Anda di halaman 1dari 1

Secara struktural elemen tambahan melanjutkan pola pembangunan yang sudah

dan sebelumnya. Bentuk-bentuk massa dan ruang yang ditambah dapat berbeda,
namun pola kawasannya tetap dimengarti sebagai bagian atau tambahan pola yang
sudah ada di sekitarnya.

Berbeda halnya dengan elemen sambungan karena elemen ini


memperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasannya. Dengan pola baru ini,
diusahakan menyambung dua atau lebih banyak pola di sekitarnya, supaya
keseluruhannya dapat dimengerti sebagai satu kelompok yang baru memiliki
kebersamaan melalui sambungan itu. Elemen tersebut sering diberi fungsi khusus di
dalam lingkungan kota, karena rupanya agak istimewa.

Lain pula halnya dengan ciri khas elemen tembusan karena elemen ketiga ini
tidak memperkenalkan pola baru yang belum ada. Elemen tembusan sedikit mirip
dengan elemen tambahan, namun lebih rumit polanya karena di dalam elemen
tembusan terdapat dua tau lebih pola yang sudah ada di sekitarnya dan akan
disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus di dalam satu kawasan.
Dengan cara demikian, sebuah kawasan yang memakai elemen tembusan tidak
akan memiliki keunikan dari dirnya sendiri, melainkan hanya campuran dari
lingkungannya.

Colin Rowe mengemukakan beberapa kasus di dalam sejarah kota, misalnya di


kota Roma, Italia. Sistem lingkage struktural sudah lama dipaka dalam suatu kualitas
menghubungkan berbagai kawasan. Oleh karena itu, banyak tokoh perancang
tertarik menerapkan teori Colin Rowe (mengenai perhatian kota secara struktural).
Misalnya Roger Trancik memakai linkage struktural untuk sebuah studi
pengembangan kawasan kota Goteborg di Sweida. Dalam pernacangan tersebut
sistem lingkage struktural dipakai dalam menggunakan elemennya secara baik.

Anda mungkin juga menyukai