Anda di halaman 1dari 29

Teori Medan Kristal

Dimulai dari struktur kompleks yang sudah pasti


Ikatan antara ion pusat degan logam bersifat ionik
Ligan berpengaruh terhadap tingkat energi orbital d

Pengaruh ligan terhadap tingkat energi orbital d


9 Orbital d dapat dibedakan menjadi 2 : orbital yang terdapat pada sumbu
atom, yaitu dx2-y2 dan dz2 disebut orbital eg ; dan orbital yang berada di antar
sumbu atom, yaitu dxy, dxz dan dyz disebut orbital t2g.
9 Dalam struktur oktahedral, 6 ligan menempati titik-titik sudut bangun
oktahedral yang terdapat pada sumbu atom.
9 Seca
Secara
a keseluruhan
ese u u a 5 o
orbital
b ta pada sub
subkulit
u t d mengalami
e ga a to
tolakan
a a ooleh
e ligan
ga
ligan sehingga tingkat energinya naik.
9 Orbital eg karena jaraknya lebih dekat mengalami tolakan yang lebih kua
(oleh ligan) dibanding orbital t2g
2 , sehingga terjadi splitting yaitu pembelaha

orbital d menjadi 2 bagian yang berbeda tingkat energinya (eg memilik


tingkat energi yang lebih tinggi dibanding t2g).
9 Perbedaan tingkat energi antara eg dengan t2g disebut o (10 Dq), yang besa
kecilnya dipengaruhi oleh kekuatan medan ligan. Jika medan ligan kuat mak
o besar, sedang jika medan ligan lemah o kecil.
9 Jika o besar, maka orbital eg tidak terisi elektron sebelum orbital t2g terisi
penuh,, keadaan ini disebut spin
p p rendah.
9 Jika o kecil, maka tingkat energi eg dan t2g dianggap sama elektron tida
berpasangan sebelum masing-masing orbital terisi satu elektron, keadaan in
disebut spin tinggi
tinggi.
eg

o (10Dq)

hipotetik

t2g

terisolasi
Contoh :

a. [CoF6]3- eksperimen : oktahedral, paramagnetik


F- merupakan ligan lemah (o kecil), maka 6 elektron tidak
berpasangan sebelum masing-masing orbital terisi satu elektron.
Dengan demikian dapat dijelaskan mengapa [CoF6]3- bersifat
paramagnetik.

eg

hipotetik

t2g
2

terisolasi
a. [Co(NH3)6]3+ Eksperimen : oktahedral, diamagnetik
NH3 merupakan ligan kuat (o besar), maka keenam elektron memenuhi
orbital t2g (semuanya berpasangan). Dengan demikian dapat dijelaskan
mengapa [Co(NH3)6]3+ bersifat diamagnetik.

eg

hipotetik

t2g

terisolasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi o

Sebanding dengan besarnya muatan ion pusat : Fe3+ > Fe2+


Sebanding dengan ukuran orbital d : 5d > 4d > 3d
Jumlah dan geometri ligan : 6 ligan oktahedral > 4 ligan
t t h d l/b j sangkar
tetrahedral/bujur k
Berbanding terbalik dengan ukuran ligan

Deret spektrokimia :

Ligan kuat Ligan sedang Ligan lemah

CO, CN- > phen > NO2- > en > NH3 > NCS- > H2O > F- > RCOO- > OH- > Cl- >
Br- > I-
B
Energi Penstabilan Medan Kristal

Persamaan energi potensial klasik : E Q1Q2/R


Persamaan tersebut cocok untuk ikatan pada senyawa ionik yang
melibatkan logam-logam alkali, akan tetapi tidak cocok (terlalu kecil) jika
dibandingg dengan
g data eksperimen
p pada
p ikatan senyawa
y kompleks,
p , seolah-
olah di sini ada energi penstabilan tambahan. Energi penstabilan ini terkait
dengan terjadinya splitting orbital d sehingga disebut Energi Penstabilan
Medan Kristal (Crystal Field Stabilization Energy, CFSE).
CFSE dihitung dengan pedoman : penambahan CFSE sebesar 0,4
0 4o untuk
setiap penempatan 1 e pada orbital t2g dan pengurangan CFSE sebesar
0 6o untuk
0,6 t k setiap
ti penempatan
t 1 e pada
d orbital
bit l eg.
Sistem Konfigurasi CFSE Konfigurasi CFSE
( i tinggi)
(spin ti i) ( i
(spin
rendah)
d1 t2g1 0,4o
d2 t2g2 0,8o
d3 t2g3 1,2o
d4 t2g
2
3
eg 1 0 6o
0,6 t2g
2
4
1 6o
1,6
d5 t2g3 eg2 0 t2g5 2,0o
d6 t2gg4 eg2 , o
0,4 t2gg6 , o
2,4
d7 t2g5 eg2 0,8o t2g6 eg1 1,8o
d8 t2g6 eg2 1,2o
d9 t2g6 eg3 0,6o
d10 t2g6 eg4 0
Pola Pembelahan Orbital d Pada Berbagai Struktur Kompleks

a Kompleks Oktahedral
a.
Orbital eg (dx2-y2 dan dz2) mengalami tolakan yang lebih kuat (oleh ligan
dibanding orbital t2g (dxy, dxz dan dyz), sehingga terjadi splitting yait
pembelahan orbital d menjadi 2 bagian yang berbeda tingkat energinya (e
memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dibanding t2g).
b. Kompleks Tetragonal
Tetragonal merupakan oktahedral cacat (terdistorsi) dimana 2 ligan yang
berada pada sumbu z berjarak lebih jauh dibanding 4 ligan lainnya.
Akibatnya orbital-orbital yang mengandung unsur z, yaitu dz2, dxz dan dyz
tingkat energinya turun, sedang orbital-orbital
orbital orbital yang mengandung unsur x
dan y, yaitu dx2-y2 dan dxy tingkat energinya naik.
c. Kompleks bujur sangkar
Kompleks bujur sangkar dapat dipandang sebagai distorsi ekstrim dari
kompleks oktahedral, dimana 2 ligan yang berada pada sumbu z ditarik
semakin jauh dari ion pusat. Akibatnya orbital-orbital yang mengandung
unsur z, yaitu dz2, dxz dan dyz tingkat energinya semakin turun, sebaliknya
orbital-orbital yang mengandung unsur x dan y, yaitu dx2-y2 dan dxy tingkat
energinya semakin naik.
a Kompleks tetrahedral
a.
Pada kompleks tetrahedral keempat ligan menempati titik-titik sudu
t t h d l yang berada
tetrahedral b d di antara
t sumbu
b atom.
t Akibatnya
Akib t Orbital
O bit l eg (dx2-y
dan dz2) mengalami tolakan yang lebih lemah (oleh ligan) dibanding orbita
t2g (dxy, dxz dan dyz), sehingga terjadi splitting yaitu pembelahan orbital
menjadi 2 bagian yang berbeda tingkat energinya (eg memiliki tingka
energi yang lebih rendah dibanding t2g).

Pola pembelahan orbital d pada keempat struktur kompleks tersebut disajika


pada Gambar berikut :
Ni(H2O)63+

Co(H2O)63+ Cu(H2O)62+

( 3)63+
Cu(NH

Zn(H2O)63+
II.8 Warna Senyawa Kompleks

Warna pada senyawa kompleks disebabkan oleh terjadinya perpindahan


elektron
l kt pada
d orbital
bit l d,
d yaitu
it dari
d i orbital
bit l yang tingkat
ti k t energinya
i lebih
l bih rendah
d h
ke orbital yang tingkat energinya lebih tinggi ; misalnya dari t2g ke eg (pada
kompleks oktahedral) atau dari eg ke t2g (pada kompleks tetrahedral).
Perpindahan elektron tersebut dimungkinkan karena hanya memerlukan
sedikit
dikit energi,
i yaitu
it bagian
b i dari
d i sinar
i tampak
t k (pada
( d panjang
j gelombang
l b
tertentu). Warna yang muncul sebagai warna senyawa kompleks tersebut
adalah warna komplemen dari warna yang diserap dalam proses eksitasi
tersebut. Misalnya larutan Ti(H2O)63+ bewarna violet, hal ini disebabkan oleh
karena untuk proses eksitasi elektron pada orbital d (dari t2g ke eg)
memerlukan energi pada panjang gelombang 5000 Ao yaitu warna kuning.
Karena komplemen warna kuning adalah violet, maka larutan Ti(H2O)63+
bewarna violet. Spektra absorpsi larutan Ti(H2O)63+ disajikan pada gambar
berkut :
SPEKTRUMGELOMBANGELEKTROMAGNETIK
WARNA WARNA KOMPLEMEN
Hijau kekuningan Ungu kebiruan
Hijau Ungu kemerahan
Biru kehijauan Merah
Hij kkebiruan
Hijau bi O
Oranye
Biru Kuning keoranyean
Biru keunguan Kuning
Ba Na K

Anda mungkin juga menyukai