Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK SAFETY AND PRODI TEKNIK

PERKAPALAN NEGERI ERGONOMIC KESELAMATAN DAN


SURABAYA ITS LABORATORY KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN VI KODE :
RESUSITASI JANTUNG
DAN PARU

PERCOBAAN VI
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
I. TUJUAN
TIU : Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K).
TIK : 1. Mahasiswa mengetahui tanda-tanda kehidupan dan tanda-tanda
kematian.
2. Mahasiswa mampu memberikan bantuan nafas.
3. Mahasiswa mampu melakukan bantuan nafas dan pijatan jantung.

II. TEORI
CPR / RJP adalah salah satu cara penyelamatan nyawa seseorang yang
mengalami henti napas dan/atau henti jantung mendadak oleh sebab sebab tertentu.
Metode tersebut di atas dikenal dengan Cardio Pulmonary Resusitation atau Resusitasi
Jantung-Paru atau Bantuan Hidup Dasar, atau Resusitasi Jantung-Pulmoner.

Bantuan Nafas (Breathing Support)


Jika penderita henti nafas, tetapi nadi masih terdeteksi, maka penolong memberikan
bantuan nafas saja. Kandungan oksigen di udara bebas kurang lebih 21 %. Proses bernafas
manusia hanya memanfaatkan sekitar 5 % saja, yang berarti udara yang kita keluarkan
masih mengandung sebanyak kira-kira 16 % oksigen. Udara ini dapat diberikan kepada
penderita yang mengalami henti nafas sampai ada sumber oksigen yang lebih tinggi
kandungannya. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan
pernafasan adalah :
a. Menggunakan mulut penolong
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Meulut ke mulut / hidung
b. Menggunakan alat bantu
Kantung bermasker berkatub (bag valve mask).

Pemberian nafas bantuan tetap harus diawali penilaian penderita :


1. Penilaian penderita termasuk pembukaan jalan nafas penderita
2. Pemberian 2 x bantuan nafas untuk melihat apakah ada sumbatan dalam
jalan nafas.

File : Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 1 of 5


Job Sheet P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI ERGONOMIC KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS LABORATORY KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN VI KODE :
RESUSITASI JANTUNG
DAN PARU

3. Jika nafas yang diberikan menghembus balik ke penolong, maka diduga ada
sumbatan. Jika benda yang menyumbat jalan nafas terlihat, gunakan sapuan jari. Tetapi
jika tidak terlihat gunakan Heimlich Manuever.
4. Apabila benda penyumbat sudah keluar, maka beri bantuan nafas 10 12
kali nafas (dewasa).
5. Lakukan terus, sampai muncul nafas normal.

Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut :
- Penyebaran penyakit.
- Kontaminasi bahan kimia.
- Muntahan penderita.

Bantuan Sirkulasi (Circulation Support)


Bantuan sirkulasi diberikan kepada penderita dengan henti nadi. Biasanya henti nadi
diikuti dengan henti nafas, sehingga pijatan jantung disertai dengan bantuan nafas. Cara
untuk melakukan pijatan dada adalah sebagai berikut :
1. Posisikan penderita berbaring telentang di atas dasar yang keras, misalnya
lantai. Jangan di atas kasur/busa.
2. Bebaskan pakaian penderita di sekitar dada.
3. Posisikan diri penolong pada salah satu sisi penderita. Upayakan senyaman
mungkin. Kedua lutut penolong dibuka kira-kira selebar bahu penolong.
4. Raba lengkung rusuk paling bawah. Tentukan pertemuan lengkung iga kiri
dan kanan.
5. Tentukan titik pijatan dari pertemuan kedua rusuk tersebut diukur 2 jari ke
atas pada garis tengah tulang dada.
6. Posisikan tangan penolong pada titik pijatan. Bagian yang menekan adalah
tumit tangan. Tangan penolong yang bebas diletakkan di atas tangan satunya untuk
menopang.
7. Posisikan bahu penolong tegak lurus dengan tangan yang menekan.
8. Lakukan Pijatan Jantung Luar (PJL) atau Resusitasi Jantung dan Paru
(RJP). Jaga agar posisi tangan tetap lurus, berikan tekanan yang sesuai kekuatan dan
kedalamannya dengan keadaan penderita.
9. Periksa nadi setiap menit Lanjutkan terus tanpa berhenti, sampai munculnya
tanda-tanda kehidupan, atau adanya tanda-tanda kematian biologis, atau penolong
kecapekan, atau bantuan ahli tiba.

File : Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 2 of 5


Job Sheet P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI ERGONOMIC KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS LABORATORY KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN VI KODE :
RESUSITASI JANTUNG
DAN PARU

Gambar 6. Kompresi Dada


RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolong. RJP yang
dilakukan oleh satu orang penolong adalah sebagai berikut :

I. RJP Oleh Satu Orang


Penolong
1. Tentukan penderita tidak respon.
2. Hubungi bantuan medis.
3. Buka jalan nafas dan lakukan pemeriksaan nafas.
4. Lakukan bantuan nafas awal 2 kali dan jika perlu singkirkan benda asing
dari mulut penderita.
5. Jika ada nafas posisikan pada posisi pemulihan. Jika tidak ada nafas
periksa nadi penderita.
6. Jika nadi berdenyut, tapi nafas tidak ada, lakukan pemberian bantuan nafas
saja, tanpa kompresi dada.
7. Jika nadi tidak berdenyut dan nafas tidak ada, lakukan Resusitasi Jantung
Paru (Pemberian bantuan nafas dan kompresi dada).
8. Posisikan penolong dan tentukan titik pijatan.
9. Lakukan pijatan jantung 15 kali dengan kecepatan pijatan 80 100 kali per
menit.
10. Berikan nafas buatan 2 kali secara kuat lembut, dilakukan setelah 15 kali
pijatan jantung dengan waktu per satu tiupan 1,5 2 detik.
11. Lakukan terus sampai mencapai 4 siklus dari 15 kali pijatan dan 2 kali nafas.
12. Kemudian periksa nadi karotis penderita.

File : Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 3 of 5


Job Sheet P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI ERGONOMIC KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS LABORATORY KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN VI KODE :
RESUSITASI JANTUNG
DAN PARU

13. Jika nadi berdenyut dan nafas ada, teruskan monitor ABC sampai bantuan
tiba.
14. Jika nadi berdenyut tapi nafas belum ada, maka teruskan bantuan
pernafasan 10 12 kali per menit, jika kemudian nadi tidak berdenyut lagi, lakukan lagi
RJP. Periksa kembali nadi karotis dan nafas setiap 2 -3 menit kemudian.
II. RJP Oleh Dua Orang
Penolong
1. Posisi penolong saling berseberangan di antara penderita.
2. Lakukan pijatan jantung, sebanyak 5 kali dengan kecepatan 80
100 kali per menit.
3. Berikan nafas buatan 1 kali perlahan-lahan setelah 5 kali pijatan
jantung.
4. Setelah 1 menit (12 siklus dari 5 kali pijatan jantung dan 1 kali
nafas), maka lakukan pemeriksaan ulang nadi karotis.
5. Jika nadi berdenyut dan nafas ada, teruskan monitoring ABC
sampai bantuan tiba.
6. Jika nadi berdenyut tapi nafas belum ada, teruskan bantuan
pernafasan 10 12 kali per menit, jika kemudian nadi tidak berdenyut lagi, lakukan lagi
RJP. Periksa kembali nadi karotis dan nafas setiap 2 -3 menit kemudian.

Jika nadi dan nafas sudah muncul, teruskan monitor ABC sampai bantuan tiba. Kemudian
dilanjutkan dengan penatalaksanaan penderita sesuai dengan jenis kasus yang dialami
penderita.

Gambar 7. Efek Pompa Pada Jantung

III. PERCOBAAN
III.a. Peralatan
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch.

File : Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 4 of 5


Job Sheet P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI ERGONOMIC KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS LABORATORY KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN VI KODE :
RESUSITASI JANTUNG
DAN PARU

2. Sarung tangan
3. Alkohol
4. Kapas
5. Senter kecil
6. Stetoskop
7. Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
8. Alat tulis untuk mencatat
9. Termometer badan.
10. Satu set boneka RJP
III.b Langkah Percobaan
A. Bantuan Nafas
1. Lakukan penilaian pada penderita.
2. Tentukan penderita tidak respon.
3. Hubungi bantuan medis.
4. Buka jalan nafas dan lakukan pemeriksaan nafas.
5. Lakukan bantuan nafas awal 2 kali dan jika perlu singkirkan benda asing dari mulut
penderita.
6. Jika ada nafas posisikan pada posisi pemulihan. Jika tidak ada nafas periksa nadi
penderita.
7. Jika nadi berdenyut, tapi nafas tidak ada, lakukan pemberian bantuan nafas saja, tanpa
kompresi dada.

B. Bantuan Sirkulasi
1. Jika nadi tidak berdenyut dan nafas tidak ada, lakukan
Resusitasi Jantung Paru (Pemberian bantuan nafas dan kompresi dada).
2. Posisikan penolong dan tentukan titik pijatan.
3. Lakukan pemberian bantuan nafas disertai dengan
pijatan jantung dengan 1 orang penolong dan 2 orang penolong secara bergantian.
4. Usahakan semua anggota kelompok dapat berperan
aktif.

File : Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 5 of 5


Job Sheet P3K Indri Santiasih, S.KM

Anda mungkin juga menyukai