Anda di halaman 1dari 196

POLISAKARIDA

Kelompok 3 :
Ananda Tri Adhityaxena 1506675850
Mustika Sari 1506675882
Nur Widdya Damayanti 1506675863
Putri Ratna Sari 1506675831
Reysa Anggraini Vestiana Putri 1506675806
Struktur Karbohidrat
Klasifikasi
Karbohidrat

Struktur Sifat Fisika


Tata Nama
Karbohidrat dan Kimia

Polisakarida
PENGERTIAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam.

Karbohidarat berasal dari kata hidrat karbon yang berarti


senyawa antara karbon dan air sehingga dehidrasi sukrosa (C12
H22 O11) oleh asam sulfat menghasilkan karbon.

Sebagian besar karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O, misalnya


glukosa (C6H12O6). Senyawa ini diduga hidrat dari karbon yang artinya
senyawa antara karbon dan air sehingga disebut karbohidrat.

Berdasarkan hidrolisisnya, karbohidrat digolongkan menjadi


monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
SIFAT KARBOHIDRAT

Sifat Fisika
Sifat Kimia
SIFAT FISIKA
Berupa serbuk putih
Sukar larut dalam pelarut non-polar
Mudah larut dalam air (kecuali polisakarida)
Kebanyakan jenis monosakarida memiliki rasa manis (Fruktosa
adalah yang termanis; 73% lebih manis daripada sukrosa)
Karbohidrat berbentuk padat pada suhu ruangan
Monosakarida extremely soluble dalam air
Contohnya : Glukosa dapat larut hanya dalam beberapa
menit untuk diubah menjadi sirup
(1 gr/ 1 mL H2O)
SIFAT KIMIA

Sifat Mereduksi

Pembentukan Furfural

Pembentukan Osazone

Pembentukan Ester

Isomerisasi

Pembentukan Glikosida
SIFAT MEREDUKSI
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa
Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif
Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida
atau keton bebas dalam molekul karbohidrat
PEMBENTUKAN FULFURAL
Merupakan reaksi dehidrasi
atau pelepasan molekul air
Reaksi ini terjadi apabila
monosakarida dipanaskan
dengan asam kuat yang
pekat
Monosakarida akan
menghasilkan fulfural atau
derivatnya
PEMBENTUKAN OSAZONE
Semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida
atau keton bebas akan
membentuk osazon bila
dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih
Osazon yang terbentuk
mempunyai bentuk kristal dan
titik lebur yang khas bagi
masing-masing karbohidrat
PEMBENTUKAN ESTER
Gugus hidroksil akan
membentuk ester apabila
direaksikan dengan asam
Monosakarida mempunyai
beberapa gugus OH dan
dengan asam fosfat dapat
menghendakinya
menghasilkan ester asam
fosfat
ISOMERISASI
Hal ini terjadi ketika monosakarida dilarutkan dalam basa
encer
Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah menjadi
fruktosa dan manosa. Ketiga monosakarida ini ada dalam
keseimbangan
Demikian pula apabila yang dilarutkan itu fruktosa atau
manosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida akan
tercapai juga
Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin Van
Eckenstein
TATA NAMA KARBOHIDRAT

Struktur
Haworth
KARBON KIRAL
KARBON KIRAL
2^n RULE
Ketika ada molekul yang
memiliki lebih dari satu
karbon kiral, setiap
karbon memiliki
kemungkinan
penyusunan ketika ada
n kiral karbon maka
ada 2^n kemungkinan
stereoisomer
FISCHER PROJECTION
Merupakan cara yang
tepat untuk
merepresntasikan
mirror images dalam
dua dimensi
D berarti Dekstro dan L
berarti Levo
FISCHER PROJECTION
FISCHER PROJECTION
FISCHER PROJECTION
RUMUS CINCIN HAWORTH
Rumus ini digunakan untuk
memperlihatkan bentuk cincin
monosakarida
Penulisan konfigurasi cincin
melibatkan hemiasetal antara
karbon 1 dan 5
atom H dan hidroksil (OH) di atas
atau di bawah bidang cincin yang
letaknya tegak lurus pada
permukaan kertas. Ikatan-ikatan
digambarkan, tebal terletak di
depan, sedang yang tipis di
bagian belakang
CONFORMATIONAL FORMULA
Kebanyakan gula berada pada konformasi kursi
Alfa berarti gugus OH pada C1 berada di bawah
Beta berarti gugus OH di C1 berada di atas bidang
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Monosakarida Aldosa
Disakarida Ketosa
Polisakarida Alditol
Aldonat
Asam Uronat

Berdasarkan Berdasarkan
Jumlah Monomer Gugus Fungsi

Polisakarida;
Polisakarida;
Berdasarkan Jenis
Berdasarkan
Monosakarida
Fungsinya
Penyusunnya
Homopolisakarida Sebagai Nutrisi
Geteropolisakarida Sebagai Struktural
Fungsi Spesifik
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT

Monosakarida

Berdasarkan
Disakarida Jumlah Polisakarida

Monomer

Oligosakarida
BERDASARKAN JUMLAH MONOMER
MONOSAKARIDA
Mengandung single polihidroxy aldehyde or ketone unit
Merupakan unit dasar penyusun karbohidrat paling
sederhana yang sudah tidak dapat dihidrolisis
Glukosa, fruktosa dan galaktosa mengandung jenis dan
jumlah atom yang sama, yaitu 6 C, 12 H dan 6 O. perbedaan
terletak pada penyusunan atom-atom H dan O sekitar atom
C. Perbedaan ini terletak pada cara penyusunan atom-atom
ini menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan
MONOSAKARIDA

Tingkat
Nama Gula
Kemanisan
Laktosa 16
Maltosa 33
Glukosa 74
Sukrosa 100
Gula inversi 130
Fruktosa 173
MONOSAKARIDA PENTING
MONOSAKARIDA PENTING
DISAKARIDA
Dua monomer monosakarida berikatan melalui ikatan
glikosida akan membentuk disakarida
Disakarida dapat dihidrolisis menjadi monosakarida dengan
pemanasan oleh asam encer atau mereaksikannya dengan
enzim
Disakarida yang mengandung gugus hemisetal merupakan
gula pereduksi
DISAKARIDA
IKATAN GLIKOSIDA DUA MONOSAKARIDA GULA PEREDUKSI
DISAKARIDA PENTING
DISAKARIDA PENTING
OLIGOSAKARIDA
Terdiri dari 3 sampai 10 monomer monosakarida
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT

Aldosa

Asam
Uronat Berdasarkan Ketosa
Gugus
Fungsi

Aldonat Alditol
Aldosa dan Ketosa
Aldosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus aldehida.
Contoh: glukosa adalah suatu aldosa
Ketosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton.
Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa
Alditol
Gugus karbonil dari monosakarida dapat direduksi menjadi
alkohol oleh beberapa pereaksi menghasilkan alditol
Aldonat
Produk oksidasi dari gugus aldehida suatu aldosa adalah
suatu asam polihidroksi karboksilat, yang disebut asam
aldonat (aldonic acid). Meskipun reagensia Tollens dapat
mengakibatkan perubahan ini, suatu reagensia yang lebih
mudah dan murah untuk reaksi sintetik ialah larutan brom
yang dibuffer (disangga)
Asam Uronat
Meskipun tidak mudah dilakukan dilaboratorium, dalam
sistem biologis gugus CH2OH ujung dapat dioksidasi dengan
enzime tanpa teroksidasinya gugus aldehida. Produknya
disebut asam uronat (uronic acid)
Klasifikasi

Polisakarida

Sifat
Tata
Fisika-
Nama
Kimia
KLASIFIKASI POLISAKARIDA

Polisakarida Berdasarkan
Spesifik Fungsinya

Polisakarida Polisakarida
Nutrien Struktural
Polisakarida Nutrien
Polisakarida yang berfungsi sebagai materi cadangan yang
ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi
permintaan gula bagi sel
Pati : terdapat pada padi dan kentang
Glikogen : Karbohidrat yang siap dipakai pada tubuh hewan
dan manusia
Dekstran : Produk antara pada perencanaan pati yang
dibentuk melalui hidrolisis parsial pati
POLISAKARIDA NUTRIEN

Pati Dekstran

Glikogen
POLISAKARIDA STRUKTURAL
Merupapakan polisakarida yang berperan sebagai
pembangun dan penyusun komponen organel sel serta
sebagai pendukung intrasel
Selulosa : penyusun dinding sel tumbuhan
Kitin : komponen struktur dari kerangka luar serangga

Selulosa Kitin
POLISAKARIDA SPESIFIK
Merupakan suatu karbohidrat yang memiliki fungsi spesifik
di dalam tubuh
Heparin : polisakarida yang mencegah koagulasi darah
KLASIFIKASI POLISAKARIDA

Berdasarkan
Jenis
Homopolisakarida Monosakarida
Penyusunnya

Heteropolisakarida
Homopolisakarida

Glikogen Lignin

Selulosa Kitin

Polisakarida
yang tersusun
Pati atas satu jenis Pektin
monosakarida
PATI
Simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan
merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di
seluruh dunia
Terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian
Pati terbagi menjadi dua yaitu Amilosa dan Amilopektin
Amilosa : polimer glukosa rantai panjang yang tidak
bercabang
Amilopektin : polimer glukosa dengan susunan yang
bercabang-cabang
PATI

Amilosa dan Amilopektin


SELULOSA
Polimer tak bercabang yang dihubungkan melalui 1,4 beta
glikosida 300-15000 unit D-glikosida
Manusia tidak dapat mencerna selulosa disebabkan karena
adanya perbedaan stereokimia ikatan glikosida pada atom
C-1 setiap unit glukosa
Jenis-jenis selulosa yaitu Seluloid, Nitroselulosa dan
berdasarkan derajat polimerisasi (alpha, gamma dan beta)
SELULOSA
Nitroselulosa : senyawa yang dibentuk oleh selulosa dan
pencampuran asam kuat melalui reaksi nitrasi
Digunakan sebagai propelan atau bahan peledak tingkat
rendah, atau disebut guncotton
Terdapat pada banyak dinding sel tanaman hijau
SELULOSA
Seluloid : merupakan plastik hasil pencampuran selulosa dan
kapur barus
Alpha : selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan
NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan derajat polimerisasi
600 1500
Digunakan sebagai penentu tingkat kemurnian selulosa
Selulosa > 92% digunakan untuk pembuatan propelan
Kualitas dibawahnya untuk bahan baku kertas atau kain
Semakin tinggi kadar alfa, semakin baik mutunya (Nuringtyas,
2010)
SELULOSA
Beta : selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH
17,5% atau basa kuat dengan derajat polimerisasi 15 - 90,
dapat mengendap bila dinetralkan
Gamma : sama dengan selulosa , tetapi derajat
polimerisasinya kurang dari 15

Selulosa Selulosa
HEMISELULOSA

Merujuk pada polisakarida yang mengisi ruang antara


serat-serat selulosa dalam dinding sel tumbuhan
Secara biokimiawi, hemiselulosa adalah semua polisakarida
yang dapat diekstraksi dalah larutan basa (alkalis)
Monomer penyusun hemiselulosa biasanya adalah rantai D-
glukosa, ditambah dengan berbagai bentuk monosakarida
yang terikat pada rantai, baik sebagai cabang atau mata
rantai, seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-fukosa, dan
pentosa-pentosa seperti D-xilosa dan L-arabinosa.
GLIKOGEN
Polisakarida yang terbentuk dari kelebihan glukosa dalam
tubuh
Konversi glukosa menjadi glikogend dikendalikan oleh
hormone insulin dari pankreas

Gllikogen
LIGNIN
Merupakan polimer yang mengandung protein sulit dicerna
Tahan terhadap degradasi kimia dari enzimatik
Lignin bukan karbohidrat tetapi sangat berhubungan erat
dengan senyawa-senyawa karbohidrat
Kulit kayu, biji, bagian serabut kasar, batang dan daun
mengandung lignin yang berupa substansi kompleks
Kadar lignin akan bertambah dengan bertambahnya umur
tanaman
KITIN
Karbohidrat penyusun eksoskeletonartropoda (serangga,
laba-laba, krustase) dan ditemukan pada sel cendawan yang
menyerupai kulit yang akan mengeras apabila dilapisi
dengan kalsium karbonat
Terdiri atas monomer glukosa dengan cabang mengandung
nitrogen
Digunakan pula untuk membuat benang operasi yang kuat
dan fleksibel
Turunan dari kitin adalah kitosan
KITOSAN
Penghilangan gugus asetil dari
kitin akan menghasilkan kitosan
Reaksi tersebut umumnya
menggunakan larutan basa kuat
Tingkat diasetalisasi dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi
basa, suhu, waktu reaksi,
ukuran partikel dan kerapatan

Kitin dan Kitosan


PEKTIN
Segolongan plimer
heterosakarida yang diperoleh
dari dinding sel tumbuhan darat
Banyak dimanfaatkan pada
industry pangan sebagai bahan
perekat dan stabilizer
Pada tumbuhan, pectin
merupakan lapisan penyusun
awal dinding sel tumbuhan
PEKTIN
Protopektin : senyawa pectin yang tidak larut dalam air,
dapat dihidrolisis menjadi pectin dan sam petinat
Asam Pektat : senyawa pectin yang tidak mengandung
gugus metilester dan terdapat pada buah yang terlalu
matang serta sayuran busuk
TATANAMA POLISAKARIDA
Polisakarida dengan satuan monosakaridanya gula pentosa
disebut pentosan
Polisakarida dengan satuan monosakaridanya gula heksosa
disebut heksosan
Monosakarida memiliki nama trivial dengan in pada
akhirannya contohnya kitin, dekstrin dan pektin
SIFAT POLISAKARIDA

Sifat Fisika
Sifat Kimia
SIFAT FISIKA
Derajat polimerisisasi polisakarida dinyatakan dalam DP
(Degree of Polymerization)
Contoh : DP Selulosa sebesar 7000 15000
Polisakarida dapat disebut sebagai glikan
Homoglikan (selulosa, pati, amilopektin) dan heteroglikan
(algin, guar gum)
SIFAT KIMIA
Selulosa merupakan
polimer rantai lurus dari
1,4--D-glukosa
Hidrolisis selulosa dalam
HCl 4% dalam air
menghasilkan D-glukosa

SELULOSA
SIFAT KIMIA
Jika dilarutkan dengan air
panas, pati dapat berpisah
menjadi amilosa dan
amilopektin
Hidrolisis lengkap pati akan
menghasilkan D-glukosa
Hidrolisis dengan enzim
akan menghasilkan dekstrin
dan maltosa
Pati
REFERENSI
Anonymous. Biokimia Kuliah 1 : Karbohidrat
Anonymous. Kuliah Kimia Makanan Bab Karbohidrat.
Boyer, R. 1999. Concept in Biochemistry. Brooks Cole Publishing
Company.
Horton, H.R., Moran L.A., Rawn J.D. and Scrimgeor, KG. 1996. Principle
of Biochemistry. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc.
Lehninger, A.L., Nelson, D.L., Cox, M.M. 1993. Principle of Biochemistry.
Second Edition. Worth Publisher.
Luthfan, M. 2014. Karbohidrat. Divisi KWU Himalogista
Nelson, D.L. and Cox, M.M. 2000. Lehninger: Principles of Biochemistry.
Third Edition. Worth Publisher.
FUNGSI POLISAKARIDA
FUNGSI POLISAKARIDA
Polisakarida ditinjau berdasarkan
fungsinya:

Penyimpanan

Struktural
FUNGSI PENYIMPANAN

PATI DEKSTRAN

GLIKOGEN
PATI
Memiliki struktur sebagai berikut

Sifatnya yang tidak larut dalam air membuat pati bisa


digunakan sebagai bentuk simpanan karbohidrat pada
tanaman.
Jenis Pati
Molekul pati mengandung dua jenis glukosa yaitu amilosa dan amilopektin.

Amilosa adalah polimer rantai lurus dengan rata-rata sekitar 200 unit per
molekul glukosa.
Amilopektin memiliki 1000 molekul glukosa yang tersusun menjadi rantai yang
bercabang, dengan cabang yang terbuat sekitar 24 sampai dengan 30.
Contd
Amilosa
20% bagian pati
Beras tersusun atas 50-300 unit glukosa melalui ikatan
1,4 yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Tidak bercabang dan larut dalam air
Contd
Amilopektin
80% bagian pati
Tersusun atas 300-5000 unit glukosa melalui ikatan glikosidik
dan 1,6
Setiap 25-50 unit glukosa dihubungkan dengan ikatan 1,4
Rantai-rantai berikatan -1,4 tersebut dihubung silangkan
melalui ikatan 1,6 sehingga menghasilkan struktur bercabang
dengan Mr yang tinggi.
Hidrolisis Pati
Menggunakan amylase (endoglikosidase)
Hidrolisis parsial menghasilkan maltose
Hidrolisis sempurna menghasilkan glukosa
GLIKOGEN

Merupakan karbohidrat yang


terdapat di hewan atau
makhluk vertebrata

Tersimpan di bagian hati dan


otot. Glikogen ditemukan
dalam bentuk butiran dalam
sitosol/sitoplasma di banyak
jenis sel.
Struktur Glikogen

Glikogen memiliki struktur yang mirip


dengan amilopektin tetapi lebih
bercabang dan rapi dari pada pati.
Glikogen merupakan polimer dari
1 4 ikatan glikosidik dengan
1 6 cabang yang terhubung.
Glikogen membentuk energy cadangan
yang dapat dengan cepat dimobilisasi
untuk memenuhi kebutuhan glukosa
mendadak.
Glikogen lebih cepat tersedia sebagai
cadangan energy daripada trigliserida.
Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen


menjadi glukosa yang terjadi terutama di hati dan otot.
Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah
rendah dan ketika sedang berolahraga.
Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan
glukagon, berkebalikan dengan insulin yang akan
mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis.
Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu
glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
TAHAPAN GLIKOGENESIS

Dalam glikogenolisis, glikogen yang


tersimpan dalam hati dan otot, pertama
dikonversi oleh enzim glikogen fosforilase
menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian
menjadi glukosa-6-fosfat. Molekul glukosa
individu dihidrolisa dari rantai, diikuti
dengan penambahan gugus fosfat pada C-1.
Pada langkah selanjutnya fosfat tersebut
akan dipindahkan ke posisi C-6 untuk
membentuk glukosa 6-fosfat. Glukosa-6-
fosfat diubah menjadi glukosa untuk
distribusi di berbagai darah ke sel-sel
seperti sel-sel otak.
DEKSTRAN
Polisakarida yang terdapat dalam bakteri dan khamir yang
terdiri atas poli-D-glukosa rantai 1 6 yang memiliki
cabang 1-3 dan beberapa memiliki cabang 1-2 dan 1-4.
Contd
Dekstran dapat dihasilkan oleh bakteri jika ditumbuhkan
pada sukrosa, dekstran dihasilkan oleh Leuconostoc
mesenteroides dan L. Dextranicum. Dekstran memiliki sifat
larut dalam air, namun tidak larut dalam ethanol.
FUNGSI STRUKTURAL

SELULOSA KITIN

PEKTIN
SELULOSA
Polisakarida struktural ini adalah senyawa molekul organik yang paling
umum ditemukan di Bumi, karena membentuk dinding sel di sebagian
besar tanaman, memberi mereka struktur dan bentuk.
Molekul-molekul organik dapat paling sering ditemukan pada kapas, kayu,
dan kertas.
Contd
Pada manusia dan hewan, selulosa tidak bisa dicerna.
Pada manusia selulosa tidak dapat dihidrolisis dengan
enzim digesti karena tidak ada enzim yang memecah ikatan
beta-glikosida
Bila dimakan bersama makanan lain menyebabkan feses
membesar dan mencegah konstipasi
Struktur Selulosa
Merupakan polimer tak bercabang dari glukosa yang bergabung
lewat ikatan 1,4 beta glikosidik yang berbeda dengan memiliki
ikatan hidrogen lebih antara setiap unit glukosa.
Hal ini membuat ikatan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
glikogen atau pati, hal ini menjelaskan mengapa kayu merupakan
bahan yang kuat.
PEKTIN
Ditemukan dalam barang-barang seperti gandum, kacang tanah,
kacang-kacangan, apel, dll, dan di bagian non-kayu dari semua
tanaman.
Pektin membentuk seperti gel, sumber serat larut, dan
membantu meningkatkan durasi berapa lama setiap makanan
tetap di perut, membantu seseorang untuk merasa kenyang
untuk jangka waktu yang lama.
Molekul-molekul ini juga digunakan untuk mensintesis gliserol,
asam lemak, dan asam amino. Hal ini digunakan dalam industri
pengolahan makanan sebagai agen pembentuk gel, agen
penebalan, dan sebagai stabilisator.
Struktur Pektin
KITIN
Kitin adalah polisakarida structural untuk menyusun
eksoskeleton dari artropoda.
Kitin tergolong dalam homopolisakarida linear yang tersusun
atas residu N-asetilglukosamin pada rantai beta dan memiliki
monomer dalam bentuk glukosa dengan cabang yang
mengandung nitrogen.
Fungsi Polisakarida secara Umum
Sebagai antikoagulan (Heparin)
Sebagai bahan bakar (selulosa)
Sebagai benang operasi yang kuat (kitin)
Melancarkan sistem pencernaan
(selulosa)
BIOSINTESIS KARBOHIDRAT
Fotosintesis Sintesis Pati

Sintesis Karbohidrat Sintesis Dinding Sel


Sintesis Sukrosa
Terintegrasi Polisakarida
FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat atau zat gula (organik)


dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari (anorganik).
Fotosintesis
Tanaman Hijau
Reaksi
Siklus Calvin
Terang

Foto
sintesis
Reaksi Terang
Cahaya matahari akan ditangkap oleh klorofil dalam fotosistem II sehingga e yang
terdapat pada fotosistem II naik ke tingkat energi yang lebih tinggi dan ditangkap

1
oleh akseptor primer

Elektron yang telah naik menyebabkan pusat fotosistem II kekurangan e. Untuk


mengisi kekososngan tersebut, suatu enzim akan memcah H20 menjadi 2 molekul

2
H+ dan O- dan mendonorkan e-nya. Dua molekul o- bersatu membentuk O2

Elektron dari fotosistem II yang naik akan dialirkan menuju sederetan protein.
Ketika ditangkap oleh protein, e tersebut akan melepaskan sebagian energinya

3
sehingga dapat digunakan untuk membentuk ATP.
Reaksi Terang
Disamping itu, elektron pada fotosistem I juga telah tereksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi karena menangkap energi
cahaya matahari. Elektron dari fotosistem II akan turun dari
kompleks protein dan mengisi kekosongan yang terjadi di
4 fotosistem I

Sedangkan elektron dari fotosistem I yang naik akan ditangkap


oleh akseptor primer kemudian dibawa menuju Fd (ferredoksin),
yang menjadi perantara sebelum elektron tersebut menuju
enzim NADP+ reduktase yang digunakan untuk pembentukan
5 NADPH.
Hasil dari reaksi terang
berupa NADPH dan ATP
kemudian digunakan
pada reaksi gelap
(Siklus Calvin)
Siklus Calvin
3 Fase Siklus Calvin

Fiksasi Reduksi Regenerasi


Tahap reaksi gelap: Fiksasi

Ribulosa 1,5 bifosfat (RuBP)


mengikat CO2 membentuk 3
fosfogliserat, dengan katalis
enzim RuBP karboksilase

Tumbuhan yang dapat


memfiksasi CO2 ini disebut
tumbuhan C3 seperti padi,
gandum, dan kedelai
Tahap Reaksi Gelap: Reduksi

NADPH mereduksi 3 fosfogliserat menjadi


3-fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan
ATP.

Untuk membuat 1 molekul G3P, siklus


tersebut memerlukan atom karbon dari
tiga molekul CO2.

Pelepasan satu molekul G3P pada siklus


merupakan hasil bersih fotosintesis.
Tahap Reaksi Gelap (3): Regenerasi
Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP)
digunakan untuk mengikat CO2
Pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) dan pecah
menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP membentuk asam
fosfogliseraldehid dan NADPH2
Siklus reaksinya berjalan 3 kali, dan kembali regenerasi lagi.
Jadi untuk membentuk 1 molekul glukosa maka dibutuhkan sebanyak 6 kali
siklus (siklus Calvin) dengan menangkap sebanyak 6 molekul 6CO2,
reaksinya sebagai berikut:

6CO2 + 6H2O > C6H12O6 + 6O2


Untuk membentuk 1 molekul glukosa, dibutuhkan 6 kali siklus calvin dengan menangkap
sebanyak 6 molekul CO2
SINTESIS PATI DAN SUKROSA
Selama fotosintesis aktif dalam cahaya terang, daun tanaman
menghasilkan lebih banyak karbohidrat (sebagai fosfat triose) daripada
kebutuhan untuk menghasilkan energi atau sintesisprekursor.
Selisih tersebut adalah dikonversi menjadi sukrosa dan diangkut bagian
lain tanaman.
Di pabrik, pati adalah bentuk penyimpanan utama, tetapi dalam beberapa
tanaman, seperti gula dan tebu, sukrosa adalah bentuk penyimpanan
utama.
Sintesis sukrosa dan pati terjadi dikompartemen selular yang berbeda,
dan proses ini dikoordinasikan bergantung pada lajufotosintesis.
Sintesis Pati

Sintesis pati dibentuk di kloroplas dan terbentuk ketika


fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi
dan translokasi

Pati terdiri dari campuran polymeric karbohidrat yaitu


amylose dan amylopectin

Dibentuk di kloroplas dan disimpan sebagai amiloplas


Tahapan Sintesis
Glukosa 6 fosfat dari hasil fotosintesis diproses
lebih lanjut menjadi glukosa 1 fosfat
1
Dengan bantuan ATP glukosa 1 fosfat diubah
menjadi ADP glucose dan pyrophosphate
2
ADP glucose disintesis sehingga menjadi alfa
amylose dan ADP
3
Tahapan Sintesis

Alfa amylose mengalami branching


dande branching menjadi amylopectin
4
Amylopectin + alpha amylose menghasilkan starch
(pati)
5
S S
I U
N K
T
R
E
O
S
I S

S A
Sintesis Sukrosa

Sukrosa disintesis di sitosol, dimulai


1 dengan dihidroksiaseton fosfat dan
gliseraldehida-3-fosfat yang diekspor
dari kloroplas

Setelah terkondensasi menjadi fruktosa-1,6


2 bifosfat (oleh aldolase), kemudian dihidrolisis
oleh fruktosa 1,6-bisphosphatase
menghasilkan fruktosa-6 fosfat
Sintesis Sukrosa

(1) Sukrosa-6-fosfat sintase mengkatalisis reaksi


3 fruktosa-6-fosfat dengan UDP glucose untuk
membentuk sukrosa-6-fosfat

(2) sukrosa-6-fosfat fostase menghilangkan gugus

4 fosfat, membuat sukrosa untuk diekspor dari sel ke


jaringan lain pada tanaman. Sintesis sukrosa diatur
dan dikoordinasikan dengan sintesis pati
Sintesis Karbohidrat
Terintegrasi
Glioksisom

Mitokondria

Sitosol
1. Asam lemak pada lipid dikonversi menjadi Acetyl-
GLIOKSISOM CoA melalui reaksi -oksidasi oleh enzim spesifik
yang terdapat dalam glioksisom
2. Asetil-CoA diubah menjadi Sitrat (turunan asam
sitrat) menjadi isositrat
3. Dari isositrat menghasilkan Succinat
4. Suksinat akan berpindah dari glioksisom menuju
mitokondria
5. Terbentuk Glioksilat setelah terjadi pemisahan
antara Suksinat dan Isositrat
6. Glioksilat kemudian akan diproses kembali
menjadi oksaloasetat untuk membentuk Sitrat
dengan bahan Asetil-CoA
MITOKONDRIA
1. Suksinat yang masuk pada mitokondria akan
membentuk Fumarat dengan bantuan Suksinal-
CoA
2. Fumarat diubah menjadi Malat dan selanjutnya
menjadi Oksaloasetat
3. Pengubahan ini terjadi dibantu oleh enzim asam
asetat
4. Oksaloasetat kemudian berpindah dari
Mitokondria menuju sitosol
5. Sebagian Oksaloasetat dikonversi kembali dalam
mitokondria untuk membentuk Suksinil CoA
SITOSOL

1. Oksaloasetat yang masuk dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dan


menghasilkan CO2
2. Fosfoenolpiruvat masuk dalam proses glukonegenesis untuk
membentuk Fruktosa-6 Fosfat dan Glukosa-6 fosfat yang menjadi
bahan pembentukan Sukrosa
SINTESIS DINDING SEL POLISAKARIDA
Selulosa
(Tumbuhan) Peptidoglikan
(Bakteri)
Sintesis Selulosa
SINTESIS SELULOSA
Analisis Karbohidrat
Deteksi/Analisis Karbohidrat

Uji Uji
Kualitatif Kuantitatif
Analisis Karbohidrat Kualitatif

Molisch Benedict Fehling

Seliwanoff Barfoed Iodine

Moore Tollens Osazon


Uji Molisch
o Pada uji molisch jenis karbohidrat yang dapat diuji adalah
semua jenis karbohidrat.
o Prinsip uji ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa
hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa
menghasilkan senyawa fulfural. Uji bersifat positif jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan -naftol dalam
pereaksi molish (-naftol yang terlarut dalam etanol 95%).
Reaksi yang terjadi pada uji molisch
Reaksi Uji Molisch

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff digunakan untuk membedakan antara aldose
(glukosa) dan ketosa (fruktosa)
Prinsip uji ini adalah Regen uji mendehidrasi ketohexosa
untuk membentuk 5-hidroksimetilfurfural. 5-
hidroksimetilfurfural kemudian bereaksi dengan
resorcinol yang terdapat pada regen uji untuk
menghasilkan produk merah dalam dua menit. Aldohexosa
bereaksi untuk membentuk produk yang sama, tapi lebih
lambat.
Reaksi yang terjadi pada uji Seliwanoff
Reaksi Uji Seliwanoff

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Benedict
o Jenis karbohidrat yang dapat diuji menggunakan uji
benedict adalah Gula (karbohidrat) pereduksi semua
jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa, glukosa dan maltose
o Prinsip kerja uji ini adalah Gula yang mempunyai
gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu 2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang
mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Reaksi yang terjadi pada uji Benedict
Reaksi Uji Benedict

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Barfoed
Uji Barfoed dilakukan untuk membedakan antara
monosakarida pereduksi dan disaakarida pereduksi.
Prinsip uji ini adalah Monosakarida tereduksi
dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan untuk
membentuk asam karboksilat dan endapan tembaga
(1) oksida merah bata dalam tiga menit. Disakarida
tereduksi mengalami reaksi yang sama, tetapi dalam
laju yang lebih pelan.
Reaksi yang terjadi pada uji Barfoed
Reaksi Uji Barfoed

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Fehling
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya
gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam
pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B
(NaOH dan KNa tartarat).
Prinsip uji ini adalah Gula tereduksi dioksidasi oleh
ion tembaga dalam larutan untuk membentuk asam
karboksilat dan endapan tembaga (1) oksida
kemerahan.
Reaksi yang terjadi pada uji Fehling
Reaksi Uji Fehling

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Iodine
o Jenis karbohidrat yang dapat diuji dengan uji Iodine
adalah Polisakarida
o Prinsip uji ini adalah Polisakarida dengan penambahan
iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru , dekstrin menghasilkan
warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian
pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium
membentuk warna cokelat.
Reaksi yang terjadi pada uji Iodine
Reaksi Uji Iodine

Negatif Positif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Moore
Uji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
alkali.
Uji Moore menggunakan NaOH yang berfungsi
sebagai sumber ion OH- yang akan berikatan dengan
rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang
berwarna kekuningan.
Reaksi Uji Moore

Positif
Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Tollens
o Jenis karbohidrat yang dapat diuji dengan
menggunakan uji Tollens adalah Karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida
o Prinsip uji ini adalah Aldehid dioksidasi menjadi
anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagen Tollens
direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding
dalam tabung reaksi.
Reaksi yang terjadi pada uji Tollens
Reaksi Uji Tollens

Positif-Negatif

Sumber: www.harpercollege.edu
Uji Osazon

o Jenis karbohidrat yang dapat diuji dengan


menggunakan uji osazon adalah Karbohidrat yang
memiliki gugus aldehida atau keton
o Prinsip uji ini adalah Suatu aldosa atau ketosa
dengan fenil hidrazin akan membentuk Kristal
osazon. Kristal osazon yang terbentuk khas sesuai
dengan jenisnya.
Reaksi yang terjadi pada uji Osazon
Reaksi Uji Osazon

Hasil uji osazone di bawah mikroskop

Sumber: pharm-d-notes.blogspot.com
Analisis Karbohidrat Kuantitatif

Metode Metode Metode


Fisika Kimia Anthrone

Metode Metode
Metode Luff- Nelson-
Enzimatik Schoorl Somogy

Metode Metode
Kromatografi Immunoassay
Metode Fisika

Polarimetri

Densitas

Inframerah
Densitas
o Densitas merupakan masa dibagi dengan volumenya.
Densitas dari larutan aqueous meningkat seiring
dengan konsentrasi karbohidratnya meningkat.
o Sehingga konsentrasi karbohidrat dapat
ditentukan dengan mengukur densitasnya

Alat hydrometer
Sumber :
www.alat-alat.com
Polarimetri
o Polarimeter merupakan suatu alat yang mengukur sudut
bidang terpolarisasi cahaya berputar ketika melewati
larutan.
o Konsentrasi karbohidrat dalam sampel yang tidak diketahui
kemudian ditentukan dengan mengukur sudut rotasinya dan
membandingkannya dengan kurva kalibrasi.

Alat Polarimetri
Sumber : www.mueller-optronic.com
Inframerah
o Suatu material menyerap inframerah berdasarkan vibrasi
dan rotasi dari grup molekular. Karbohidrat memiliki grup
molekular yang menyerap radiasi inframerah pada panjang
gelombang di mana tidak satupun konstituen makanan lain
dapat diukur pada panjang gelombang ini

Prinsip Kerja Inframerah


Sumber : gusnil45mind.wordpress.com
Metode Kimia
o Metode Eynon-Lane merupakan salah satu contoh dari
metode titrasi dalam menentukan kadar gula tereduksi
dalam sebuah sampel. Larutan karbohidrat ditambahkan ke
dalam labu yang mengandung tembaga sulfat dan indikator
metilena biru.
o Gula tereduksi bereaksi dengan tembaga sulfat. Ketika
semua tembaga sulfat telah habis bereaksi, penambahan
selanjutnya menyebabkan indikator berubah warna dari
biru menjadi putih. Jumlah larutan gula yang dibutuhkan
untuk mencapai titik akhir dicatat.
o Metode ini menggunakan kurva kalibrasi.
Metode Eynon-Lane

Sumber: sites.jmu.edu
Metode Nelson-Somogy
o Jenis karbohidrat yang dapat diuji pada metode ini adalah
Gula pereduksi
o Prinsip Metode Nelson-Somogyi didasarkan pada reaksi
reduksi pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula pereduksi.
Gula pereduksi mereduksi pereaksi tembaga (II) basa
menjadi tembaga (I) oksida (Cu2O). Cu2O ini bersama
dengan arsenomolibdat membentuk senyawa komplek
berwarna. Intensitas warna menunjukkan banyaknya gula
pereduksi dengan pengujian menggunakan =520 nm.
Reaksi Metode Nelson-Somogy

Sumber: www.harpercollege.edu
Metode Anthrone
o Jenis karbohidrat yang dapat diuji dengan menggunakan
metode ini adalah Seluruh karbohirat
o Prinsip dasar dari metode anthrone adalah senyawa
anthrone akan bereaksi secara spesifik dengan
karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna
biru kehijauan yang khas. Senyawa anthrone (9,10-dihydro-
9- oxanthracene) merupakan hasil reduksi anthraquinone.
Reaksi yang terjadi pada metode Anthrone

Reaksi antara pereaksi anthrone dengan furfural dari karbohidrat


Sumber: thaimisc.pukpik.com
Perhitungan Metode Anthrone
Perhitungan metode ini adalah dengan menentukan konsentrasi gula
dalam bahan uji mengguanakan kurva standar (hubungan antara
konsentrasi gula standar dengan absorbans) dan memperhitunkan
pengenceran yang dilakukan.

% = 100%

Dimana:
G = konsentrasi gula dari kurva standar (gram)
FP = faktor pengenceran
W = berat bahan uji (gram)
Metode Enzimatik
o Penentuan karbohidrat tertentu yang ada dalam
suatu campuran berbagai macam karbohidrat
o Metode enzimatik cocok untuk digunakan dalam
menentukan kadar suatu gula secara individual,
disebabkan kerja enzim yang sangat spesifik
o Contoh enzim yang dapat digunakan adalah glukosa
oksidase dan heksokinase, dimana keduanya
digunakan untuk mengukur kadar glukosa.
Metode Kromatografi
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi
adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi
karbohidrat dalam suatu campuran.
Isolasi karbohidrat berdasarkan prinsip pemisahan
suatu campuran berdasarkan atas perbedaan
distribusi rationya pada fase tetap dengan fase
bergerak.
Metode Immunoassay
o Metode Immunoassay ini digunakan spesifik utk karbohidrat
dengan berat molekul yang rendah.
o Cara penggunaan metode ini adalah pertama-tama
Karbohidrat diasosiasikan dengan protein, dan kemudian
diinjeksikan ke tubuh hewan. Tubuh hewan akan membentuk
antibody bagi karbohidrat tersebut. Antibodi ini kemudian
dapat diekstrak dari tubuh hewan dan digunakan sebagai
bagian dari test kit untuk menentukan konsentrasi
karbohidrat tertentu dalam makanan.
o Kelebihan metode ini : sangat sensitif, spesifik, mudah
digunakan dan cepat.
Metode Luff-Schoorl
o Penentuannya dengan titrasi menggunakan Natrium tiosulfat. Selisih
titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kupro oksida yang
terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam
bahan atau larutan.
o Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini mula-mula
kupri oksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam
kalium iodida.
o Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kupri oksida.
Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Natrium
tiosulfat.
o Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator
amilum. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih berarti
titrasi sudah selesai. Agar perubahan warna biru menjadi putih dapat
tepat maka penambahan amilum diberikan pada saat titrasi hampir
selesai.
Refrensi
o Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga
o Fatchiyah, Arumingtyas, Laras Estri, Widyarti, Sri, dan Rahayu, Sri.
2011. Biologi Molekular: PrinsipDasar Analisis. Jakarta: Erlangga.
o Hui YH. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume
II. Canada (CA) : John Willey and Sons, Inc.
o Koehler, LH. 1952. Differentiation of carbohydrates by anthrone
reaction rate and color intensity. Analytical Chemistry 24: 1576-157
o Sudarmaji, B. dkk. 1982. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty : Yogyakarta
Aplikasi Polisakarida
Aplikasi Selulosa pada Pembuatan Kertas
Sifat penting selulosa untuk pembuatan kertas
Bentuk polimer tidak bercabang memungkinkan selulosa
salin menumpuk/terikat
Gugus aktif alkohol/dapat mengalami oksidasi
Derajat polimerisasi (serat menjadi panjang)

Semakin panjang serat, kertas semakin kuat dan tahan


terhadap degradasi
Proses Pembuatan Kertas

Pembuatan
Pulp

Proses
Pembuatan
Kertas
Pembuatan
Kertas
Pembuatan Pulp
Pembuatan Pulp
Pembuatan
Pulp

Proses
Mekanis

Proses
Kimia
Proses Mekanis
Tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digiling
dengan mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.
Beberapa jenis perangkat proses mekanis
Stone Ground Wood
Refiner Mechanical Pulp
Thermo Mechanical Pulp
Stone Ground Wood
Menggunakan batu gerinda untuk menguraikan bahan baku.
Kekuatan pulp yang dihasilkan rendah
Membutuhkan energi dan air cukup banyak
STONE GROUND WOOD
Refiner Mechanical Pulping
Menggunakan penggilingan cakram
Bahan baku utama serpih kayu/kayu jarum (chips)
Kualitas pulp yan dihasilkan lebih baik dibanding Stone
Ground Wood
Energi yang digunakan lebih rendah
Thermo Mechanical Pulping
Menggunakan penggilingan cakram sama seperti RMP
Dilakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melemahkan
ikatan lignin
Menghaislkan serat panjang yang lebih banyak sehingga
memiliki kekuatan pulp lebih besar
RMP dan TMP
Proses Kimia
Menggunakan bahan-bahan kimia untuk merusak dan
melarutkan zat pengikat serat yang terdiri dari ikatan lignin
Proses merusak dan melarutkan disebut proses pemasakan
Beberapa metode pada proses kimia :
Metode basa : proses sulfat dan proses soda
Metode asam : proses sulfit
PROSES SULFAT
Larutan pemasak yang digunakan Na2SO4 dan Na2s
NaOH dihasilkan dair hidrolisis Na2S
Na2 S + H2O NaOH + NaHS
NaHS berfungsi sebagai buffer untuk mengurangi efek
degradasi selulosa oleh NaOH
NaHS dapat bereaksi dengan lignin menghasilkan thio-lignin
yang mudah larut dalam alkalis ehingga proses pemasakan
berlangsung
lebih singkat pada temperatur 160-170 C

Serat yang dihasilkan sangat baik namun warna kusam


PROSES SODA
Menggunakan NaOH pada larutan pemasak sebanyak 18-
35% berat kering
Digunakan untuk bahan baku non kayu seperti jerami dan
jenis rumput-rumputan lain
Degradasi selulosa oleh larutan NaOH pekat terjadi pada
suhu >100C
Semakin tinggi temperatur pemasakan maka perbandingan
jumlah sleulosa yang hilang akan lebih banyak daripada
lignin yang hilang
Proses Sulfit
Larutan pemasak yang digunakan SO2 dan Ca(HCO3)2
Menghasilkan pulp ddengan derajat putih yang tinggi
Baik untuk pembuatan kertas tissue dan kertas-kertas
cetak bermutu
PROSES PEMBUATAN PULP KIMIA
KESELURUHAN
HASIL PULP
Pembuatan Kertas
FOURDRINIER MACHINE
HEADBOX
Membentuk lembaran kertas (formasi) di atas fourdrinier
table
FOURDRINIER TABLE
Membuang air yang berada dalam stock
(dewatering)
Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas
basah) dengan kadar padat 20%
PRESS SECTION
Membuang air dari web sehigga kadar padatnya mencapai
50%
Kertas masuk diantara 2 roll yang berputar
Roll bagian atas diberi tekanan sehingga air keluar dari web
DRYER SECTION
Mengeringkan web sampai kadar air mencapai
6%
CALENDERING
Menghaluskan permukaan kertas
POP REEL
Hasil yang sudah dikeringkan dan dihaluskan digulung di pop
reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper
roll)
Paper roll akan dipotong-potong sesuai ukuran
REFERENSI
Anonymous. 2016. Paper. [ONLINE] Available at
http://www.harpackindo.id/?cat=12. accessed 30 September 2016.

Chu, Danlei. 2011. Model Predictive Control and Optimization for


Papermaking Processes. [ONLINE] Available at
http://www.intechopen.com/books/authors/advanced-model-
predictive-control/model-predictive-control-and-optimization-for-
papermaking-processes. Accessed 7 October 2016.

Interisti, Dedy. 2015. PULP DAN KERTAS. [ONLINE] Available at


http://slideplayer.info/slide/3132625/. Accessed 7 October 2016
REFERENSI
Anonymous. Biokimia Kuliah 1 : Karbohidrat
Anonymous. Kuliah Kimia Makanan Bab Karbohidrat.
Boyer, R. 1999. Concept in Biochemistry. Brooks Cole Publishing
Company.
Horton, H.R., Moran L.A., Rawn J.D. and Scrimgeor, KG. 1996. Principle
of Biochemistry. Second Edition. Prentice-Hall International, Inc.
Lehninger, A.L., Nelson, D.L., Cox, M.M. 1993. Principle of Biochemistry.
Second Edition. Worth Publisher.
Luthfan, M. 2014. Karbohidrat. Divisi KWU Himalogista
Nelson, D.L. and Cox, M.M. 2000. Lehninger: Principles of Biochemistry.
Third Edition. Worth Publisher.

Anda mungkin juga menyukai