Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fenny Mutaali

Nim : I214150051
Kelas Praktikum : RK.Pinus 1
Tugas : Resume bahan bacaan

PLTA MINI BANGKITKAN


DESA TERPENCIL
Keberhasilan Desa Salebba, Sulawesi Selatan, Atasi Keterbatasan PLN

Salebba adalah desa terpencil dari sembilan desa di Kecamatan Ponre, Kabupaten
Bone. Desa ini berjarak kurang lebih 8 km dari ibukota kecamatan, 37 km dari ibu kota
kabupaten, dan 210 km dari Kota Makassar. Desa ini memiliki luas 4.331 Ha. Topografi
desa adalah perbukitan/pegunungan dengan ketinggian 500-800 meter di atas permukaan
laut. Di desa ini terdapat dua aliran sungai yaitu Sungai Cinnong di Palacari dan Sungai
Saimendra di Bakung. Kedua sungai tersebut memiliki sumber mata air yang memadai dan
tak pernah surut walaupun pada musim kemarau. Topografi dan sungai merupakan
sumber daya alam desa yang mendukung inspirasi untuk dibangunnya PLTA sistem turbin.

PLN Berdalih, Semangat Tak Kendur

Desa ini dapat dikatakan menyandang status tertinggal karena tidak ada listrik serta
tidak ada pengembangan usaha modern yang progresif. Desa ini sudah mengajukan
pemasagan instalasi kepada pihak PLN listrik tetapi selalu di tolak. Pihak PLN
berpendapat bahwa daerah disana tidak terlalu menguntungkan karena susahnya dan
jauhnya medan yang harus ditempuh. Akhirnya warga setempat berinisiatif untuk
membuat PLTA mini sehingga mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan produktif yang
membuka lapangan kerja, mereka juga bisa lebih mudah mendapatkan akses informasi.
Pada awal 2001, Sekcam (Sekretaris Camat) Ponre H. A. Akbar Kamal mengajukan ide
untuk membuat PLTA mandiri. Beliau tak bosa berdiam diri melihat antusiasnya warga
terhadap kebutuhan listrik. Kebutuhan masyarakat di sana sudah sangat mendesak. Hal ini
didukung oleh tiga faktor,yaitu Pamannya punya bengkel pembuat turbin di Makassar, segi
kondisi alam, Desa Salebba cukup mendukung,dan modal semangat gotong-royong yang
masih kental di masyarakat Salebba.

Kegagalan Membawa Hikmah

Pelaksanaan proyek PLTA memang tidak semulus yang dibayangkan. Penuh cobaan.
Proyek yang pertama bisa dibilang gagal. Listrik yang diidamkan pun tak kunjung datang,
dana yang sudah dikeluarkan harus melayang. Tapi, sekali lagi, itu tak membuat
masyarakat Desa Salebba menyerah.
Kunjungan awal sekcam sekaligus dimanfaatkan untuk survei lokasi yang cocok untuk
pembangunan PLTA.Berdasarkan hasil survei, diputuskan PLTA sistem turbin dibangun di
Dusun Watangponre yang punya ketinggian cukup, aliran sungainya pun memadai. Selain
itu, letak dusun ini mudah dijangkau dari kantor pemerintah desa. Sayangnya, impian
masyarakat di sama harus kandas. Pada program ini sekcam dipercaya sebagai pengelola
proyek pembagunan. Setelah pembangunan rampung, dilakukan uji coba selama satu
minggu. Sayangnya, impian masyarakat di sama harus kandas. PLTA yang mereka
bangun dengan susah payah tidak bisa menciptakan daya yang baik alias redup.
Akibatnya, listrik tidak dapat dialirkan ke rumah-rumah warga. Debit air kurang dari 0,5
liter/detik. Siapa yang tak kecewa dengan kondisi ini. Warga pun mulai pesimistis dan
berhenti membayar angsuran uang muka sebesar Rp 1,75 juta/KK.
Hambatan dari pembagunan PLTA ini salah satunya adalah muncul provokator dari
desa tetangga yang selalu mengompori warga setempat agar tidak mempercayain
gagasan PLTA. Masalah lainnya yaitu kegagalan pembangunan PLTA pertama yang
diinisiasi oleh sekcam. Masyarakat menjadi trauma dan harus dibangkitkan kembali
kepercayaan dirinya. Namun, tanpa kenal lelah, sekcam dengan mengajak kades, kadus,
dan LP2M untuk menyosialisasikan ide ini kepada masyarakat dengna memanfaatkan
forum rembug desa.

Sama-Sama Butuh, Sama-Sama Iuran

Proses yang dilakukan pertama kali adalah mobilisasi yang terdiri dari dua tahap yaitu,
mobilisasi sumber daya pendukung dan mobilisasi peranan masing-masing aktor.
Mobilisasi sumberdaya teridiri dari Sumber Daya Alam dan Material Pembangunan,
Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Keuangan, dan Sumber Daya Sosial yang
merupakan budaya gotong royong dan rembung desa.
sedangkan mobilisasi peran masing masing aktor adalah Pemerintah desa,terutama
perangkat desa/dusun serta tokoh masyarakat,menjadi kunci awal berlanjutnya
pembangunan PLTA tahap II. Mereka memobilisasi sumber daya potensial agar mau
terlibat lagi dalam pembangunan di lokasi yang baru.Kepala dusun berperan sebagai
kolektor iuran dari warga dan fasilitator rembug desa di masing-masing dusun.Syarifuddin
dan Camat Ponre membantu menyediakan pinjaman dana sementara untuk memulai
kembali pembangunan PLTA.
proses mobilisasi ini juga mendapatkan banyak hambatan diantaranya Topografi desa
yang berbukit dan terpencilnya lokasi desa mempersulit arus pengadaan material seperti
mesin turbin, peralatan listrik dan semen ke desa. Selain itu, Tunggakan dana warga
setelah gagalnya uji coba pembangunan PLTA tahap I memaksa pengelola meminjam
dana pada pihak ketiga (camat dan tokoh masyarakat) untuk menutupi biaya
pembangunan PLTA. Hambatan lainnya yang dialami adalah terbatasnya dana warga
mengakibatkan peralatan yang digunakan pada PLTA ini amat sederhana.
Akan tetapi Faktor kebutuhan bersama mampu mendorong dan memotivasi
masyarakat setempat untuk membangun PLTA secara gotong royong. Antusiasme mereka
kembali pulih setelah adanya studi banding ke Kabupaten Mamasa. Sinergi antara kepala
desa dengan kepala dusun, tokoh masyarakat, dan LP2M juga telah memperlancar proses
penggerakkan sumber daya potensial.
Besarnya manfaat langsung pembangunan PLTA bagi kehidupan masyarakat ternyata
membawa pengaruh positif yang lain. Kepala desa sebagai penggagas dan fasilitator
kegiatan memegang kunci dalam menumbuhkan dan meningkatkan peran masyarakat.
Sejak awal, dia berusaha mengidentifikasi cara atau mekanisme kegiatan yang dapat
menumbuhkan peran masyarakat secara komprehensif.

Membangun Bersama, Dirasakan Bersama

Proses pelaksanaan pembangunan PLTA melibatkan peran kepala desa, kepala dusun,
warga Dusun Bakung dan Dusun Watangponre, teknisi ahli turbin beserta 6 stafnya yang
dibawa langsung dari Kabupaten Mamasa. Adapun warga desa Salebba juga mengirimkan
Sekitar 257 orang warga Dusun Bakung dan 172 orang warga Dusun Watangponre terlibat
dalam tahap awal pembangunan PLTA. Pembangunan PLTA di Dusun Bakung
memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan pelanggan. Dengan adanya
listrik, kegiatan sebelumnya dilakukan secara manual kini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan energi listrik. Hal ini berdampak pada peningkatan produktivitas dan
pendapatan warga khususnya untuk pembuat meubel, kios sembako, parutan kelapa listrik
dan pembuat es lilin. Pembangunan PLTA ternyata juga berpengaruh pada peningkatan
kuantitas dan kualitas infrastruktur. Sulitnya pengangkutan material PLTA telah memicu
semangat gotong-royong warga untuk memperbaiki prasarana jalan secara swadaya.

Diawasi Bersama

Pada tahap awal, masyarakat merasa hanya akan dijadikan sebagai objek. Namun,
seiring meningkatnya kebutuhan listrik, masyarakat mulai bersedia terlibat langsung
secara sukarela. Mulai pembangunan infrastruktur hingga menyumbang dana. Posisi LSM
sebagai lembaga netral menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa mereka tidak
hanya dijadikan sebagai objek. Selain itu, LP2M juga memfasilitasi terbangunnya
kelompok swadaya masyarakat sesuai kebutuhan warga.

Tantangan Masa Depan

Daya yang dihasilkan oleh PLTA Dusun Bakung hanya sebesar 20 KVA. Itu baru bisa
melayani 110 KK. Keterbatasan ini membuat 43 KK yang tersebar di Dusun Bakung dan
Dusun Watangponre belum terlayani listrik hingga saat ini. Untuk mengatasi keterbatasan
daya listrik dibutuhkan generator (dinamo) baru yang berkualitas dan memiliki KVA tinggi.
Selain itu juga dibutuhkan pemasangan panel agar arus listrik kuat dan merata dan
pemasangan penangkal petir agar terhindar dari serangan petir. Alternatif lain yang perlu
dipertimbangkan, membangun sebuah PLTA baru dengan KVA tinggi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan listrik seluruh warga desa dan empat desa tetangga. Di pihak lain,
peningkatan kualitas dan kuantitas jalan desa sera pembangunan jembatan di Sungai Bolli
sangat diperlukan agar kendaraan roda empat mudah beroperasi guna menekan tingginya
biaya transportasi material.

Anda mungkin juga menyukai