Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK II

DAYA HANTAR LISTRIK

Nama : Eka Safitri Lailatul Aini


NIM : 141810301011
Kelompok/Kelas : 1/B
Asisten : Ardi Budianto

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Arus listrik dapat
diartikan sebagai arus elektron yang membawa muatan negatif melewati
penghantar. Arus listrik dihantarkan melalui beberapa agen penghantar,
bergantung pada fasa mediumnya. Medium penghantar dapat berupa larutan.
Setiap larutan memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang berbeda-beda.
The American Society For Testing Material menyatakan bahwa DHL air adalah
suatu kebalikan tahanan dalam ohm yang diukur pada muka tanah yang
berlawanan dalam cm x cm3 pada suhu 25oC diukur dalam micromho (s)
(Alik, 1989).
Percobaan DHL dilakukan dengan mengukur hantaran berbagai jenis
larutan menggunakan alat konduktometer. Arus yang dihasilkan bergantung pada
besarya tahanan. Semakin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan atau
dengan kata lain arus berbanding terbalik dengan nilai tahanan. Nilai arus yang
didapat akan digunakan untuk menghitung tahanan (R). Nilai tahanan yang
didapat dari perhitungan kemudian digunakan untuk menghitung daya hantar
listrik dimana nilai dari daya hantar listrik berbanding terbalik dengan tahanan
(R).
Percobaan DHL sangat penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari serta menunjang penelitian lanjutan, khususnya
dalam bidang kimia. DHL memiliki banyak manfaat, antara lain dapat digunakan
untuk mengukur kadar garam yang terdapat dalam suatu air, sehingga dapat
mencegah terjadinya korosi pada pipa-pipa besi dan mesin pompa, sebagai
indikasi biokimia benih, meneliti tingkat pencemaran air, menentukan pengaruhi
jenis tanah terhadap unsur yang dikandung, dan banyak lainnya. Berdasarkan
manfaat yang telah diuraikan diatas maka percobaan DHL sangat penting
dilakukan untuk menambah pemahaman tentang konsep daya hantar listrik serta
larutan elektrolit.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Daya Hantar Listrik adalah
sebagai berikut :
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa.
2. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan
elektrolit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


1.1.1 Akuades
Akuades merupakan cairan tidak berwarna dan tidak berbau. Derajat
keasaman (pH) dari akuades adalah netral yaitu 7,0. Titik didih dan titik lebur dari
akuades berturut-turut adalah 100 oC dan 0 oC. Tekanan uap dari akuades pada
suhu 20 oC adalah 17,5 mmHg. Massa jenis dari akuades adalah 1,00 gram/cm 3.
Rumus formula dari akuades adalah H2O dengan berat molekul 18,0134
gram/mol. Akuades disebut juga Aqua Purificata (air murni) dengan rumus
molekul H2O yang dihasilkan dengan cara distilasi. Akuades tidak menyebabkan
iritasi apabila terkena mata, terhirup, dan tertelan. Akuades umumnya tidak
berbahaya jika terjadi kontak mata, kulit, terhirup, atau tertelan pada akuades
tidak berlaku karena air tidak berbahaya. Akuades ini memiliki allotrop berupa es
dan uap. Akuades dihasilkan dari pengoksidasian hidrogen dan banyak digunakan
sebagai bahan pelarut bagi kebanyakan senyawa dan sumber (Anonim, 2016).

1.1.2 Asam asetat


Asam asetat (CH3COOH) mempunyai titik lebur 16,7oC dan memiliki titik
didih pada 118oC. Asam ini memiliki massa jenis 1,05 gram/mL. Berbeda dengan
massa jenis cairannya, massa jenis uap dari asam asetat adalah 2,07 gram/L.
Tekanan uap dari asam cuka adalah 11 mmHg pada suhu 20oC, dan 30 mmHg
pada suhu 30oC. Asam asetat berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata,
maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika
terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka
menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran
medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air
dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu
banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka,
sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin
tenaga medis (Anonim, 2016).
1.1.3 NaCl
NaCl merupakan rumus kimia dari natrium klorida. Senyawa ini memiliki
berbentuk kristal putih. Senyawa ini memiliki massa molar 58.44 g/mol, densitas
2.16 g/cm3 ,titik leleh 801C (1074 K), titik didih 1465C (1738 K), kelarutan
dalam air 35.9 g/100 mL (25C). Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak
dengan kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang
diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus
tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu
mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci
segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila
terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat
terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali
dengan izin tenaga medis (Anonim, 2016).

1.1.4 NH4OH
NH4OH merupakan rumus kimia dari ammonium hidroksida. Ammonium
hidroksida merupakan cairan tidak berwarna dan berbau. Senyawa ini memiliki
massa molar 35.05 gmol-1, titik didih 36C, titik leleh -77C. Senyawa ini
berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang lain.
Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah membilas
dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air dingin selama
minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak
langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit dengan
barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera diberikan
udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila tertelan
jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).

1.1.5 HCl
HCl merupakan rumus kimia dari asam klorida. HCl merupakan senyawa
tidak berwarna dan sangat larut dalam air. Senyawa ini stabil pada temperatur dan
tekanan normal. Asam klorida jika dipanaskan dapat mengeluarkan asap HCl
yang beracun. Asam klorida mempunyai massa molar 36,46 g/mol. Titik bekunya
sebesar -34 sampai -15C dan titik didihnya sebesar 60-105C. Asam klorida
memiliki tekanan uap sebesar 14,6-80 mmHg. Penyimpanan asam klorida
sebaiknya di tempat yang dingin, kering dan tidak terkena matahari secara
langsung dan sebaiknya jauhkan dari api atau panas. Senyawa ini berbahaya jika
terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan
pertama yang diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air dan
kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15
menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan
asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak.
Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau
dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan
dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis (Anonim, 2016).

1.1.6 NaOH
NaOH merupakan rumus kimia dari natrium hidroksida. Natrium hidroksida
memiliki wujud padat berwarna putih, tidak berbau dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Natrium hidroksida memiliki
berat molekul sebesar 40 g/mol. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas atau higroskopis. NaOH sangat larut
dalam air, kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20C) dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan, larut juga dalam etanol dan metanol serta tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. NaOH memiliki densitas 2,13 g/cm, titik leleh
323C dan titik didih 1388C. Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan
kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang
diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus
tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu
mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci
segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila
terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat
terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali
dengan izin tenaga medis (Anonim, 2016).
1.1.7 NaBr
NaBr merupaka rumus kimia dari natrium bromida. NaBr merupakan
senyawa anorganik dengan berat molekul 102, 894 g/mol dan berbentuk bubuk
berwarna putih. NaBr memiliki titik didih sebesar 1396 oC dan titik lelehnya
sebesar 747 oC (anhidrat) dan 36 oC (dihidrat). Kelarutan NaBr dalam air sebesar
16,7 g/100mL. Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata,
maupun organ yang lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika
terkena mata adalah membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka
menggunakan air dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran
medis. Kulit yang kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air
dan tutup kulit dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu
banyak segera diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka,
sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin
tenaga medis (Anonim, 2016).

1.1.8 NaI
NaI merupakan rumus kimia dari natrium iodida. NaI berbentuk padatan
berwarna putih dan berasa pahit. NaI memiliki berat molekul 149.89 g/mol. NaI
bersifat basa, memiliki berat molekul 149.89 g/mol dan titik leleh 651C. NaI
larut dalam air dingin dan air panas. NaI larut sebagian dalam metanol dan aseton.
Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang
lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah
membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air
dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang
kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit
dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera
diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila
tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).
1.1.9 NH4Cl
NH4Cl merupakan rumus kimia dari ammonium klorida. NH4Cl berbentuk
kristal putih. Senyawa ini sangat larut dalam air dan bersifat sedikit asam. NH4Cl
merupakan padatan tak berbau dan berwarna putih dengan berat molekul 53,49
g/mol. NH4Cl memiliki titik didih sebesar 520 C (968 F) dan titik leleh sebesar
338 C (640,4 F). NH4Cl larut dalam air dingin,air panas dan metanol. NH 4Cl
tidak larut dalam dietieter dan aseton. NH4Cl sangat sedikit larut dalam etanol.
Senyawa ini berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang
lain. Tindakan pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah
membilas dengan air dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air
dingin selama minimal 15 menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang
kontak langsung dengan asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit
dengan barang yang lunak. Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera
diberikan udara segar atau dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila
tertelan jangan memaksakan dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).

1.1.10 Minyak Tanah


Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Minyak tanah ini biasanya diperoleh dengan cara dengan metode distilasi
fraksional dari petroleum pada 150C dan 275C (rantai karbon C12 sampai C15).
Senyawa ini sering disebut dengan kerosene atau coal oil. Senyawa ini berbahaya
jika terjadi kontak dengan kulit, mata, maupun organ yang lain. Tindakan
pertolongan pertama yang diberikan jika terkena mata adalah membilas dengan air
dan kelopak mata harus tetap terbuka menggunakan air dingin selama minimal 15
menit, jika perlu mendapatkan saran medis. Kulit yang kontak langsung dengan
asam oksalat, cuci segera dengan air dan tutup kulit dengan barang yang lunak.
Asam oksalat apabila terhirup terlalu banyak segera diberikan udara segar atau
dipindahkan ke tempat terbuka, sedangkan apabila tertelan jangan memaksakan
dimuntahkan kecuali dengan izin tenaga medis
(Anonim, 2016).
1.2 Dasar Teori
DHL merupakan daya hantar listrik dari suatu benda atau suatu zat dan
kemampuan benda itu sendiri untuk menghantarkan listrik. The American Society
For Testing Material dalam Alik (1989) menyatakan bahwa DHL adalah suatu
kebalikan tahanan dalam ohm yang diukur pada muka tanah yang berlawanan
dalam cm x cm3 pada suhu 25oC diukur dalam micromho (s), sedangkan menurut
Alberty (1992) daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat
suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
Daya hantar listrik erat kaitannya dengan arus listrik. Arus listrik
didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintas melalui penampang
per satuan waktu. Muatan listrik dibawa kedalam kawat tahanan oleh elektron-
elektron bebas, yaitu elektron-elektron yang lepas dari ikatan atom-atom
penyusun bahan konduktor itu, yang bersikap seperti molekul-molekul gas
sehingga disebut gas elektron. Arus listrik di dalam cairan, khususnya larutan
elektrolit, adalah oleh ion-ion yang bergerak dari elektrode satu ke elektrode
lainnya, dan di dalam larutan tidak terdapat elektron bebas (Soedojo,1999).
Hukum Ohm menyatakan bahwa arus I (ampere) yang mengalir dalam
sebuah penghantar, berbanding lurus dengan daya gerak listrik (daya
elektromotif), E (volt), dan berbanding terbalik dengan resistans (tahanan), R
(ohm) dari penghantar.
I = E / R.......................(2.1)

Kebalikan dari resistan adalah konduktan (G) (hantaran), yang diukur dalam
kebalikan ohm (ohm-1), yang dalam satuan SI adalah konduktan dari satu meter
kubik zat dan mempunyai satuan ohm-1 m-1, tetapi jika diukur dalam ohm cm,
maka konduktivitas harus diukur dalam ohm-1 cm-1 (Hendayana, 1994).
Daya hantar listrik dari suatu senyawa berbeda dengan senyawa yang lain,
hal ini bergantung pada kemampuan dari senyawa tersebut untuk terurai menjadi
ionnya jika dilarutkan dalam pelarut air, karena alasan inilah maka dikenal istilah
elektrolit kuat dan lemah (Hiskia, 1999). Senyawa berdasarkan kemampuan
menghantarkan daya listrik terbagi menjadi 2, yaitu larutan elektrolit dan non
elektrolit. Senyawa elektrolit merupakan senyawa yang dapat menghantarkan
listrik atau suatu senyawa yang apabila berada dalam suatu larutan akan terurai
menjadi ion-ionnya sehingga memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik
(Supriyana, 2004). Larutan elektrolit merupakan penghantar jenis kedua.
Penghantar jenis ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion pada kutub yang satu ke
kutub lainnya (Hiskia, 1999).
Ion-ion bergerak bebas di dalam larutan sehingga dapat menghantarkan
listrik (Marlina et al., 2013). Ion-ion bebas akan menghantarkan listrik melalui
pemberian arus dalam larutan. Aliran elektron dari sumber arus masuk ke larutan
melalui salah satu elektroda sehingga elektroda bermuatan negatif. Ion positif
berpindah ke elektroda negatif dan mengambil elektron sehingga terjadi reaksi di
katoda, sedangkan ion negatif melepaskan elektron dan keluar dari larutan melalui
anoda sehingga terjadi aliran listrik sampai semua ionnya netral
(Bassett, et al., 1994).
Larutan elektrolit berdasarkan kesetimbangan penguraiannya atau derajat
disosiasinya dibedakan menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Elektrolit kuat merupakan senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
terionisasi sempurna sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik, sedangkan
elektrolit lemah adalah larutan mampu menghantarkan arus listrik namun tidak
sebaik elektrolit kuat karena senyawa elektrolit lemah apabila dilarutkan dalam air
hanya terionisasi sebagian sehingga jumlah partikel-partikel bermuatan di dalam
larutannya sedikit (Achmad, 1996). Larutan non elektrolit merupakan larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena senyawanya apabila dilarutkan
dalam pelarut tidak dapat terionisasi sehingga tidak memiliki partikel-partikel
bermuatan yang dapat menghantarkan listrik (Robah, 2010).
Daya hantar listrik dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur. Daya
hantar listrik akan naik dengan cepat dengan naiknya konsentrasi pada elektrolit
kuat dan akan naik perlahan seiring dengan naiknya konsentrasi pada elektrolit
lemah. Perbedaan ini disebabkan elektrolit kuat dapat terurai sempurna,
sedangkan elektrolit lemah tidak (Sukardjo, 1997). Kebergantungan tersebut
didefinisikan dengan persamaan :
= k/C (2.2)
Kebergantungan pada elektrolit kuat pada konsentrasi tidak terlampau
besar dan terjadi penyimpangan yang disebabkan oleh antar aksi antar ion
(Achmad, 1996). Daya hantar elektrolit naik dengan naiknya temperatur. Daya
hantar pada konsentrasi tertentu akan berubah sesuai daya hantar ekuivalen mula-

0
mula ( ) untuk elektrolit kuat, sedangkan untuk elektrolit lemah, perubahan ini
tidak teratur, kecuali kecepatan dan gaya interionik berubah, juga derajat ionisasi
berubah (Sukardjo, 1997).
Percobaan DHL kali ini akan mengukur daya hantar listrik berbagai
senyawa untuk membedakan senyawa yang termasuk konduktor dan isolator.
Pengukuran DHL digunakan alat konduktometer. Prinsip kerja dari
konduktometer didasarkan pada rangsangan ion-ion yang menyentuh permukaan
elektroda sehingga hasil pengukuran akan dikeluarkan dalam bentuk angka.
Semakin besar konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai
daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dalam larutan yang menyentuh
elektroda. Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan
dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak
mempunyai daya hantar listrik yang besar. Senyawa yang dapat menghantarkan
listrik disebut senyawa konduktor, sedangkan untuk senyawa yang tidak dapat
menghantarkan listrik disebut senyawa isolator (Alberty, 1992).
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena adanya perpindahan
muatan. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara
dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya
tinggi ke tempat potensialnya rendah. Elektroda yang dialiri listrik dengan
potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarnya tahanan.
Semakin besar tahanan maka nilai arus yang dihasilkan akan semakin kecil
(Bird, 1987).

Gambar 2.1 Jalur potensial (Sumber : Tim Praktikum Kimia Fisik II, 2016)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa potensial di A lebih tinggi bila
dibandingkan dengan potensial di B. Perbedaan potensial tersebut menyebabkan
apabila dipasang suatu penghantar dengan tahanan (R), maka akan mengalir arus
listrik sebesar (I). Beda potensial yang sama bergantung pada dasarnya tahanan
penghantar yang dipakai sehingga tidak selalu menghasilkan kuat arus listrik yang
sama. Semakin besar tahanan penghantar maka semakin kecil arus yang mengalir
melalui penghantar tersebut. Semakin besar tahanan (R) maka semakin sedikit
muatan listrik yang dihantarkan (Tim Praktikum Kimia Fisik II, 2016).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Botol semprot
- Gelas piala 100 mL
- Gelas ukur
- Konduktometri
- Labu ukur
- Pipet mohr
- Termometer
3.1.2 Bahan
- Akuades
- Asam asetat glasial
- CH3COOH
- HCl
- Minyak tanah
- NaBr
- NaCl
- NaOH
- NH4OH
- NH4Cl
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Penentuan daya hantar listrik berbagai senyawa
25 mL minyak tanah
- dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL yang telah disediakan.
- diukur daya hantar listrik masing-masing larutan.
- diakukan triplo.
- ditentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor dan isolator).
- Diulangi prosedur yang sama untuk larutan asam cuka gasial,
akuades, larutan NaCl, dan kristal NaCl kedalam gelas piala 100
mL yang lain.

3.1.2 Hasil
Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan
Elektrolit

CH3-COOH
dibuat 25 mL larutan dengan konsentrasi 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M;
0,08 M; dan 0,1 M.
- diukur DHL setiap larutan yang dimulai dari larutan terencer.
- dilakukan triplo.
- dilakukan prosedur yang sama untuk larutan kelompok I (NH4OH,
HCl, dan NaOH), dan kelompok II (NaCl, NaBr, dan NH4Cl).
- digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok I tehadap
konsentrasinya, lalu ditentukan senyawa mana yang termasuk
elektrolit kuat dan lemah.
- digambar grafik daya hantar listrik larutan kelompok II terhadap
konsentrasinya, lalu dibandingkan daya hantar listrik kation dan
anion segolongan (antara Cl-, Br-, I-, dan antara Na+, NH4).

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
Tabel 4.1 Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
No. Senyawa DHL (-1) Keterangan

1. Minyak tanah 0,00 x 10-8 Isolator

2. Asam asetat glasial 3,454 x 10-8 Konduktor lemah

3. Akuades 6,594 x 10-8 Konduktor lemah

4. Larutan NaCl 11,879 x 10-6 Konduktor kuat

5. Kristal NaCl 1,225 x 10-8 Isolator

4.1.2 Tabel Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan


Elektrolit Kelompok I
Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
Kelompok 1
Konsentrasi Daya Hantar Listrik (DHL) (ohm-1)
(M) CH3COOH HN4OH HCl NaOH
-7 -7 -6
0,02 2,57 x 10 1,099 x 10 5,862 x 10 4,682 x 10-6
0,04 3,611 x 10-7 2,324 x 10-7 10,84 x 10-6 8,55 x 10-6
-7 -7 -6
0,06 4,302 x 10 2,355 x 10 15,49 x 10 12,24 x 10-6
0,08 5,21 x 10-7 2,732 x 10-7 16,25 x 10-6
-7 -7
0,10 5,84 x 10 3,23 x 10

Tabel 4.3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
Kelompok 1
Daya Hantar Listrik (DHL) (ohm-1)
Konsentrasi
NaCl NaBr NH4Cl
-6 -6
0,02 2,92 x 10 0,876 x 10 1,617 x 10-6
-6 -6
0,04 7,79 x 10 0,983 x 10 3,014 x 10-6
0,06 8,73 x 10-6 2,96 x 10-6 4,367 x 10-6
-6 -6
0,08 9,357 x 10 6,387 x 10 5,862 x 10-6
0,10 11,88 x 10-6 7,837 x 10-6 6,983 x 10-6
4.2 Pembahasan
Praktikum daya hantar listrik (DHL) bertujuan untuk mengukur daya
hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap
daya hantar listrik larutan elektrolit. Praktikum DHL ini dilakukan 2 macam
percobaan, yaitu pengukuran daya hantar listrik terhadap berbagai senyawa dan
pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Percobaan
daya hantar listrik terhadap berbagai senyawa dilakukan dengan menggunakan 4
jenis larutan, yaitu akuades, minyak tanah, asam asetat glasial, NaCl, dan kristal
NaCl. Pengukuran DHL ini menggunakan alat yang disebut konduktometer.
Konduktometer adalah alat yang berfungsi atau memiliki kegunaan untuk
mengukur ketiga besaran listrik seperti arus listrik, tegangan listrik, tahanan
listrik. Konduktometer memiliki prinsip yang didasarkan pada banyaknya ion-ion
yang menyentuh elektroda. Semakin banyak ion-ion yang menyentuh elektroda,
maka semakin besar nilai konduktivitas yang dihasilkan. Nilai DHL akan
diketahui dari perhitungan nilai konduktivitas yang diperoleh dari pengukuran.
Konduktometer sebelum digunakan dikalibrasi dulu dengan larutan KCL
0,1 M. Kalibrasi dilakukan hingga memperoleh nilai standard konduktivitas
larutan KCl yaitu 12,88 s/cm. Larutan KCL digunakan untuk mengkalibrasi
karena nilai konduktivitas KCl telah memiliki nilai tetap dalam skala internasional
pada variasi konsentrasi dan suhu. KCl juga merupakan salah satu garam yang
dapat mengion secara sempurna jika dalam bentuk larutan.

4.2.1 Mengukur Daya Hantar Berbagai Senyawa


Pengukuran konduktivitas terhadap larutan akuades, minyak tanah, asam
asetat glasial, NaCl, dan kristal NaCl dilakukan secara triplo. Pengulangan
tersebut bertujuan untuk mendapatkan nilai konduktivitas dengan tingkat akurasi
dan presisi yang tinggi. Elektroda yang digunakan selalu dibilas
menggunakan akuades pada setiap kali mengukur konduktivitas
senyawa. Hal tersebut dilakukan agar konduktivitas yang terukur
merupakan nilai konduktivitas murni senyawa tersebut dan tidak
ada pengaruh dari konduktivitas senyawa sebelumnya. Nilai
konduktivitas berbanding lurus dengan nilai DHL. Nilai daya hantar masing-
masing larutan yang telah dihitung konduktivitasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
Akuades berdasarkan percobaan merupakan konduktor karena
akuades memiliki nilai konduktivitas yang lebih dari nol dan dapat
menghantarkan arus listrik. Nilai DHL akuades sangat kecil, hal ini dikarenakan
akuades tersusun atas molekul-molekul air (H 2O) yang merupakan senyawa
kovalen polar. Senyawa kovalen polar terbentuk akibat adanya pemakaian
bersama elektron antara atom penyusunnya dan memiliki perbedaan
eletronegativitas yang tinggi antara atom penyusunnya. Perbedaan
keelektronegativan kovalen polar tidak lebih dari 2 sehingga atom penyusunnya
hanya dapat membentuk kutub positif dan negatif. Hal ini menyebabkan senyawa
yang berikatan kovalen polar dapat terurai dalam larutannya membentuk ion-ion,
tetapi hanya sebagian. Jumlah ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik
jumlahnya kecil (sedikit) sehingga nilai DHL nya juga kecil. Persamaan
reaksi penguraian air adalah sebagai berikut :

H2O (l) H+ (aq) + OH- (aq)

Larutan asam asetat glasial juga merupakan konduktor, namun konduktor


lemah. Hal ini dikarenakan asam asetat glasial merupakan asam lemah yang atom-
atom penyusunnya terikat secara kovalen polar. Asam asetat glasial dalam
larutannya mengalami ionisasi sebagian seperti akuades. Ionisasi yang tidak
sempurna menjadi ion H+ dan CH3COO- ini menyebabkan jumlah ion-ion yang
dapat bergerak bebeas untuk menghantarkan arus listrik jumlahnya sedikit.Reaksi
penguraian ion-ion dari asam cuka glasial adalah:

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+ (aq)

Minyak tanah merupakan isolator karena ketika diukur dengan


konduktometer menunjukkan angka 0, hal ini menyebabkan perhitungan DHL
juga menunjukkan nilai 0. Minyak tanah merupakan senyawa kovalen non polar
yang tidak dapat larut dalam air sehingga minyak tanah tidak bisa menghasilkan
ion-ion yang dapat bergerak bebas untuk menghantarkan arus listrik. Berikut ini
adalah struktur dari minyak tanah :
H3C
CH3

Larutan NaCl berdasarkan percobaan merupakan konduktor


karena NaCl memiliki nilai konduktivitas yang besar dan dapat
menghantarkan listrik. Hal ini dikarenakan NaCl dalam
larutannya akan mengion sempurna membentuk kation Na + dan
anion Cl-. NaCl dapat mengion sempurna dalam larutannya karena memiliki
derajat disosiasi sama dengan satu. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas dalam
larutan sehingga dapat menghantarkan listrik. Persamaan reaksi
penguraian NaCl adalah sebagai berikut :
NaCl (aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Pengujian terhadap kristal NaCl juga dilakukan dengan tujuan untuk
membandingkan daya hantar listrik suatu senyawa dengan wujud yang berbeda.
NaCl dalam bentuk larutannya dapat mengion sempurna, tetapi dalam bentuk
kristalnya tidak dapat mengion, sehingga kristal NaCl merupakan isolator. NaCl
dalam wujud padatannya memiliki ikatan ion-ion antara Na+ dan Cl- yang terikat
sangat kuat pada kisi kristalnya sehingga tidak menghantarkan listrik. Kristal
NaCl ketika diukur menggunakan konduktometer menghasilkan nilai yang sangat
kecil dan mendekati 0. Berdasarkan literatur, seharusnya kristal NaCl tidak
memiliki nilai konduktivitas dan tidak menunjukkan nilai DHL. Pengukuran
konduktivitas yang diperoleh dari kristal NaCl mungkin dikarenakan elektroda
yang digunakan untuk pengukuran masih sedikit basah dan mengakibatkan ada
sebagian kecil kristal NaCl yang terdisosiasi menjadi ion sehingga menimbulkan
arus yang terbaca dalam konduktometer.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa larutan yang mengandung
senyawa asam asetat glasial, larutan yang mengandung air, dan larutan yang
mengandung garam NaCl merupakan konduktor. Hal ini ditandai dengan nilai
konduktivitas lebih dari nol, sedangkan larutan yang
mengandung minyak tanah dan kristal NaCl merupakan isolator
yang ditandai dengan nilai konduktivitas sama dengan nol atau
mendekati nol. Urutan kemampuan senyawa dalam menghantarkan arus listrik
yaitu larutan NaCl > akuades > asam cuka glasial > kristal NaCl > Minyak tanah.
Air memiliki daya hantar listrik lebih tinggi daripada asam cuka glasial karena air
lebih polar sehingga lebih mudah mengion dibandingkan dengan asam cuka
glasial. Interaksi antar molekul pada asam cuka glasial lebih kuat di bandingkan
dengan air. Interaksi molekul yang kuat menyebabkan asam cuka glasial tidak
mudah mengion jika di bandingkan dengan air. Jadi, arus dari asam cuka glasial
lebih kecil di bandingkan dengan air dan akibatnya nilai daya hantar listrik air
lebih besar dari asam cuka glasial.
4.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan
Elektrolit.
a. Kelompok I
Percobaan kedua yaitu mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listrik larutan elektrolit. Larutan yang digunakan adalah larutan elektrolit
yang dibagi menjadi dua kelompok. Pengelompokkan tersebut didasarkan atas
jenis larutan tersebut. Kelompok pertama terdiri dari larutan asam dan basa, yaitu
NaOH, HCL, NH4OH dan CH3COOH. Kelompok kedua terdiri dari larutan
garam, yaitu NaCl, NaBr dan NH4Cl. Masing-masing larutan dari tiap
kelompok dibuat 5 konsentrasi berbeda untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap DHL.
Konduktivitas berbanding lurus dengan DHL. Nilai DHL
yang diperoleh untuk larutan dalam kelompok satu dapat dilihat
pada tabel 4.2. Berdasarkan percobaan, semua larutan dapat
menghantarkan listrik dengan besar DHL yang berbeda-beda,
sehingga masing-masing larutan dapat dibedakan antara
elektrolit kuat dan lemah. Hal tersebut dibedakan atas dasar nilai
derajat disosiasi yang menyatakan jumlah partikel bermuatan
(ion) yang mampu terdisosiasi dalam larutannya.
Kelompok pertama merupakan larutan asam dan basa yang dapat
dikelompokkan lagi berdasarkan kekuatan asam dan basa nya. Larutan yang
termasuk asam lemah adalah CH3COOH dan asam kuat adalah HCl sedangkan
larutan yang termasuk basa lemah adalah NH4OH dan basa kuat adalah NaOH.
Perbedaan antara DHL larutan asam basa kuat dengan asam basa lemah dapat
dilihat pada gambar 4.1. Bedasarkan grafik, CH3COOH dan NH4OH memiliki
nilai DHL yang kecil dibandingkan dengan HCl dan NaOH. Grafik juga
menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi terhadap DHL pada larutan CH3COOH
dan NH4OH tidak terlalu tinggi sehingga pengaruhnya tidak begitu mencolok,
sedangkan pengaruh konsentrasi terhadap DHL pada larutan HCl dan NaOH
memperlihatkan perbedaan nilai DHL yang sangat menonjol antara konsnetrasi
yang satu dengan yang lain. Hal ini menyebabkan kenaikan tajam pada sumbu y.
Menurut Farid, et al (2012), elektrolit lemah memiliki daya hantar relatif buruk,
meskipun konsentrasinya relatif besar. Hal ini menyebabkan perbedaan
konsentrasi dari kedua senyawa tersebut tidak terlalu berpengaruh besar, karena
keduanya merupakan spesi elektrolit lemah. Elektrolit kuat memiliki daya hantar
relatif baik, meskipun konsentrasinya relatif kecil, sehingga adanya perbedaan
konsentrasi dari kedua senyawa tersebut akan memberikan perbedaan kekuatan
daya hantar yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan elektrolit lemah.

Daya Hantar Listrik Kelompok 1 Vs Konsentrasi


1.800E-05
1.600E-05
1.400E-05
CH3COOH Linear (CH3COOH) NH4OH
1.200E-05
1.000E-05
DHL (/ohm) 8.000E-06
6.000E-06
4.000E-06
HCl2.000E-06 NaOH
0.000E+00
f(x) = 0x + 0
0.01 0.02R0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10 0.11
= 0.99
Konsentrasi (M)

Gambar 4.1 Grafik Kalibrasi Konsentrasi vs DHL Kelompok I


Larutan CH3COOH termasuk asam lemah, sedangkan larutan HCl
termasuk asam kuat. Hal ini dibedakan atas polarisasi atom-atom penyusun pada
kedua senyawa serta nilai derajat disosiasinya. Asam lemah dalam larutannya
hanya terionisasi sebagian karena memiliki nilai derajat disosiasi kurang dari satu.
Asam kuat dalam larutannya dapat terionisasi sempurna karena memiliki derajat
ionisasi sama dengan satu. Asam lemah memiliki karakter kovalen lebih kuat
daripada asam kuat sehingga ikatan kovalennya lebih susah diputus. Asam lemah
CH3COOH akan terionisasi sebagian menghasilkan ion H+ dan CH3COO-,
sedangkan asam kuat HCl akan terionisasi sempurna menghasilkan ion H + dan Cl-.
Reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut :

CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)


Panah kesetimbangan tersebut menunjukkan bahwa penguraian berjalan
dua arah. Asam lemah yang terionisasi sebagian dalam larutannya akan
menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas hanya sedikit sehingga arus yang
dihasilkan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan larutan tersebut
menghantarkan listrik sangat lemah atau kecil sehingga nilai DHL yang diperoleh
juga kecil. Jadi, CH3COOH digolongkan kedalam elektrolit lemah dan HCl
digolongkan kedalam elektrolit kuat.
Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan CH3COOH dapat
dilihat pada gambar 4.2, sedangkan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar
larutan HCl dapat dilihat pada gambar 4.3. Masing-masing larutan menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus antara konsentrasi dengan nilai DHL.
CH3COOH meskipun elektrolit lemah, namun penambahan konsentrasi dapat
mempengaruhi nilai DHL. Menurut Hiskia (1999), semakin besar konsentrasi
suatu larutan maka daya hantar listriknya semakin besar pula. Semakin bertambah
konsentrasi maka semakin bertambah jumlah spesi ion dalam larutan. Elektrolit
lemah tidak mengion sempurna sehingga pertambahan ion-ion dalam larutan tidak
begitu signifikan menyebabkan kenaikan nilai DHL nya sangat kecil. HCl
merupakan asam kuat yang terionisasi sempurna dalam larutannya akan
menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas dalam jumlah banyak sehingga
menghasilkan mobilitas ion yang relatif besar. Semakin besar mobilitas ion dalam
larutan, maka akan semakin besar kuat arus yang dapat dihantarkan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan larutan tersebut menghantarkan listrik sangat
kuat sehingga nilai DHL yang diperoleh juga besar.
CH3COOH
7.000E-07
6.000E-07
5.000E-07 f(x) = 0x + 0
R = 0.99
4.000E-07 DHL
DHL (/ohm) 3.000E-07 Linear (DHL)
2.000E-07
1.000E-07
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)

Gambar 4.2 Grafik Konsentrasi vs DHL CH3COOH

HCl
1.800E-05
1.600E-05
1.400E-05 f(x) = 0x + 0
R = 1
1.200E-05
1.000E-05 DHL
DHL (/ohm) 8.000E-06 Linear (DHL)
6.000E-06
4.000E-06
2.000E-06
0.000E+00
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Konsentrasi (M)

Gambar 4.3 Grafik Konsentrasi vs DHL HCl


Larutan NH4OH merupakan basa lemah, sedangkan larutan NaOH
merupakan basa kuat. Hal ini dibedakan atas polarisasi atom-atom penyusun pada
kedua senyawa serta nilai derajat disosiasinya. Basa lemah dalam larutannya
hanya terionisasi sebagian karena memiliki nilai derajat disosiasi kurang dari satu.
Basa kuat dalam larutannya dapat terionisasi sempurna karena memiliki derajat
ionisasi sama dengan satu. Basa lemah memiliki karakter kovalen lebih kuat
daripada basa kuat sehingga ikatan kovalennya lebih susah diputus. Reaksi
ionisasinya adalah sebagai berikut :
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)


Panah kesetimbangan tersebut menunjukkan bahwa penguraian berjalan
dua arah. Basa lemah yang terionisasi sebagian dalam larutannya akan
menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas hanya sedikit sehingga arus yang
dihasilkan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan larutan tersebut
menghantarkan listrik sangat lemah atau kecil sehingga nilai DHL yang diperoleh
juga kecil. Jadi, NH4OH digolongkan kedalam elektrolit lemah dan NaOH
digolongkan kedalam elektrolit kuat.
Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan NH4OH dapat dilihat
pada gambar 4.4, sedangkan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan
NaOH dapat dilihat pada gambar 4.5. Masing-masing larutan menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus antara konsentrasi dengan nilai DHL. NH 4OH
meskipun elektrolit lemah, namun penambahan konsentrasi dapat mempengaruhi
nilai DHL. Menurut Hiskia (1999), semakin besar konsentrasi suatu larutan maka
daya hantar listriknya semakin besar pula, karena semakin bertambah jumlah spesi
ion dalam larutan. Elektrolit lemah tidak mengion sempurna sehingga
pertambahan ion-ion dalam larutan tidak begitu signifikan menyebabkan kenaikan
nilai DHL nya sangat kecil. NaOH merupakan basa kuat yang terionisasi
sempurna dalam larutannya akan menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak bebas
dalam jumlah banyak sehingga menghasilkan mobilitas ion yang relatif besar.
Semakin besar mobilitas ion dalam larutan, maka akan semakin besar kuat arus
yang dapat dihantarkan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan larutan tersebut
menghantarkan listrik sangat kuat sehingga nilai DHL yang diperoleh juga besar.
NH4OH
3.500E-07
3.000E-07 f(x) = 0x + 0
R = 0.88
2.500E-07
2.000E-07
DHL
DHL (/ohm) 1.500E-07 Linear (DHL)
1.000E-07
5.000E-08
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)

Gambar 4.4 Grafik Konsentrasi vs DHL NH4OH

NaOH
2.000E-05

1.500E-05 f(x) = 0x + 0
R = 1
1.000E-05 DHL
DHL (/ohm) Linear (DHL)
5.000E-06

0.000E+00
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
Konsentrasi (M)

Gambar 4.5 Grafik Konsentrasi vs DHL NaOH

Percobaan yang dilakukan telah sesuai dengan literatur, yaitu semakin


tinggi konsentrasi maka daya hantar listrik yang dihasilkan juga semakin besar.
Hal ini dikarenakan jumlah ion yang bergerak bebas dalam suatu larutan untuk
menghantarkan listrik juga bertambah. Urutan kekuatan elektrolit senyawa dalam
larutan kelompok I dapat dilihat pada grafik 4.1. Urutan kekuatan DHL oleh
senyawa dalam larutan kelompok I adlaah HCl> NaOH> CH3COOH> NH4OH.
b. Kelompok II
Pengukuran daya hantar kelompok 2 menggunakan larutan NaCl, NaBr,
dan NH4Cl pada berbagai konsentrasi. Larutan pada kelompok 2 terdiri dari
senyawa garam yang memiliki ikatan ionik. Senyawa dengan ikatan ionik apabila
dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna, sehingga termasuk dalam
elektrolit kuat. Pengukuran dilakukan untuk mempelajari daya hantar listrik anion
dan kation segolongan. Hubungan antara konsentrasi dan DHL pada larutan
kelompok 2 dapat dilihat pada grafik 4.6. Berdasarkan grafik yang diperoleh,
urutan DHL senyawa dalam larutan kelompok II dari yang terbesar adalah NaCl>
NH4Cl> NaBr.

Daya hantar listrik kelompok 2 vs konsentrasi


1.400E-05
1.200E-05
1.000E-05
8.000E-06 NaCl
DHL (/ohm) NaBr
6.000E-06
NH4Cl
4.000E-06
2.000E-06
0.000E+00
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12
Konsentrasi (M)

Gambar 4.6 Grafik Kalibrasi Konsentrasi vs DHL Kelompok II


NaCl dan NaBr merupakan senyawa dengan kation penyusunya sama,
yaitu Na+ dan anionnya merupakan anion segolongan, yaitu golongan halogen.
Kedua senyawa tersebut memiliki nilai daya hantar yang berbeda meskipun
disusun oleh kation yang sama dan anionnya terletak dalam satu golongan. Hal ini
dikarenakan sifat dari masing-masing anion. Unsur paling atas dalam suatu
golongan menunjukkan unsur tersebut semakin reaktif, sehingga semakin mudah
menangkap elektron. Golongan halogen memiliki harga keelektronegatifan yang
semakin menurun dari atas ke bawah. Semakin kecil harga kelektronegatifannya,
maka akan semakin rendah kekuatan daya hantar listriknya.
Menurut Effendy (2008) ukuran atom golongan halogen dari atas kebawah
semakin besar sehingga jari-jari atom juga semakin besar. Hal ini menyebabkan
kelarutannya dalam pearut polar semakin berkurang sehingga karakter kovalennya
semakin kuat dan karakter ionnya semakin berkurang. Ikatan suatu senyawa yang
terbentuk dari ikatan kovalen apabila dilarutkan dalam air akan membutuhkan
energi lebih besar untuk putus sehingga susah terionisasi.
Atom klor memiliki harga keelektronegatifan lebih tinggi daripada atom
brom. Atom klor juga memiliki ukuran yang lebih kecil daripada atom brom,
sehingga anion Cl- apabila berikatan dengan kation Na+ dan dilarutkan dalam
pelarut air akan lebih mudah terionisasi. Hal ini menyebabkan NaCl memiliki
lebih banyak ion-ion dalam larutan yang bergerak bebas untuk menghantarkan
arus listrik sehingga nilai konduktivitasnya juga besar. Nilai konduktivitas
berbanding lurus dengan DHL. Nilai DHL NaCl dan NaBr pada berbagai
konsentrasi dapat dilihat pada tabel 4.3. Percobaan yang dilakukan telah sesuai
dengan teori yang ada, yaitu garam-garam halida segolongan memiliki nilai DHL
yang semakin kecil dari atas ke bawah. Persamaan reaksi ionisasi untuk larutan
tersebut adalah sebagai berikut:
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
NaBr(aq) Na+(aq) + Br-(aq)
NaCl dan NH4Cl merupakan senyawa dengan anion penyusunnya sama,
namun memiliki nilai DHL yang berbeda. Menurut Alberty (1992), ukuran kation
dan anion penyusun dalam suatu larutan dapat mempengaruhi daya hantar listrik
yang dihasilkan. Hal tersebut diperjelas oleh Effendy (2008), yaitu semakin kecil
ukuran kation maka semakin mudah terpolarisasi dan mempolarisasi maka
semakin bersifat kovalen dan karakter ionnya berkurang. Hal ini menyebabkan
anion yang terikat dengan kation berukuran kecil akan terbentuk ikatan kovalen.
Senyawa dengan ikatan kovalen akan susah terionisasi karena membutuhkan
energi yang lebih besar untuk memutus ikatan tersebut.
Kation NH4+ memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Na +, sehingga
NH4+ lebih bersifat elektropositif. Hal ini menyebabkan NH4Cl lebih ke karakter
ionik. Hal ini menyebabkan NH4Cl dalam larutan lebih mudah mengion dan
menghasilkan jumlah ion-ion lebih banyak sehingga memiliki kemampuan
menghantarkan arus listrik lebih besar daripada NaCl. Hal ini menyebabkan nilai
konduktivitas dari NaCl juga besar. Nilai konduktivitas berbanding lurus dengan
DHL. Nilai DHL NaCl dan NH 4Cl pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada
tabel 4.3. NaCl akan lebih bersifat kovalen dibandingkan NH4Cl. Ikatan dengan
karakter kovalen yang semakin kuat akan lebih susah diputuskan karena butuh
energi yang lebih besar untuk putus. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai DHL
NaCl jauh lebih besar dibandingkan NH4Cl. Kesalahan yang terjadi kemungkinan
karena saat pengenceran kurang tepat menyebabkan konsentrasi dari masing-
masing senyawa tidak sesuai dengan yang ditentukan. Persamaan reaksi ionisasi
untuk larutan tersebut adalah sebagai berikut :
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)

Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan NaCl dapat


dilihat pada gambar 4.7, NaBr dapat dilihat pada gambar 4.8, dan NH 4Cl dapat
dilihat pada gambar 4.9. Grafik pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik
larutan NH4Cl memiliki nilai regresi linier yang lebih kecil dibandingkan grafik
pada NaCl dan NaBr. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik pada larutan NH4Cl lebih akurat
dibandingkan larutan NaCl dan NaBr. Kenaikan daya hantar akibat pengaruh
konsentrasi pada larutan NH4Cl sangat tajam, hal ini dikarenakan penambahan
sedikit ion-ion NH4+ dan Cl- menyebabkan peningkatan kemampuan daya hantar
larutan yang signifikan. Nilai DHL pada NH4Cl pada konsentrasi tertentu lebih
kecil dibandingkan NaBr. Hal ini kemungkinan karena kesalahan pada
pengenceran atau disebabkan penambahan ion-ion yang signifikan ketika
konsentrasi ditingkatkan.

NaCl
1.400E-05
1.200E-05
f(x) = 0x + 0
1.000E-05 R = 0.88
8.000E-06
DHL
DHL (/ohm) 6.000E-06 Linear (DHL)
4.000E-06
2.000E-06
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)

Gambar 4.7 Grafik Konsentrasi vs DHL NaCl


NaBr
9.000E-06
8.000E-06
7.000E-06 f(x) = 0x - 0
6.000E-06 R = 0.93
5.000E-06 DHL
DHL (/ohm) 4.000E-06 Linear (DHL)
3.000E-06
2.000E-06
1.000E-06
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)

Gambar 4.8 Grafik Konsentrasi vs DHL NaBr

NH4Cl
8.000E-06
7.000E-06
f(x) = 0x + 0
6.000E-06
R = 1
5.000E-06
4.000E-06 DHL
DHL (/ohm) Linear (DHL)
3.000E-06
2.000E-06
1.000E-06
0.000E+00
0.00 0.05 0.10 0.15
Konsentrasi (M)

Gambar 4.9 Grafik Konsentrasi vs DHL NH4Cl


BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum daya hantar listrik adalah sebagai berikut :
1. Daya hantar listrik berbagai senyawa yang telah diukur menunjukkan bahwa
larutan NaCl, asam asetat glasial, akuades merupakan konduktor, sedangkan
minyak tanah dan kristal NaCl merupakan isolator.
2. Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit hanya
signifikan pada larutan elektrolit kuat. Semakin tinggi konsentrasi, semakin
tinggi juga daya hantar listriknya. Ukuran kation yang semakin besar pada
anoin sejenis akan mengakibatkan daya hantar listrik semakin besar, sedangkan
dalam satu golongan halida dari atas kebawah daya hantar listriknya semakin
berkurang.

5.2 Saran
Saran dari praktikum daya hantar listrik adalah sebaiknya praktikan
melakukan proses pengenceran secara hati-hati agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan literatur yang ada. Elektroda sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih
dahulu agar nilai pengukurannya sesuai. Elektroda yang digunakan harus selalu
dibilas untuk mencegah kontaminasi senyawa lain yang diukur sehingga tidak
mempengaruhi nilai DHL senyawa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1996. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Alberty, R. 1992. Kimia Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Alik, A. 1989. Studi Hidrologi Waduk Cengklik Kabupaten Boyolali. Skripsi.


Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Anonim. 2015. Material Safety Data Sheet Akuades MSDS.


http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=9927165. [Diakses pada 23
November 2016].

Anonim. 2015. MSDS Asam Asetat. http://wikipedia.com/asam-asetat/html.


[Diakses pada 23 November 2016].

Anonim. 2015. Material Safety Data Sheet Chloride Acid MSDS.


http://www.sciencelab.com/Chloride-Acid/html. [Diakses pada 23
November 2016].

Anonim. 2015. MSDS Minyak Tanah. http://wikipedia.com/minyaktanah/html.


[Diakses pada 23 November 2016].

Anonim. 2015. MSDS NaBr. http://wikipedia.com/natrium-bromida/html.


[Diakses pada 23 November 2016].

Anonim. 2015. MSDS NaCl. http://wikipedia.com/natrium-klorida/html. [Diakses


pada 23 November 2016].

Anonim. 2015. Material Safety Data Sheet Sodium Iodide MSDS.


http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld= 9567890.[Diakses pada 23
November 2016].

Anonim. 2015. Material Safety Data Sheet Sodium Hydroxide MSDS.


http://www.sciencelab.com/sodium-hydroxide/html.[Diakses pada 23
November 2016].

Anonim. 2015. Material Safety Data Sheet Ammonium Chloride MSDS.


http://www.sciencelab.com/ammonium-chloride/html.[Diakses pada 23
November 2016].

Anonim. 2015. MSDS NH4OH. http://wikipedia.com/Amonium-hidroksida/html.


[Diakses pada 23 November 2016].

Basset, J., R. C. Denney, G. H. Jeffery, J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel:


Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Bird, T. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Effendy. 2008. Ikatan Ionik dan Cacat-Cacat Pada Kristal Ionik Edisi 2. Malang :
Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang.

Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.


Hiskia, A. 1999. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Marlina, E., S. Wahyudi, L. Yuliati. 2013. Produksi Browns Gas Hasil Elektrolisis
H2O dengan Katalis NaHCO3. Jurnal Rekayasa Mesin. 4(1):1-6.
Robah, A, M. 2010. Perancangan Alat Ukur Konduktivitas Pada Proses
Penyulingan Air Garam Untuk Konsumsi Air Minum. Skripsi. Malang :
Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Soedojo, P. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Jakarta: Erlangga.

Tim Praktikum Kimia Fisik II. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik II. Jember:
Fakultas MIPA Universitas Jember.
LAMPIRAN

A Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa


A =1/2 luas permukaan bola A
DHL = k x L
= x 4 r2
= x 4 x 3,14 x 0,152 DHL = 0,00 x 10-3 s/cm x
= 0,1413 cm2
L = 150 cm 0,1413 cm2
150 cm
L
R= A
DHL = 0,00 x 10-8 s = 0,00 x 10-8
1 1 A ohm-1
DHL = R = x L

1
Karena = k, maka : 2 Asam cuka glasial
k 1+k 2 +k 3
A k = 3
DHL = k x L
k =
dimana;
A = Luas penampung (cm2)
3
L = Panjang (cm) (0,03+0,04 +0,04)10 s /cm
3
= Resitivitas (ohm. cm)
k = Konduktivitas (ohm-1cm-1) = 0,0367 x 10-3 s/cm
A
A Menentukan daya hantar listrik
DHL= k x L
berbagai senyawa
1 Minyak tanah DHL= 0,0367 x 10-3 s/cm x
k 1+ k 2 +k 3
k =
3 2
0,1413 cm
k = 150 cm

DHL= 0,0367 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-


3
(0,00+0,00+ 0,00) 10 s /cm 4
cm
3
DHL= 3,454 x 10-8 s = 3,454 x 10-8
= 0,00 x 10-3 s/cm
ohm-1
3 Akuades k =
k 1+ k 2 +k 3
k = 3 3
(12,63+12,58+12,61)10 s /cm
3
k =
= 12,61 x 10-3 s/cm
A
(0,07+ 0,07+0,07)103 s/cm DHL = k x L
3
= 0,07 x 10-3 s/cm DHL = 12,61 x 10-3 s/cm x
A
DHL = k x L 0,1413 cm2
150 cm
DHL = 0,07 x 10-3 s/cm x
DHL = 12,61 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
0,1413 cm2 cm
150 cm DHL =11,879 x 10-6 s =11,879 x 10-6

DHL = 0,07 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 ohm-1

cm 5 Kristal NaCl
-8 -8
DHL =6,594 x 10 s =6,594 x 10 k 1+k 2 +k 3
-1 k =
ohm 3

4 Larutan NaCl 0,1 M k =


k 1+ k 2 +k 3
k = 3
(0,01+0,01+0,02)103 s/cm
3
= 0,013 x 10-3 s/cm
A
DHL = k x L

DHL = 0,013 x 10-3 s/cm x

2
0,1413 cm
150 cm

DHL = 0,013 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4


cm
DHL = 1,225 x 10-8 s = 1,225 x 10-8
ohm-1
Senyawa Daya Hantar Listrik (ohm-1)
Minyak tanah 0,00 x 10-8
Asam cuka glasial 3,454 x 10-8
Akuades 6,594 x 10-8
Larutan NaCl 0,1 M 11,879 x 10-6
Kristal NaCl 1,225 x 10-8

B. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan


elektrolit
Pengenceran Larutan pada kelompok I dan kelompok II dengan konsentrasi
0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dan 0,10 M dalam 25 mL dari masing-masing larutan 1
M.
a Konsentrasi 0,02 M
M 1 V 1 =M 2 V 2

1 M V 1=0,02 M 25 mL

V 1=0,5 mL

b Konsentrasi 0,04 M
M 1 V 1 =M 2 V 2

1 M V 1=0,04 M 25 mL

V 1=1 m L

c Konsentrasi 0,06 M
M 1 V 1 =M 2 V 2

1 M V 1=0,06 M 25 mL

V 1=1,5 mL

d Konsentrasi 0,08 M
M 1 V 1 =M 2 V 2
1 M V 1=0,08 M 25 mL

V 1=2 mL

e Konsentrasi 0,10 M
M 1 V 1 =M 2 V 2

1 M V 1=0,10 M 25 mL

V 1=2,5 mL

Pengukuran DHL (L) k 1+ k 2 +k 3


k =
Kelompok 1 3

1 Larutan CH3COOH k =
a CH3COOH 0,02 M
k 1+ k 2 +k 3
k
3
= (0,38+0,39+ 0,39) 10 s /cm
3
3

k = = 0,383 x 10-3 s/cm


A
3 DHL = k x L
(0,27+ 0,28+ 0,27)10 s/cm
3
DHL = 0,383 x 10-3 s/cm x
= 0,273 x 10-3 s/cm
A 0,1413 cm2
DHL= k x L 150 cm

DHL= 0,273 x 10-3 s/cm x DHL =0,383 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
cm
2
0,1413 cm DHL =3,611 x 10-7 s = 3,611 x 10-7
150 cm
ohm-1
DHL=0,273 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 c CH3COOH 0,06 M
cm k 1+ k 2 +k 3
k = 3
DHL= 2,57 x 10-7 s = 2,57 x 10-7
ohm-1
b CH3COOH 0,04 M
k = DHL = 5,21 x 10-7 s = 5,21 x 10-7
ohm-1

(0,45+0,48+ 0,44)10 s/cm


3 e CH3COOH 0,10 M
3 k 1+ k 2 +k 3
k = 3
= 0,457 x 10-3 s/cm
A k =
DHL = k x L
3
DHL = 0,457 x 10-3 s/cm x (0,60+0,65+ 0,61) 10 s /cm
3
0,1413 cm2
= 0,62 x 10-3 s/cm
150 cm
A
-3
DHL=0,457 x 10 s/cm x 9,42 . 10 -4 DHL = k x L
cm
DHL = 0,62 x 10-3 s/cm x
DHL =4,302 x 10-7 s = 4,302 x 10-7
ohm-1 0,1413 cm2
d CH3COOH 0,08 M 150 cm

k 1+k 2 +k 3
k DHL = 0,62 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
= 3
cm
k = DHL = 5,84 x 10-7 s = 5,84 x 10-7
ohm-1

(0,55+0,55+ 0,56)103 s /cm 2 Larutan NH4OH


3 a NH4OH 0,02 M
k 1+ k 2 +k 3
= 0,553 x 10-3 s/cm k = 3
A
DHL = k x L k =
DHL = 0,553 x 10-3 s/cm x
3
(0,11+ 0,13+ 0,11)10 s/cm
2
0,1413 cm 3
150 cm
= 0,117 x 10-3 s/cm
DHL=0,553 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
cm
A k =
DHL = k x L

DHL = 0,117 x 10-3 s/cm x (0,26+0,24 +0,25)10 s/cm


3

3
2
0,1413 cm
150 cm = 0,25 x 10-3 s/cm
A
DHL=0,117 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 DHL = k x L
cm
DHL = 0,25 x 10-3 s/cm x
DHL = 1,099 x 10-7 s = 1,099 x 10-7
ohm-1
0,1413 cm2
b NH4OH 0,04 M 150 cm
k 1+k 2 +k 3
k = DHL = 0,25 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
3
cm
k = DHL = 2,355 x 10-7 s = 2,355 x 10-7
ohm-1
3
(0,24+ 0,25+0,25)10 s /cm d NH4OH 0,08 M
3 k 1+ k 2 +k 3
k = 3
= 0,247 x 10-3 s/cm
A k =
DHL = k x L

DHL=0,247 x 10-3 s/cm x (0,29+0,29+ 0,29) 103 s /cm


3
0,1413 cm2
150 cm = 0,29 x 10-3 s/cm
A
-3
DHL=0,247 x 10 s/cm x 9,42 . 10 -4
DHL = k x L
cm
DHL = 0,29 x 10-3 s/cm x
DHL= 2,324 x 10-7 s = 2,324 x 10-7
ohm-1 2
0,1413 cm
c NH4OH 0,06 M 150 cm
k 1+k 2 +k 3
k = DHL = 0,29 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
3
cm
DHL = 2,732 x 10-7 s = 2,732 x 10-7 DHL=6,223 x 10-3 s/cm x
ohm-1
0,1413 cm2
e NH4OH 0,10 M
150 cm
k 1+ k 2 +k 3
k = 3 DHL=6,223 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 cm
DHL=5,862 x 10-6 s = 5,862 x 10-6 ohm-1
k =
HCl 0,04 M
k 1+ k 2 +k 3
(0,34+ 0,35+0,34)10 s /cm
3 k = 3
3
k =
-3
= 0,343 x 10 s/cm
A
DHL= k x L
3
(11,51+11,50+ 11,50)10 s/cm
3
DHL= 0,343 x 10-3 s/cm x
= 11,503 x 10-3 s/cm
0,1413 cm2 A
150 cm DHL = k x L

DHL=0,343 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 DHL=11,503 x 10-3 s/cmx


cm
0,1413 cm2
DHL=3,23 x 10-7 s =3,23 x 10-7 ohm-1
150 cm
3 Larutan HCl
a HCl 0,02 M DHL =11,503 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4

k 1+ k 2 +k 3 cm
k = 3 DHL =10,836 x 10-6 s =10,836 x 10-6
ohm-1
3
(6,21+6,24+ 6,22)10 s / cm
k = HCl 0,06 M
3
k 1+ k 2 +k 3
k =
= 6,223 x 10 s/cm -3
3
A
DHL= k x L k =

(16,46+16,46+16,41)103 s/cm
3
= 16,443 x 10-3 s/cm k 1+ k 2 +k 3
k =
A 3
DHL = k x L
k =
DHL = 16,443 x 10-3 s/cm x

2 (8,86+ 9,16+9,21)103 s /cm


0,1413 cm
3
150 cm
= 9,077 x 10-3 s/cm
DHL =16,443 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
A
cm DHL= k x L
DHL = 15,49 x 10-6 s = 15,49 x 10-6 ohm-
1 DHL= 9,077 x 10-3 s/cm x
4 Larutan NaOH
a NaOH 0,02 M 0,1413 cm2
150 cm
k 1+ k 2 +k 3
k = 3 DHL=9,077 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4

k = cm
DHL=8,55 x 10-6 s=8,55 x 10-6 ohm-1
3 c NaOH 0,06 M
(4,95+ 4,99+4,97)10 s /cm
3 k 1+ k 2 +k 3
k = 3
= 4,97 x 10-3 s/cm
k =
A
DHL = k x L

(12,99+12,99+12,99)103 s /cm
DHL = 4,97 x 10-3 s/cm x
3

0,1413 cm2 = 12,99 x 10-3 s/cm


150 cm
A
DHL = k x L
DHL =4,97 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
cm DHL =12,99 x 10-3 s/cm x
DHL = 4,682 x 10-6 s = 4,682 x 10-6
ohm-1 0,1413 cm2
150 cm
b NaOH 0,04 M
DHL =12,99 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 = 2,433 x 10-3 s/cm
A
cm DHL = k x L
DHL =12,237 x 10-6 s =12,237 x 10-6
-1
DHL = 2,433 x 10-3 s/cm x
ohm
d NaOH 0,08 M 0,1413 cm2
k 1+k 2 +k 3 150 cm
k = 3 DHL =2,433 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4

k = cm
DHL = 2,292 x 10-6 s= 2,292 x 10-6
ohm-1
3
(17,26+17,25+17,24) 10 s /cm b NaCl 0,04 M
3 k 1+ k 2 +k 3
k =
3
= 17,25 x 10-3 s/cm
k =
A
DHL = k x L
(8,28+8,25+ 8,28) 103 s /cm
DHL =17,25 x 10-3 s/cm x 3

2
= 8,27 x 10-3 s/cm
0,1413 cm A
150 cm DHL = k x L

DHL=17,25 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 DHL = 8,27 x 10-3 s/cm x


cm
0,1413 cm2
DHL =16,25 x 10-6 s = 16,25 x 10-6 150 cm
ohm-1
DHL =8,27 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
Kelompok 2
cm
DHL=7,79 x 10-6 s =7,79 x 10-6 ohm-
1 Larutan NaCl
1
a NaCl 0,02 M
c NaCl 0,06 M
k 1+ k 2 +k 3
k = k 1+ k 2 +k 3
3 k = 3
k =

(2,44+2,43+2,43)103 s /cm
3
k =
k 1+ k 2 +k 3
k = 3

(9,27+ 9,25+9,28)10 s/cm


3 k =
3

(12,63+12,58+12,61)103 s /cm
= 9,267 x 10-3 s/cm
3
A
DHL = k x L = 12,61 x 10-3 s/cm

DHL = 9,267 x 10-3 s/cm x A


DHL = k x L

0,1413 cm2 DHL = 12,61 x 10-3 s/cm x


150 cm
DHL =9,267 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 0,1413 cm2
cm 150 cm
DHL=8,73 x 10-6 s=8,73 x 10-6 ohm-1
d NaCl 0,08 M DHL = 12,61 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
k 1+k 2 +k 3 cm
k = DHL= 11,879 x 10-6 s =11,879 x 10-6
3
ohm-1
k =2 Larutan NaBr
a NaBr 0,02 M
k 1+ k 2 +k 3
k =
(9,93+9,92+ 9,95)10 s /cm
3
3
3
k =
= 9,933 x 10-3 s/cm
A
DHL = k x (0,94+ 0,92+ 0,93)103 s /cm
L
3
DHL =9,933 x 10-3 s/cm x = 0,93 x 10-3 s/cm
A
DHL = k x L
2
0,1413 cm
150 cm DHL = 0,93 x 10-3 s/cm x
DHL=9,933 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-6
cm 0,1413 cm2
DHL=9,357 x 10-6 s=9,357 x 10-6 150 cm

ohm-1 DHL = 0,93 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4


e NaCl 0,10 M
cm
DHL = 0,876 x 10-6 s = 0,876 x 10-6 DHL = 3,147 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
ohm-1 cm
DHL = 2,96 x 10-6 s =2,96 x 10-6 ohm-
b NaBr 0,04 M
k 1+ k 2 +k 3 1
k = d NaBr 0,08 M
3
k 1+ k 2 +k 3
k k =
= 3

k =
3
(1,03+1,05+1,05)10 s/cm
3
(6,75+6,85+6,74 )103 s /cm
= 1,043 x 10-3 s/cm 3
A
DHL = k x L = 6,78 x 10-3 s/cm
A
DHL = 1,043 x 10-3 s/cm x DHL = k x L

DHL = 6,78 x 10-3 s/cm x


0,1413 cm2
150 cm
2
0,1413 cm
-3 -4
DHL =1,043 x 10 s/cm x 9,42 . 10 150 cm
cm
DHL = 6,78 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
DHL = 0,983 x 10-6 s = 0,983 x 10-6
cm
ohm-1
DHL =6,387 x 10-6 s =6,387 x 10-6
c NaBr 0,06 M
k 1+ k 2 +k 3 ohm-1
k = e NaBr 0,10 M
3
k 1+ k 2 +k 3
k k =
= 3

k =
3
(3,01+3,22+3,21) 10 s /cm
3
(8,33+8,31+8,32)103 s/cm
-3
= 3,147 x 10 s/cm 3
A
DHL = k x L = 8,32 x 10-3 s/cm
A
DHL = 3,147 x 10-3 s/cm x DHL = k x L

DHL = 8,32 x 10-3 s/cm x


0,1413 cm2
150 cm
2
0,1413 cm
150 cm
DHL = 8,32 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 A
DHL = k x L
cm
DHL = 7,837 x 10-6 s =7,837 x 10-6 DHL = 3,20 x 10-3 s/cm x
ohm-1
3 Larutan NH4Cl 0,1413 cm2
a NH4Cl 0,02 M 150 cm
k 1+ k 2 +k 3
k =
3 DHL = 3,20 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4

k cm
= DHL = 3,014 x 10-6 s = 3,014 x 10-6
ohm-1
(1,72+1,68+1,75)103 s /cm c NH4Cl 0,06 M
3 k 1+ k 2+ k 3
k =
3
= 1,717 x 10-3 s/cm k =
A
DHL = k x L
3
(4,63+ 4,63+ 4,65)10 s /cm
A 3
DHL = k x L
= 4,637 x 10-3 s/cm
A
DHL = 1,717 x 10-3 s/cm x DHL = k x L

0,1413 cm2 DHL = 4,637 x 10-3 s/cm x


150 cm
2
0,1413 cm
DHL = 1,717 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 150 cm
cm DHL = 4,637 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4
DHL = 1,617 x 10-6 s = 1,617 x 10-6 cm
ohm -1 DHL = 4,367 x 10-6 s =4,367 x 10-6

b NH4Cl 0,04 M ohm-1


k 1+ k 2+ k 3 d NH4Cl 0,08 M
k = k 1+ k 2+ k 3
3 k =
3
k = k =

3
(3,21+3,19+3,20)10 s /cm
3 (6,21+6,23+6,23)103 s/cm
3
= 3,20 x 10-3 s/cm
= 6,223 x 10-3 s/cm
A k =
DHL = k x L

DHL = 6,223 x 10-3 s/cm x 3


(7,43+7,40+7,41)10 s /cm
3
0,1413 cm2
150 cm = 7,413 x 10-3 s/cm
A
DHL = 6,223 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-4 DHL = k x L
cm DHL = 7,413 x 10-3 s/cm x
DHL = 5,862 x 10-6 s =5,862 x 10-6
ohm-1
0,1413 cm2
e NH4Cl 0,10 M
k 1+ k 2+ k 3 150 cm
k =
3 DHL = 7,413 x 10-3 s/cm x 9,42 . 10-6
cm
DHL =6,983 x 10-6 s =6,983 x 10-6
ohm-

Anda mungkin juga menyukai