Bab Ii Inc
Bab Ii Inc
TINJAUAN TEORI
2) Data Obyektif
a Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
Penilaian pada glasgow coma scale:
a Compos mentis : sadar penuh
b Apatis : perhatian berkurang
c Somnolen : mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara.
d Spoor : dengan rangsangan kuat masih memberi respon gerakan.
e Soporo-comatus : hanya tinggal reflek corena (sentuhan ujung
kapas pada kornea akan menutup kornea mata).
f Coma : tidak memberi respon sama sekali.
(Potter 2007)
Tanda Tanda Vital
a Suhu
Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan
segera setelah melahirkan. Peningkatan suhu yang tidak lebih dari
0,5 10C dianggap normal, nilai tersebut mencerminkan
peningkatan metabolisme selama persalinan (Sulistyawati & Esti,
2010: 67)
b Tekanan Darah
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai
peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastol rata-rata 5-
10 mmHg. Pada waktu-waktu tertentu diantara kontraksi, tekanan
darah kembali ke tingkat sebelum persalinan (Sulistyawati & Esti,
2010: 67).
c Nadi
Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan (Sulistyawati & Esti, 2010: 67). Nadi diperiksa setiap
30 menit saat ibu berada pada kala I dan dicatat di lembar
partograf (Rohani dkk, 2011: 101).
d Pernapasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal
selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan
metabolisme. Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang
akurat mengenai frekuensi pernapasan, karena sangat dipengaruhi
oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik
pernafasan (Sulistyawati & Esti, 2010: 68).
b Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala dan leher
a edema kelopak mata/ wajah : adakah kemungkinan menderita
hipoalbuminemia, tanda preeclampsia berat.
b mata( warna sclera, konjungtiva) : adakah pucat atau cukup
merah sebagai gambaran tentang anemianya (Kadar Hb) secara
kasar.
c mulut (rahang pucat/ tidak, kebersihan, keadaan gigi(karies,
karang, tonsil) : bisa didapatkan adanya lidah kotor, gusi epulis
karena akibat mual muntah atau hipersalivasi.
d Leher : (bendungan vena jugularis) ada/ tidaknya kemungkinan
gangguan aliran darah akibat penyakit jantung atau aneurisma
vena. (Pembesaran kelenjar tiroid) sedikit membesar saat
hamil, sehingga perlu evaluasi tentang hipertiroid.
(Pembengkakan Limfe) ada/ tidaknya kemungkinan infeksi.
Payudara, bentuk, warna areola, kondisi putting, stimulasi
kolostrum. Rasionalnya, produksi hormon prolaktin membantu
memproduksi ASI. Jika ekskresi prolaktin dari hipofisis anterior
telah berlangsung makan akan terlihat dari pengeluaran kolostrum
saat distimulus. Pengaruh hormon estrogen dan progesterone,
bentuk payudara akan berubah dari segi ukuran, pigmentasi
(Manurung, 2011: 200).
Abdomen, meliputi adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea
nigra, strie gravidarum), Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan tangan
jika Usia kehamilan lebih dari 12 minggu, dan dengan pita ukuran
jika usia kehamilan lebih dari 22 minggu. Palpasi Abdomen untuk
mengetahui letak, presentasi, posisi (usia kehamilan lebih dari 28
minggu) penurunan kepala janin (usia kehamilan lebih dari 36
minggu),DJJ janin dengan fetoskop jika usia kehamilan lebih dari
18 minggu (Wafi Nur, dkk. 2009 : 136).
Pembesaran ke atas : Primigravida akibat otot dinding
abdomen masih tegang, Tingginya fundus uteri dapat
dipergunakan untuk mengukur: -umur kehamilan menurut
rumus Mc Donald hukum empat brathow-lomew, -berat janin
berdasarkan rumus Johnson.
Pigmentasi dinding abdomen : Linea alba karena pigmentasi,
Striae gravidarum livid saat hamil dan striae gravidarun alba
sebagai bekas kehamilan sebelumnya.
Bekas luka operasi : Bekas seksio/operasi lainnya yang dapat
menjadi lokus minoris resistensi
(Manuaba, 2007: 163)
Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
Payudara : colostrom keluar, tidak ada benjolan
Abdomen :
Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin dalam fundus
Leopold II : Menentukan batas samping rahim
kanan dan kiri dan Menentukan letak
punggung janin
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
apakah bagian tersebut sudah masuk
atau goyang
Leopold IV : Menentukan bagian terbawah janin
apa dan seberapa jauh masuk pintu
atas panggul
(Mochtar, 2005:51)
Perlimaan Penurunan
5/5 Seluruh bagian terbawah janin teraba di atas simfisis
4/5 1/5 bagian terbawah sudah masuk PAP
3/5 2/5 bagian terbawah sudah masuk rongga panggul
2/5 3/5 bagian terbawah sudah melewati bidang tengah
rongga panggul
1/5 4/5 bagian terbawah sudah masuk rongga panggul
0/5 Bagian terbawah janin seluruhnya masuk rongga
panggul
Intervensi :
1 Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R: Pengetahuan ibu bertambah dan ibu bisa kooperatif
2 Anjurkan ibu untuk makan dan minum di saat tidak ada kontraksi
R: Makan dan minum memenuhi kecukupan energi selam proses
persalinan. Dehidrasi dapat membuat ibu lelah dan
menurunkan kekuatan his.
3 Anjurkan dan bantu ibu BAK dan BAB bila menginginkan.
R :BAB dan BAK membantu memperlancar proses kemajuan
persalinan.
4 Ajarkan pada ibu teknik relaksasi dan distraksi.
R: Relaksasi mengurangi keregangan otot yang akan mengurangu
intensitas nyeri dan distraksi dapat mengalihkan perhatian ibu
dan nyeri yang dirasakan.
5 Berikan sentuhan /masase dengan menggosok-gosok punggung ibu
dan minta pendamping ibu untuk memperagakannya.
R: sentuhan/masase merupakan salah satu cara memblok impuls
nyeri dalam korteks serebri melalui respon kondisi dan
stimulasi cutan.
6 Observasi his, DJJ, nadi setiap 30 menit, dan TD, kandung kemih
kemajuan persalinan setiap 4 jam , dan cairan yang keluar
pervaginam lalu masukkan dalam partograf.
R:Tanda tanda vital merupakan parameter adanya kelainan.
7 Sarankan pada Ibu untuk miring kiri
R:Untuk mencegah terjadinya sindroma vena cava inferior.
8 Beri kesempatan pada ibu untuk memilih posisi senyaman
mungkin.
R : Posisi nyaman membantu ibu untuk lebih rileks mengahadapi
persalinannya.
9 Ajari Ibu cara meneran yang benar dengan mengangkat kepala,
tempelkan dagu ke dada, tekanan dirasakan di perut dan jalan
lahir.
R: Cara meneran yang benar dapat mempercepat proses
persalinan.
10 Motivasi ibu untuk meneran jika ada dorongan.
R: Meneran jika ada dorongan, membantu ibu untuk menghemat
tenaga.
11 Lakukan pendokumentasian pada lembar partograf.
R : sebagai alat ukur apabila terdapat komplikasi.
12 Siapkan Partus set.
R: Persiapan kala II bersih dan aman
F Implementasi
Penatalaksanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan
yang dirumuskan.
G Evaluasi
Proses menilai suatu kegiatan asuhan sejak pengkajian, penentuan
diagnosa dan masalah, intervensi serta penatalakasanaan. Untuk
keberlangsungan dalam memeberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil, dilanjutkan sampai dengan bersalin nifas, bayi baru lahir maka
perlu diikuti cengan membuat dokumentasi SOAP
Catatan Perkembangan
- Kala II
1 Data Subjektif
a Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada anus dan
atau vagina.
(Sondakh, 2013:133)
2 Data Objektif
a Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh yang
menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien
menghadapi kala II persalinan
b Vulva dan anus membuka, perineum meninjol
c Hasil pemantauan kontraksi
1 Durasi lebih dari 40 detik
2 Frekuensi lebih dari 4-5 kali dalam 10 menit
3 Intensitas kuat
d Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap.
(Sondakh, 2013:133)
3 Analisa
G..PAb.. janin T/H/I dengan kala II presentasi kepala dengan
keadaan ibu dan janin baik.
4 Penatalaksanaan
a Mempersiapkan penolong persalinan
b Yang dilakukan untuk pencegahan infeksi adalah mencuci
tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan
perlindungan pribadi.
c Menyiapkan tempat persalinan, peralatan, dan bahan.
Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan
tersedia dan berfungsi dengan baik, termasuk perlengkapan
untuk menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka
episiotomi dan resusitasi bayi baru lahir. Semua
perlengkapan dan bahan-bahan dalam set tersebut harus
dalam keadaan DTT atau steril, pastikan bahwa oksitosin
satu ampul sudah disediakan dan dimasukkan ke dalam spuit
steril.
d Menyiapkan tempat untuk kelahiran bayi. Pastikan bahwa
ruangan bersih, hangat ( minimal 25oC), pencahayaan cukup,
dan bebas dari tiupan angin (matikan kipas angin atau
pendingin).
e Mempersiapkan ibu dan keluarga. Anjurkan ibu ikut terlibat
dalam asuhan diantaranya membantu ibu untuk berganti
posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan
dan minuman, teman bicara dan memberikan dukungan dan
semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
f Membersihkan perineum ibu.
g Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih.
Anjurkan ibu untuk dapat berkemih setiap 2 jam atau lebih
sering jika kandung kemh terasa penuh.
h Melakukan amniotomi.
i Melakukan pertolongan persalinan
Sesuai dengan kewewenangannya bidan melakukan
pertolongan persalinan normal sesuai dengan APN :
1 Pada saat ada HIS bombing ibu untuk meneran.
2 Saat kepala divulva dengan diameter 5-6 cm, pasang
handuk bersih di perut pasien untuk mengeringkan tubuh
bayi.
3 Buka partus set.
4 Mulai memakai sarung tangan pada kedua tangan.
5 Saat kepala turun, tangan kanan menahan perineum
dengan arah tahanan ke dalam dan kebawah, sedangkan
tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi
defleksi maksimal.
6 Setelah bari lahir bersihkan hidung dan mulut bayi
menggunakan kasa steril, lalu periksalah leher bayi
apakah ada lilitan tali pusat atau tidak.
7 Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis bayi untuk
melahirkan bahu dengan cara tarik kepala kearah
bawahuntuk melahirkan bahu depan dan tarik kepala kea
rah aras untuk melahirkan bahu belakang.
8 Pindahkan tangan dominan kebawah badan bayi untuk
menyangga kepala, leher, dan badan bayi sedangkan
tangan yang lain berada pada perineum unutk menjepit
keduan kaki saat seluruh badan bayi telah lahir.
9 Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian letakkan
bayi diatas perut ibu dengan kepala bayi lebih rendah,
lalu keringkan badan bayi. Biarkan bayi kontak kulit
dengan ibu, kemudian tutup badan bayi menggunakan
handuk. Minta pasien untuk memeluk bayinya, dan
libatkan suami dalam proses IMD
Kala III
1 Data subjektif
Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas.
(Sulistyawati dan Esty,2010:237)
2 Data objektif
a Bayi lahir spontan pervaginam pada
tanggal.jam.jenis kelamin.normal/ada kelainan,
menangis spontan kuat, warna kulit kemerahan
b Plasenta belum lahir
c Tidak teraba janin kedua
d Teraba kontraksi uterus
(Sulistyawati dan Esty,2010:237)
3 Analisa
PAb dengan kala III keadaan ibu dan bayi baik.
4 Penatalaksanaan
a Mengiformasikan pada ibu bahwa ibu sudah memasuki
persalinan kala III.
b Melakukan manajemen aktif kala III yaitu : Tidak ada
janin kedua lakukan manajemen aktif kala III yaitu jepit
dan gunting tali pusat sedini mungkin, menyuntikan
oksitosin 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali
pusat terkendali, melahirkan plasenta. Apabila setelah
15 menit tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
maka disuntikkan oksitosin kedua 10 IU secara IM
dan melakukan peregangan tali pusat terkendali.
c Melakukan massase uterus setelah plasenta lahir selama
15 kali untuk mencegah perdarahan, dan ajarkan ibu
untuk melakukan massase sebanyak 15 kali atau selama
15 detik
Kala IV
1 Data suubjektif
a Pasien mengatakan perutnya mulas
b Pasien mengatakan merasa lelah tapi bahagia