ISBN 978-979-3541-25-9
Motor Magnet Permanen Sebagai Penghasil Gaya Dan
Putaran Tanpa Energi Listrik
Sumardjati
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung
INDONESIA
E-mail: prih_sumardjati@polban.ac.id , sumardjatiprih@yahoo.co.id
Abstrak
Makalah ini menyajikan upaya alternatif lain dalam mengkonversi energi putar tanpa energi listrik, yaitu
mengubah energi magnet menjadi energi putar. Motor Magnet Permannen (MMP) dalam penelitian ini
konstruksinya terdiri dari bagian stator dan rotor, yang masing-masing sebagai tempat kedudukan magnet
permanen. Rotor motor dapat berputar akibat adanya gaya dorong tolak menolak antara magnet stator dan
magnet rotor pada posisi dan jarak tertentu antara keduanya. Hasil percobaan menunjukkan adanya hubungan
antara putaran motor dengan jarak antar magnet rotor-stator, sudut yang dibentuk oleh kedua magnet dan
jumlah pasang magnet yang digunakan. Hubungan (relasi) tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan relasi yang sangat
kuat antara putaran dengan jarak antar magnet rotor-stator, sudut yang dibentuk oleh kedua magnet dan
jumlah pasang magnet yang digunakan. Hasil perhitungan dan pengukuran konversi daya mekanik MMP ke
daya listrik pada posisi sudut 30: 11,25 watt, dengan T: 4,1 N.cm, n: 118 rpm; sudut 45: 18,35 watt, dengan
T: 5,8 N.cm, n: 136 rpm; sudut 60: 26,81 watt, dengan T: 8 N.cm, n: 144 rpm. Penelitian ini dapat
dikembangkan dengan memasang pelindung magnet (magnetic shield) pada sisi-sisi magnet stator maupun
rotor, sehingga gangguan kebocoran garis gaya magnet dapat dieliminasi.
Penelitian Johnson (1980) yang mendapatkan Konsep MMP
paten tentang motor putar tanpa energi dari
luar, hingga saat ini masih belum menjadi
Energi Magnet
produk komersial. Diduga masih banyak
masalah
yang belum ditemukan terkait dengan
hal tersebut. Jurnal IEEE Superconducting
Permanent Magnet
Motor Design and First
Test (Tixado dkk, 1993) , yang menggunaan
Energi Listrik Energi Mekanik
super konduktor produk GEC Alsthom pada
medan magnet permanen NdFeB,
menghasilkan
rugi daya rendah, sehingga
perfoma motor tinggi. Karakteristik bahan Gambar 1. Diagram transfer energi
tersebut
memungkinkan untuk dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif Gambar 1 di atas garis warna merah
desain motor yang lebih efektif dan efisien. menunjukkan konversi energi listrik & energi
Dua hak paten berikutnya tentang MMP magnet menjadi energi mekanik (prinsip kerja
adalah penelitan
Minato pada tahun1997 dan motor listrik); garis warna biru menunjukkan
1998 tentang magnet pada polaritas yang sama konversi energi mekanik & energi
diletakkan
pada permukaan rotor dengan arah magnetmenjadienergi listrik (prinsip kerja
keluar, disusun dengan membentuk sudut generator listrik); garis warna hitam
rotasi terhadap garis rotor, namun masih merupakan konversi energi magnet menjadi
menggunakan suplai arus listrik untuk energi mekanik (prinsip kerja MMP); garis
membuat magnet stator ; dan paten lainnya warna hijau merupakan konversi energi
tentang Magnetic Rotation Apparatus, yaitu magnet menjadi energi istrik (prinsip kerja
perangkat putar magnet menggerakkan dua GMP:generator magnet permanen).
rotor (rotor 1 dan rotor 2 dihubungkan),
sehingga bisa diputar dengan arah berlawanan, Uji-coba penelitian ini dilakukan dengan
diduga masih banyak masalah yang belum pembuatan alat uji/prototipe motor magnet
terselesaikan, sehingga juga belum diproduksi permanen, sehingga secara akademik peralatan
secara komersial. Peneliti Naudin (2001) yang ini sangat bermanfaat sebagai penunjang
melakukan eksperimen MMP Johnson dengan peralatan praktek untuk mengkaji ilmu
menggunakan perangkat lunak Quick Field pengetahuan aplikasi magnet di laboratorium.
dengan hasil bahwa konfigurasi magnetik Dengan peralatan ini dapat dikembangkan
bersifat periodik sebesar 45; dan putaran penelitian-penelitian lainnya tentang motor
motor dipengaruhi kurva magnet dan jarak magnet permanen, sebagai energi alternatif.
rotor-stator, juga belum ada tindak lanjut Hasil penelitian ini diharapkan dapat
aplikasinya. Jadi beberapa penelitian tersebut memenuhi kebutuhan yang berhubungan
diatas masih terbatas pada penelitian di dengan putaran motor dengan beban konstan,
laboratorium dan belum diproduksi. misalnya kipas angin pendingin komputer,
kipas angin ruang, alat pengisap asap di dapur,
Penelitian ini menggunakan seperangkat kipas angin di wc dan sebagainya.
magnet permanen baik untuk rotor maupun Pengembangan penelitian lebih lanjut
statornya (tidak menggunakan bahan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi
superkonduktor), sehingga operasionalnya putar di industri misalnya sebagai penggerak
sama sekali tidak menggunakan energi listrik mesin; bidang transportasi misalnya sepeda
(prinsip kerja motor Minato masih mmp, mobil mmp, kereta rel mmp, elevator
menggunakan energi listrik, walau kecil). mmp, escalator mmp; dalam rumah tangga
Posisi magnet rotor dan stator dipasang miring misalnya lemari es mmp, pendingin udara
dengan sudut tertentu terhadap lintasan rotasi mmp, generator mmp, dan lain sebagainya.
rotor motor. Motor dapat berputar akibat gaya Keunggulan penggunakan mmp ini adalah
dorong magnet saja, dan bukan gaya dorong hemat energi (dengan energi magnet
dan gaya tarik magnet, seperti prinsip kerja permanen), tidak menggunakan energi listrik,
motor Johnson. tidak menimbulkan polusi, sehingga ramah
lingkungan, tidak bising dan mudah
perawatannya. Dengan demikian peluang
155
pengembangan ke depan ditinjau dari Gambar 3 berikut ini menunjukkan kurva
keilmuan maupun bisnis sangat menarik. magnetisasi (Histeresis Magnet): (a) Induksi
awal B versus medan magnet H, (b) Rugi-rugi
2.2 Bahan Magnet Modern histeresis magnet lunak, (c) Rugi-rugi
Bahan magnet bukan hanya dari besi metalik , histeresis magnet keras.
tetapi juga dari logam (magnet logam) atau Karakteristik tersebut ditunjukkan dengan
keramik (magnet keramik). Disamping itu kurva Histerisis, seperti gambar 3, makin
dimanfaatkan pula unsur lain untuk gemuk kurva magnetiknya, energi yang
meningkatkan kemampuan magnetik sehingga dikandungnya juga makin besar. Bahan
memenuhi persyaratan (Van Vlack, 1995). magnet NdFeB memiliki kurva seperti Gambar
Bahan
magnet modern diklasifikasikan dalam 3 (c).
empat kelas, masing-masing berdasarkan
komposisi bahan. Dalam setiap kelas
2.3 Perhitungan Gaya Magnetik
FYS FS
Rotor
2 f
FX FXS
1 Rr
0 f
Rr x
Fr FY
FY
Stator
156
pada rotor (Fy = Fr.Sin ); Dari Gambar 5: Rr: Formula matematik yang digunakan untuk
jarak garis gaya magnet = jari-jari rotor regresi linier berganda ialah:
Yi = b0 + b1 X i1 + b2 X i 2 + ... + bk X ik + ei (8)
T=FyRr(Nm) (2)
=
(Y)(X ) (X)(X.Y) + n(X.Y) (X)(Y) X
2 Pengukuran putaran dan torsi motor diukur
dengan kondisi yang berbeda-beda, yaitu jarak
nX (X) nX (X)
2 2 2 2
berubah, jumlah pasang magnet tetap, sudut
(4) berubah-ubah. Posisi stator dan rotor
diilustrasikan seperti Gambar 6
Pengujian signifikansi korelasi antar variabel
Hasil prediksi regresi akan diuji Keterangan :
signifikansinya melalui uji statistik F. (1) Rotor;
(2) Magnet rotor;
Statistik uji yang akan digunakan ialah: (3) Poros Rotor;
RKR (4) Stator;
F= (5) (5) Magnet Stator;
RKG
(6) Isolator magnet
Sedangkan signifikansi koefisien regresi akan rotor;
diuji dengan uji statistik (7) Isolator magnet
b stator.
t= ~t(n-2) (6)
Sb
Tingkat signifikan dari koefisien linier akan
diuji dengan statistik uji sederhana t berikut
ini.
rxy n 2
t= (7) Gambar 6. Stator-Rotor
1 rxy2
157
2.5 Alat Penelitian Gambar berikut adalah diagram alirnya.
Secara lengkap dalam penelitian ini
Mulai
menggunakan peralatan sebagai berikut: (1).
Pengukur mistar dalam ukuran mm : 4 buah;
prosedur:
1) mengukur pengaruh jarak terhadap gaya;
2) mengukur pengaruh jarak (15-24 mm) Perbaikan Tidak Apakah ada
model korelasi
terhadap putaran motor;
3) mengukur posisi sudut magnet (30, 45,
60) terhadap putaran; Ya
4) mengukur pengaruh jumlah pasang magnet Selesai
(1, 2, 3 pasang) terhadap putaran motor,
dengan analisis regresi linier sederhana Gambar 7. Diagram alir proses pengukuran
untuk masing-masing variabel bebas satu dan pengujian matematik
(menggunakan uji signifikansi t), dan
dengan analisis regresi linier berganda
untuk tiga variabel bebas.(menggunakan Tabel 1. Pengukuran jarak & gaya pada sudut
uji signifikansi F); 30
5) mengukur putaran dan torsi mmp, sehingga
dapat dihitung konversi daya mekanik ke
daya listriknya. No X F TH TU
(mm) (Newton) (N.cm) (N.cm)
1 24 0,7 3,2 3
2 23 0,9 4,1 3,5
3 22 1 4,5 4
4 21 1,2 5,4 5
5 20 1,4 6,3 6
6 19 1,5 6,8 6,2
7 18 1,7 7,7 7
8 17 1,8 8,1 8
9 16 2 9 9
10 15 2,2 9,9 9,5
158
Tabel 2. Pengukuran jarak & gaya pada sudut Tabel 5. Pengukuran torsi & putaran sudut 45
45
No Torsi (N.cm) Putaran (rpm)
No X F TH TU
(mm) (Newton) (N.cm) (N.cm) 1 0 184
1 24 0,3 1,6 1 2 2,2 179
2 23 0,5 2,3 2 3 4,1 178
3 22 0,7 3,2 3
4 21 0,8 3,6 3,2 4 6,3 176
5 20 0,9 4,1 4 5 8,9 174
6 19 1,1 4,9 4,5 6 10,8 172
7 18 1,4 6,3 6
8 17 1,5 6,8 6,5 7 11,9 165
9 16 1,6 7,2 7 8 13,8 163
10 15 1,8 8,1 8
9 14,7 152
10 15,8 135
Tabel 3. Pengukuran jarak & gaya pada sudut
60 Tabel 6 Pengukuran torsi & putaran sudut 60
No X F TH TU No Torsi (N.cm) Putaran (rpm)
(mm) (Newton) (N.cm) (N.cm)
1 0 151
1 24 1 4,5 4
2 23 1,2 5,4 5 2 1,9 149
3 22 1,4 6,3 6 3 4,3 148
4 21 1,5 6,8 6,5 4 8 144
5 20 1,7 7,7 7
5 10,2 135
6 19 1,9 8,6 8
7 18 2 9 8,6 6 12,9 123
8 17 2,2 9,9 9,5 7 14,3 105
9 16 2,3 10,4 10 8 16,1 54
10 15 2,5 11,3 11
9 17,2 25
Tabel 4. Pengukuran torsi & putaran sudut 30 10 18,1 0
159
Perbandingan Sudut 30, 45, 60
12
F Sudut 30
T Sudut 45
T Sudut 60
T : Torsi (Newton.cm)
8
6 Daerah kritis
4
2
0 4,64
0
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nilai F
X: Jarak antara magnet rotor - stator (mm)
0,27924
Gambar 8. Hubungan jarak magnet
rotor-stator terhadap gaya dan torsi
Gambar 11. Posisi titik kritis pada kurva
Hubungan jarak terhadap putaran rotor pada distribusi normal F = 0,27924
jumlah pasang
magnet 1, 2 dan 3 ditunjukkan
pada gambar 9 Hubungan putaran rotor terhadap torsi mmp
Perbandingan Total
350
1 psg 30
ditunjukan pada gambar 12.
1 psg 45
300
1 psg 60
2 psg 30
250 2 psg 45
160
Grafik Hubungan n terhadap T pada sudut 30, 45, 60; 1 psg
Y : Putaran rotor (rpm)
2 psg 60
3 psg 30 Sudut 30
200 3 psg 45 Sudut 45
140
3 psg 60 Sudut 60
150 120
100 100
n (rpm)
50 80
0 60
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
X: Jarak antara magnet rotor - stator (mm)
40
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang ditunjukkan gambar 8,
bahwa semakin besar jarak antar magnet,
maka semakin kecil gaya yang
ditimbulkannya; Sementara itu dari gambar 9,
dapat dianalisa bahwa putaran tertinggi terjadi
pada sudut 60, dengan jumlah pasang magnet
terbanyak (3), sedangkan putaran terendah
terjadi pada sudut terkecil (30) dengan jumlah
Gambar 10. Gambar 3 dimensi hubungan pasang magnet paling sedikit (1). Jadi, putaran
variabel bebas X1, X2, X3
motor berbanding lurus dengan posisi sudut
maupun
Hubungan variabel bebas X1, X2 , X3 terhadap
variabel terikat Y dengan perhitungan Matlab jumlah pasang magnet. Hasil analisis regresi
diperoleh persamaan: Y = 0 - 11,5077 X1 + linier sederhana berdasarkan data pengukuran
0,8261 X2 + 169,2544 X3 dengan gambar kurva putaran dengan 1 hingga 3 pasang maget,
distribusi normal seperti gambar 11. masing-masing pada posisi sudut 30, 45 dan
60 dengan perhitungan program Matlab
berturut-turut diperoleh:
persamaan = 352,2364 13,8788 X, nilai
t=-30,4415;
160
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012
161
1) Pemasangan magnetic shield pada 7. Craik, D, 1997, Magnetism Principles and
magnet rotor maupun magnet stator Applications, New York, John Wiley &
sangat diperlukan, agar didapatkan Sons.
putaran rotor mmp yang sempurna. 8. Duffin, WJ, 1981, Electricity and
2)
Perencanaan konstruksi yang tepat akan Magnetism, England, third edition, Me
mempermudah pengaturan putaran rotor Graw Hill Book Company.
mmp, sehingga
pengoperasiannya lebih 9. Freund, JE & R. E. Walpole, 1987,
nyaman. Mathematical Statistics, Neww Jersey
3) Sebelum melakukan penelitian tentang Englewood Cliffs, Prentice Hall Inc.
mmp, sebaiknya magnet yang akan 10. Johnson,R.A & Wichern,D.W, 2002,
digunakan diukur terlebih dahulu kuat Applied Multivariate Stastistical
medan magnitnya, sehingga tidak Analysis, New Jersey, Fifth Edition,
mengganggu kesehatan orang-orang yang Printice-Hall.
bekerja disekitarnya. 11. Kadir, Abdul, 1993, Pengantar Teknik
4) Penelitian
genset listrik dengan penggerak Tensga Listrik, Jakarta, LP3S.
mmp merupakan kajian yang menarik 12. Klaus Tkotz, 2006, Fachkunde
untuk masa
yang akan datang sebagai Electrotechnik, Nourney, Verlag Europa-
sumber energi alternatif. Lehrmittel, Vollmer GmBH & Co.kG.
5)
Perlu dilakukan penelitian tentang batas 13. Mulyaseputra, Prih Sumardjati, 2010, Tesis
usia kekuatan bahan magnetik. Kajian Awal Motor Magnet Permanen
6) Secara ekonomis bahan magnet dari Sebagai Penghasil Gaya dan Putaran
Belanda ini relatif mahal, namun dengan Seperti Motor Listrik, Yogyakarta, Teknik
bahan yang sama dapat diimport dari Elektro UGM.
negara China yang harganya relatif lebih 14. Parviainen, A., 2005, Thesis for the degree
murah. of Doctor of Science (Technology) to be
presented with due permission for public
5. DAFTAR PUSTAKA examination and criticism in the
auditorium 1382 at Lappeenranta
1. Beckmann, H.W., Lampe, K., Milde, H., University of Technology, Finland on the
Rohlfing, H., Scheurmann, M., Tornau, F. 19th of April, 2005, at noon, Design Of
And Zantis, F.P., 1998, Friedrich Axial-Flux Permanent-Magnet Low-Speed
Tabellenbuch Elektrotechnik Elektronik, Machines And Performance Comparison
Bonn, Duummlers Verlag. Between Radial-Flux And Axial-Flux
2. Berahim, Hamzah, 2005, Disertasi Machines.
Metodologi Untuk Mengkaji Kinerja 15. Reitz/Milford/Christy, 1993, Foundations
Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane of Electromagnetic, 3rd edition, Michigan,
Sebagai Material Isolator Tegangan Tinggi Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Daerah Tropis, Yogyakarta, Teknik 16. Rohlfing, H, 1998, Tabellenbuch
Elektro, UGM. Elektrotechnik Elektronik, Bonn,
Duummlers Verlag Germany
3. Borg, W.R. and Gall, M.D., 1989, 17. Sarma, M., 1985, Electric Machines,
Educational Research An Introduction, San Fransisco, West Publishing Company.
New York & London, Fifth Edition, 18. Saslow, W, 2007, Electricity, Magnetism,
Longman. and Light, Elsevier B.
4. Buschow, KHJ,2008, Handbook of 19. Sawhney, A.K, 1990, Electrical Machine
Magnetic Material, The Netherlands, vol Design, Delhi Jullundur, Dhampat Rai &
17, Elsevier BV, Eindhoven. Sons.
5. Catalog, 1995, Magnet Applications United 20. Van Vlack, Sriati, 1995, Elemen of
Kingdom, High Performance Permanent Materials Science and Engineering, 5th
Magnets , Playa Court Culver City., edition, Addison-Wesley Publishing
Magnet Sales & Manufacturing Inc. Company.
6. Cheng, David K, 1989, Field and Wave 21. Werniuck, 1978, Electic Motor
Electromagnetics, USA, 2nd Edition, Handbook, England, Mc Graw Hil Book
Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Company.
162
22. Wildi, T.,2006, New Jersly, Electrical
Machines, Driver, and Power Systems,
International
Edition, Pearson Prentice
Hall.
23.
Zuhal, 1991, Dasar Tenaga Listrik,
Bandung, Penerbit ITB.
24. www.magnetsales.com
163