Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PROYEK :

Pendekatan Hukum (Law Approach)


Mimit Primyastanto, Ir. MP
Lecture , Faculty of Fisheries , Universitas Brawijaya
Email : mimitp@ub.ac.id

1. PENDAHULUAN 3. SURAT IJIN USAHA


- Pengantar 4. PAJAK
- Tujuan 5. PELANGGARAN HUKUM
- Definisi

9-10
2. BADAN HUKUM

1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepada engkau

BADAN HUKUM-SURAT IJIN USAHA-PAJAK-


Muhammad dengan kebenaran, supaya engkau mengadili antara
manusia sesuai dengan apa yang telah diwahyukan Allah
kepadamu. Dan janganlah engkau menjadi penantang orang
yang jujur karena hendak membela orang-orang yang khianat

PELANGGARAN HUKUM
( Q.S. 4 : 105).
Tujuan dari pendekatan hukum
adalah dalam rangka untuk
meneliti dokumen yang ada agar
terjamin keabsahan,
kesempurnaan dan keaslian dari
dokumen-dokumen yang
dimiliki. Pendekatan hukum ini
sangat penting mengingat
sebelum usaha tersebut
dijalankan, maka segala
prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai
persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi. Bagi badan
usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal
yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum
perusahaan yang akan dipilih.

Sebagai contoh dalam menjaga kelestarian sumberdaya


perikanan dan kelautan adanya upaya hukum yaitu pengaturan
kuota penangkapan ikan, mesh size alat tangkap, larangan
pemboman ikan, larangan dalam pencemaran lingkungan dan
sebagainya.
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

Sasaran akhir yang dituju dalam studi evaluasi proyek dengan pendekatan hukum
ini adalah pengungkapan dan pemahaman hukum antara lain : badan hukum,
surat ijin usaha, pajak dan pelanggaran hukum. Ini adalah landasan dasar dari
upaya optimalisasi sistem pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan secara
sustainable agar sumberdaya tersebut dapat terjaga kelestariannya.

1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan pendekatan
hukum , akan dapat
Menjelaskan pengertian pendekatan hukum dalam evaluasi proyek dan fungsinya
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan secara sustainable.Seperti
badan hukum, surat ijin usaha, Pajak dan pelanggaran hukum.
Menjelaskan bagaimana aplikasi hukum dan hubungannya dengan menjaga
keteraturan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan serta tetap
menjaga kelestariannya.

1.3 Definisi

Pendekatan hukum dalam evaluasi proyek berkaitan dengan kajian hukum


dan perundangan yang melegalkan rencana bisnis, menguatkan pembuktian
dan menghindarkan dari tuntutan hukum. Pada dasarnya untuk mengkaji
sejauh mana usaha yang direncanakan mendapat jaminan serta dukungan
hukum atau tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Misalnya :
Barang yang diperdagangkan tidak dilarang atau merugikan anggota
masyarakat/ pemerintah. Lokasi usaha yang ditentukan tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku.Teknologi dan alat yang digunakan tidak
merugikan bagi masyarakat dan tidak membahayakan lingkungan.Nama
perusahaan, berikut nama dagang yang dimiliki, bidang usaha yang
dikembangkan.Kegiatan untuk melakukan ikatan perjanjian dengan pihak
luar. Keberadaan usaha : sutat izin usaha (SIUP), status tanah, NPWP, izin
Hinder Ordonansi (HO) yaitu izin bebas dar gangguan dari instansi terkait,
dan lain-lain. (Anonymous, 2004) dalam Mimit P (2011 g).

2. BADAN HUKUM

Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam, meliputi :


Perusahaan Perseorangan, Firma (Fa), Perseroan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Negara (BUMN), Perusahaan Daerah,
Yayasan, dan Koperasi. Masing-masing badan hukum memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing, dimana hal tersebut dapat dilihat dari luasnya
bidang usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas
tanggungjawab dan kewajiban masing-masing pemilik, serta pembagian
keuntungan masing-masing badan usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Page 2 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

Adapun pengertian, kelebihan, dan kelemahan dari ketiga jenis badan usaha
tersebut adalah sebagai berikut.

2.1.Perseorangan

Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh


perseorangan (hanya seorang). Kelebihan perusahaan jenis ini disamping
pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi
cukup dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Kelemahan
perusahaan ini adalah kebutuhan modal hanya dari pemilik sendiri dan
untuk mencari modal dari luar relatif lebih sulit.

2.2.Firma (Fa)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang
atau lebih dengan nama bersama, dimana tanggung jawab masing-masing
anggota firma (disebut firmant) tidak terbatas; sedangkan laba yang akan
diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama. Demikian pula
halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung. Kelebihan dari
Firma yaitu :

- Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih


mudah untuk memperluas usahanya.

- Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansiil


yang lebih besar.

- Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di


antara para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-
sama.

- Risiko ditanggung bersama.

- Pembagian kerja dapat diatur sesuai kemampuan para pemilik.

- Modalnya dapat lebih besar dari perusahaan perseorangan.

- Perolehan kredit dari debitur dapat lebih mudahkarena kepercayaan yang


dimiliki lebih besar dari perusahaan perseorangan.

Sedangkan kekurangannya yaitu :

- Pengambilan keputusan biasanya lebih lambat dari perusahaan


perseorangan karena pimpinan lebih dari seorang.

- Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang sehingga memungkinkan


timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu

- Kerugian atau risiko yang dialami dan dilakukan salah satu anggota atau
pemilik akan ditanggung bersama.

Page 3 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
- Tidak ada pemisahan kekayaan perusahaan dengan kekayaan pemilik
sehingga tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang
perusahaan.

2.3.Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan Komanditer atau Comanditer Vennotschap (CV) merupakan


persekutuan (sekutu aktif dan pasif) yang didirikan atas dasar kepercayaan.
Sekutu aktif adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak
melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Sedangkan sekutu pasif adalah
sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan dan memiliki
tanggung jawab hanya sebatas pada sejumlah modal yang ditanamkan pada
perusahaan. Pada dasarnya, Perseroan Komanditer memiliki kelebihan dan
kekurangan yang hampir sama dengan Firma karena samsa-sama berbentuk
persekutuan. Yang membedakan yaitu di dalam Perseroan Komanditer
memiliki sekutu aktif yang bertanggung jawab penuh terhadap kebijakan-
kebijakan perusahaan dan memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
terhadap kekayaan dan utang perusahaan. Sehingga jika terjadi kerugian
maka hanya sekutu aktif yang menanggungnya sedangkan sekutu pasif
hanya menerima pembagian untung atas modal tetapi tidak menanggung
kerugian yang diderita perusahaan.

2.4.Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang didirikan


berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan usaha dengan modal
tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Dilihat dari segi
status, Perseroan terbatas terbagi menjadi dua, yaitu Perseroan Tertutup
(modal dan jumlah pegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak
melakukan penawaran umum) dan Perseroan Terbuka (modal dan jumlah
pegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan melakukan penawaran
umum). Adapun jenis modal yang dimiliki oleh PT yaitu : Modal Dasar
(modal yang pertama kali dan tertera dalam akta notaris saat PT didirikan),
Modal Ditempatkan/Dikeluarkan (modal yang telah ditempatkan/dikeluarkan
oleh para pemegang saham), dan Modal setor (modal yang harus disetor
oleh pemegang saham, berjumlah 50 % dari modal yang ditempatkan).
Kelebihan dari Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut :

- Kewajiban bersifat terbatas untuk para pemegang saham, sehingga mereka


tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan.

- Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang
sahamnya, pejabat atau direktur, atau bisa dikatakan memiliki masa hidup
abadi. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadikan investasi
dalam proyek menjadi lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih
panjang daripada aset perusahaan.

Page 4 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
- Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien
sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi dengan menempatkan
orang yang tepat untuk mencapai efisiensi maksimum dari modal yang ada.

Sedangkan kelemahannya yaitu :

- Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah karena membutuhkan biaya


yang tidak sedikit, akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu
dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar
sangat besar.

- Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan berkesan kaku.

2.5.Perusahaan Negara (PN)

Perusahaan Negara adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-


undang. Perusahaan negara terbagi atas beberapa jenis yaitu Perusahaan
Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan
(Persero)

2.6.Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan suatu


peraturan daerah. Tujuannya untuk turut serta melaksanakan pembangunan
daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya.

2.7.Yayasan

Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan


dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal berasal dari
sumbangan, wakaf, hibah atau sumbangan lain.

2.8.Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1995, koperasi adalah usaha yang beranggotakan


prang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasrkan asas kekeluargaan.

3.SURAT IZIN USAHA (SIUP)


Dokumen penunjang usaha beserta izin-izin selalu diperlukan sebelum suatu
usaha/perusahaan menjalankan kegiatannya. Dokumen dan izin-izin
diperlukan guna melindungi kepentingan perusahaan itu sendiri dari
berbagai hal yang berkaitan dengan hukum dan peraturan. Selain itu,
dokumen dan izin-izin juga diperlukan bagi instansi tertentu sebagai data
untuk melakukan berbagai pengawasan terhadap jalannya kegiatan usaha
tersebut dari berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi. Dalam dunia
bisnis, terdapat bermacam-macam izin usaha yang dibutuhkan oleh suatu
Page 5 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
usaha/perusahaan, tergantung jenis usaha yang dijalankan. Berikut ini
adalah dokumen dan izin-izin yang diperlukan dalam pendirian usaha
pendederan kerapu beserta tempat untuk mengurus dan memperoleh
dokumen dan izin-izin tersebut di Kabupaten/ kota. Adapun izin yang
dimaksud yaitu :1.Surat Tanah diperoleh atau berhubungan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten/ Kota. 2.Akta Pendirian Bangunan diperoleh atau
berhubungan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten/
Kota. 3.Akta Notaris jika perusahaan persekutuan atau S.K. Pengesahan
Badan Hukum oleh Mentri Kehakiman jika berbadan hukum usaha Perseroan
Terbatas (PT), 4.Surat Rekomendasi Lokasi/Surat Izin Lokasi (ITU) 5.Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) 6.Nomer Pokok Wajib Pajak 7.Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) 8.Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) diperoleh atau
berhubungan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten/
Kota.Dasar Hukum Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.
289/MPP/Kep/10/2001 tentang Ketentuan Standar Pemberian Surat Ijin
Usaha Perdagangan ( SIUP ). 9.Izin Gangguan (HO) 10.Persetujuan Prinsip
diperoleh atau berhubungan pada Kantor Bupati Kabupaten/ Kota. 11.Izin
Usaha Industri 12.Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 26 Tahun
2001 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin
Usaha Perdagangan, Tanda Daftar Gudang dan Tanda Daftar Perusahaan.

Usaha perikanan secara teori, beberapa jenis usahanya sangat berbeda pada
proses produksi serta wilayah operasinya dimana sebagian besar usaha
perikanan menggunakan atau mengeksplorasi sumber daya alam dalam
kegiatan produksinya, adapun pemanfaatan sumberdaya alam tersebut
seperti:

A.Usaha Penangkapan Ikan.

Dalam usaha penangkapan yang proses produksinya memperoleh ikan


dengan alat tangkap tertentu diperairan umum yang sedangtidak
dibudidayakan. Dimana usaha menangkap sumber daya ikan sehingga dapat
mempengaruhi kesetabilan rantai makanan diperairan. Selain itu
penggunaan kapal dan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dapat
merusak ekosistem perairan. Sehingga dibuat peraturan tentang usaha
penagkapan yang bertujuan melestarikan lingkungan.

B.Usaha Budidaya dan Usaha Pengolahan.

Pada usaha budidaya dalam proses produksinya yang merubah lingkungan


(SDA) menjadi suatu lokasi/media budidaya baik yang tradisional (kolam
tanah, tambak), intensif (kolam beton, karamba) maupun industri
(hatchery) serta usaha pengolahan yang merubah lahan kosong menjadi
lokasi industri berupa rumah industri ataupun pabrik dimana perubahan
bentuk dan fungsi lahan tersebut dan pencemaran yang dihasilkan usaha
dari proses produksinya dapat mempengaruhi ekosistem lingkungan sekitar.

Page 6 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
Peraturan-peraturan tentang usaha perikanan tersebut tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan.
Adapun beberapa peraturan umum usaha perikanan dalam UU No.31
yaitu : Wilayah Pengelolaan Perikanan pada pasal (5). Tentang wilayah
penangkapan ikan. Pengelolaan Perikanan pasal (6) hingga pasal (24).
Tentang Penataan manfaat lahan budidaya. Konservasi dan kelestarian
sumber daya ikan, alat tangkap, alat angkut dan unit penyimpanan produk
perikanan kesehatan dan mutu produk perikanan. nilai tambah produk
perikanan.
Usaha Perikanan pasal (25) hingga pasal (45) tentang
Usaha perikanan
Izin usaha perikanan
Pelaku usaha perikanan
Kapal perikanan
Pelabuhan perikanan
Pelayaran

Adapun beberapa izin-izin lain yang menyangkut usaha-usaha perikanan :

1) Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)


Adapun hal-hal mengenai usaha perikanan telah diatur dalam Undang-
undang Republik Indonesia No. 31 tentang Perikanan, yaitu pasal 25 dan
pasal 26. Pasal 25 berbunyi Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem
bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan
pemasaran. Sedangkan sedangkan pasal 26 berbunyi (1) Setiap orang yang
melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran ikan di wilayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia wajib memiliki SIUP. (2) Kewajiban memiliki
siup sebagaimana dimaksud ayat satu, tidak berlaku bagi nelayan kecil dan
atau pembudidaya ikan kecil.

2) Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)


Dasar hukum dari surat izin ini adalah UU. Republik Indonesia No. 31
tentang Perikanan pasal 27 yang berbunyi setiap orang yang memiliki ada
atau mengoperasikan kapal penangkapan ikan berbendera Indonesia yang
digunakan untuk penangkapan ikan di wlayah pengelolaan perikanan
Republik Indonesia dan atau laut lepas wajib memiliki (SIPI).

3) Surat Izin Kapal Penangkapan/Pengangkutan Ikan (SIKPI)


Dasar hukum dari surat izin ini adalah UU. Republik Indonesia No. 31
tentang Perikanan pasal 28 yang berbunyi (1)setiap orang yang memiliki
ada atau mengoperasikan kapal pengangkutan ikan di wlayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia wajib memiliki (SIKPI). (2) SIKPI
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Menteri.

Selain izin-izin tersebut diatas ada beberapa persyaratan lain yang harus
dilengkapi oleh usaha penagkapan berkaitan dengan pendaftaran kapal
perkanan diantaranya: surat bukti kepemilikan, identitas pemilik dan surat
ukur.
Page 7 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

4.PAJAK

Pajak dalam istilah asing disebut: tax (Inggris); import contribution, taxe,
droit (Perancis); Steuer, Abgabe, Gebuhr (Jerman); impuesto contribution,
tributo, gravamen, tasa (Spannyol) dan belasting (Belanda). Dalam literatur
Amerika selain istilah tax dikenal pula istilah tarif. Pajak adalah iuran rakyat
kepada negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak mendapatkan imbalan secara
langsung (kontraprestasi), imbalannya berupa pelayanan yang baik oleh
Negara, baik secara fisik maupun nonfisik. Setyawan dan Suprapti. (2002).

Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau


perusahaan, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber
penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama
penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit
untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari
belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek
pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan,
sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan
menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan
untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai
dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari
pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.
Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara
menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan.

3.1.JENIS PAJAK

Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi


Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pajak - Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah
pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.Pajak-pajak Pusat yang dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pajak:

P a. Pajak Penghasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang
dimaksud dengan penghasilan adlah setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat

Page 8 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat
berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

b.Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

c.Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh


1.Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan
pembayaran atas penyerahan barang;2. Badan-badan tertentu, baik badan
pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor
atau kegiatan usaha di bidang lain.

c.Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas


penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

d.Pajak Penghasilan (PPh) pasal 26

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong atas
penghasilan yang bersumberdari Indonesia yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak(WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

e.Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pada dasarnya semua barang dan jasa merupakan Barang Kena Pajak dan
Jasa Kena Pajak, sehingga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), kecuali
jenis barang dan jenis jasa sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4A Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tidak
dikenakan PPN.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas


1.Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha;2.Impor Barang Kena Pajak;3.Penyerahan Jasa Kena Pajak
di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;4.Pemanfaatan

Page 9 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean;5.Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean; atau 6.Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak.

f.Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)

Pajak Penjualan atas Barang Mewah :Selain dikenakan PPN, atas


barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah adalah :1.Barang tersebut bukan merupakan
barang kebutuhan pokok; atau 2.Barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu; atau 3.Pada umumnya barang tersebut
dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau 4.Barang
tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau 5.Apabila
dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta
mengganggu ketertiban masyarakat.

g.Bea Meterai

Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan
efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan.

P h.Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan
terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12
Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994.PBB adalah pajak yang
bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa
yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

5.PELANGGARAN HUKUM

Selain untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, prosedur dan berbagai


persyaratan pendirian usaha. Aspek hukum juga berguna untuk
menghindarkan perusahaan dari tindak pelanggaran hukum. Tindak
pelanggaran hukum yang dimaksud adalah tindak pelanggaran dan ataupun
penyelewengan dari peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk menghindari pelanggaran hukum pada tahap penerencanaan


pendirian usaha kita harus menganalisa dan mempelajari peraturan dan
Page 10 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
undang-undang yang ditetapkan pemerintah berkaitan dengan usaha yang
akan didirikan. Dalam tindak pelanggaran hukum, perusahaan ataupun
individu akan dikenakan hukuman dan/atau denda dari pemerintah.

Dalam usaha perikanan dan hukuman telah diatur dalam Undang-Undang


Republik Indonesia No. 31 tahun 2004 Bab.XV tentang ketentuan pidana
yaitu pada pasal (84) hingga pasal (105).

REFERENSI
Al-Quran dan Terjemahan.1990. Al-Mujamma ( Lembaga Percetakan Al-Quran.
Raja Fahd. Medinah Munawwarah P.O.Box 6262. Kerajaan Saudi Arabia.
Assauri, S. 1980. Management Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta.
Kasmir dan Jakfar .2003.Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.
Mimit. P. 2003. Evaluasi Proyek dari Teori ke Praktek. PT. Danar Wijaya
Brawijaya University Press. ISBN : 979-8657-36-5. Malang.
_______.2011 a. Feasibility Study Usaha Perikanan . UB Press.
ISBN : 978-602-8960-41-0. Edisi Pertama. Malang.
_______,2011 g. Manajemen Agribisnis. UB Press. ISBN : 978-602-
8960-08-3 . Edisi Pertama. Malang.
Setyawan,S dan Suprapti. 2002. Perpajakan. Bayu Media dan UMM Press. Malang.

PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Buatlah resume dari pertemuan perkuliahan Evaluasi Proyek dengan pendekatan
Hukum dan diskusikan secara kelompok di kelas.
2. Buat rancangan pendekatan hukum dalam pengeloaan sumberdaya ikan sehingga
tidak terjadi over fishing dan terjaga kelestariannya dalam bentuk makalah untuk
dipresentasikan secara kelompok.

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Kemukakan alasan anda mengapa aspek hukum perlu diteliti dan dianggap
penting ?
2. Salah satu bentuk badan usaha yang banyak digunakan dewasa ini adalah
Perseroan Terbatas (PT). kemukakan alasan anda mengapa demikian ?
3. Suatu misal anda akan mendirikan sebuah pabrik pengolahan ikan, dimana untuk
mendapatkan bahan baku berupa ikan segar hasil tangkapan nelayan dengan
harga yang masih rendah dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI)/ Pasar, perusahaan
menggunakan cara penjemputan nelayan ketika masih ada di perairan sehingga
harga ikan belum terpengaruh oleh pelelangan dan dalam melakukan strategi ini
Page 11 of 12
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
perusahaan mengalokasikan pembelian kapal-kapal pengangkut ikan untuk
kegiatan distribusi bahan baku dan produk olahan. Dokumen apa saja yang akan
anda siapkan dan lengkapi agar usaha anda layak diaspek ini jelaskan secara
detail?

C. QUIZ (Evaluasi)
1. Deskripsikan pendekatan hukum dalam usaha perikanan dan kelautan.
2. Surat ijin usaha sangat penting untuk pengembangan usaha dimasa datang. Buat
diskusi kelompok untuk merancang hal tersebut.
3. Mendirikan badan usaha koperasi perikanan adalah suatu keniscayaan.
Diskusikan.

a. PROYEK (Eksplorasi pendekatan hokum entrepreneurship, penerapan topic


bahasan pada dunia nyata)

Pada kasus pendirian badan usaha koperasi perikanan. Buat konsep dalam bentuk makalah
untuk dipresentasikan agar komoditi perikanan secara hukum terjamin dan aman serta
dilindungi secara hokum.

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai