Anda di halaman 1dari 10

Journal Reading

Ocular Tuberculosis: Current Perspectives

Pembimbing:
dr. Rosalia Septiana W, Sp.M

Dipaparkan Oleh:
Theofilio Leunufna (11.2015.267)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
PERIODE 11 FEBRUARI 18 MARET 2017
TBC Mata: Perspektif saat ini
Artikel ini telah diterbitkan jurnal Dove Press
Ophtalmologi Klinis
26 November 2015

Abstrak: The World Health Organization (WHO) saat ini memperkirakan hampir dua miliar
orang, atau sepertiga dari populasi dunia, terinfeksi oleh tuberkulosis, dan sekitar 10% dari
orang yang terinfeksi bersifat simptomatik. TBC mempengaruhi paru-paru pada 80% pasien,
sementara 20% sisanya dapat mempengaruhi organ-organ lain, termasuk mata. Uveitis dapat
dilihat bersamaan dengan TBC, tapi sulit untuk membuktikan adanya hubungan
langsung. Tuberculosis mata biasanya tidak berkaitan dengan klinis tuberkulosis paru,
dimana kira-kira hingga 60% dari pasien TB paru mungkin tidak memiliki penyakit
paru. Diagnosis uveitis TB sering bermasalah dan dalam hampir semua kasus yang
dilaporkan, diagnosis tersebut hanya sebagai dugaan. Uveitis tuberkulosis adalah mimicker
besar dari berbagai entitas uveitis dan dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding dari
setiap jenis peradangan intraokular. Hal ini masih belum diketahui dengan jelas apakah
manifestasi okular merupakan hasil dari infeksi Mycobacterium langsung atau merupakan
reaksi hiper sensitifitas dan ini tercermin pada penanganan uveitis TB. Prevalensi TB sebagai
etiologi uveitis dapat mencapai 10% di daerah endemik.Uveitis TB adalah penyakit yang
mengancam penglihatan dan dapat mengarah ke kebutaan jika tidak didiagnosis dan
diobati. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menggambarkan berbagai gejala klinis dan
manajemen kasus yang diduga sebagai uveitis TB. Review saat ini berfokus pada kriteria
diagnostik, signifikansi tes tuberkulin kulit, dan penggunaan kortikosteroid sistemik dalam
pengelolaan uveitis tuberkulosis seperti yang direkomendasikan dalam publikasi terbaru.
Kata kunci: tuberkulosis, uveitis, choroiditis, tes tuberkulin kulit

Pendahuluan
Tuberkulosis (TB), adalah suatu penyakit menular multisistem yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB sudah ada sejak zaman kuno. Bukti patologi
tuberkulosis ditemukan di fragmen tulang belakang pada mumi Mesir. Di Yunani kuno,
penyakit ini dikenal dengan baik, dan sangat fatal. Pada tahun 1882, Robert Koch
menemukan teknik pewarnaan untuk menunjukkan MTB. Pada tahun 1944, streptomycin
pertama kali digunakan untuk mengobati pasien dengan TB paru.1
TB adalah penyakit infeksi utama yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas di
seluruh dunia. Menurut The World Health Organization (WHO), sekitar sepertiga
dari populasi dunia, sekitar dua miliar orang, terinfeksi oleh TB; 10% dari orang yang
terinfeksi adalah simptomatik dan 90% memiliki TB laten.2,3 Orang dengan infeksi MTB
laten tidak bergejala seperti TB aktif dan tidak menular, tetapi penyakit mereka dapat
berkembang secara klinis kapan saja selama hidupnya.
Lebih dari 95% infeksi baru terjadi di negara berkembang, terutama di Afrika dan
Asia Selatan. Terdapat peningkatan jumlah infeksi TB di negara berkembang dan negara
maju karena multi drug-resistant TB, human immunodeficiency virus (HIV), dan migrasi
global.4-6 Kondisi sosial ekonomi yang buruk, immunosupresan, dan keterbatasan umum
merupakan faktor predisposisi yang penting terlepas dari asal etnis.7

TB adalah penyakit multisistem paru, dimana kira-kira 60% pasien TB


yang terutama mempengaruhi paru-paru ekstrapulmoner mungkin tidak memiliki
dan dapat mempengaruhi organ-organ lain TB paru.8
termasuk mata. Uveitis adalah manifestasi TB mata menyajikan gejala klinis
okular yang paling umum dari penyakit yang kompleks karena spektrum yang luas
ini, tetapi sulit untuk membuktikan adanya dari gejala yang timbul dan kesulitan
hubungan langsung. Hal ini masih belum dalam diagnosis.9 TB mata dapat berupa
diketahui dengan jelas apakah uveitis TB primer di mana mata merupakan port
tuberkulosis merupakan hasil dari infeksi dentry masuknya Mycobacterium ke
langsung mycobacterium atau reaksi dalam tubuh, atau sekunder akibat
hipersensitivitas, dan ini tercermin pada penyebaran hematogen dari tempat yang
pengobatannya. lain. Penyakit primer jarang terjadi,
Tujuan dari tinjauan artikel ini termasuk penyakit pada kelopak mata,
adalah untuk menggambarkan berbagai konjungtiva, kornea, dan lesi scleral,
gejala klinis dan manajemen kasus yang sedangkan saluran uveal, retina, dan saraf
diduga sebagai uveitis TB. Review saat ini optik dapat terlibat sebagai penyakit
berfokus pada kriteria diagnostik, sekunder. Radang saluran uveal adalah
signifikansi tes tuberkulin kulit (TST), dan manifestasi mata yang paling umum dari
penggunaan kortikosteroid sistemik dalam penyakit ini, dikarenakan suplai darah
pengelolaan uveitis tuberkulosis seperti yang tinggi.10,11
yang direkomendasikan dalam publikasi Sampai sebelum 50 tahun yang
terbaru. lalu, TB dianggap sebagai penyebab paling
umum dari uveitis granulomatosa, tapi
Gejala Klinis telah terjadi perubahan signifikan dalam
MTB adalah bakteri aerob obligat, prevalensi TB mata selama dekade
biasanya ditemukan dalam jaringan yang berikutnya karena banyak etiologi
kaya oksigen. TB mempengaruhi paru- sebelumnya seperti sarcoid,
paru pada 80% pasien, sementara 20% toksoplasmosis, dan histoplasmosis,
sisanya dapat mempengaruhi organ-organ sekarang telah diketahui. 1

lain, termasuk mata, di mana koroid Dalam beberapa tahun terakhir,


merupakan salah satu yang memiliki terlihat TB dirangsang oleh meningkatnya
tekanan oksigen tertinggi dalam tubuh. kejadian, penyebaran HIV secara
TB mata didefinisikan sebagai pandemik dan munculnya strain resisten.9
infeksi MTB pada mata, di sekitar mata, TB mata masih merupakan
atau pada permukaannya.1 TB mata penyebab penting dari uveitis. Prevalensi
biasanya tidak bergejala klinis seperti TB TB sebagai etiologi uveitis bervariasi dari
0,5% di Amerika Serikat,12 4% serpiginous, soliter atau beberapa nodul
di Republik Rakyat Cina,13 6.31% di koroid (tuberkel), koroid granuloma
14 15
Italia, 6,9% di Jepang, 9.86% di India (tuberculoma), neuroretinitis, abses
utara,16 10,5% di Arab Saudi,17 dan 11,4% subretinal, endophthalmitis,
di Irak sebagai endemik TB. 18 panophthalmitis, dan vaskulitis retina,
TB intraokular merupakan dimana terjadi iskemik alami dan dapat
mimicker besar dari berbagai entitas menyebabkan proliferatif retinopati
uveitis dan dapat dipertimbangkan sebagai vaskular dengan vitreous hemorrhage yang
diagnosis banding dari setiap jenis berulang, rubeosis iridis, dan glaukoma
peradangan intraokular. Peradangan mata neovascular.19,22 -24
bisa unilateral atau bilateral, kadang- Terdapat sebuah studi dari India
kadang peradangan pada salah satu mata dimana 158 pasien yang diduga sebagai
terjadi mulai hitungan bulan atau tahun TB intraokular, 66 (42%) memiliki uveitis
sebelum yang lain.19 Uveitis dapat terjadi posterior, 57 (36%) uveitis anterior, 18
sebagai uveitis anterior, intermediet, (11%) panuveitis, dan sisanya 17 (11%)
posterior, atau panuveitis. memiliki uveitis intermediet.25 Dalam
TB uveitis anterior memiliki onset sebuah penelitian yang dilakukan di Arab
berbahaya dan bersifat kronis. Uveitis Saudi dari 51 pasien (73 mata) yang
anterior muncul sebagai penyakit diduga sebagai uveitis tuberkulosis, 58
granulomatosa kronis unilateral atau (79,5%) mata memiliki panuveitis, dan 15
bilateral yang bermanifestasi sebagai (20,5%) mata memiliki uveitis
granulomatous keratik presitipitat yang posterior. Manifestasi klinis termasuk
kadang-kadang terkait dengan nodul iris vitritis di 52 (71,2%) mata, edema makula
atau granuloma. Uveitis anterior sering di 46 (63%) mata, periphlebitis retina di 26
disertai dengan vitritis, dan menyebabkan (35,6%) mata, choroiditis multifokal di 15
komplikasi berarti oleh perkembangan (20,5%) mata, dan granulomatous uveitis
sinekia posterior dan katarak.1,20 anterior di 13 (17,9%) mata.26 Menurut
Vitreous mungkin sebagai tempat sebuah studi19 yang dilakukan di Irak
utama peradangan dan muncul dengan terdapat 64 pasien (126 mata) dengan
reaksi seluler sedang sampai berat pada dugaan uveitis TB; 116 mata (92,1%)
rongga vitreous, termasuk kekeruhan memiliki panuveitis, enam mata (4,7%)
snowball. Intermediet uveitis sering memiliki uveitis posterior, dan empat mata
dikaitkan dengan granulomatosa keratic (3,2%) memiliki uveitis
presipitat. Vaskulitis retina perifer terkait intermediet. Vitritis adalah sebuah temuan
dengan diskret choroiditis perivaskular universal, sementara choroiditis multifokal
atau scars dapat menjadi indikasi penyebab tercatat pada 104 mata (82,5%).
tuberkulosis. Edema cystoid macular, Temuan fisik yang disebutkan di
katarak, perifer neovaskularisasi, dan atas adalah sugestif tapi tidak spesifik. Hal
perdarahan vitreous dapat terjadi dengan ini masih belum diketahui dengan jelas
TB uveitis intermediet.20,21 apakah manifestasi okular adalah hasil dari
Uveitis posterior adalah presentasi infeksi mikobakteri langsung atau respon
yang paling umum dari TB intraokular, hipersensitifitas terhadap Mycobacterium
dengan lesi utama terdapat pada koroid dan dan ini tercermin pada pengobatan
sebagai focal, multifokal atau choroiditis uveitis TB. Nodul choroidal mungkin
menunjukkan infeksi hematogen langsung respon positif terhadap ATT konvensional
sementara vaskulitis dan choroiditis lebih tanpa kekambuhan. Bukti ekstraokular TB
cenderung merupakan hasil dari pada pasien dengan uveitis juga membantu
10,22,27
hipersensitivitas imun. dalam mendiagnosis TB
11,19,21,29
Dalam sebuah penelitian, 50 pasien intraokular. Dalam sebuah studi
dengan choroiditis multifokal dan diobati yang terdiri dari 64 pasien dengan dugaan
dengan terapi antituberkulosis (ATT) uveitis TB, 24 pasien (37,5%) melaporkan
tanpa penggunaan kortikosteroid bahwa mereka memiliki kontak
sistemik. Semua pasien yang diobati sebelumnya dengan pasien TB yang
memiliki respon yang baik, dan tercatat terinfeksi paru, kadang-kadang kontak itu
tidak ada yang rekuren. Temuan ini beberapa tahun sebelum gejala mata
mungkin menunjukkan bahwa manifestasi mulai.19
okular pada pasien ini adalah mungkin
karena invasi Mycobacterium langsung.19 Tes Tuberkulin Kulit (TST)
TST atau tes Mantoux telah
Diagnosis digunakan selama beberapa dekade untuk
Diagnosis TB mata sering mendeteksi TB laten. Tes standar ini
bermasalah karena spektrum yang luas terdiri dari injeksi intradermal 5 unit
dari gejala dan untuk mengambil biopsi derivat protein purified. Indurasi 10 mm
uveal untuk dilkultur adalah hal yang tidak atau lebih setelah 48 -72 jam dianggap
praktis dan pemeriksaan histopatologi positif. Namun, pada pasien dengan
langsung untuk memberikan bukti definitif infeksi HIV dan mereka yang
infeksi mata. 11 Hampir semua kasus yang imunosupresi, indurasi 5 -10 mm sudah
dilaporkan, diagnosis TB mata hanya dianggap positif. Indurasi < 5 mm
sebagai dugaan. dianggap negatif. Penyakit ini mungkin
Kebanyakan pasien dengan diasosiasikan dengan reaksi negatif palsu,
keterlibatan okular tidak memiliki riwayat terutama pada orang tua, yang kurang gizi,
paru atau penyakit sistemik dan imunosupresi.9
28
lainnya. Tetapi tidak adanya gejala klinis TST positif palsu dapat terjadi pada
TB, paru tidak menutup kemungkinan paparan Mycobacteria non
30
dapat terjadi TB mata, seperti ~ 60% tuberculosis dan beberapa pasien telah
pasien dengan TB paru tidak memiliki menerima Bacille Calmette -Guerin
gejala klinis dan hasil X-ray dada normal (BCG), tetapi efek dari BCG pada TST
dalam kasus TB laten.21,28,29 menurun selama 7 tahun pertama setelah
Pada kebanyakan studi, kriteria vaksinasi dan TST sangat positif tidak
diagnostik untuk dugaan uveitis mungkin disebabkan vaksinasi BCG
tuberkulosis adalah: tinggal atau migrasi sebelumnya. 31 TST dapat memberikan
dari daerah endemik TB, riwayat kontak hasil positif palsu pada pasien dengan
dengan pasien TB yang terinfeksi, hipersensitivitas kulit yang berlebihan
ditemukan gejala mata yang sugestif, seperti di penyakit Behet 's, karena dapat
mengesampingkan penyebab lain dari bertindak sebagai uji patergi.19
uveitis, bukti-bukti yang nyata seperti tes Pedoman untuk menafsirkan TST
tuberculin kulit positif, interferon-gamma bervariasi di berbagai negara di mana
release assays (IGRAs) positif, dan terdapat kekuatan yang berbeda. Nilai
prediksi bervariasi tergantung pada Teknik Molekuler
kejadian TB di populasi setempat dan Teknik polymerase chain reaction
kebijakan vaksinasi BCG lokal. Di digunakan untuk mendeteksi MTB dalam
Amerika Serikat, penggunaan rutin tes aqueous dan vitreous dari pasien dengan
kulit TB pada pasien dengan uveitis dugaan uveitis TB. Deteksi antibodi
dianggap tidak membantu,32 sedangkan di terhadap faktor cord purified, komponen
India itu dianggap wajib. 33 Sebuah studi dinding sel yang paling antigenik dan
sebelumnya yang dilakukan di Irak, berlimpah MTB, dapat memberikan bukti
menunjukkan sensitivitas tinggi dan yang kuat adanya infeksi.40 Namun,
spesifisitas TST positif kuat (indurasi / dilaporkan sensitivitasnya rendah, karena
nekrosis lebih dari 14 mm) untuk TB banyak manifestasi okular yang mungkin
okular pada populasi Irak.18 merupakan reaksi hipersensitivitas
tertunda dibandingkan infeksi
Interferon - Gamma Release Assay Mycobacterium langsung, menganalisis
IGRA didasarkan pada produksi sampel cairan mata kurang sensitif.11,24,41
interferon gamma oleh sel T yang
disensitisasi antigen spesifik, yang khusus Pengobatan
untuk MTB dan tidak dipengaruhi oleh Diagnosis TB okular merupakan
BCG dan kebanyakan bakteri non diagnosis dugaan, dan tidak diketahui
tuberculosis. Tes ini meliputi Quantiferon- apakah manifestasi okular dihasilkan dari
TB Gold in-Tube (QFT; Cellestis Inc., reaksi hipersensitivitas yang tertunda atau
Carnegie, VIC, Australia) dan karena agen infeksi.33 Hal ini tercermin
ELISpotPLUS (T-SPOT.TB, Oxford dengan tidak adanya informasi tentang
Immunotec, Oxford, UK). The IGRA telah pengelolaan TB mata di salah satu
disetujui oleh US Food and Drug pedoman TB dari Inggris, Amerika
Administration dan banyak negara Serikat, atau Kanada.42
lainnya. Uji T-SPOT.TB telah disetujui di Menurut rekomendasi dari
Eropa, ini adalah tes berbasis enzim-linked American Thoracic Society, Pusat
immunospot (ELISpot).34-36 Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Tes IGRA seperti T-SPOT.TB Infeksi di America untuk TB paru dan
(Oxford Immunotec) dan QFT (Cellestis ekstra paru, empat obat (isoniazid 5 mg /
Inc) yang lebih spesifik dan sensitif kg / hari, rifampisin 450 mg / hari jika
dibandingkan TST dalam mendeteksi berat badan < 50 kg dan 600 mg jika
infeksi TB paru aktif. 37 Namun, mereka berat > 50 kg, etambutol 15 mg / kg / hari,
kurang sensitif untuk mendiagnosis infeksi dan pirazinamid 25 -30 mg / kg / hari)
TB laten.38 T-SPOT.TB lebih spesifik diresepkan selama 8 minggu, diikuti oleh
untuk mendiagnosis uveitis TB terkait, dan dua obat (rifampisin dan isoniazid ) untuk
berfungsi sebagai alat diagnostik yang setidaknya 18 minggu kemudian.43
lebih baik jika digunakan bersama dengan Penggunaan steroid oral pada
TST.39 Ketepatan mendiagnosis TB uveitis pasien dengan dugaan uveitis tuberkolusis
meningkat ketika kedua tes digunakan jelas merupakan masalah yang
33
dalam kombinasi dengan tanda-tanda membingungkan. Pasien yang diobati
klinis sugestif.39 hanya dengan kortikosteroid sistemik
menunjukkan perburukkan atau
peradangan yang rekuren.23,44 Beberapa Penulis melaporkan tidak ada
penelitian melaporkan respon yang baik konflik kepentingan dalam pekerjaan ini.
untuk ATT bila diberikan bersamaan Daftar Pustaka
dengan kortikosteroid sistemik pada pasien 1. Samson MC, Foster CS. Tuberculosis.
dengan dugaan uveitis In: Foster CS, Vitale AT, editors.
23,25,44
TB. Prednisone oral dapat digunakan Diagnosis and Treatment of Uveitis.
dalam pengobatan TB okular, untuk Philadelphia: WB Saunders Company;
mengontrol reaksi inflamasi, dan 2002:264272.
45
mengurangi edema makula. Diagnosis 2. Schlossberg D, Maher D, Raviglione
sebaiknya ditegakkan untuk menunda MC. The global epidemic of
pengobatan steroid untuk menilai respon tuberculosis: a World Health
terhadap ATT, ini harus seimbang Organization perspective. In:
terhadap risiko kehilangan penglihatan.9 Schlossberg D, editor. Tuberculosis
Dalam studi sebelumnya dimana and Nontuberculous Mycobacterial
64 pasien (126 mata) dengan dugaan Infections. 4th ed. Chapter 10.
uveitis TB, 50 pasien (100 mata) diobati Philadelphia: WB Saunders Company;
dengan obat ATT saja, sedangkan 1999:104115.
kortikosteroid sistemik (prednison oral) 3. Dye C, Scheele S, Dolin P, Pathania V,
ditambahkan pada 14 pasien (26 mata) Raviglione MC. Consensus state-ment.
untuk mengurangi edema makula dan Global burden of tuberculosis:
makula jaringan parut.19 Semua pasien estimated incidence, prevalence, and
yang diobati dengan hanya dengan obat mortality by country. WHO Global
ATT memiliki respon yang baik dan Surveillance and Monitoring Project.
tercatat tidak ada kekambuhan lebih dari 6 JAMA. 1999;282:677686.
bulan setelah menyelesaikan 4. WHO global tuberculosis control: key
pengobatan. Penggunaan ATT pada pasien findings from the December 2009
ini bisa membantu membunuh WHO report. Wkly Epidemiol Rec.
mikroorganisme intraokular; sehingga 2010;85(9):6980.
menghilangkan antigen, kekambuhan, dan 5. Blumberg HM, Migliori GB,
hasil hiper sensitiviti Ponomarenko O, Heldal E.
41
peradangan. Mungkin, mata dengan Tuberculosis on the move. Lancet.
dugaan uveitis TB, dapat diberikan 2010;375(9732):21272129.
prednison oral ditambahkan dengan ATT, 6. Gandhi NR, Nunn P, Dheda K, et al.
hanya bila lesi yang ada melibatkan atau Multidrug-resistant and extensively
mengancam makula untuk mengurangi drug-resistant tuberculosis: a threat to
jaringan parut makula. global control of tuberculosis. Lancet.
Katarak sekunder di mata dengan 2010;375(9728):18301843.
uveitis TB dapat dengan aman diobati, 7. Hawker JI, Bakshi S, Ali S, Farrington
setelah mengendalikan peradangan, oleh CP. Ecological analysis of ethnic
fakoemulsifikasi dengan implantasi lensa differences in relation between
intraokuler.19 tuberculosis and poverty. BMJ.
1999;319:10311034.
Penyingkapan 8. Alvarez S, McCabe WR.
Extrapulmonary tuberculosis revisited:
a review of experience at Boston City 18. Al-Shakarchi FI. Pattern of uveitis at a
and other hospitals. Medicine referral center in Iraq. Middle East Afr
(Baltimore). 1984;63(1):2555. J Ophthalmol. 2014;21:291295.
9. Bodaghi B, LeHoang P. Ocular 19. Al-Shakarchi F. Mode of presentations
tuberculosis. Curr Opin Ophthalmol. and management of pre-sumed
2000;11:443448. tuberculous uveitis at a referral center.
10. Helm CJ, Holland GN. Ocular Iraqi Postgrad Med J. 2015;14(1):91
tuberculosis. Surv Ophthalmol. 1993; 95.
38:229256. 20. Gupta A, Bansal R, Gupta V, Sharma
11. Varma D, Anand S, Reddy AR, et al. A, Bambery P. Ocular signs predictive
Tuberculosis: an under-diagnosed of tubercular uveitis. Am J
aetiological agent in uveitis with an Ophthalmol. 2010;149(4): 562570.
effective treatment. Eye (Lond). 21. Parchand S, Tandan M, Gupta V,
2006;20:10681073. Gupta A. Intermediate uveitis in Indian
12. Henderly DE, Genstler AJ, Smith RE, population. J Ophthalmic Inflamm
Rao NA. Changing patterns of uveitis. Infect. 2011;1(2):6570.
Am J Ophthalmol. 1987;103(2):131 22. Sheu SJ, Shyu JS, Chen LM, Chen
136. YY, Chirn SC, Wang JS. Ocular man-
13. Abrahams IW, Jiang YQ. ifestations of tuberculosis.
Ophthalmology in China. Endogenous Ophthalmology. 2001;108:15801585.
uveitis in a Chinese ophthalmological 23. Gupta V, Gupta A, Arora S, Bambery
clinic. Arch Ophthalmol. 1986; P, Dogra MR, Agarwal A. Pre-sumed
104(3):444446. tubercular serpiginous like choroiditis:
14. Mercanti A, Parolini B, Bonora A, clinical presentation and management.
Lequaglie Q, Tomazzoli L. Epi- Ophthalmology. 2003;110:17441749.
demiology of endogenous uveitis in 24. Ishihara M, Ohno S. [Ocular
north-eastern Italy. Analysis of 655 tuberculosis]. Nippon Rinsho. 1998;56:
new cases. Acta Ophthalmol Scand. 31573161.
2001;79(1):6468. 25. Gupta V, Gupta A, Rao NA.
15. 15.Wakabayashi T, Morimura Y, Intraocular tuberculosis: an update.
Miyamoto Y, Okada AA. Changing Surv Ophthalmol. 2007;52:561587.
patterns of intraocular inflammatory 26. Al-Mezaine HS, Al-Muammar A,
disease in Japan. Ocul Immunol Kangave D, Abu El-Asrar AM.
Inflamm. 2003;11(4):277286. Clinical and optical coherence
16. Singh R, Gupta V, Gupta A. Pattern of tomographic findings and outcome of
uveitis in a referral eye clinic in north treatment in patients with presumed
India. Indian J Ophthalmol. tuberculous uveitis. Int Ophthalmol.
2004;52(2):121125. 2008;28:413423.
17. Al-Mezaine HS, Kangave D, Abu El- 27. Sharma A, Thapa B, Lavaju P. Ocular
Asrar AM. Patterns of uveitis in tuberculosis: an update. Nepal J
patients admitted to a University Ophthalmol. 2011;3(5): 5267.
Hospital in Riyadh, Saudi Arabia. Ocul 28. Abu El-Asrar AM, Abouammoh M,
Immunol Inflamm. 2010;18(6):424 Al-Mezaine HS. Tuberculous uveitis.
431.
Middle East Afr J Ophthalmol. A; Division of Tuberculosis
2009;16(4):188201. Elimination, National Center for HIV,
29. Cimino L, Herbort CP, Aldigeri R, STD, and TB Prevention, Centers for
Salvarani C, Boiardi L. Tubercu-lous Disease Control and Prevention
uveitis: a resurgent and (CDC). Guidelines for using the
underdiagnosed disease. Int QuantiFERON-TB Gold test for
Ophthalmol. 2009;29(2):6774. detecting Mycobacterium tuberculosis
30. Bruins J, Gribnau JH, Bwire R. infection, United States. MMWR
Investigation into typical and atypical Recomm Rep. 2005;54(RR-15):4955.
tuberculin sensitivity in the Royal 37. Leung CC, Yam WC, Yew WW, et al.
Netherlands Army, resulting in a more T-Spot.TB outperforms tuberculin skin
rational indication for isoniazid test in predicting tuberculosis disease.
prophylaxis. Tuber Lung Dis. Am J Respir Crit Care Med.
1995;76:540544. 2010;182(6):834840.
31. Rowland K, Guthmann R, Jamieson B, 38. Kleinert S, Kurzai O, Elias J, et al.
Malloy D. Clinical inquiries. How Comparison of two interferon-gamma
should we manage a patient with release assays and tuberculin skin test
positive PPD and prior BCG for detecting latent tuberculosis in
vaccination. J Fam Pract. patients with immune-mediated
2006;55:718720. inflammatory diseases. Ann Rheum
32. Rosenbaum JT, Wernick R. The utility Dis. 2010;69(4):782784.
of routine screening of patients with 39. Ang M, Wong W, Ngan CC, Chee SP.
uveitis for systemic lupus Interferon-gamma release assay as a
erythematosus or tuberculosis: a diagnostic test for tuberculosis-
Bayes-ian analysis. Arch Ophthalmol. associated uveitis. Eye. 2012;
1990;108:12911293. 26(5):658665.
33. Rao NA, Saraswathy S, Smith RE. 40. Sakai JI, Matsuzawa S, Usui M, Yano
Tuberculous uveitis: distribution of I. New diagnostic approach for ocular
mycobacterium tuberculosis in the tuberculosis by ELISA using the cord
retinal pigment epithelium. Arch factor as antigen. Br J Ophthalmol.
Ophthalmol. 2006;124:17771779. 2001;85:130133.
34. Moru T, Sakatani M, Yamagishi F, et 41. Gupta V, Arora S, Gupta A, Ram J,
al. Specific detection of tuberculosis Bambery P, Sehgal S. Management of
infection: an interferon-based assay presumed intraocular tuberculosis:
using new antigens. Am J Respir Crit possible role of the polymerase chain
Care Med. 2004;170:5964. reaction. Acta Ophthalmol Scand.
35. Ewer K, Deeks J, Alvarez L, et al. 1998;35:237239.
Comparison of T-cell-based assay with 42. Sanghvi C, Bell C, Woodhead M,
tuberculin skin test for diagnosis of Hardy C, Jones N. Presumed
Mycobacterium tuberculosis infec-tion tuberculous uveitis: diagnosis,
in a school tuberculosis outbreak. management, and outcome. Eye
Lancet. 2003;361:11681173. (Lond). 2011;25: 475480.
36. Mazurek GH, Jereb J, Lobue P, 43. American Thoracic Society, CDC and
Iademarco MF, Metchock B, Vernon Infectious Diseases Society of
America. Treatment of tuberculosis.
MMWR Recomm. Rep. 2003; 52:177.
44. Morimura Y, Okada AA, Kawahara S,
et al. Tuberculin skin testing in uveitis
patients and treatment of presumed
intraocular tuberculosis in Japan.
Ophthalmology. 2002;109:851857.
45. Alvarez GG, Roth VR, Hodge W.
Ocular tuberculosis: diagnostic and
treatment challenges. Int J Infect Dis.
2009;13:432435.

Anda mungkin juga menyukai