KIMIA FISIK II
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Daya Hantar Listrik adalah
sebagai berikut :
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa.
2. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan
elektrolit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1.1.4 NH4OH
NH4OH merupakan rumus kimia dari ammonium hidroksida. Ammonium
hidroksida merupakan cairan tidak berwarna dan berbau. Senyawa ini memiliki
massa molar 35.05 gmol-1, titik didih 36C, titik leleh -77C. Senyawa ini
berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang lain.
Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah membilas
dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air dingin selama
minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak
langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit dengan
barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera diberikan
udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila tertelan
jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).
1.1.5 HCl
HCl merupakan rumus kimia dari asam klorida. HCl merupakan senyawa
tidak berwarna dan sangat larut dalam air. Senyawa ini stabil pada temperatur dan
tekanan normal. Asam klorida jika dipanaskan dapat mengeluarkan asap HCl
yang beracun. Asam klorida mempunyai massa molar 36,46 g/mol. Titik bekunya
sebesar -34 sampai -15C dan titik didihnya sebesar 60-105C. Asam klorida
memiliki tekanan uap sebesar 14,6-80 mmHg. Penyimpanan asam klorida
sebaiknya di tempat yang dingin, kering dan tidak terkena matahari secara
langsung dan sebaiknya jauhkan dari api atau panas. Senyawa ini berbahaya jika
terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan
pertama yang diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air dan
kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15
menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan
asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak.
Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau
dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan
dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis (Anonim, 2016).
1.1.6 NaOH
NaOH merupakan rumus kimia dari natrium hidroksida. Natrium hidroksida
memiliki wujud padat berwarna putih, tidak berbau dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Natrium hidroksida memiliki
berat molekul sebesar 40 g/mol. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas atau higroskopis. NaOH sangat larut
dalam air, kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20C) dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan, larut juga dalam etanol dan metanol serta tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. NaOH memiliki densitas 2,13 g/cm, titik leleh
323C dan titik didih 1388C. Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan
kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang
diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus
tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu
mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci
segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila
terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat
terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali
dengan izin tenaga medis (Anonim, 2016).
1.1.7 NaBr
NaBr merupaka rumus kimia dari natrium bromida. NaBr merupakan
senyawa anorganik dengan berat molekul 102, 894 g/mol dan berbentuk bubuk
berwarna putih. NaBr memiliki titik didih sebesar 1396 oC dan titik lelehnya
sebesar 747 oC (anhidrat) dan 36 oC (dihidrat). Kelarutan NaBr dalam air sebesar
16,7 g/100mL. Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata,
maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika
terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka
menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran
medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air
dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu
banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka,
sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin
tenaga medis (Anonim, 2016).
1.1.8 NaI
NaI merupakan rumus kimia dari natrium iodida. NaI berbentuk padatan
berwarna putih dan berasa pahit. NaI memiliki berat molekul 149.89 g/mol. NaI
bersifat basa, memiliki berat molekul 149.89 g/mol dan titik leleh 651C. NaI
larut dalam air dingin dan air panas. NaI larut sebagian dalam metanol dan aseton.
Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang
lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah
membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air
dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang
kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit
dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera
diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila
tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).
1.1.9 NH4Cl
NH4Cl merupakan rumus kimia dari ammonium klorida. NH4Cl berbentuk
kristal putih. Senyawa ini sangat larut dalam air dan bersifat sedikit asam. NH4Cl
merupakan padatan tak berbau dan berwarna putih dengan berat molekul 53,49
g/mol. NH4Cl memiliki titik didih sebesar 520 C (968 F) dan titik leleh sebesar
338 C (640,4 F). NH4Cl larut dalam air dingin,air panas dan metanol. NH 4Cl
tidak larut dalam dietieter dan aseton. NH4Cl sangat sedikit larut dalam etanol.
Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang
lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah
membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air
dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang
kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit
dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera
diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila
tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).
Kebalikan dari resistan adalah konduktan (G) (hantaran), yang diukur dalam
kebalikan ohm (ohm-1), yang dalam satuan SI adalah konduktan dari satu meter
kubik zat dan mempunyai satuan ohm-1 m-1, tetapi jika diukur dalam ohm cm,
maka konduktivitas harus diukur dalam ohm-1 cm-1 (Hendayana, 1994).
Daya hantar listrik dari suatu senyawa berbeda dengan senyawa yang lain,
hal ini bergantung pada kemampuan dari senyawa tersebut untuk terurai menjadi
ionnya jika dilarutkan dalam pelarut air, karena alasan inilah maka dikenal istilah
elektrolit kuat dan lemah (Hiskia, 1999). Senyawa berdasarkan kemampuan
menghantarkan daya listrik terbagi menjadi 2, yaitu larutan elektrolit dan non
elektrolit. Senyawa elektrolit merupakan senyawa yang dapat menghantarkan
listrik atau suatu senyawa yang apabila berada dalam suatu larutan akan terurai
menjadi ion-ionnya sehingga memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik
(Supriyana, 2004). Larutan elektrolit merupakan penghantar jenis kedua.
Penghantar jenis ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion pada kutub yang satu ke
kutub lainnya (Hiskia, 1999).
Ion-ion bergerak bebas di dalam larutan sehingga dapat menghantarkan
listrik (Marlina et al., 2013). Ion-ion bebas akan menghantarkan listrik melalui
pemberian arus dalam larutan. Aliran elektron dari sumber arus masuk ke larutan
melalui salah satu elektroda sehingga elektroda bermuatan negatif. Ion positif
berpindah ke elektroda negatif dan mengambil elektron sehingga terjadi reaksi di
katoda, sedangkan ion negatif melepaskan elektron dan keluar dari larutan melalui
anoda sehingga terjadi aliran listrik sampai semua ionnya netral
(Bassett, et al., 1994).
Larutan elektrolit berdasarkan kesetimbangan penguraiannya atau derajat
disosiasinya dibedakan menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Elektrolit kuat merupakan senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
terionisasi sempurna sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik, sedangkan
elektrolit lemah adalah larutan mampu menghantarkan arus listrik namun tidak
sebaik elektrolit kuat karena senyawa elektrolit lemah apabila dilarutkan dalam air
hanya terionisasi sebagian sehingga jumlah partikel-partikel bermuatan di dalam
larutannya sedikit (Achmad, 1996). Larutan non elektrolit merupakan larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena senyawanya apabila dilarutkan
dalam pelarut tidak dapat terionisasi sehingga tidak memiliki partikel-partikel
bermuatan yang dapat menghantarkan listrik (Robah, 2010).
Daya hantar listrik dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur. Daya
hantar listrik akan naik dengan cepat dengan naiknya konsentrasi pada elektrolit
kuat dan akan naik perlahan seiring dengan naiknya konsentrasi pada elektrolit
lemah. Perbedaan ini disebabkan elektrolit kuat dapat terurai sempurna,
sedangkan elektrolit lemah tidak (Sukardjo, 1997). Kebergantungan tersebut
didefinisikan dengan persamaan :
= k/C (2.2)
Kebergantungan pada elektrolit kuat pada konsentrasi tidak terlampau
besar dan terjadi penyimpangan yang disebabkan oleh antar aksi antar ion
(Achmad, 1996). Daya hantar elektrolit naik dengan naiknya temperatur. Daya
hantar pada konsentrasi tertentu akan berubah sesuai daya hantar ekuivalen mula-
0
mula ( ) untuk elektrolit kuat, sedangkan untuk elektrolit lemah, perubahan ini
tidak teratur, kecuali kecepatan dan gaya interionik berubah, juga derajat ionisasi
berubah (Sukardjo, 1997).
Percobaan DHL kali ini akan mengukur daya hantar listrik berbagai
senyawa untuk membedakan senyawa yang termasuk konduktor dan isolator.
Pengukuran DHL digunakan alat konduktometer. Prinsip kerja dari
konduktometer didasarkan pada rangsangan ion-ion yang menyentuh permukaan
elektroda sehingga hasil pengukuran akan dikeluarkan dalam bentuk angka.
Semakin besar konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai
daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dalam larutan yang menyentuh
elektroda. Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan
dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak
mempunyai daya hantar listrik yang besar. Senyawa yang dapat menghantarkan
listrik disebut senyawa konduktor, sedangkan untuk senyawa yang tidak dapat
menghantarkan listrik disebut senyawa isolator (Alberty, 1992).
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena adanya perpindahan
muatan. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara
dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya
tinggi ke tempat potensialnya rendah. Elektroda yang dialiri listrik dengan
potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarnya tahanan.
Semakin besar tahanan maka nilai arus yang dihasilkan akan semakin kecil
(Bird, 1987).
Gambar 2.1 Jalur potensial (Sumber : Tim Praktikum Kimia Fisik II, 2016)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa potensial di A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan potensial di B. Perbedaan potensial tersebut menyebabkan
apabila dipasang suatu penghantar dengan tahanan (R), maka akan mengalir arus
listrik sebesar (I). Beda potensial yang sama bergantung pada dasarnya tahanan
penghantar yang dipakai sehingga tidak selalu menghasilkan kuat arus listrik yang
sama. Semakin besar tahanan penghantar maka semakin kecil arus yang mengalir
melalui penghantar tersebut. Semakin besar tahanan (R) maka semakin sedikit
muatan listrik yang dihantarkan (Tim Praktikum Kimia Fisik II, 2016).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Hasil
Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan
Elektrolit
CH3-COOH
dibuat 25 mL larutan dengan konsentrasi 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M;
0,08 M; dan 0,1 M.
- diukur DHL setiap larutan yang dimulai dari larutan terencer.
- dilakukan triplo.
- dilakukan prosedur yang sama untuk larutan kelompok I (NH4OH,
HCl, dan NaOH), dan kelompok II (NaCl, NaBr, dan NH4Cl).
- digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok I tehadap
konsentrasinya, lalu ditentukan senyawa mana yang termasuk
elektrolit kuat dan lemah.
- digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok II terhadap
konsentrasinya, lalu dibandingkan daya hantar listrik kation dan
anion segolongan (antara Cl-, Br-, I-, dan antara Na+, NH4).
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
Tabel 4.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
No. Senyawa DHL (-1) Keterangan
Tabel 4.3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
Kelompok 1
Daya Hantar Listrik (DHL) (ohm-1)
Konsentrasi
NaCl NaBr NH4Cl
-6 -6
0,02 2,92 x 10 0,876 x 10 1,617 x 10-6
-6 -6
0,04 7,79 x 10 0,983 x 10 3,014 x 10-6
0,06 8,73 x 10-6 2,96 x 10-6 4,367 x 10-6
-6 -6
0,08 9,357 x 10 6,387 x 10 5,862 x 10-6
0,10 11,88 x 10-6 7,837 x 10-6 6,983 x 10-6
4.2 Pembahasan
Praktikum daya hantar listrik (DHL) bertujuan untuk mengukur daya
hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap
daya hantar listrik larutan elektrolit. Praktikum DHL ini dilakukan 2 macam
percobaan, yaitu pengukuran daya hantar listrik terhadap berbagai senyawa dan
pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Percobaan
daya hantar listrik terhadap berbagai senyawa dilakukan dengan menggunakan 4
jenis larutan, yaitu akuades, minyak tanah, asam asetat glasial, NaCl, dan kristal
NaCl. Pengukuran DHL ini menggunakan alat yang disebut konduktometer.
Konduktometer adalah alat yang berfungsi atau memiliki kegunaan untuk
mengukur ketiga besaran listrik seperti arus listrik, tegangan listrik, tahanan
listrik. Konduktometer memiliki prinsip yang didasarkan pada banyaknya ion-ion
yang menyentuh elektroda. Semakin banyak ion-ion yang menyentuh elektroda,
maka semakin besar nilai konduktivitas yang dihasilkan. Nilai DHL akan
diketahui dari perhitungan nilai konduktivitas yang diperoleh dari pengukuran.
Konduktometer sebelum digunakan dikalibrasi dulu dengan larutan KCL
0,1 M. Kalibrasi dilakukan hingga memperoleh nilai standard konduktivitas
larutan KCl yaitu 12,88 s/cm. Larutan KCL digunakan untuk mengkalibrasi
karena nilai konduktivitas KCl telah memiliki nilai tetap dalam skala internasional
pada variasi konsentrasi dan suhu. KCl juga merupakan salah satu garam yang
dapat mengion secara sempurna jika dalam bentuk larutan.
HCl
1.800E-05
1.600E-05
1.400E-05 f(x) = 0x + 0
R = 1
1.200E-05
1.000E-05 DHL
DHL (/ohm) 8.000E-06 Linear (DHL)
6.000E-06
4.000E-06
2.000E-06
0.000E+00
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Konsentrasi (M)
NaOH
2.000E-05
1.500E-05 f(x) = 0x + 0
R = 1
1.000E-05 DHL
DHL (/ohm) Linear (DHL)
5.000E-06
0.000E+00
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
Konsentrasi (M)
NaCl
1.400E-05
1.200E-05
f(x) = 0x + 0
1.000E-05 R = 0.88
8.000E-06
DHL
DHL (/ohm) 6.000E-06 Linear (DHL)
4.000E-06
2.000E-06
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)
NH4Cl
8.000E-06
7.000E-06
f(x) = 0x + 0
6.000E-06
R = 1
5.000E-06
4.000E-06 DHL
DHL (/ohm) Linear (DHL)
3.000E-06
2.000E-06
1.000E-06
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum daya hantar listrik adalah sebagai berikut :
1. Daya hantar listrik berbagai senyawa yang telah diukur menunjukkan bahwa
larutan NaCl, asam asetat glasial, akuades merupakan konduktor, sedangkan
minyak tanah dan kristal NaCl merupakan isolator.
2. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit hanya
signifikan pada larutan elektrolit kuat. Semakin tinggi konsentrasi, semakin
tinggi juga daya hantar listriknya. Ukuran kation yang semakin besar pada
anoin sejenis akan mengakibatkan daya hantar listrik semakin besar, sedangkan
dalam satu golongan halida dari atas kebawah daya hantar listriknya semakin
berkurang.
5.2 Saran
Saran dari praktikum daya hantar listrik adalah sebaiknya praktikan
melakukan proses pengenceran secara hati-hati agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan literatur yang ada. Elektroda sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih
dahulu agar nilai pengukurannya sesuai. Elektroda yang digunakan harus selalu
dibilas untuk mencegah kontaminasi senyawa lain yang diukur sehingga tidak
mempengaruhi nilai DHL senyawa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy. 2008. Ikatan Ionik dan Cacat-Cacat Pada Kristal Ionik Edisi 2. Malang :
Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang.
Tim Praktikum Kimia Fisik II. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik II. Jember:
Fakultas MIPA Universitas Jember.
LAMPIRAN
1
Karena = k, maka : 2 Asam cuka glasial
k 1+k 2 +k 3
A k = 3
DHL = k x L
k =
dimana;
A = Luas penampung (cm2)
3
L = Panjang (cm) (0,03+0,04 +0,04)10 s /cm
3
= Resitivitas (ohm. cm)
k = Konduktivitas (ohm-1cm-1) = 0,0367 x 10-3 s/cm
A
A Menentukan daya hantar listrik
DHL= k x L
berbagai senyawa
1 Minyak tanah DHL= 0,0367 x 10-3 s/cm x
k 1+ k 2 +k 3
k =
3 2
0,1413 cm
k = 150 cm
cm 5 Kristal NaCl
-8 -8
DHL =6,594 x 10 s =6,594 x 10 k 1+k 2 +k 3
-1 k =
ohm 3
2
0,1413 cm
150 cm
1 M V 1=0,02 M 25 mL
V 1=0,5 mL
b Konsentrasi 0,04 M
M 1 V 1 =M 2 V 2
1 M V 1=0,04 M 25 mL
V 1=1 m L
c Konsentrasi 0,06 M
M 1 V 1 =M 2 V 2
1 M V 1=0,06 M 25 mL
V 1=1,5 mL
d Konsentrasi 0,08 M
M 1 V 1 =M 2 V 2
1 M V 1=0,08 M 25 mL
V 1=2 mL
e Konsentrasi 0,10 M
M 1 V 1 =M 2 V 2
1 M V 1=0,10 M 25 mL
V 1=2,5 mL
1 Larutan CH3COOH k =
a CH3COOH 0,02 M
k 1+ k 2 +k 3
k
3
= (0,38+0,39+ 0,39) 10 s /cm
3
3
DHL= 0,273 x 10-3 s/cm x DHL =0,383 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
cm
2
0,1413 cm DHL =3,611 x 10-7 s = 3,611 x 10-7
150 cm
ohm-1
DHL=0,273 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 c CH3COOH 0,06 M
cm k 1+ k 2 +k 3
k = 3
DHL= 2,57 x 10-7 s = 2,57 x 10-7
ohm-1
b CH3COOH 0,04 M
k = DHL = 5,21 x 10-7 s = 5,21 x 10-7
ohm-1
k 1+k 2 +k 3
k DHL = 0,62 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
= 3
cm
k = DHL = 5,84 x 10-7 s = 5,84 x 10-7
ohm-1
3
2
0,1413 cm
150 cm = 0,25 x 10-3 s/cm
A
DHL=0,117 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 DHL = k x L
cm
DHL = 0,25 x 10-3 s/cm x
DHL = 1,099 x 10-7 s = 1,099 x 10-7
ohm-1
0,1413 cm2
b NH4OH 0,04 M 150 cm
k 1+k 2 +k 3
k = DHL = 0,25 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
3
cm
k = DHL = 2,355 x 10-7 s = 2,355 x 10-7
ohm-1
3
(0,24+ 0,25+0,25)10 s /cm d NH4OH 0,08 M
3 k 1+ k 2 +k 3
k = 3
= 0,247 x 10-3 s/cm
A k =
DHL = k x L
k 1+ k 2 +k 3 cm
k = 3 DHL =10,836 x 10-6 s =10,836 x 10-6
ohm-1
3
(6,21+6,24+ 6,22)10 s / cm
k = HCl 0,06 M
3
k 1+ k 2 +k 3
k =
= 6,223 x 10 s/cm -3
3
A
DHL= k x L k =
(16,46+16,46+16,41)103 s/cm
3
= 16,443 x 10-3 s/cm k 1+ k 2 +k 3
k =
A 3
DHL = k x L
k =
DHL = 16,443 x 10-3 s/cm x
k = cm
DHL=8,55 x 10-6 s=8,55 x 10-6 ohm-1
3 c NaOH 0,06 M
(4,95+ 4,99+4,97)10 s /cm
3 k 1+ k 2 +k 3
k = 3
= 4,97 x 10-3 s/cm
k =
A
DHL = k x L
(12,99+12,99+12,99)103 s /cm
DHL = 4,97 x 10-3 s/cm x
3
k = cm
DHL = 2,292 x 10-6 s= 2,292 x 10-6
ohm-1
3
(17,26+17,25+17,24) 10 s /cm b NaCl 0,04 M
3 k 1+ k 2 +k 3
k =
3
= 17,25 x 10-3 s/cm
k =
A
DHL = k x L
(8,28+8,25+ 8,28) 103 s /cm
DHL =17,25 x 10-3 s/cm x 3
2
= 8,27 x 10-3 s/cm
0,1413 cm A
150 cm DHL = k x L
(2,44+2,43+2,43)103 s /cm
3
k =
k 1+ k 2 +k 3
k = 3
(12,63+12,58+12,61)103 s /cm
= 9,267 x 10-3 s/cm
3
A
DHL = k x L = 12,61 x 10-3 s/cm
k =
3
(1,03+1,05+1,05)10 s/cm
3
(6,75+6,85+6,74 )103 s /cm
= 1,043 x 10-3 s/cm 3
A
DHL = k x L = 6,78 x 10-3 s/cm
A
DHL = 1,043 x 10-3 s/cm x DHL = k x L
k =
3
(3,01+3,22+3,21) 10 s /cm
3
(8,33+8,31+8,32)103 s/cm
-3
= 3,147 x 10 s/cm 3
A
DHL = k x L = 8,32 x 10-3 s/cm
A
DHL = 3,147 x 10-3 s/cm x DHL = k x L
k cm
= DHL = 3,014 x 10-6 s = 3,014 x 10-6
ohm-1
(1,72+1,68+1,75)103 s /cm c NH4Cl 0,06 M
3 k 1+ k 2+ k 3
k =
3
= 1,717 x 10-3 s/cm k =
A
DHL = k x L
3
(4,63+ 4,63+ 4,65)10 s /cm
A 3
DHL = k x L
= 4,637 x 10-3 s/cm
A
DHL = 1,717 x 10-3 s/cm x DHL = k x L
3
(3,21+3,19+3,20)10 s /cm
3 (6,21+6,23+6,23)103 s/cm
3
= 3,20 x 10-3 s/cm
= 6,223 x 10-3 s/cm
A k =
DHL = k x L