21
Arsitektur Kota
Teori figure/ground
Teori-teori figure/ground di pahami dari tata kota sebagai hubungan tekstural antara
bentuk yang di bangun (building mass) dan ruang terbuka (open space).merupakan
analisis yang sangat baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola-pola
sebuah tata ruang perkotaan, serta mengidentifikasikan masala keteraturan
perkotaan
Fungi pengaturan
Untuk memahami bagaimanakah pikiran manusia bekerja karena pikiran manusia
menentukan suatu tatanan dunia dalam pikiran tradisional, dunia alam adalah kacau
dan tidak tertib (contoh: daerah hutan). Artinya manusia cendrung menggolongkan,
mengatur dan menghasilkan bagan-bagan kognitif misalnya permukiman-
permukiman bangunan-banguanan dan pertamanan.
Sistim pengaturan
Suatu lingkungan binaaan tidak dapat di rasakan tanpa adanya suatu bagan kognitif
yang mendasarinya.
Susunan khawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada hanya satu
pola penataan.
Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana dua (atau lebih) pola
berbenturan
Sistim desain ini akan sangat membantu arsitek dan perancang kota dalam
masalah menemukan nucleus yang stabil sehingga mampu mengatur
ketidakteraturan ekstern lingkungan masing-masing
Di dalam kota keberadaan unit sangatlah penting, karena unit-unit berfungsi sebagai
kelompok banguanan bersama ruang terbuaka yang menegaskan kesatuan massa
di kota secara tekstural. Melelui kebersamaan tersebut, penataan kawasan akan
tercapai lebih baik kalau massa dan ruang di hubungkan dan di satukan sebagai
suatu kelompok.
Pola dan dimensi unit-unit perkotaan
Oleh sebab itu, elemen-elemen solid/void tidak boleh di lihat terpisah satu
dengan yang lain, karena secara bersama-sama membentuk unit-unit perkotaan
yang sering menunjukan sebuah tekstur perkotaan di dalam dimensi yang lebih
besar.
Artinya, setiap kawasan dapat di mengeri bagiannya melalui salah satu cara
tekstur tersebut. Namun, batas antara tekstur dan unit-unit perkotaan tidak selalu
jelas di dalam realitas, karena kawasan kota jarang bersifat homogen, melainkan
memiliki keadaan yang heterogen bahkan sering bersifat menyebar sehingga agak
sulit.
Kesimpulan
Pembentukan solid/void dengan elemen-elemennya sangat berbeda, bahkan juga
pola hubungan di antara keduannya. Secara arsitektural bentuk-bentuk masa dan
ruang serta pola kombinasinya secara tekstural dapat di analisa secara tepat
dengan memperhatikan teori yang di kemukakan di dalam bab ini dambar di bawah
memberikan suatu kesimpulan tentang pemakaian bentuk segi empat dan pola grid
saja
3. Teori lingkage
Kota adalah sesuatu yang kompleks dan rumit, maka perkembangan kota sering
mempunyai kecenderungan membuat orang merasa tersesat dalam gerakan di
daerah kota yang belum mereka kenal. Hal itu sering terjadi di daerah yang tidak
mempunyai lingkage. Setiap kota memiliki banyak fragmen kota, yaitu kawasan-
kawasan kota yang berfungsi sebagai beberapa bagian tersendiri dalam kota.
Walaupun identitas serta bentuk massa dan ruang fragmen-fragmen itu bisa
tampak sangat jelas, orang masih sering bingung saat bergerak di dalam suatu
daerah yang belum cukup mereka kenal. Kota kota seperti New York atau Mexico
City dan juga kota-kota di Asia telah menggambarkan masalah tersebut. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah kuantitas dan kualitas masing-masing bagian (fragmen)
di kota tersebut belum memenuhi kemampuan untuk menjelaskan sebagai bagian
dalam keseluruhan kota. Oleh karena itu, diperlukan elemen-elemen penghubung,
yaitu elemen-elemen lingkage dari satu kawasan ke kawasan lain yang membantu
orang untuk mengerti fragmen-fragmen kota sebagai bagian dari suatu keseluruhan
yang lebih besar.
Edmund Bacon membahas tema ini secara mendalam. Bukunya sudah menjadi
standar di dalam teori perkotaan yang secara khusus memperhatikan lingkage yang
visual. Teorinya menjadi terkenal pada saat ia mengemukakan kasus-kasus yang
menunjukkan dampak elemen-elemen visual di dalam sejarah kota. Artinya, elemen-
elemen tersebut sudah lama dikenal dan dapat dipakai baik dalam skala makro
besar maupun makro kecil, yaitu dalam kota secara keseluruhan maupun dalam
kawasan kota, karena sebuah lingkage yang visual mampu menyatukan daerah kota
dalam berbagai skala. Pada dasarnya, ada dua pokok perbedaan linkage visual,
yaitu:
- Yang menghubungkan dua daerah secara netral;
- Yang menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah
Kebanyakan penghubung bersifat kaitan saja dan dapat ditemukan di banyak daerah
di kota-kota seluruh dunia, misalnya kota-kota di Italia atau di kota-kota Amsterdam
(Belanda), Washington (Amerika Serikat), Jaipur (Cina), Yogyakarta (Indonesia), dan
banyak kota lain.
Hubungan yang bersifat sebagai fokus lebih sedikit, karena memusatkan sebuah
kawasan tertentu. Walaupun demikian, cara keterkaitan tersebut juga ada di
beberapa daerah di kota-kota, khususnya di dalam pusatnya. Contoh yang baik ada
di Versailles (Prancis), atau beberapa daerah pusat di Roma (Italia), atau daerah Arc
de Triumph di Paris (Prancis), serta daerah Monas Jakarta (Indonesia). Daerah
fokus tersebut sering memiliki juga fungsi dan arti khusus di dalam kotanya karena
bersifat lebih dominan dan menonjol daripada lingkungannya.
Sama seperti lingkage yang visual, dalam lingkage yang struktural pada dasarnya
dapat diamati dua perbedaan pokok sebagai berikut:
- Menggabungkan dua darah secara netral;
- Menghubungkan dua darah dengan mengutamakan satu daerah.
Pemakaian kedua cara terseebut juga tergantung pada fungsi kawasan di dalam
konteks masing-masing. Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama di
dalam kota, sehingga cara hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda
(menyamakan dua kawasan atau mengutamakan salah satunya).