Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian
Depresi adalah seseorang yang mengalami masalah untuk melakukan sesuatu
bahkan untuk makan dan eliminasi, esensi masalah muncul jika seseorang memahami apa
yang harus dilakukan tetapi ia belum merasakn stimulus dari dalam dirinya sendiri untuk
melakukan hal tersebut. Meskipun dalam keadaan genting atau terancam, mereka tidak
terlihat dapat membangkitkan keinginan mereka untuk melakukan hal tersebut. (Beck
1989).
Depresi adalah keadaan emosional yang dicirikan dengan kesedihan, berkecil hati,
perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidak berdayaan dan keputusasaan. (Ann
Isaacs).
Depresi adalah kondisi yang cukup berbeda dengan gangguan yang lain. (
Murphy et al 1974 )
Depreai adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur,
dann nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putusasa, tak
berdaya, serta gagasan bunh diri. ( Kaplan sadock 1989 ).
Jadi depresi pada anak adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan yang dialami oleh
anak. Gejala ini dapat terjadi akibat anak mengalami kejadian yang tidak menyenangkan
sebagai contoh perlakuan yang semena mena, kehilangan kasih sayang kehilangan
Sesutu objek yang dicintai seperti orangtua atau lingkungan yang dikenal dengan
menampilkan perilaku kehilangan keceriaan, kehilangan nafsu makan, penurunan aktfitas
dan minat bermain.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik,
faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor
neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah-
an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih
sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat
dimengerti oleh orang lain.
2. Etiologi
Depresi merupakan salah satu dari sekelompok penyakit gangguan alam perasaan
dengan dasar penyebab yang sama. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap
etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah:
a. Faktor Genetik
Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik
mempunyai peran terbesar. Gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu
keluarga tertentu. Bila suatu keluarga salah satu orangtuanya menderita depresi, maka
anaknya berisiko dua kali lipat dan apabila kedua orangtuanya menderita depresi
maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaan sebelum usia 18 tahun menjadi
empat kali lipat.
Pada kembar monozigot, 76% akan mengalami gangguan afektif sedangkan bila
kembar dizigot hanya 19%. Bagaimana proses gen diwariskan, belum diketahui
secara pasti. Bahwa kembar monozigot tidak 100% menunjukkan gangguan afektif,
kemungkinan ada faktor non-genetik yang turut berperan.

b. Faktor Sosial
Dilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu
menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bahwa anaknya
menderita depresi sehingga tidak berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial
keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga
banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak. Ibu yang menderita
depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi anak
dibandingkan ayah yang mengalami depresi. Levitan et al (1998) dan Weiss et al
(1999) melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiayaan
fisik atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti.
Diyakini bahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan
pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.
c. Faktor Biologis lainnya
Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan
terfokus pada: terganggunya regulator sistem monoamin-neurotransmiter, termasuk
norepinefrin dan serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa
depresi yang terjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik-
asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolnergik, sementara dopamin secara
fungsional.

3. Manifestasi Klinis
Menurut Becker 1974, menuliskan beberapa tanda gejala yang paling umum
terjadi pada kondisi depresi pada anak :
a. Sedih, kesepian, apatis atau suasana hati tidak setabil.
b. Konsep diri yang negative
c. Merasa terganggu pada fungsi fungsi tubuhnya, diikuti dengan anoreksia, insomnia,
konstipasi dan penurunan minat seksual
d. Keluhn fisik seperti proritus, kelemahan, dan kelelahan
e. Perubahan aktifitas fisik seperti kelambanan atau agitasi
f. Kerusakan proses pikir dengan konsentrasi dengan mudah pecah, bimbang, tidak
berminat, ketidakberdayaan dan keptusasaan.

Tanda gejala lain :


a. Menunjukan kecemasan yang tinggi, tidak dapat engontrol tingkahlaku
b. Putus asa, merasa tidak ada yang menyayangi dan memperdulikan dirinya
c. Tidak perhatian dan tanggap terhadap lingkungan
d. Ketergantungan kepada orang lain secara berlebihan
e. Mengeluhkan ganggun fisiologis atau soatik seperti sakit kepala, pusing, nyeri
lambung, insomnia, anoreksia, ual, diare, lesu da tidak bergairah
f. Penyimpangan perilaku
g. Adanya pemikiran untuk mengakhiri hidup
h. Melakuka tindakan yang beresiko tinggi misalnya tawuran
i. Adanya halusinasi pendengaranyang mmengatakan dirinnya tidak berharga
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Umum
Tujuan dari penatalaksanaan primer adalah untuk memperpendek episode
depresi (remission),mencegah kekambuhan dan untuk mengurangi konsekuensi negatif
dari episode depresi. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, intervensi yang dapat
dilakukan adalah psikoterapi individual, terapi keluarga/pendidikan serta terapi
famakologi.
b. Psikoterapi
Pada anak yang menagalami depresi, pengembangan kognitif dan emosi
merupakan intervensi psikoterapetik yang harus dibangun. Beberapa pendekatan
psikoterapi berbeda yang digunakan telah menunjukkan hasil positif antara lain:
1. Psikoterapi perorangan (individual psychotherapy)
2. Terapi bermain (play therapy)
3. Terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy)
4. Terapi tingkah laku (behavioral therapy)
5. Model stres hidup (life stress model)
6. Psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy)
7. Lain-lain, seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training),
terapi keluarga (family training)25, pendidikan remedial (remedial education), dan
penempatan di luar rumah (out of homeplacement).
c. Terapi Psikofarmaka
Sampai saat ini penggunaan oabt-obat psikofarmaka pada kasus depresi pada
anak-anak dan remaja masih banyak diperdebatkan oleh para ahli. Beberapa
pertimbangannya adalah obat-obat antidepresan yang biasa diberikan pada penderita
dewasa ternyata tidak memberikan hasil yang sama ketika diberikan pada anak-anak.
Belum lagi timbulnya efek yang tidak diinginkan pada pemberian obat antidepresan
tersebut. Beberapa terapi psikofarmaka yang bisa dijadikan alternatif antara lain:
1. Golongan antidepresi trisiklik: Amitriptilin, Imipramin, dan Desipramin.
Berbeda dengan orang dewasa, pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang
berarti antara antidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. Obat ini bersifat
kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis.
2. Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat ambilan serotinin: fluoksetin dan
sertralin.
Obat ini memberikan harapan yang cerah dalam pengobatan depresi pada anak
dan remaja. Merupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena dapat
ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan dengan
antidepresi golongan trisiklik. Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang
pengobatan rumatan (maintenance) pada anak dan remaja. Dibandingkan dengan usia
dewasa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi mania
bila meraka mendapat SSRIs (Selective serotinine reuptake inhibitors). Obat ini juga
dapat menurunkan libido.
3. Litium karbonat
Obat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang mengalami
agresi, mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebih berguna pada kasus
yang berisiko menjadi bipolar.

Anda mungkin juga menyukai