleh klien.
Menurut Philip kotler(2002:42) Kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-
harapannya.
Irawan (2003) yang mengatakan kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan
hasil pelayanan kinerja dan harapan-harapannya.
Menurut Gibson, Invancovic dan Donelly (1992:58) Kepuasan
adalah sebagai suuatu proses dimana individu memilih, merumuskan dan
menafsirkan suatu rangsangan untuk memahami keadaan lingkungannnya
berdasarkan pengalaman masa lalu dan rangsangan-rangsangan yang
diterima oleh panca indera.
Husein Umar (2003:51) membagi kepuasan menjadi dua macam
yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologikal. Kepuasan
Tugas Komunitas II 13
fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk
yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologikal merupakan
kepuasan yang diperoleh dari atribut yang sifatnya tidak berwujud dari
produk.
Menurut M.N Nasution (2004:47) kepuasan pelanggan yaitu
perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan karena
pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan (produk)
seseorang, maka pelangganlah yang menentukan kualitas suatu produk.
Ada beberapa unsur penting dalam kualitas yang ditetapkan pelanggan menurut M.N
Nasution yaitu :
Tugas Komunitas II 14
dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan
kebutuhan terpenuhi.
Tugas Komunitas II 15
kematangan/kedewasaan seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu
tindakan yang diambilnya. Usia juga dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya penyakit misal penyakit kardio vaskuler dengan peningkatan usia.
Jenis kelamin merupakan sifat jasmani/fisik seseorang dan berkaitan
dengan sistem reproduksi yaitu : laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin juga
berhubungan dengan emosi. Pendidikan merupakan proses pengajaran baik
formal maupun informal yang dialami seseorang. Hasilnya akan
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam mendewasakan diri.
Pendidkan berkaitan dengan harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya
tinggi akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi.
Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk mendapat imbalan berupa
materi dan non materi. Pekerjaan dapat mejadi faktor risiko kesehatan
seseorang dan berdampak pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada
hubungannya dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam
menentukan pelayanan yang diinginkan. Status perkawinan sementara diduga
ada kaitannya dengan gaya hidup dan kepribadian.
4) Faktor Psikologi
Faktor psikologi yang berperan dengan kepuasan yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan pendirian. Motivasi mempunyai hubungan erat
dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Ada
kebutuhan psikologis yaitu adanya pengakuan, dan penghargaan. Kebutuhan
akan menjadi motif untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan. Persepsi
klien terhadap kualitas sebelum membeli produk dipengaruhi oleh citra merek
dan pengalaman masa lalu (Sutojo ; 2003) .
Tugas Komunitas II 16
1) Performance merupakan karateristik utama yang menjadi pertimbangan
pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.
Menurut Philip Kotler dalam Wijono (1999) Kepuasan pelanggan rumah sakit
atau organisasi pelayanan kesehatan kepuasan klien dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain : Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan klien terutama saat pertama kali
datang. Mutu informasi yang diterima. Outcomes pengobatan dan perawatan yang
diterima. Prosedur perjanjian. Waktu tunggu. Fasilitas untuk klien seperti mutu makanan,
privacy, dan pengaturan kunjungan serta fasilitas umum yang tersedia. Oleh karena itu
kepuasan pelanggan/klien merupakan respon kebutuhan pelanggan/klien terhadap
keistimewaan suatu kualitas produk.
Tugas Komunitas II 17
1. Pengukuran kepuasan pelanggan
Menurut Philip kotler ada 4 metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur
tingkat kepuasan konsumen yaitu :
2. Sistem keluhan dan saran
Perusahaan / organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat,
dan keluhan-keluhan mereka.
3. Belanja siluman
Perusahaan membayar orang untuk bertindak sebagai pembeli potensial untuk
melaporkan temuan mereka tentang kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dari
pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk tersebut.
4. Analisa keuangan konsumen
Metode ini dilakukan dengan cara perusahaan menghubungi para pelanggannya yang
telah berhenti membeli atau beralih untuk memperoleh informasi penyebab berhenti
atau beralihnya pelanggan tersebut. Informasi ini dipakai untuk mengambil kebijakan
dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
5. Survey kepuasan pelanggan
Perusahaan yang responsif memperoleh ukuran kepuasan pelanggan secara langsung
dengan melakukan survey berkala. Mereka mengirimkan daftar pertanyaan atau
menelpon pelanggan-pelanggan terakhir mereka sebagai sampel acak dan
menanyakan apakah merasakan amat puas, biasa saja, puas, kurang puas atau tidak
puas terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan.
Beberapa metode atau teknik pengukuran kepuasan pelanggan tersebut dapat
digunakan oleh pihak perusahaan untuk mengukur kepuasan pelanggannya.
Tehnik pengukuran kepuasan pelanggan tersebut dapat memberikan indeks mutu
mengenai proses bisnis, proses pengadaan suatu barang atau jasa yang ditawarkan.
Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan harus melakukan
beberapa hal, yaitu:
a) Mengidentifikasi siapa pelanggan yang memahami tingkat harapan atas kualitas
b) Memahami strategi kualitas layanan dan memahami siklus umpan balik dari
kepuasan.
c) Kepuasan pelanggan akan terpenuhi apabila produk yang diberikan kepada
pelanggan atau konsumen sesuai dengan yang dipersepsikan oleh konsumen serta
memenuhi harapan dari konsumen itu sendiri.
Tugas Komunitas II 18
Survey juga dapat menggunakan kuisioner dengan pertanyaan tertutup yang
menggambarkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas.
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan
kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecualai bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelyanan kedokteran.
Visi Puskesmas
Tugas Komunitas II 19
a.) Lingkungan sehat
Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi
Puskesmas adalah sebagai berikut:
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,
setidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. Pengembangan
perumahan untuk keluarga yang dilaksanakan oleh pengembang atau individu
sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan memberikan
masukan berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang
tinggal di rumah tersebut sehat.
b) Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya mempunyai kemampuan di bidang
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
Tugas Komunitas II 20
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
serta lingkungannya.
Tugas Komunitas II 21
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3
kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada
kesempatan
d. Memasang IUD, cara cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain denngan
memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program
KIA
d. Melaksanakan program-program :
e. Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada balita
dan ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Tugas Komunitas II 22
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,
untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
Mendapatkan riwayat penyakit
Mengadaan pemeriksaan fisik
Mengadaan pemeriksaan labolatorium
Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostic
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten
diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator membantu
para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru
berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
Tugas Komunitas II 23
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak balita,
usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas
Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
Penyuluhan kesehatan
Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja
agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
Anak sekolah
Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
Tugas Komunitas II 24
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih
mampu
Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran
serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan
pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
Anamnesa
Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes
saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan
labolatorium
Pengobatan dan pemberiaan kacamata
Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata
mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
Penerimaan pasien
Pengambilan spesimen
Penanganan spesimen
Pelaksanaan spesimen
Penanganan sisa spesimen
Pencatatan hasil pemeriksaan
Pengecekan hasil pemeriksaan
Tugas Komunitas II 25
Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
Pengambilan spesimen
Penanganan spesimen
Pengemasan spesimen
Pengiriman spesimen
Pengambilan hasil pemeriksaan
Pencatatan hasil pemeriksaan
Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
Persiapan pasien
Pengambilan spesimen
Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
Melakukan tes skrining Hb
Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas
Memberikan penyuluhan
Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
Data ketenagaan di puskesmas
Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral
dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan
lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan
memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan
kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan
mengenali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian
kegiatan:
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
Tugas Komunitas II 26
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapi
a) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang
terlatih
b) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan
tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari
puskesmas.Dengan asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan
pencegahan penyakit, dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit.Dengan demikian
puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat
datang ke puskesmas.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai
pusat rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran
penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk
Tugas Komunitas II 27
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan
adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang
optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
Tugas Komunitas II 28
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.Puskesmas
keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-
kegiatan puskesmas keliling adalah:
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan
seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan jumlah
penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok
persepuluhan, selain memberikan pelayanan aangsung di posyandu dan pertolongan
persalinan di rumah-rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota keluarga
persepuluhan untuk diberi pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas
atau fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.
Tugas Komunitas II 29
d. Jaringan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Puskesmas keliling
3) Bidan desa/komunitas
B. Management Puskesmas
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen (subsistem) yang saling terkait /
tergantung satu sama lain dan bekerja untuk mencapai suatu tujuan, Sistem dapat dianggap
sebagai suatu sistem tertutup atau sistem terbuka. Sistem terbuka sangat dipengaruhi oleh suatu
perubahan lingkungan dan harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Dalam konsep
sistem, ada hubungan hirarkhi antara berbagai subsistem yang lebih rendah dan suprasistem
yang lebih tinggi. Dalam sistem Kesehatan Propinsi, maka sistem Kesehatan Nasional
merupakan suprasistem dan sistem Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan subsistem. Sistem
akan berfungsi optimal bila sub sistemnya berfungsi sebagaimana seharusnya. Secara hubungan
dengan lingkungan, dimana suatu sistem harus berhadapan dengan lingkungan maka system
menerima berbagai masukan (input), kemudian berproses menghasilkan luaran (output) serta
hasil akhir adalah outcome (dampak)
Melihat dari pendekatan system ini maka suatu sistem menyangkut seluruh aspek kelembagaan,
struktural, pembiayaan, penganggaran, sumber daya manusia, sistem informasi dan kemitraan
dengan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Kontek di
atas berfokus pada hubungan dinamis antara komponen tersebut yang berinteraksi dan akan
menghasilkan suatu hasil akhir (outcome) sebagai penampilan dari system itu secara keseluruhan
Tugas Komunitas II 30
a. Jumlah keluarga miskin yang terus bertambah di wilayah kerja Puskesmas. Karena
kelompok ini akan terus menjadi beban pembangunan kesehatan di daerah jka Pemda
tidak memilii kebijakan khusus untk mengatasi masalah kesehatan mereka
c. Masalah sampah dan masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang harus
mendapatkan penanganan yang intensif oleh Pemda dan juga merupakan tanggung
jawab Puskesmas. Hal ini disebabkan karena masalah lingkungan akan menyebabkan
berkembangnya penyakit Gastroenteritis, DHF,dll
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Tugas Komunitas II 31
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas
seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan
program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh: Pekan Imunisasi Nasional ).
Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh
Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat
terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk
mengatasi kejadian darurat seperti di atas bias mengurangi atau menunda kegiatan lain.
a. Program Pokok
1) Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah informasi mengenai apakah program promosi kesehatan
diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
2) Pelayanan Pengobatan.
Pelayanan Pengobatan adalah informasi mengenai apakah program pelayanan
pengobatan diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
3) Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB).
KIA/KB adalah informasi mengenai apakah program kesehatan ibu dan anak termasuk
keluarga berencana diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
4) Pemberantasan Penyakit Menular (PPM)
PPM adalah informasi mengenai apakah program pemberantasan penyakit menular
diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
Tugas Komunitas II 32
5) Kesehatan Lingkungan (Kesling).
Kesehatan Lingkungan adalah informasi mengenai apakah program kesehatan
lingkungan diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
6) Gizi.
Gizi adalah informasi mengenai apakah program gizi diselenggarakan oleh Puskesmas
yang bersangkutan atau tidak.
b. Program Pengembangan
Penyelenggaraan program pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Program pengembangan yang diselenggarakan Puskesmas di
antaranya perawatan kesehatan masyarakat (PHN), usaha kesehatan sekolah, usaha
kesehatan usila, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa
(UKGMD), usaha kesehatan jiwa, usaha kesehatan mata, imunisasi, usaha kesehatan
tradisional, laboratorium kesehatan sederhana. Program pengembangan tersebut sebagai
berikut :
1) Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
PHN adalah informasi mengenai apakah program perawatan kesehatan masyarakat
(PHN) diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
2) Upaya Kesehatan Sekolah
UKS adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan sekolah
diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
3) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Kesehatan Usila adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan
usia lanjut diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
4) Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Kerja adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan
kerja diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa (UKGMD)
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut adalah informasi mengenai apakah program upaya
kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa (UKGMD) diselenggarakan olehPuskesmas
yang bersangkutan atau tidak.
6) Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Jiwa adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan
jiwa diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
7) Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Mata adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan
mata diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.
Tugas Komunitas II 33
8) Upaya Kesehatan Olahraga
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan
berkualitas, pimpinan Puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
Manajemen bermanfaat untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan
program Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien. Penerapan manajemen kesehatan di
Puskesmas terdiri dari Micro Planning (MP) yaitu peraencanaan tingkat Puskesmas.
Pengembangan program puskesmas selama lima tahundisusun dalam Micro Palanning.
Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP) yaitu bentuk penajabaran Micro Planning ke dalam paket-
paket kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun berkelompok.
LKMP dilaksanakan setiap tahun. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan
Ibu dan Anak- Pemantauan Wilayah Setempat)adalah sistem pencatatan dan pelaporan untuk
pemantauanpenyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Bagan di bawah menjelaskan fungsi manajemen yang dijabarkan di puskesmas.
LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian program. LAM yang
dijabarkan khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan pemantauan Ibu dan
Anak Setempat atau PIAS atau PWS KIA. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP) adalahkompilasi pencatatan program yang dilkukan secara terpadu setiap bulan.
Stratifikasi Puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukukan setiap tahun
untuk mengetahu pelaksanaan manajemen progaram Puskesmas secara menyeluruh. Penilaian
dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dan SP2TP
dimanfaatkan oleh Puskesmas untuk penilaian stratifikasi. Supervisi rutin oleh pimpinan
Puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi
oleh pimpinan, monitoring dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi manajemen (pengawasan
dan pengendalian) di Puskesmas.
Tugas Komunitas II 34
1. Kunjungan rumah
5. Manajemen keunagan
6. Manajemen logistic
7. Monitoring program
8. Kerja sama/koordinasi
11. Kepemimpinan
1. ANC
2. Pertolongan persalinan
4. KB
Perawatan anak :
Tugas Komunitas II 35
1. Menyusui
3. Imunisasi
4. Pemberian Oralit
2. Surveilan
Contoh pada Bagan di atas untuk menunjukan perbedaan antara kegiatan pelayanan kesehatan
(health services) dengan komponen kegiatan penunjang manajemen pelayanan (management
support service). Di bagian kiri adalah contoh komponen pelayanan kesehatan dasar untuk
pelayanan kesehatan umum, perawatan ibu, dan anak, upaya pengobatan dan sebagainya.
Contoh tersebut dapat dikenbangkan sesuai dengan kegiatan prorgam Puskesmas. Di bagian
kanan adalah contoh komponen penunjang manajemen. Semua program pelayanan kesehatan
dasar di sebelah kiri mempunyai komponen penunjang manajemen yang sama. Dengan
mengembangkan komponen penunjang manajemen, komponen pelayanan kesehatan dasar
akan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, rasional dan berkualitas. Dalam upaya
menunjang pengembangan program pokok Puskesmas, Puskesmas juga mempunyai empat
subsistem manajemen yaitu:
a. Pengertian
Tugas Komunitas II 36
Tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan
sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat. Sistem keuangan kesehatan dalam era desentralisasi (otonomi)
maka ini tidak lagi semua tergantung pada kemampuan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Kemampuan pemerintah dalam pembiayaan pembangunan kesehatan sangat rendah.
Dari standar WHO bahwa pembiayaan pembangunan kesehatan minimal 5% dari PDRB.
Namun pemerintah baru mampu membiayai 25% dari kebutuhan. Oleh karena itu dalam
sistem pembiayaan kesehatan harus dirancang sumber lain selain dari pemerintah.
b. Tujuan
c. Prinsip
d. Sumber
1) Masyarakat
Perorangan dan klmpk dunia usaha, serta dari lembaga non pemerintah
2) Pemerintah
APBN, APBD Prov, APBD kab/kota masing2 sekurang2nya 15% dari total anggaran
pendapatan.
Tugas Komunitas II 37
Komponen-komponen pembiayaan kesehatan terhadap program kesehatan :
1. Medical care
a. Rujukan spesialis
b. Hemodialisa
c. Operasi jantung
d. Operasi kosmetik
e. Perawatan Rumah Sakit kelas II, I dan VIV
f. Penunjang diagnostik
Tugas Komunitas II 38
Pelayanan Darurat
Peranan Masyarakat
1. Jenis logistik
2. Sumber
Tugas Komunitas II 39
Kebutuhan logistic Puskesmas di satu Kabupaten/Kota biasanya disediakan oleh pihak
kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan BKKBN (khusus untuk kebutuhan program
KB). Jumlah dan jenisnya disesuaikan dengan perencanaan yang telah diajukan oleh
masing-masing Puskesmas. Dana proyek untuk pengadaan logistik dan obat-obatan di
Puskesmas biasanya sudah dialokasikan setiap tahun.
Pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang harus dibuat oleh petugas dalam
bentuk inventaris Puskesmas. Demikian pula dengan penerimaan dan pemakaian obat-
obatan. Pimpinan Puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi
barang dan obat secara rutin. Penyusunan perencanaan kebutuhan logistik dan obat
didasarkan pada pencatatan barang dan obat yang habis dan yang masih tersedia (pola
konsumsi). Khusus untuk manajemen obat, penyimpanan dan pengeluarannya mengikuti
system first in and first out (FIFO) untuk mencegah obat kadaluarsa.
Staf adalah sumber daya manusia (SDM) yang utama yang dimiliki Puskesmas. Oleh
karena itu, SDM Puskesmas perlu dibina dan dikembangkan baik motivasi, inisiatif dan
keterampilannya agar mereka dapat bekerja lebih produktif. Sesuai dengan system manajemen
modern, staf Puskesmas merupakan faktor produksi utama untuk menghasilkan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, system intensif perlu
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Sistem kerja yang bersifat
integratif dan berkelompok juga dapat dikembangkan di Puskesmas. Selain itu, pemberian
penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi juga akan membantu untuk
meningkatkan motivasi mereka. Keterbukaan pimpinan dalam pengelolaan keuangan
Puskesmas juga akan lebih meningkatkan rasa kebersamaan staf dalam melaksanakan tugas-
tugas pokoknya.
Jumlah dan jenis tenaga yang tersedia di Puskesmas sangan bervariasi. Di bidang
ketenagaan, masalah yang sering dihadapi oleh Puskesmas adalah jumlahnya yang terbatas,
keterampilan rendah dan kualifikasinya tidak sesuai dengan kebutuhan. Tenaga minimal yang
Tugas Komunitas II 40
harus dimiliki oleh sebuah Puskesmas adalah dokter umum, bidan, perawat sanitasi, perawat
umum, perawat gigi, tata usaha dan bendahara. Semakin berkembang pelayanan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas, semakin banyak jenis dan jumlah staf yang dibutuhkan. Di
Puskesmas yang dilengkapi dengan ruang rawat inap juga membutuhkan staf yang lebih
banyak seperti 2-3 dokter umum, seorang dokter gigi, 2-3 orang bidan, 3-4 orang perawat
umum, 1-2 orang perawat gigi, seorang perawat jiwa, perawat sanitasi, seorang tenaga analis,
seorang asisten apoteker, juru masak dan supir.
Untuk Puskesmas yang jumlah tenaganya masi terbatas, Puskesmas menganut sistem kerja
integratif. Tiap-tiap staf diberikan satu tugas pokok dan tugas-tugas tambahan lainnya. Tugas
tambahan ini merupakan tugas yang bersifat integratif. Contoh: staf yang mendapat tugas
pokok menangani program KIA, KB atau gizi masih dapat diberikan tugas tambahan lainnya
seperti mengorganiasasikan kegiatan Posyandu, kunjungan ke sekolah, ke rumah penderita
dalam rangka PHN, penyuluhan kepada kelompok-kelompok masyarakat di wilayah binaan.
Keterbatasan jumlah tenaga yang tesedia di Puskesmas juga dapat diatasi dengan
melaksanakan beberapa program prioritas sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang
potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas. Program pokok yang wajib dilaksanakan
di puskesmas adalah pengobatan, KIA, PKM, P2M, Kesehatan lingkungan, gizi dan lab.
Puskesmas tidak diwajibkan untuk melaksanakan semua program pokok Puskesmas yang ada
pada Buku Pedoman Kerja Puskesmas.
Tugas Komunitas II 41
Pertemuan antara pemimpin dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin. Pertemuan rutin
(rapat bulanan dan mingguan) yang merupakan penjabaran fungsi actuating, perlu diarahkan
untuk mengkaji kemajuan dan hambatan pelaksanaan program untuk mencapai tujuan
operasional program yang sudah disepakati. Pertemuan rutin juga dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan koordinasi tugas-tugas lintas program, penyampaian hasil supervisi
pimpinan terhadap pelaksanaan kegiatan program di lapangan, atau untuk mengumumkan
kebijaksanaan pimpinan, dan umpan balik dari staf terhadap penerapan kebijakan pimpinan.
Setiap progam akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan
dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas,
dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas.
Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar
gedung. Pelaporan yang dibuat dari dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang
diperoleh dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung puskesmas
seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Data yang berasal dari luar gedung
adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung
Puskesmas seperti Kegiatan progam yandu, kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:
Tugas Komunitas II 42
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam. Laporan jenis ini ada 4
jenis yaitu:- LB1, berisi data kesakitan
4. LB2, berisi data kematian
5. LB3, berisi data progam gizi, KIA, KB, dll
6. LB4, berisi data obat-obatan
Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan,laporan semester dan laporan tahunan
yang mencakup data kehiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan
secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah
dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan puskesmas
( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP).
Analisis data hasil kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic
sederhana dan distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis
deskriptif. Data tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan
digunakan sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data
yang digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian
data dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.
Dinkes Kabupaten / Kota dan propinsi secara rutin menetapkan target atau standart
keberhasilan masing-masing kegiatan progam. Standart pelaksanaan progam merupakan
standart untuk kerja (Standart Performance). Staf standart untuk kerja merupakan ukuran
kualitatif keberhasilan progam. Tingkat keberhasilan progam secara kuantitatif diukur dengan
membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan output (cakupan pelayanan) kegiatan
progam.
Tugas Komunitas II 43
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat (effect progam) dan dampak progam
(impact) seperti tingkat kematian, kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran dan
kecacatan tidak diukuar secara langsung oleh puskesmas. Dampak progam diukur setiap lima
tahun melalui survei kesehatan rumah tangga (SKRT) atau surkesmas (Survei Kesehatan
Nasional) Depkes. Khusus untuk perkembangan masalah gizi dipantau setiap lima tahun,
tetapi hanya sampai tingkat kabupaten. Standart pelayanan minimal progam kesehatan pokok
mulai diterapkan oleh Depkes tahun 2003 untuk menjamin bahwa dilaksanakan tugas utama
pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat yang essensial di daerah.
Indikator derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak progam
kesehatan adalah IMR (Infant Mortality rate), MMR (Maternal Mortality Rate), dan BR (Birth
Rate). Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, empat progam pokok perlu lebih
diprioritaskan oleh puskesmas yaitu KIA, KB, P2M dan gizi. Keempat progam pokok tersebut
juga dilaksanakan secara terpadu diluar gedung puskesmas melalui pos kesehatan ditingkat
dusun atau pos pelayanan terpadu. Sejak tahun 1992/1993, pemerintah juga telah
menempatkan bidan didesa. Bidan yang bertugas di desa, mengelola pondok bersalin desa.
Tugas Komunitas II 44
C. POSYANDU BALITA
1. DEFINISI
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan yang menyangkut
kesehatan anak balita. Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan kesehatan pada anak
balita
2. TUJUAN DILAKSANAKAN
a. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat khsususnya ibu dalam pelayanan dan
meningkatkan kesehatan anak balita.
b. Untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan anak balita.
3. SASARAN
a. Sasaran Primer
Sasaran primer dalam promosi kesehatan adalah masyarakat pada umumnya sesuai dengan
masalah kesehatan anak balita maka sasaran ini ditujukan orang tua(bapak dan ibu)
b. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan menganai pelayanan kesehatan anak balita yaitu
tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh adat.Para tokoh ini diharapkan dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu ,disamping itu dengan perilaku sehat tokoh masyarakat
sebagai hasil dari pendidikan yang di terima maka para tokoh masyarakat akan menjadi
panutan dalam hal perilaku dan pola hidup yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
anak balita.
c. Sasaran Tersier
Sasaran Tersier dalam promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan dangan kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh kelompok, kelompok tersier ini diharapkan akan berdampak
pada tokoh masyarakaat dan juga kepada ibu sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak
balita.
D. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau
tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan
pada anak.
Tugas Komunitas II 45
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan
jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan,
meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/
Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng
kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan
tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
a. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan
satu kali dalam satu tahun
b. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat
terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi
kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Tugas Komunitas II 46
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak
balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh
balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin
A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
3. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan
d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi
dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke
Puskesmas.
4. Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang
sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
Tugas Komunitas II 47
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien
asalkan sudah dilatih).
b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan
dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).
5. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada
anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-
penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan
Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat,
misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari kematian.
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga tidak mudah
tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah sakit.
Imunisasi wajib diantaranya:
a. BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah
mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis,
ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat
seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b. Polio Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan
dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian
c. Vaksin Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak
terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d. Vaksin campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit campak
e. DPT:
Tugas Komunitas II 48
memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus
6. Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
a. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
b. Pemberian makanan bayi
c. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
d. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
e. peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak
balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan
Tugas Komunitas II 49
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Isna M.Kes. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Nuha medika. Yogjakarta
http ://pelayanan kesehatan anak-balita.html diakses.
http:// tujuan/sasaran-pelayanan kesehatan-pada anak-dan-balita.html diakses
https://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/
Dairur. (1992). Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika.
Soegeng Santoso. (2004). Kesehatan Dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Medika.
Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Tugas Komunitas II 50