Anda di halaman 1dari 3

55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pembatalan dan penundaan operasi elektif
a. Pembatalan operasi di rumah sakit umum pusat persahabatan tergolong
efisiensi penggunaan kamar operasi dengan tingkat kinerja medium yaitu
pembatalan 8,9% dari 404 yang dijadwalkan, dan tertinggi pada kategori
umur 46-65 tahun yaitu 5% dan dari jaminan pembayaran tertinggi dari
Jamkesmas/Gakin 5,4% karena RSUP Persahabatan adalah RS tipe A
yang menerima rujukan dari rumah sakit lain dan tidak ada pembatalan
pada jaminan Asuransi Swasta karena hanya 1,2% dari total pasien.
b. Penundaan operasi yang lebih dari 30 menit terdapat 54,7%, penundaan
tertinggi pada umur 46-65 tahun 22,8%, penundaan tertinggi kelompok
pembiayan yaitu Jamkesmas/Gakin. Efisiensi penggunaan kamar operasi
tergolong mash kurang karena ditemukan rata-rata keterlambatan/hari
93,3 menit
2. Pembatalan operasi dan faktor-faktor penyebab
a. Penyebab pembatalan terutama yang berhubungan dengan:
1. Faktor pasien 69,4% yang terdiri dari pasien tidak datang 16,7%,
keadaan pasien memberat 19,4%, tensi tinggi 16,7%, Hb <6mg
11,1%.
2. Faktor administrasi 11,1% yang terdiri dari toleransi belum ada, hasil
laboratorium belum ada, jaminan pembayaran belum lengkap
3. Faktor petugas 13,9% yaitu kegagalan dalam anastesi dan operasi
tidak diperlukan.
4. Faktor fasilitas 5,6% yaitu ICU penuh
b. Pembatalan ditinjau dari kode diagnosis tertinggi pada bagian bedah 4,5%
kemudian bagian paru 2,5% dan mata 2%.
c. Faktor-faktor penyebab pembatalan yang dapat dihindari dalam penelitian
ini antara lain dari faktor pasien adalah Hb <6mg, faktor fasilitas dan
faktor administrasi serta faktor petugas yaitu keputusan operasi tidaknya
pada saat sudah dijadwalkan operasi sedangkan faktor pembatalan yang
56

tidak dapat dicegah dalam penelitian ini adalah perburukan keadaan


pasien, pasien tidak datang serta kegagalan dalam anastesi.

3. Penundaan operasi dengan faktor-faktor penyebab


a. Penundaan operasi yang lebih dari 30 menit terdapat 54,7% dari 368
yang tergolong efisiensi penggunaan kamar operasi dengan tingkat
kinerja kurang dengan rata-rata keterlambatan/hari 93,3 menit.
b. Penyebab penundaan operasi meliputi pasien terlambat diantar dari
ruang rawat inap dengan alasan kurang tenaga; pasien terlambat datang
( yang tidak rawat inap); keterlambatan operator; operasi sebelumnya
memanjang; adminstrasi terutama yang berhubungan dengan jaminan
kesehatan yang belum lengkap
c. Penundaan operasi yang ditinjau dari kode penyakit ditemukan bahwa
dari 54,7% keterlambatan paling tinggi adalah bagian bedah 29,7%,
kemudian bagian Mata 9,7% dan Paru 6,7%
d. Penyebab yang sama pada pembatalan dan penundaan adalah
keterlambatan administrasi yang berhubungan dengan jaminan
pembayaran.
4. Tingkat utilisasi kamar operasi di Instalasi bedah sentral RSUP
Persahabatan.

Rata-rata utilisasi adalah 36,7%/hari, hal ini menggambarkan parameter


efisiensi kamar operasi ditinjau dari utilisasi kamar operasi masih belum
maksimal. Banyak faktor yang mempengaruhi utilisasi, dalam penelitian ini salah
satunya adalah pembatalan operasi, dalam tabel 18 didapatkan pembatalan 8,9%.

5. Pengaruh pembatalan dan penundaan operasi terhadap utilisasi kamar


operasi
a. Pembatalan 8,9% dapat menurunkan utilisasi 3,77%, bila tidak ada
pembatalan utilisasi pada nilai 40,44%. Dengan melihat derajat
utilisasi yang masih rendah walaupun tidak ada pembatalan menurut
57

peneliti hal ini harus ditinjau kembali kesesuain SDM, alat dan fasilitas
penunjang lainnya
b. Pengaruh penundaan operasi dalam penelitian ini dari hasil diagram
Scatter pada gambar 4, didapatkan koefisien korelasi (r)=0,0728 berarti
tidak ada korelasi linear atau korelasi sangat rendah antara utilisasi
yang ada dengan keterlambatan dan penundaan operasi pada penelitian
ini tidak menyebabkan pembatalan ( tabel 16) dan utilisasi pada
penelitian ini belum maksimal sehingga adanya penundaan dengan
rata-rata 93,3 menit belum menyebabkan pembatalan.

B. Saran

Saran bagi manajemen rumah sakit

1. Mengoptimalkan penggunaan kamar operasi dengan mengevaluasi


kembali sistim penjadwalan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga,
peralatan dan antrian pasien agar kamar OK dapat difungsikan dengan
maksimal.
2. Perlu mengevaluasi kembali kapasitas ruang ICU yang ada dengan dengan
kebutuhan ruang ICU yang seharusnya.
3. Perlu dilakukan pertemuan rutin antara pengelola kamar operasi dengan
operator dan anastesi yang terlibat dalam kamar operasi untuk
memaksimalkan utilisasi dan menurunkan penundaan dan pembatalan
4. Mengevaluasi kembali keseimbangan antara jumlah tempat tidur dengan
sumber daya manusia dan sumber daya alat.
5. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tempat
tidur kamar operasi yang seharusnya.

Saran bagi peneliti berikutnya

1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menghitung berapa kerugian rumah


sakit karena penggunaan kamar operasi yang belum maksiamal.
2. Menganalisa faktor-faktor peneyebab yang mempengaruhi utilisasi

Anda mungkin juga menyukai