Anda di halaman 1dari 92

PETUNJUK PELAKSANAAN

PROGRAM KOTAKU TINGKAT


KELURAHAN/DESA

www.kotatanpakumuh.id


























PETUNJUK PELAKSANAAN
PROGRAM KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA
TAHUN 2016

Diterbitkan Oleh:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa i


ii PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


DAFTAR ISI
Daftar Singkatan | iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang | 2
1.2. Perihal dan Kedudukan Petunjuk Pelaksanaan | 2
1.3. Tujuan | 3
1.4. Strategi Pelaksanaan | 3
1.5. Keluaran | 3
1.6. Prinsip-Prinsip | 4
1.7. Lokasi Sasaran | 6
1.8. Ketentuan Pelaksanaan | 6

BAB II KOMPONEN PROGRAM
2.1. Pengembangan kelembagaan dan kebijakan | 8
2.2. Integrasi perencanaan dan pengembangan kapasitas untuk pemerintah
kecamatan, pemerintah kelurahan/desa, BKM/LKM, dan masyarakat | 8
2.3. Perbaikan infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan dan pelayanan tingkat
kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan berkelanjutan di kawasan
permukiman kumuh kelurahan/desa | 9
2.4. Koneksitas perbaikan dan pelayanan sistem infrastruktur tersier/lingkungan dengan
sistem pelayanan skala kota/kabupaten (sekunder/primer) | 10
2.5. Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis | 10
2.6. Dukungan untuk kondisi darurat bencana | 11

BAB III PENYELENGGARAAN
3.1. Tahapan Persiapan | 17
3.1.1. Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) | 18
3.1.2. Pembentukan/penguatan Kelembagaaan Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP) | 20
3.2. Tahap Perencanaan | 22
3.2.1. Persiapan Perencanaan | 24
3.2.2. Refleksi Perkara Kritis (RPK) | 26
3.2.3. Pemetaan Swadaya | 28
3.2.4. Tahap Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
(RPLP dengan kedalaman rencana teknis) | 39
3.2.5. Penyusunan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman (RTLP) | 43

3.3. Tahap Pelaksanaan | 59


3.4. Tahap Keberlanjutan | 64
3.4.1. Pengembangan kelembagaan dan pembangunan kolaborasi secara menerus | 64
3.4.2. Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah | 65
3.5. Kegiatan Menerus Dan Berkala | 70
3.5.1. Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan | 71
3.5.2. Pengembangan kapasitas. | 71
3.5.3. Operasi dan pemeliharaan serta pengembangan dan inovasi kegiatan | 71

BAB IV PERAN PELAKU KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA | 74

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa iii


DAFTAR SINGKATAN


AD : Anggaran Dasar
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ART : Anggaran Rumah Tangga
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BAP2 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
BCB : Benda Cagar Budaya
BDC : Bussiness Development Center
BDI :Bantuan Dana Investasi (dahulu disebut dengan Bantuan Langsung
Masyarakat atau BLM)
BGAP : Better Good Governance Action Plan
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
BOP : Biaya Operasional Pelaksanaan
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BPS : Badan Pusat Statistik
CAP : Community Action Plan
CC : City Changer
CCMU : Central Collaboration Management Unit
CSR : Corporate Sosial Responsibility
DED : Detailed Engineering Design
DPMU : District Program Management Unit
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EA : Executing Agency
FGD : Focus Group Discussion
FKA-BKM : Forum Komunikasi Atar-Badan Keswadayaan Masyarakat
GIS : Geographic Information Sistem
ICDD : Integrated Community Driven Development
K/L : Kementerian dan Lembaga
KAK/TOR : Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference
KBP : Komunitas Belajar Perkotaan
KCB : Kawasan Cagar Budaya
KK : Kepala Keluarga
KME : Konsultan Manajemen Evaluasi
KMP : Konsultan Manajemen Pusat
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KMT : Konsultan Manajemen Teknik
KMW : Konsultan Manajemen Wilayah
KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
LA : Loan Agreement
LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat
LO : Loan Covenance
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban

iv PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


LPM : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
LSM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat

M&E : Monitoring and Evaluation
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MCK : Mandi Cuci Kakus
MDGs : Millenium Development Goals
MHA : Masyarakat Hukum Adat
MIS : Management Information Sistem
MP2K : Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
NCEP : National Community Empowering Program
NSU : National Slum Upgrading
NUAP : Neighborhood Upgrading Action Plan
O&P : Operasional dan Pemeliharaan
OC : Oversight Consultant
OJT : On Job Training
OSP CB : Oversight Services Provider Cappacity Building
PAD : Project Appraisal Document
Pemda : Pemerintah Daerah
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PIP : Pembangunan Infrastruktur Permukiman
PJM : Perencanaan Jangka Menengah
PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
PKK : Program Kesejahteraan Keluarga
PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman
PKP2B : Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan
PKPBM : Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat
PLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
PMU : Program Management Unit
POB : Prosedur Operasional Baku
Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PPM : Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
PPMK : Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas
PS : Pemetaan Swadaya
PT : Perguruan Tinggi
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
QA : Quality Assurance
RAB : Rencana Anggaran Biaya
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Renta ILP : Rencana Tahunan Infrastruktur Lingkungan Permukiman
RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKP-KP : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
RKTL : Rencana Kerja dan Tindak Lanjut
RP2KP-KP : rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
perkotaan
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPJMD : Rencana Jangka Menengah Daerah

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa v


RPJMN : Rencana Jangka Menengah Nasional
RPK : Refleksi Perkara Kritis
RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan prioritas Permukiman
RPLP : Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
RTBL : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTPLP : Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SIAP : Slum Improvement Action Plan
SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana
SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan
SPK : Surat Perintah Kerja
SPM : Surat Perintah Membayar
SPPB : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
SPPDE : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Ekonomi
SPPDL : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan
SPPDS : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Sosial
SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TAPD :Tim Anggaran Pemerintah Daerah
TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif
ToT : Training of Trainer
TPA : Tempat Pembuangan Akhir (Sampah)
TPP : Tim Perencanaan Partisipatif

TPS : Tempat Penampungan Sementara (Sampah)
UP : Unit Pengelola
UPK : Unit Pengelola Keuangan
UPL : Unit Pengelola Lingkungan
UPM : Unit Pengaduan Masyarakat
UPP : Urban Poverty Program
UPS : Unit Pengelola Sosial

vi PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa










BAB I
Pendahuluan



















PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 1


1.1 LATAR BELAKANG
Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan merupakan tujuan yang akan dicapai melalui
Program KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh). Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut
dilakukan serangkaian kegiatan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat kelurahan/desa. Program
KOTAKU diterjemahkan ke dalam dua kegiatan yaitu peningkatan kualitas permukiman dan
pencegahan permukiman kumuh yang dilakukan melalui pendekatan partisipatif. Pendekatan
tersebut mempertemukan perencanaan makro (top-down) dengan perencanaan mikro (bottom-
up). Pemerintah kabupaten/kota memimpin keseluruhan proses kegiatan penanganan tersebut.
Di tingkat kelurahan/desa, masyarakat bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa
dan kelompok peduli lainnya berpartisipasi aktif dan turut serta dalam seluruh proses
pengambilan keputusan untuk penanganan permukiman kumuh di wilayahnya.

Penanganan permukiman kumuh membutuhkan kolaborasi banyak sektor oleh banyak pihak
untuk dapat mengerahkan beragam sumber daya dan dana dari tingkat pusat, provinsi,
kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, termasuk pihak swasta, perguruan tinggi dan
kelompok peduli lainnya melalui keterpaduan program. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan
mampu menggalang kolaborasi tersebut dalam peningkatan kualitas permukiman di wilayahnya
untuk mewujudkan 0 ha permukiman kumuh hingga tahun 2019.

Sebagai satu kesatuan sub-sistem wilayah kabupaten/kota, maka pemerintah kelurahan/desa
bersama Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadaayaan Masyarakat (BKM/LKM)
perlu melakukan hal yang sama secara sinergi dan berkolaborasi untuk merumuskan program
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman di wilayahnya. Program tersebut tentunya
harus terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Kerja
Pembangunan (RPJM/RKP) Desa atau Rencana Strategis/Rencana Kerja (Renstra/Renja)
Kecamatan yang dilengkapi dengan perencanaan rinci dalam dokumen Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman dengan kedalaman Rencana Teknis. Perencanaan di tingkat
kelurahan/desa tersebut tentunya harus terkoneksi dengan sistem perencanaan penanganan
permukiman kumuh kab/kota dan selaras dengan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten/kota dan merupakan penjabaran dari visi, misi, strategi
dan rencana tahapan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh di wilayah
kabupaten/kota.

1.2 PERIHAL DAN KEDUDUKAN PETUNJUK PELAKSANAAN

Petunjuk Pelaksanaan ini adalah turunan dari Pedoman Teknis Program KOTAKU. Pedoman
Teknis menyajikan panduan dan informasi menyeluruh tentang program KOTAKU bagi seluruh
pemangku kepentingan di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, masyarakat dan sebagainya.
Semua hal yang diatur dalam pedoman teknis namun tidak dimuat dalam pedoman ini secara
otomatis berlaku untuk penyelenggaraan program di tingkat Desa/Kelurahan seperti misalnya
Kerangka dasar pengelolaan pengamanan lingkungan dan sosial; Kerangka rencana aksi tata
kelola pemerintahan yang baik; serta Penanganan pengaduan dan pengelolaan konflik.

2 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



Petunjuk pelaksanaan merupakan penjabaran dari pedoman teknis, terutama memberikan
panduan yang lebih detail kepada pelaku tingkat Desa/Kel tentang proses, tahapan-tahapan, dan
substansi penyelenggaraan program yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
keberlanjutan. Petunjuk Pelaksanaan ini untuk merumuskan rencana penanganan permukiman
kumuh dan alat bantu untuk melengkapi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan
Renstra Kecamatan dengan rencana penanganan permukiman kumuh di tingkat
Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu petunjuk pelaksanaan ini menjadi satu kesatuan dengan petunjuk pelaksanaan
KOTAKU tingkat kota dan Pedoman Umum KOTAKU dalam penggunaannya. Selanjutnya hal-hal
lebih teknis dari petunjuk pelaksanaan disajikan dalam POS seperti untuk kegiatan infrastruktur
skala kota, kegiatan ekonomi skala kota, pengembangan kapasitas serta pengelolaan keuangan.

1.3 TUJUAN
Tujuan petunjuk pelaksanaan ini mengacu pada tujuan program dalam Pedoman Umun
KOTAKU.

1.4 STRATEGI PELAKSANAAN


Strategi pelaksanaan KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota mengacu pada strategi Pedoman Umun
KOTAKU.

1.5 KELUARAN
a. Tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dengan
kedalaman Rencana Teknis permukiman kumuh prioritas tingkat kelurahan/desa dan
atau antar kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan. Perencanaan
RPLP disusun terpadu dengan perencanaan penanganan permukiman kumuh tingkat
Kabupaten/Kota (RP2KPKP, RKPKP, SIAP dan perencanaan sejenis). Hasil perencanaan
disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:500 sd 1:1000
b. Tersusunnya Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kumuh (RTPLP)1 tingkat
kelurahan/desa dan atau antar kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah
kecamatan. Perencanaan Teknis ini disusun bilamana dari hasil kajian kawasan prioritas
ditetapkan dan disepakati untuk menyusun dokumen perencanaan teknis tersebut.
Perencanaan Teknis disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000
c. Tersusunnya Aturan Bersama (AB), rencana pengelolaan kawasan, termasuk di dalamnya
kelembagaan yang mengelola lingkungan permukiman;
d. Terlaksananya pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar sesuai standar
pelayanan minimum permukiman2;
e. Menurunnya luas permukiman kumuh menjadi 0 Ha;

1
Untuk desa, RPLP dan RTPLP menjadi bagian yang dari RPJM Desa dan RKP Desa atau Renstra Kecamatan. Pengertian
RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP dapat dilihat pada Bab 3 Tahapan Program Kotaku tingkat
2
Standar pelayanan minimum permukiman mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 3


f. Terlembaganya Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) yang berfungsi untuk
peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh serta pencegahan munculnya kumuh
baru di kelurahan/desa; dan
g. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui
penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk
mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.

1.6 PRINSIP-PRINSIP
Selain prinsip-prinsip yang sudah disebutkan dalam Pedoman Umum KOTAKU, di bawah ini
prinsip-prinsip penataan permukiman di tingkat kelurahan/desa:

a. Berorientasi pada pembangunan manusia dan aktifitasnya
Penataan permukiman mengakomodasi pembangunan manusia - masyarakat penghuninya
dan kegiatan yang ditimbulkan dalam bermukim. Kegiatan sosial, ekonomi dan
lingkungan/infastruktur (SEL) dalam penataan lingkungan permukiman harus berorientasi
pada peningkatan kualitas hidup masyarakat penghuninya.

b. Penataan permukiman berbasis komunitas
Masyarakat kelurahan/desa merupakan salah satu pelaku utama pembangunan tingkat
kelurahan/desa. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk seluruh proses
pengambilan keputusan berkaitan dengan penataan lingkungan permukimannya, mulai dari
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, operasi & pemeliharaan, dan keberlanjutan program.
Masyarakat dimampukan untuk berpartisipasi aktif dan bekerja bersama dengan
pemerintahan kelurahan/desa, antar pemerintah kelurahan/desa dibawah koordinasi
pemerintah kecamatan dan kelompok peduli dalam penataan lingkungan permukimannya.
Masyarakat kelurahan/desa merupakan bagian dari masyarakat kabupaten/kota.
Masyarakat bukan hanya berperan di kawasan prioritas dan tingkat kelurahan/desa, namun
juga berperan di tingkat kabupaten/kota. Partisipasi masyarakat di tingkat kelurahan/desa
harus dikaitkan dengan kepentingan penataan permukiman antar kelurahan/desa dibawah
koordinasi pemerintah kecamatan dan kepentingan di tingkat kabupaten/kota secara
menyeluruh dan terpadu.

c. Penataan permukiman kelurahan/desa merupakan urusan bersama
Permukiman kelurahan/desa merupakan bagian dan pembentuk wajah permukiman
kabupaten/kota. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintahan kelurahan/desa dan
kecamatan, BKM/LKM, kelompok peduli, serta masyarakat harus aktif berpartisipasi dan
bekerja bersama dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman tingkat kelurahan/desa
tersebut, utamanya penanganan permukiman kumuh. Demikian pula sebaliknya, penataan
permukiman tingkat kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa merupakan bagian dari
penataan permukiman tingkat kabupaten/kota. Seluruh proses kegiatan penataan
permukiman yang melibatkan pelaku tingkat kelurahan/desa perlu memperhatikan
kepentingan yang lebih luas dari sekedar kelurahan/desanya, yaitu kepentingan wilayah

4 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



sekitar (antar kelurahan/desa dibawah koordinasi kecamatan) termasuk kepentingan
kota/kabupaten.

d. Sinergi program dalam penataan permukiman kelurahan/desa
Program-program sektoral dalam penataan permukiman di wilayah kelurahan/desa yang
telah disepakati di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
kelurahan/desa perlu dilakukan upaya sinkronisasi/keterpaduan program dalam rangka
peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan munculnya kawasan permukiman kumuh
baru. Dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP yang telah
menjadi satu kesatuan dengan RPJM & RKP Desa dan Renstra kecamatan, didayagunakan
sebagai media sinkronisasi/keterpaduan program sektoral tingkat pemerintah pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa.

e. Berkeadilan dan berpihak pada yang terabaikan/terpinggirkan
Penataan Permukiman untuk seluruh wilayah kelurahan/desa. Prioritas penanganan
permukiman kumuh dilakukan sebagai bagian dalam penataan permukiman. Prioritas
dilakukan dengan memperhatikan prinsip berkeadilan, berpihak pada yang
terabaikan/terpinggirkan (marginal), serta memperhatikan kelompok rentan. Misalnya saat
seleksi dan penentukan lokasi prioritas penanganan permukiman kumuh dilakukan
berdasarkan kriteria kebutuhan dan bukan prinsip pemerataan dengan bagi rata program.
Kelompok rentan, miskin, perempuan, anak dan pemuda harus dilibatkan dalam seluruh
proses pengambilan keputusan penataan Permukiman, terutama mereka yang tinggal di
Permukiman kumuh.

f. Bijaksana memanfaatan sumber daya yang memperhatikan masa depan
Penataan lingkungan permukiman bukan hanya untuk menjawab persoalan yang ada saaat
ini (problem solving), namun juga untuk merencanakan agar masa depan lingkungan
Permukiman layak huni secara berkelanjutan (visioner). Beragam sumber daya perlu baik
yang ada saat ini maupun di masa yang akan datang perlu dikelola secara bijaksana dengan
terus menumbuhkan iklim kreatifitas agar tumbuh beragam inovasi dalam penataan
Permukiman yang layak huni tersebut.

g. Optimalisasi swadaya masyarakat dan kerelawanan
Masyarakat berhak dan bertanggung jawab berpartisipasi dalam penataan permukimannya.
Rasa memiliki terhadap permukimannya perlu terus dibangun secara menerus agar dapat
menggalang swadaya dan kerelawanan masyarakat. Membangun dari dalam masyarakat
dikedepankan dalam seluruh proses kegiatan KOTAKU.

1.7 LOKASI SASARAN


a. Lokasi penataan permukiman mencakup seluruh kelurahan/desa yang menjadi lokasi sasaran
Program KOTAKU.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 5


b. Lokasi sasaran penerima Bantuan Dana Investasi (BDI) untuk peningkatan kualitas
permukiman kumuh akan diatur secara terpisah melalui surat penetapan lokasi dari
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

1.8 KETENTUAN PELAKSANAAN


a. Adanya komitmen pemerintahan kelurahan/desa/kecamatan, masyarakat, dan BKM/LKM
untuk mengsinergikan program dan kegiatan prioritas penanganan permukiman kumuh
dalam RPJM/RKP Desa, Renstra/Renja Kecamatan dan dengan perencanaan tingkat
kabupaten/kota;
b. Kelembagaan BKM/LKM yang berfungsi dengan baik3.
c. Pemerintah kelurahan/desa bersama BKM/LKM memfungsikan Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP) yang sudah ada atau membentuk TIPP baru untuk memfasilitasi
perencanaan penanganan permukiman kumuh di bawah koordinasi Pokja PKP
kabupaten/kota ;
d. Perencanaan berorientasi pada pencapaian visi (dengan segala kendala dan potensi yang
dimiliki), bukan hanya pemecahan masalah penanganan permukiman kumuh yang ada saat
ini;
e. Bagi kelurahan/desa yang termasuk dalam kategori kumuh, kegiatan penanganan
permukiman kumuh harus menjawab kebutuhan dasar masyarakat berpenghasilan rendah,
seperti peningkatan kualitas pelayanan lingkungan, sarana dan prasarana serta kebutuhan
untuk penghidupan yang berkelanjutan;
f. Melibatkan masyarakat lokasi sasaran sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan
keputusan di setiap tahapan pembangunan partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pemanfaatan/pengelolaan dan pemeliharaan.

3
Untuk kelurahan/desa yang belum memiliki BKM/LKM akan difasilitasi oleh tim faskel sesuai rekomendasi
Pemerintah Kab/Kota dengan pembiayaan dari APBD

6 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



















BAB II
Komponen Program





















PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 7



Sesuai dengan Pedoman Umum Program KOTAKU, komponen program di tingkat
kelurahan/desa terdiri dari:

2.1 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN


Pengembangan kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang terkait penataan permukiman,
utamanya adalah agar beragam lembaga (pemerintah, swasta dan kelompok peduli lainnya) dan
sektor yang terkait dapat bekerja bersama dalam platform kolaborasi untuk pencapaian tujuan
program serta visi Permukiman tingkat kelurahan/desa. Iklim bekerja bersama yang kondusif
perlu diciptakan secara internal di tingkat kelurahan/desa maupun eksternal yaitu antar
kelurahan/desa, dengan pelaku tingkat kecamatan dan pelaku tingkat kota/kabupaten.
BKM/LKM, lurah/kades dan lembaga lain tingkat kelurahan/desa memegang peranan penting
dalam bekerja bersama untuk melaksanakan Program KOTAKU.

Untuk melaksanakan tahapan program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dibangun lembaga-
lembaga sesuai dengan kebutuhan. Lembaga tersebut dapat memampukan yang sudah ada
atau membentuk baru. Untuk tahap perencanaan program, dibangun Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP) untuk mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses tahapan perencanaan
partisipatif penataan Permukiman tingkat kelurahan/desa. TIPP dapat membuat beragam
kelompok kerja beranggotakan relawan sesuai dengan kebutuhan tahapan kegiatan program.
Unit-unit pengelola kegiatan yang sudah ada (misalnya UPL, UPS, UPK) termasuk jajaran
kelurahan/desa dan kecamatan mampu bekerja bersama dan efektif dengan TIPP untuk
melaksanakan proses dan hasil perencanaan.

Dalam penanganan Permukiman kumuh seringkali dijumpai isu-isu yang cukup rumit dan
kompleks untuk diselesaikan di tingkat kelurahan/desa, misalnya isu lahan. Isu tersebut perlu
diselesaikan dengan bekerja bersama dengan pihak terkait di luar kelurahan/desa dengan
bantuan teknis dari Pokja PKP dan bimbingan teknis dari konsultan. Kajian-kajian cepat dapat
dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah kabupaten/kota untuk mengetahui akar
penyebab masalah dan alternative penyelesaian/scenario. Isu-isu yang muncul di tingkat
kelurahan/desa dapat menjadi masukan atau umpan balik bagi kebijakan tingkat
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional.

2.2. INTEGRASI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS


UNTUK PEMERINTAH KECAMATAN, PEMERINTAH
KELURAHAN/DESA, BKM/LKM, DAN MASYARAKAT.
RPLP dengan kedalaman rencana teknis yang disusun oleh masyarakat harus menjadi satu
kesatuan dengan perencanaan pembangunan reguler di tingkat kelurahan/desa, yaitu RPJM
Desa dan RKP/Renstra Kelurahan/Kecamatan. Demikian pula, RPLP dengan kedalaman rencana
terknis dan RTPLP harus mengacu dan terkoneksi dengan rencana tingkat kabupaten/kota

8 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



terkait Permukiman yaitu: Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KP-KP), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta dokumen perencanaan sektoral
lain tingkat kota/kabupaten yang terkait penataan permukiman.

Sinergi pembiayaan penataan Permukiman tingkat kelurahan/desa harus dilakukan agar
program lebih efisien dan pembiayaan dari swadaya masyarakat merupakan hal pertama yang
harus digalang. Beragam sumber daya pembiayaan lainnya yang berasal dari dana desa, APBD,
APBN, dll perlu digalang demi tercapainya tujuan program.

Forum konsultasi tingkat kabupaten/kota adalah media atau ruang yang dikoordinasikan oleh
Pokja PKP/tim teknis agar seluruh rangkaian program di tingkat masyarakat sinergis dengan
tingkat kabupaten/kota. Forum digunakan sebagai media untuk memastikan bahwa RPLP
dengan kedalaman rencana teknis sesuai dengan beragam rencana kabupaten/kota khususnya
dengan RP2KPKP dan memudahkan akses pendanaan dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan
nasional. Dari satu sisi forum konsultasi tersebut dapat dilakukan pada setiap tahapan
penyepakatan hasil proses perencanaan dengan menghadirkan seluruh anggota pokja PKP,
SKPD, kecamatan dan kelompok peduli lainnya. Dari sisi lain, forum konsultasi tingkat
kelurahan/desa ke tingkat kabupaten/kota & kecamatan dapat dilakukan setiap saat sesuai
kebutuhan kesalah satu anggota pokja/SKPD/kecamatan/kelompok peduli lainnya untuk
mendapatkan dukungan dan kesepakatan.

Jadwal kegiatan program tingkat kelurahan/desa disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan
tahapan rencana pembangunan reguler dan musrenbang tingkat kelurahan/ desa, kecamatan,
dan kabupaten/kota.

Peningkatan kapasitas dilakukan secara menerus selama masa program. Materi peningkatan
kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelaku dalam melaksanakan program. Setiap
tahapan kegiatan program KOTAKU dimulai dengan peningkatan kapasitas, misalnya pelatihan,
coaching clinic, on the job training, dll. Demikian pula sosialisasi selalu dilakukan di awal dan
akhir setiap tahapan kegiatan. Peningkatan kapasitas diberikan kepada BKM/LKM, pemerintah
kelurahan/desa, TIPP, UPL-UPS-UPK, KSM, TAPP, masyarakat, dan kelompok lainnnya oleh tim
faskel, tim korkot, pemda, Pokja PKP/tim teknis, dan pelaku lain.

2.3. PERBAIKAN INFRASTRUKTUR TERSIER ATAU INFRASTRUKTUR


LINGKUNGAN DAN PELAYANAN TINGKAT KELURAHAN/DESA
TERMASUK DUKUNGAN UNTUK PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN DI
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN/DESA.
Berdasarkan RPLP dan Rencana Teknis, kegiatan sosial, ekonomi, dan infrastruktur dilaksanakan
di tingkat kelurahan/desa. Dana untuk pelaksanaan kegiatan dalam RPLP dan Rencana Teknis

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 9


tersebut berasal dari beragam sumber daya. Salah satu sumber untuk pelaksanaan program
infrastruktur tersier atau lingkungan dan pelayanan tingkat kelurahan/desa termasuk dukungan
untuk penghidupan berkelanjutan di permukiman kumuh kelurahan/desa adalah dari dana
Bantuan Dana Investasi (BDI). Jenis bantuan dana, mekanisme seleksi lokasi, besaran dana,
mekanisme pencairan dan pemanfaatan dana akan ditentukan kemudian disesuaikan dengan
sumber pendanaan.

2.4. KONEKSITAS PERBAIKAN DAN PELAYANAN SISTEM INFRASTRUKTUR


TERSIER/LINGKUNGAN DENGAN SISTEM PELAYANAN SKALA
KOTA/KABUPATEN (SEKUNDER/PRIMER)
Dalam dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis, upaya penyediaan sistem
pelayanan infrastruktur dalam satu kawasan, lingkungan, kelurahan/desa harus direncanakan
terkoneksi dengan sitem pelayanan infrastruktur yang lebih luas dalam skala kota/kabupaten.
Persoalan banjir/genangan dalam kawasan biasanya tidak semata-mata di pengaruhi buruknya
pelayanan sistem drainase tingkat kawasan atau kelurahan saja, tapi juga bisa dipengaruhi buruk
nya sistem jaringan drainase skala kota/kabupaten. Hal ini bisa juga terjadi dengan sistem
pelayanan infrastruktur lainnya. Hal-hal penting yang perlu dipahami seluruh pelaku untuk
mewujudkan koneksitas sistem pelayanan infrastruktur tersier/lingkungan dengan skala
kota/kabupaten diantaranya adalah: fungsi sistem jaringan (tersier, sekunder, primer dll),
kondisi sistem jaringan, status dan kewenangan pengelolaan sistem infrastruktur (Pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan nasional). Kewenangan sistem pengelolaan penting
untuk dipahami pelaku. Penyediaan sistem jaringan sekunder dan primer termasuk saluran
alam/sungai biasanya dibawah kewenangan pengelolaan pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat. Oleh karena itu pelaku tingkat kelurahan/desa dan kota melakukan fasilitasi pokja PKP
kabupaten untuk berkoordinasi dengan pokja PKP provinsi dan pusat untuk penyelesaian
persoalan koneksitas sistem jaringan infrastruktur.

2.5. DUKUNGAN PELAKSANAAN DAN BANTUAN TEKNIS.


Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa mendapatkan dukungan teknis dari pemerintah
kabupaten/kota, termasuk Pokja PKP dan/atau tim teknis, dan tim konsultan, yaitu terdiri dari
tim fasilitator, tim coordinator kota, konsultan regional dan nasional. Pemerinta
kabupaten/kota dapat merekrut tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu program
KOTAKU di tingkat kelurahan/desa. Pokja PKP/tim teknis perlu bekerja sama dengan beragam
individu/lembaga/institusi untuk menggalang keahlian yang dibutuhkan, misalnya dengan
perguruan tinggi. Masyarakat pun dapat merekrut sendiri beragam tenaga ahli yang dibutuhkan
dalam penataan permukiman kelurahan/desa

10 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


2.6. DUKUNGAN UNTUK KONDISI DARURAT BENCANA.
Seluruh proses penataan Permukiman di tingkat kelurahan/desa harus mengarusutamakan
pengelolaan risiko bencana tingkat mikro kelurahan/desa dan tingkat makro skala
kabupaten/kota. Misalnya, dalam RPLP dengan kedalaman Rencana Teknis harus memuat
analisis risiko bencana, rencana pengelolaan risiko bencana, termasuk rencana kontinjensi
tingkat kelurahan/desa yang dibuat untuk lokasi dengan kerentanan bencana tertentu yang
sinkron dengan rencana pengelolaan resiko bencana tingkat kabupaten/kota (regional).
Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dibangun selama program KOTAKU. Jika terjadi bencana,
tahap tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilakukan dengan
semangat membangun yang lebih baik.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 11


12 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
















BAB III
Penyelenggaraan
















PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 13


Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dan kecamatan mempunyai tahapan siklus program
yang sinergis dengan program pembangunan regular tingkat kelurahan/desa dan kecamatan
serta menjadi satu kesatuan dan sinkron dengan program tingkat kabupaten/kota yang dirajut
melalui forum-forum konsultasi intensif.
Untuk mewujudkan tujuan program berikut tahapan pelaksanaan di tingkat kelurahan/desa yang
menjadi satu kesatuan dengan tahapan tingkat kabupaten/kota, yaitu:

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Pelaksanaan
4. Tahap Keberlanjutan

Tahapan tersebut dapat berulang secara dalam kurun waktu tertentu mengikuti tahapan
kegiatan perencanaan pembangunan regular.




























14 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Secara detail tahapan kegiatan di tingkat kelurahan/desa sebagai berikut:

Gambar 2.1. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat
Desa/kelurahan






































PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 15




Gambar 2.2. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat Desa/Keluraha







































16 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


PROSES KONSULTASI

Yang dimaksud dengan PROSES KONSULTASI Pada Gambar 2.1. Tahapan kegiatan Program
KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Desa/kelurahan adalah; merupakan ajang
komunikasi dalam rangka sinergi kegiatan tingkat Kab/Kota dengan kegiatan tingkat Kel/desa,
sinergi kegiatan antara kawasan dalam Kab/Kota dan kawasan lintas Kab/Kota dalam

Dalam prakteknya Proses Konsultasi ini bisa berupa forum-forum diskusi dalam rangka
membangun persamaan persepsi dan kesepakatan-kesepakatan terhadap proses menuju
kota tanpa kumuh. Proses konsultasinya minimal terjadi pada setiap tahapan; baik tahapan
persiapan, tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan hingga tahapan keberlanjutan.

Proses Konsultasi inisiasinya bisa dari mana saja bisa dari Kab/Kota ataupun dari Kel/desa

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Kab/Kota, sebaiknya Proses Konsultasi ini

dikemas dalam sebuah sistem yang digerakan oleh Pokja PKP sehingga terjadwal dan proses

konsultasinya rutin.


3.1. TAHAPAN PERSIAPAN


I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN

1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana


7.Implemetasi Kegiatan 8.Pengembangan
Awal & RKM Penataan Lingkungan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi, Kelembagaan
Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
2. Pembentukan/ Sosial
RTPLP
Penguatan TIPP 5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.3. Tahapan I Persiapan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel
.
Tahap persiapan dilaksanakan untuk membangun kapasitas, peran dan kontribusi Pemerintah
kecamatan, pemerintah Desa/Kelurahan, masyarakat dan pemangku kepentingan
pembangunan Desa/Kel dalam peyelenggaraan kolaborasi; menyepakati penyebab utama
kekumuhan dan menggalang komitmen kumuh menjadi musuh bersama yang harus ditangani;

Tahap persiapan meliputi dua kegiatan utama, yaitu: (1) sosialisasi yang dilakukan melalui
berbagai kegiatan termasuk lokakarya orientasi tingkat Desa/Kel , (2) Pembentukan/Penguatan
TIPP,

Sebagai bahan sosialisasi, pemerintah Kec/Desa/Kel memulai dengan mempersiapkan:
Identifikasi pelaku yang sekiranya terkait dengan isu kekumuhan di Kecamatan maupun di
desa/kelurahan dan dokumen-dokumen perencanaan. Pelaku tersebut akan berkumpul dalam

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 17


beberapa forum diskusi dan penyepakatan (bisa jadi satu forum dengan forum lainnya diikuti
oleh peserta yang berbeda).
Pengumpulan data dan Informasi mengenai kondisi atau skala kumuh di tingkat
Kecamatan/Desa/Kelurahan . Beberapa Kabupaten/Kota sudah mengeluarkan SK Kepala
Daerah mengenai luasan Wilayah kumuh serta Program PNPM Perkotaan sudah mengawali
pengumpulan data baseline guna menyusunan profil kumuh.
Berdasarkan data dan Informasi awal, maka pemrakarsa kegiatan (Bappeda, Dinas PU, Camat,
Kades/Lurah) dapat menyusun indikasi target atau sasaran program yang akan disampaikan
pada saat sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait
Kajian terhadap berbagai instansi dan program yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh
pemerintah, termasuk kebijakan dalam RPJMD/Desa, yang terkait dengan program KOTAKU.

3.1.1 Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)


I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN


1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
Penataan Lingkungan Kelembagaan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.4. Tahapan I Persiapan Sosialisasi awal & RKM Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel


Tahapan sosialisasi awal program KOTAKU dilakukan melalui berbagai kegiatan, berbagai media
dan dilakukan dari tingkat Kecamatan/Desa/Kel hingga ke tingkat lingkungan dengan target
sebanyak mungkin warga kota tahu dan memahami program KOTAKU.

Tujuan 1. Terlaksananya sosialisasi awal kegiatan pencegahan dan peningkatan


kualitas permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa.
2. Tergalangnya relawan dan agen sosialisasi untuk membantu masyarakat
dalam kegiatan penataan permukiman, terutama penanganan
permukiman kumuh, tingkat kelurahan/desa dalam rangka mewujudkan
kawasan permukiman layak huni dan berkelanjutan.
3. Terbangunnya kepedulian masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan penataan permukiman kelurahan/desa melalui program
KOTAKU.
4. Menggalang komitmen untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayah desa/kelurahan
sampai 2019 untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh.
Metode Lokakarya, sosialisasi massal, diskusi, serta metode inovatif yang disepakati di

18 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


tingkat kelurahan/desa
Tahapan
1. Sosialisasi awal kelurahan/desa. Pemerintah kota/kabupaten termasuk
Proses
pemerintah kecamatan melakukan sosialisasi awal kepada pemerintah
kelurahan/desa dan BKM/LKM mengenai program KOTAKU.
2. Perancangan pesan sosialisasi. Lurah/kades, camat dan BKM/LKM
difasilitasi tim fasilitator merancang pesan, media, dan saluran
komunikasi yang tepat untuk melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi
awal program KOTAKU. Kegiatan ini didahului oleh kegiatan Pemetaan
Sosial oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) dan BKM/LKM untuk mengetahui
tokoh kunci, potensi agen sosialisasi, pesan, media, dan saluran yang
paling sesuai untuk melakukan sosialisasi Program KOTAKU.
3. Sosialisasi kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa. Lurah/kades,
camat dan BKM/LKM mengundang masyarakat untuk hadir dan
berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan sosialisasi awal. Sosialisasi awal
KOTAKU dilakukan melalui berbagai media dan saluran mulai dari tingkat
akar rumput sampai tingkat kelurahan/desa. Kelompok rentan, miskin,
perempuan, anak dan kelompok muda harus dilibatkan dalam kegiatan
ini.
4. Penggalangan relawan4 dan agen sosialisasi. Relawan adalah pelopor-
pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas,
peduli dan memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman
layak huni dan berkelanjutan. Adapun Relawan Teknik dibentuk dari para
relawan yang memiliki keahlian khusus di bidang Prasarana dan Sarana
Umum (PSU) untuk memastikan kualitas PSU yang dibangun oleh
masyarakat (KSM/panitia pelaksana) sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Relawan
yang ada secara langsung menjadi relawan dan agen sosialisasi
permukiman. UPS mengelola kegiatan penggalangan tersebut dan
menjadi coordinator relawan dan agen sosialisasi selama program
KOTAKU. Tata cara penggalangan dan koordinasi relawan dan agen
sosialisasi disepakati oleh BLM/LKM dan Lurah/Kades.
5. Rembug Kesiapan Masyarakat. Lurah/kades dan BKM/LKM melakukan
lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk membangun kepedulian seluruh
pelaku menyukseskan kegiatan penataan permukiman, utamanya
penanganan permukiman kumuh; pengumuman relawan yang mendaftar;
dan pernyataan komitmen keikutsertaan dalam program KOTAKU.
Komitmen tersebut antara kesediaan untuk i) komitmen menurunkan luas
permukiman kumuh menjadi 0 ha kumuh pada tahun 2019; ii) partisipasi
aktif seluruh pelaku kelurahan/desa; iii) adanya relawan dan agen
sosialisasi; iv) swadaya; iv) mengikuti seluruh tahapan Program KOTAKU;

4
Relawan dapat berpartisipasi di seluruh tahapan Program KOTAKU atau pada tahapan tertentu yang menjadi
keahlian, kesediaan atau komitmennya. Misalnya, relawan untuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 19


dan v) lainnya.
6. Sosialisasi hasil RKM. Sosialisasi hasil RKM tingkat Kelurahan/Desa
melalui berbagai media dan saluran.
Keluaran
1. Peta sosial
2. Masyarakat mengetahui adanya kegiatan KOTAKU
3. Daftar relawan dan agen sosialisasi
4. Berita acara komitmen untuk berpartisipasi dalam Program KOTAKU
Pelaksana
1. Lurah/Kepala Desa
2. BKM/LKM
3. Unit Pengelola Sosial (UPS)
Peserta BPD, LPM, PKK, Karang taruna, RT/RW, relawan, warga
Narasumber Pokja PKP, Pemda, Camat
Fasilitator Tim Fasilitator

3.1.2 Pembentukan/penguatan Kelembagaaan Tim Inti Perencanaan


Partisipatif (TIPP)

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN
1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
Penataan Lingkungan Kelembagaan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.5. Tahapan I Persiapan Pembentukan/Penguatan TIPP Program KOTAKU Tingkat
Desa/Kel
TIPP merupakan kelembagaan Perencanaan Partisipatif Penataan Lingkungan Permukiman
tingkat Desa/Kelurahan5

Tujuan
1. Terlaksananya review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang
bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara
partisipatif.
2. Berfungsinya lembaga perencanaan partisipatif permukiman yang ada di
kelurahan/desa atau Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP).
3. Terlaksananya penguatan kapasitas lembaga perencana/TIPP, lurah/kades,
camat dan BKM/LKM untuk memberikan peningkatan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam memfasilitasi perencanaan
partisipatif penataan lingkungan permukiman.
4. Terbangunnya komitmen dan rencana kerja lembaga perencana/TIPP untuk
melaksanakan program KOTAKU dengan sepenuh hati, mencurahkan

5 Tahapan Review Kelembagaaan dapat diselenggarakan bersamaan dengan Lokakarya sosialisasi awal dan RKM

20 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


kapasitas dan sumber daya dalam memfasilitasi perencanaan partisipatif.
Metode Rangkaian diskusi, lokakarya, dan pelatihan/coaching, dan kegiatan inovatif lain
Tahapan
1. Sosialisasi pembentukan lembaga. Melakukan sosialisasi untuk
Proses
pembentukan lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa.
Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan sosialisasi awal. Dalam
sosialisasi dijelaskan mengenai peran dan fungsi lembaga. Tujuan sosialisasi
adalah:
a. agar seluruh pihak memahami pentingnya lembaga perencanaan
permukiman tingkat kelurahan/desa; serta
b. membangkitkan kesadaran warga peduli dan memiliki keterampilan di
bidang permukiman untuk bergabung dan terlibat aktif dalam
perencanaan permukiman.
2. Review kelembagaan. Melakukan review kelembagaan di tingkat
kelurahan/desa yang bertanggungjawab untuk merencanakan penataan
permukiman secara partisipatif. Review dilakukan untuk mengetahui apakah
sudah ada lembaga yang mempunyai peran tersebut dengan memfungsikan
lembaga yang ada6 atau harus membentuk TIPP baru. Selanjutnya baik
lembaga yang sudah ada atau lembaga yang dibentuk baru secara generik
akan disebut sebagai TIPP.
3. Penggalangan relawan sebagai anggota TIPP7. Melakukan identifikasi
warga dan pendaftaran/penjaringan relawan yang memiliki potensi untuk
terlibat dalam TIPP. Sebaiknya dalam melakukan identifikasi warga/relawan
perlu diperhatian keahlian yang dimilikinya misalnya keahlian membuat
peta, infrastruktur, menyusun dokumen perencanaan, pembukuan, dll;
4. Pembentukan TIPP. Bagi kelurahan/desa yang belum memiliki TIPP dilkukan
pembentukan TIPP, sedangkan bagi kelurahan/desa yang sudah memiliki
TIPP, maka dilakukan review untuk melengkapi kekurangannya. TIPP
dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada masyarakat. TIPP dikukuhkan
oleh BKM/LKM dan Lurah/Kades. Anggota TIPP terdiri dari unsur kecamatan,
kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, dan kelompok masyarakat termasuk
kelompok perempuan. TIPP harus memperhatikan keseimbangan komposisi
anggota perempuan dan laki-laki serta mengikutsertakan kelompok rentan
sebagai anggotanya.
5. Peningkatan kapasitas TIPP. Tim fasilitator bersama UPS melakukan
rangkaian pelatihan/coaching untuk TIPP, lurah/kades, camat dan BKM/LKM
mengenai perencanaan partisipatif. Pelaku tingkat kota (Pokja PKP,
kelompok peduli, dll) dapat menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
6. Penyusunan rencana kerja Program KOTAKU. TIPP menyusun rencana

6
Untuk status administrasi desa, Review Kelembagaan dapat mengkaji Tim Penyusun RPJM Desa yang ada sudah
apakah memenuhi syarat, komitmen dan kapasitas sebagai perencana permukiman tingkat desa.
7
Tahapan ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahap penggalangan relawan dan agen sosialisasi saat sosialisasi
awal.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 21


kerja untuk program KOTAKU tingkat kelurahan/desa dan rencana kerja
terinci perencanaan partisipatif tingkat kelurahan/desa. Rencana kerja
tersebut harus diketahui oleh lurah/kades dan disepakati oleh BKM/LKM.
Perlu diperhatikan bahwa rencana kerja Program KOTAKU sebaiknya
mengikuti jadwal perencanaan pembangunan regular tingkat
kelurahan/desa.

3.2. TAHAP PERENCANAAN


I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN
1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
Penataan Lingkungan Kelembagaan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.6. Tahapan II Perencanaan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Tahap Perencanaan dimulai dengan merumuskan kondisi permukiman layak huni di tingkat
kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa yang diinginkan oleh masyarakat pada masa
mendatang, sesuai dengan visi dan misi pembangunan permukiman tingkat kelurahan/desa
untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh yang dituangkan dalam Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) dengan kedalaman rencana teknis. Namun, bila dipandang perlu dan
disepakati maka kawasan prioritas terpilih dapat dilengkapi dengan dokumen Rencana Teknis
Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP).
Dokumen RPLP/RPP/PJM Kumuh atau perencanaan yang setara, merupakan rencana makro
Kelurahan/Desa yang memuat arahan pencegahan dan rencana peningkatan kualitas
permukiman kumuh yang terintegrasi antar Kelurahan/Desa yang berbatasan. Perencanaan
disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:5000 dan 1:1000

Dokumen RTPLP, merupakan bagian dari perencanaan RPLP yang fokus pada perencanaan
kawasan prioritas kumuh yang terpilih. Dokumen perencanaan teknis tersebut disusun bilamana
dari hasil kajian disepakati dan dipandang perlu menyusun rencana teknis RTPLP secara
komprehensif. Hasil perencanaan disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000 atau pada
lokasi tertentu dapat disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:500 atau 1:100 sesuai
kebutuhan.
Sedangkan dokumen Aturan bersama memuat aturan-aturan kesepakatan bersama ditingkat
komunitas,. Aturan tersebut diikuti secara konsisten untuk mewujudkan lingkungan permukiman
yang bersih dan layak huni.



22 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Proses sinkronisasi perencanaan melalui forum konsultasi

Dokumen perencanaan tingkat Desa/ kelurahan disusun selaras/sinkron dengan dokumen
perencanaan RKPKP, SIAP, RP2KPKP tingkat Kabupaten/Kota. Proses sinkronisasi tersebut
terselenggara melalui media forum konsultasi, secara berkala dan sesuai kebutuhan dan tingkat
kepentingan perencanaan kelurahan /desa dan kabupaten/kota. Forum konsultasi ini tidak
dibatasi hanya konsultasi persoalan permukiman saja tetapi dapat diperluas melalui kegiatan
sosialisasi dan konsultasi pembangunan kota. Forum konsultasi dapat dilakukan pada setiap
tahapan perencanaan untuk konsolidasi penyepakatan bersama dan pada saat tertentu dapat
dilakukan konsultasi langsung ke angota pokja/SKPD dan salah satu kelompok peduli untuk
konsultasi penyelesaian persoalan-persoalan khusus di kawasan yang direncanakan.
Langkah-langkah penyelenggaraan forum konsultasi tingkat kabupaten/kota dan kecamatan,
adalah:

a) Melakukan pemetaan forum-forum, kelompok-kelompok atau organisasi pemerhati


pembangunan kota yang sudah terbentuk, seperti misalnya forum air minum, forum
sampah dan forum lainnya. Forum-forum tersebut dapat didayagunakan oleh tim
perencana kelurahan/desa dan kabupaten kota untuk melakukan konsultasi dan
sosialisasi persoalan dan kendala penanganan permukiman kumuh yang perlu
didiskusikan bersama sesuai content, tugas pokok dan keahlian kelompok-kelompok
diskusi. Forum konsultasi wajib melibatkan anggota Pokja PKP sesuai tugas pokoknya
b) Memastikan anggota Pokja PKP melakukan bimbingan teknis ke tim perencana tingkat
kelurahan dan sekaligus melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perencanaan RP2KPKP
secara berkala ke tim Perencana penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis
dan rencana teknis RTPLP pada lokasi prioritas yang disepakati
c) Memastikan tim perencana tingkat kelurahan melakukan konsultasi terhadap persoalan
dan kendala, hasil analisis dan rancangan perencanaan penanganan permukiman kumuh
kepada anggota Pokja PKP dan forum atau organisasi yang sesuai contennya. seperti,
bila teridentifikasi ada persoalan sampah maka kegiatan konsultasi dapat dilakukan oleh
tim perencana kelurahan/desa langsung ke anggota Pokja terkait.
d) Memastikan proses forum konsultasi berlangsung secara berkala sesuai kebutuhan
conten yang perlu disepakati bersama antar anggota pokja PKP.
e) Proses forum konsultasi secara garis besar disajikan pada setiap tahapan pelaksanaan
program. Khusus penetapan kawasan prioritas kelurahan/desa harus sinkron dengan
kawasan prioritas tingkat kota yang tersaji dalam dokumen RP2KPKP


Penanggung jawab perencanaan penanganan permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa
adalah lurah/kepala desa, sedangkan permukiman kumuh antar kelurahan/desa dalam
pelaksanaannya dibawah koordinasi pemerintah kecamatan. Pelaksanaan penanganan
permukiman kumuh kelurahan/desa dibantu oleh BKM/LKM, TIPP, serta lembaga yang ada di
kelurahan/desa atau di wilayah kecamatan. Masyarakat bekerja bersama dengan pemerintah
kelurahan/desa, kecamatan, dan kota/kelurahan dengan didampingi fasilitator dan tenaga ahli
terlibat aktif dalam seluruh proses pengambilan keputusan perencanaan partisipatif ini.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 23



Tujuan perencanaan ini adalah untuk menyelesaikan semua persoalan kumuh yang muncul
sebagai indikator/gejala dan akar penyebab permukiman kumuh dari berbagai aspek (pelayanan
prasarana, sarana dan utilitas, sosial-budaya, ekonomi, lahan dan legal) serta merumuskan
program yang akan dilaksanakan dalam mewujudkan visi permukiman kelurahan/desa.

Selama tahap Perencanaan Partisipatif, Lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu TIPP, melakukan
penggalangan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas data, analisis, dan rencana. Dalam
melaksanakan kegiatan perencanaan, TIPP didampingi Tenaga Ahli Pendamping Kelurahan dan
mendapatkan bimbingan teknis secara berkala dari Pokja PKP.

3.2.1 Persiapan Perencanaan


I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN
1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
Penataan Lingkungan Kelembagaan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.7. Tahapan II Perencanaan Membangun Visi, RPK, PS Program KOTAKU Tingkat
Desa/Kel

Persiapan perencanaan ini adalah tahapan kegiatan yang menjadi kunci utama sehingga kegiatan
yang lainya dalam penyusunan perencanaan menjadi terarah dan sesuai harapan, adapun
tahapan persiapan perencanaan ini meliputi kegiatan; 1. Membangun visi permukiman
Kab/Kota, 2. Refleksi Perkara Kritis Kumuh Kota, 3. Konsolidasi Data Permukiman Kumuh
Perkotaan

3.2.1.1 Membangun Visi dan Misi Permukiman

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN


1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
Penataan Lingkungan Kelembagaan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.8. Tahapan II Perencanaan Membangun Visi Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Pada tahap ini visi permukiman yang dimaksud adalah upaya mendalami visi Pemerintah
kabupaten/kota yang ada dalam RPJMD, khususnya yang terkait dengan visi pembangunan
permukiman dan pelayanan infrastruksturnya. Membangun visi permukiman bisa dilakukan bila
Pemerintah kabupaten/kota setuju bahwa visi tersebut sebagai pelengkap visi Kabupaten/kota
yang telah terbangun. Namun bila tidak mendapat persetujuan, maka kegiatan selanjutnya

24 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


dilakukan untuk menyempurnakan konten misi permukiman. Misi permukiman ini merupakan
rumusan gagasan atau cita-cita masyarakat terhadap kondisi permukiman layak huni dan
berkelanjutan yang akan dicapai pada masa mendatang dengan tujuan agar perencanaan
masyarakat lebih terarah sesuai dengan visi yang ingin dicapai. Hal ini bertujuan agar
perencanaan yang dibuat oleh masyarakat lebih terarah dan masyarakat dapat menyusun
strategi untuk mengurangi perbedaan/jarak antara kondisi saat ini dengan visi & misi yang ingin
dicapai, seperti tersaji pada gambar berikut ini:



Terbangunnya visi & Misi atau gagasan dan cita-cita masyarakat untuk
Tujuan
mewujudkan kondisi ideal kawasan permukiman kelurahan/desa yang layak
huni dan berkelanjutan
Metode Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan
kegiatan inovatif lain.
Tahapan
1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) mengenai membangun visi
Proses
dan misi permukiman kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.
2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun visi & misi
permukiman.
3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun visi & misi Permukiman
melalui berbagai media.
4. Melakukan kegiatan membangun visi & misi permukiman melalui
serangkaian rembug dan kegiatan lainnya. Proses membangun visi & misi
Permukiman ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan metode
seperti FGD, perlombaan, maupun ide-ide kreatif lainnya. Visi & misi
Permukiman tingkat kelurahan/desa harus sejalan dengan visi/misi
kelurahan/desa di dalam Renstra Kecamatan / RPJM Desa.
5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menetapkan visi &
misi permukiman serta komitmen untuk pencapaian visi & misi
permukiman tersebut.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 25


6. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun visi & misi atau gagasan cita-cita
masyarakat dalam mewujudkan kondisi ideal kawasan permukiman yang
dituju pada masa mendatang melalui berbagai media. Visi & misi
Permukiman tersebut harus disosialisasi secara menerus melalui beragam
media dan saluran agar diketahui oleh seluruh masyarakat.
7. Berdasarkan hasil sosialisasi, selanjutnya lurah/kades dan BKM/LKM,
dibantu oleh TIPP, dapat menggalang bantuan teknis terkait perencanaan
dan pelaksanaan penataan Permukiman kumuh ke berbagai pihak,
misalnya pokja PKP/SKPD, universitas, swasta, lembaga penelitian, LSM
Permukiman, dll.
Keluaran
Visi & misi masyarakat kelurahan/desa terhadap kondisi ideal permukiman
yang diharapkan.
Pelaksana
1. TIPP
2. Lurah/Kepala Desa & Camat
3. BKM/LKM
Peserta masyarakat
Narasumber Pokja PKP, Pemda Perguruan Tinggi, LSM permukiman dan kelompok peduli
lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

3.2.2 Refleksi Perkara Kritis (RPK)

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN

1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana


7.Implemetasi Kegiatan 8.Pengembangan
Awal & RKM Penataan Lingkungan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi, Kelembagaan
Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
2. Pembentukan/ Sosial
RTPLP
Penguatan TIPP 5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.9. Tahapan II Perencanaan RPK Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Berdasarkan hasil visi & misi Permukiman, kemudian dilaksanakan Refleksi Perkara Kritis (RPK)
dengan tujuan menumbuhkan kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi
lingkungan permukiman saat ini serta menemukenali potensi dan masalah sosial, ekonomi dan
lingkungan untuk pencapaian visi & misi permukiman. Disamping itu, kegiatan ini dilaksanakan
untuk membangun kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam perbaikan terhadap
kondisi permukiman di wilayahnya, bahwa masyarakat mampu memberikan solusi dan
perbaikan terhadap kondisi permukiman yang dapat yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga
setiap anggota masyarakat mampu berkontribusi (baik tenaga, waktu, pikiran, uang bagi
kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) secara bersama-sama melakukan
penataan permukiman

26 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


a. Terbangunnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi saat ini dan


Tujuan persoalan permukiman di kelurahan/desa, termasuk adanya Permukiman
kumuh;
b. Terbangunnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya kebersamaan
untuk penataan lingkungan Permukiman, terutama penanganan
permukiman kumuh.
Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan
Metode kegiatan inovatif lain.

1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) mengenai membangun RPK
Tahapan
kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.
Proses
2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun RPK.
3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun RPK melalui berbagai media.
4. Melakukan pelaksanaan FGD RPK. Kegiatan ini untuk membangun
kesadaran masyarakat mengenai: i) kondisi permukiman saat ini dikaitkan
dengan target 100-0-1008, kondisi sumber kehidupan dan budaya prilaku
masyarakat penghuni (utamanya jika ada Permukiman kumuh), ii) jika ada
masalah untuk penanganan permukiman kumuh, FGD membahas akar
penyebab dan potensi penyelesaian masalah serta permukiman kumuh
adalah masalah bersama yang harus ditangani secara bersama-sama pula;
serta iii) komitmen pencapaian visi & misi permukiman yang diharapkan.
5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menyepakati hasil
RPK.
6. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun RPK melalui berbagai media.
1. Berdasarkan hasil sosialisasi hasil visi permukiman dan RPK, lurah/kades
dan BKM/LKM, dibantu oleh TIPP, dapat menggalang bantuan teknis
terkait perencanaan dan pelaksanaan penataan Permukiman kumuh ke
berbagai pihak, misalnya universitas, pemda, lembaga penelitian, LSM
Permukiman, dll.


Keluaran

1. Kepedulian dan kesadaran kritis masyarakat terhadap kondisi dan
persoalan penataan permukiman di kelurahan/desa, terutama jika ada
permukiman kumuh.
2. Kesadaran dan komitmen masyarakat dan pelaku tingkat kelurahan/desa
untuk pencapaian visi & misi permukiman, termasuk menangani
permukiman kumuh.

8
Hasil baseline 100-0-100 berupa Profil Permukiman Kelurahan/Desa digunakan sebagai bahan penggerak diskusi FGD
RPK.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 27


3. Komitmen bantuan teknis penataan permukiman


1. TIPP
Pelaksana
2. Lurah/Kepala Desa
3. BKM/LKM


Peserta masyarakat

Pokja PKP, SKPD, Camat, Perguruan Tinggi, Swasta dan kelompok peduli
Narasumber lainnya


Fasilitator Tim Fasilitator




Pelaksanaan Tahapan kegiatan membangun visi & misi dan kegiatan Refleksi Perkara Kritis
dapat dilakukan sesuai ketentuan di atas, namun untuk efektifitas waktu penyelenggaraan
dengan melibatkan masyarakat, maka penyelenggaraan tahap Visi & misi dan RPK dapat
dilakukan dalam satu paket dan pada waktu bersamaan/paralel

3.2.3 Pemetaan Swadaya

I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN


1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana 8.Pengembangan
Awal & RKM 7.Implemetasi Kegiatan
4.RPK Penataan Lingkungan Kelembagaan
Lingkungan, Ekonomi,
2. Pembentukan/ Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
5. Pemetaan Sosial
Penguatan TIPP RTPLP
Swadaya

Gambar 2.10. Tahapan II Perencanaan Pemetaan Swadaya Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Kegiatan Pemetaan Swadaya adalah proses tindaklanjut dari kegiatan konsolidasi data,
meliputi: kegiatan pengumpulan dan melengkapi kekurangan data, identifikasi dan kajian
persoalan, kendala serta potensi yang dilakukan oleh TIPP bersama warga masyarakat
terhadap kondisi riil/eksisting kawasan permukiman diwilayah kelurahan/desa.
Proses pemetaan swadaya utamanya mencakup kegiatan persiapan dan pelaksanaan PS,
sebagai berikut:

28 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



1. Persiapan Pemetaan Swadaya
Tahap pertama yang dilakukan oleh TIPP adalah kegiatan konsolidasi data. Kegiatan ini
melakukan konsolidasi kelengkapan data, dokumen perencanaan dan peta-peta yang
diperlukan untuk menyusun perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa (RPLP
dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP). Tujuannya adalah menyusun list
kelengkapan data, validasi dana base line permukiman, profil permukiman dan profil
kumuh, dokumen perencanaan kabupaten/kota dan peta-peta untuk proses penyusunan
perencanaan RPLP kedalaman rencana teknis dan RTPLP. Hasil dari kegiatan konsolidasi ini
dalam bentuk kelengkapan data statistik, SK Kawasan Kumuh, dokumen perencanaan yang
dibutuhkan (RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, SPPIP, RISPAM, Masterplan Drainase, sanitasi
kota, rencana sistem pengelolaan sampah, RPJMD, RISPK RKPKP, SIAP dll), data base line &
profil permukiman yang telah tervalidasi, peta dasar dan peta-peta tematik dengan skala
1:5000 dan 1:1000. TIPP dalam melakukan konsolidasi data berkoordinasi dengan pokja PKP
dan apa bila ada kekurangan maka data dapat dilengkapi pada saat melakukan tahapan
Pemetaan Swadaya.
Tahapan persiapan berikutnya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pembentukan Pokja PS
Pokja PS perlu dibentuk untuk dapat mengajak sebanyak mungkin warga mengikuti PS
sehingga memiliki wawasan dan persepsi yang sama terhadap kendala dan potensi
pembangunan yang ada di tempat tinggal mereka.
b. Penguatan
Penguatan dilakukan terhadap tim pelaksana pemetaan swadaya, agar seluruh
anggota tim memahami tujuan, tata cara pelaksanaan (lihat panduan fasilitasi
pemetaan swadaya) dan substansi pemetaan swadaya di kawasan prioritas.
Penguatan dilakukan melalui coaching/pelatihan.
c. Penyusunan Rencana Kerja
Menterjemahkan atau menjabarkan langkah-langkah dan materi Pemetaan Swadaya
untuk mewujudkan pencapaian visi & misi permukiman layak huni
Review daftar data-data dan peta-peta yang diperlukan dari hasil kegiatan konsolidasi
data.
Penyusunan metodologi dan alat kajian, misalnya kuesioner, format survey, dll.
Rencana kerja mencakup pembagian tugas, biaya, waktu pelaksanaan dll.


Catatan: Data atau peta yang diperlukan terkait isu permukiman antara lain mencakup data
kependudukan, tata guna lahan/pola ruang, kondisi dan keteraturan bangunan, status
kepemilikan tanah, kondisi sosial-ekonomi/sumber penghidupan, ketersediaan sarana
prasarana (khususnya data 7 indikator kumuh), nilai-nilai/budaya masyarakat, kelembagaan,
risiko bencana, maupun data-data lain yang tematis sesuai kebutuhan pencapaian visi serta
karakteristik lokal.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 29



2. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya

a. Review Data Base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman
Kegiatan review ini dilakukan untuk memahami sekaligus melakukan validasi isi data base
(base line) 100 0 100 & profil permukiman.



Bilamana diwilayah Kabupaten/kota belum dilakukan pendataan dan penyusunan profil
permukiman, maka Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan penyusunan
profil permukiman kelurahan/desa diwilayahnya sesuai Petunjuk pelaksanaan penyusunan
Profil Permukiman.

Tahap selanjutnya data profil permukiman yang telah divalidasi disepakati sebagai data
dasar penyusunan perencanaan tingkat Kelurahan/Desa dan tingkat Kabupaten/Kota.
Kegiatan review yang dilakukan, adalah:

Tujuan 1. Memahami isi data base (base line) 100 0 100 & profil permukiman
termasuk peta deliniasi kawasan kumuh
2. Melakukan identifikasi kelengkapan dan akurasi data (khususnya
terkait batas deliniasi dan luas kawasan permukiman kumuh)
3. Melakukan sinkronisasi data antar Kelurahan/Desa yang berbatasan
dan dengan data profil permukiman kabupaten/kota
4. Membangun kesepakatan untuk memanfaatkan data base (base line)
dan profil permukiman sebagai data dasar penyusunan perencanaan
di tingkat kelurahan/desa
Metode Rembug , FGD
Proses
1. Melakukan coaching/on the job training mengenai kegiatan review

data base (base line 100 0 100) dan profil permukiman kepada

Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM

2. Mempersiapkan kelengkapan data base (base line) 100 0 100 dan

profil permukiman kelurahan/desa termasuk peta-peta tematiknya.

3. Melakukan rembug/FGD untuk memahami kelengkapan dan akurasi
data base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman di tingkat
Kelurahan/Desa.
4. Melakukan rembug/FGD di tingkat Kecamatan untuk sinkronisasi
data base 100 0 100 dan profil permukiman antar Kelurahan/Desa
yang berbatasan. Kegiatan ini dilakukan di wilayah kelurahan/desa
5. Melakukan forum konsultasi di tingkat kota untuk menyepakati

30 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


hasil review data base (base line) dan profil permukiman
Kelurahan/desa
6. Merumuskan kesepakatan bersama Pemerintah Kabupaten/kota
untuk menyepakati data base (base line) 100 0 100 dan profil
permukiman sebagai data dasar penyusunan perencanaan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya.
Kesepakatan hasil review tersebut dilengkapi Berita acara
Kesepakatan yang ditandatangani Pokja PKP, camat dan Lurah/Desa
Keluaran
1.
Keselarasan data profil permukiman kelurahan/desa dan profil
permukiman Kabupaten/Kota
2. Kesepakatan hasil review data base (base line) 100 0 100 dan profil
permukiman kelurahan/desa sebagai data dasar penyusunan
perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman diwilayahnya.
Pelaksana TIPP bersama Lurah, Kepala Desa dan Camat
Peserta Perangkat kelurahan, Desa,Kecamatan dan Warga (laki-laki,
perempuan, kaum rentan dan remaja) termasuk warga wilayah yang
berbatasan.
Narasumber Pokja PKP, SKPD, Camat dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot


b. Identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan revew data profil permukiman yang
dapat dilakukan secara berkala dan bisa berulang untuk melengkapi kekurangan data hasil
identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman kelurahan/ desa
dan antar kelurahan/desa sesuai kebutuhan. Kegiatan identifikasi tersebut diorientasikan
untuk mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang diharapkan.

Tujuan
Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan
permukiman (sosial, ekonomi, lingkungan, nilai-nilai) untuk melengkapi
hasil review data base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman
kelurahan/desa dan antra kelurahan/desa
Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses
pemetaan persoalan utama, kendala dan potensi yang ada di wilayah
Kelurahan/Desa secara partisipatif, sebagai salah satu pertimbangan
untuk mewujudkan visi dan misi
Metode Rembug , FGD, transek
Survei Pengumpulan data primer, antara lain dilakukan dengan:
- Pengamatan Lapang
- Wawancara/kuesioner/FGD

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 31


Survey Pengumpulan data sekunder, antara lain dilakukan dengan:
- Data-data statistik & data pokok kelurahan/desa
- Dokumen-dokumen perencanaan kelurahan
- Dokumen-dokumen rencana wilayah yang lebih makro
- Konsultasi dengan perangkat lurah dan Tim Teknis mengenai kondisi
dan rencana wilayah yang lebih makro
Penyajian kondisi eksisting dalam peta, grafik, dan tabel/matrik
Interpretasi data dan peta

Proses
1. Menyiapkan peta dasar, profil Permukiman, alat ukur dan peralatan
survey lainnya. Isi peta dasar dengan skala ketelitian 1:5000, minimal
memuat :
a. Jaringan
Jaringan jalan dan batas-batasnya
Jaringan pola aliran air (spt selokan, drainase, sungai, dsb)
b. Hamparan
Batas-batas administratif desa/kelurahan
Batas-batas lahan/persil
Batas-batas deliniasi kawasan permukiman kumuh dan
kawasan permukiman yang berpotensi menjadi kumuh.
Batas-batas kawasan sesuai fungsinya seperti kawasan
industri, kebun, sawah, bukit, danau, sungai, jurang dll.
Batas-batas dataran rendah atau tanah yang terendam air.
Batas-batas kawasan khusus (kuburan, lindung, dsb)
c. Bangunan
Bangunan rumah yang masih berdiri.
Bangunan khusus (mesjid, gereja, kantor kelurahan/desa,
dsb)
Sisa-sisa bangunan dll.
2. Menyiapkan dokumen peraturan daerah, kebijakan dan perencanaan-
perencanaan pembangunan Kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman tingkat
Desa/Kelurahan, seperti RKPKP, RP2KPKP, SIAP,Perda Bangunan dan
gedung, Perda tentang air minum, Standar permukiman (SNI), RTRW,
RDTR, RTBL, SPPIP, RISPAM, SSK, dan perencanaan lain yang terkait.
Data Kebijakan ini penting sebagai materi pendukung kegiatan kajian
hasil PS
3. Melakukan Transek pengamatan wilayah Kelurahan/desa dan
sekitarnya, khususnya mengamati kondisi kawasan permukiman. Pada
tahap berikutnya mencatat temuan persoalan, potensi dan kendala
pengembangan kawasan permukiman (sosial, ekonomi , lingkungan
dan nilai-nilai). Persoalan bisa ditimbulkan dari dalam kawasan
permukiman (faktor internal) dan bisa juga karena dipengaruhi

32 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


kegiatan dari kawasan sekitarnya (faktor eksternaleksternal)
4. Menyajikan hasil transek kedalam bentuk matriks, peta-peta tematik
dan sistem GIS
5. Sosialisasi hasil Pemetaan Swadaya melalui berbagai media
6. Finalisasi dan penyepakatan hasil Pemetaan Swadaya bersama pokja
PKP dan selanjutnya diuraikan kedalam Rona Wilayah Kelurahan/desa.
Proses penyepakatan ini intinya untuk menyelaraskan hasil temuan
persoalan, potensi dan kendala di tingkat kelurahan/desa dengan
persoalan permukiman tingkat kabupaten/kota.
Keluaran Hasil identiifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan dari
Kegiatan PS/Rona Permukiman Wilayah Kelurahan/Desa, selanjutnya
disajikan kedalam Matriks data, foto dokumentasi dan peta-peta tematik
skala ketelitian 1:5000, meliputi:
1. Data dan peta sinkronisasi batas deliniasi kawasan perencanaan
permukiman kumuh & rawan kumuh tingkat kelurahan/desa dan
kawasan perencanaan permukiman kumuh yang disepakati prioritas
penangananya di tingkat Kabupaten/Kota. Hasil sinkronisasi ini
disepakati masyarakat pemerintah Kelurahan, desa, kecamatan dan
pokja PKP
2. Data dan peta kondisi permukiman kumuh dan rawan kumuh
termasuk persoalannya di tingkat kelurahan/desa (khususnya
kawasan yang potensi penangananya di tingkat kelurahan/desa),
meliputi:
1) Tipologi dan karakteristik kawasan permukiman kumuh dan
rawan kumuh
2) Data dan peta kondisi jumlah dan kepadatan penduduk kawasan
permukiman kumuh dan rawan kumuh
3) Data dan peta kepadatan dan kerapatan bangunan dan
persoalannya
4) Data kondisi perumahan dan persoalannya
5) Data sosial masyarakat terkait budaya dan prilaku warga
6) Data hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan
(potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam,
potensi keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial)
serta hasil kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi
kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan usaha lokal produktif
serta potensial.
7) Data dan peta status kepemilikan lahan dan persoalannya
khususnya pada kawasan permukiman kumuh
8) Peta kondisi Persil/Tapak Perpetakan Lahan dan sempadan
bangunan serta data ketentuan teknis bangunan (koefisien dasar
bangunan, koefisilen lantai bangunan, ketinggian bangunan,

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 33


sempadan bangunan dll)
9) Peta Perletakan Rumah (khususnya KK miskin)
10) Peta deliniasi dan kondisi area genangan & banjir (luas,
ketinggian air, lama genangan, penyebab dan persoalannya)
11) Peta kondisi & resiko bencana (banjir, kebakaran, longsor dan
resiko bencana lainnya)
12) Peta kondisi dan penyebaran sarana termasuk ruang publik (jenis,
sebaran, cakupan pelayanan, dsb)
13) Peta kondisi sistem sarana dan prasarana dasar
lingkungan/kawasan dan kodisi koneksitas sistem sarana dan
prasarana dasar antar desa/kelurahan dalam kawasan perkotaan,
antara lain:
Peta kondisi sistem Jaringan Jalan lingkungan, lokal/kawasan
dan sistem koneksi pelayanan jaringan jalan tingkat kota
Peta kondisi sistem sirkulasi dan Simpul-simpul
Perhentian/Halte
Peta kondisi sistem Jaringan Drainasi/Pematusan dan arah
aliran air (sungai) dan koneksitas ke sistem drainase skala kota
Peta kondisi dan persoalan sistem Jaringan/ Saluran Limbah
Rumah Tangga
Peta kondisi sistem Pengelolaan Sampah dan persoalan yang
ditimbulkannya
Peta kondisi sistem pelayanan Air minum
Peta kondisi pelayanan sistem Jaringan energi Listrik, dll
3. Kondisi kecenderungan perkembangan pembangunan dan fungsi
ruang serta sistem prasarana dasar kota yang teridentifikasi
mempengaruh penurunan kualitas permukiman kumuh (faktor
eksternal), antara lain:
1) Peta kondisi Peruntukkan Lahan (land use) dan pola ruang
wilayah kelurahan/desa meliputi: kawasan konservasi/lindung
dan budi daya (industri, perumahan, perdagangan, wisata dll)
yang mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman
kumuh dan rawan kumuh
2) Kecenderungan perkembangan fungsi kegiatan wilayah
kelurahan yang berbatasan yang berdampak pada penurunan
kualitas permukiman di wilayah yang direncanakan
3) Sistem jaringan sekunder dan primer yang menimbulkan
persoalan di kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh,
seperti genangan/banjir, persoalan dampak kebakaran dan
lain sebagainya
4) Peta kecenderungan perkembangan pembangunan fisik
diwilayah kelurahan/desa dan atau pembangunan kawasan
perkotaan yang mendorong tumbuhnya kegiatan perumahan

34 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


baru yang rawan menjadi kumuh
5) Peta kondisi persoalan permukiman lainnya yang perlu
dicatat.
Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP
Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan
remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator


c. Kajian/analisis Hasil Pemetaan Swadaya

Berbagai data yang sudah disajikan dalam peta, grafik, dan tabel, pada tahap berikutnya TIPP
melakukan analisis/kajian-kajian terhadap hasil Pemetaan Swadaya tersebut. Tujuan analisis
adalah untuk menemukenali dan merumuskan berbagai solusi penyelesaian persoalan dan
mendayagunakan potensi, melakukan sinkronisasi kajian kebijakan perencanaan dengan
persoalan serta memperkirakan proyeksi dan kebutuhan penanganan kawasan permukiman
kumuh untuk mewujudkan visi dan misi permukiman layak huni yang disepakati Kegiatan analisis
yang dilakukan, meliputi analisis makro dan mikro kawasan.

Tujuan
1. Menemukenali dan menyepakati kawasan permukiman kumuh yang
diprioritaskan penanganannya dalam skala kota dan kawasan
permukiman kumuh yang ditangani di tingkat kelurahan/desa
2. Mewujudkan sinkronisasi dan keterpaduan pengembangan
permukiman wilayah Kelurahan/desa, antar kelurahan/ desa dan
keterpaduan pengembangan permukiman di wilayah kabupaten/kota
3. Menyelesaiakan persoalan utama dan pemanfaatan potensi (utamanya
dikawasan permukiman)
4. Menemukenali langkah-langkah pencegahan tumbuhnya kawasan
kumuh baru di kawasan rawan kumuh
5. Memperkirakan kebutuhan peningkatan kualitas permukiman kumuh
dan pengembangan pola penghidupan masyarakat/penghuni
6. melakukan kajian pengembangan sosial, nilai-nilai terkait perubahan
prilaku masyarakat
7. Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses
kajian/analisis penyelesaian persoalan utama dan pendayagunaan
potensi pengembangan permukiman di wilayah Kelurahan/Desa secara
partisipatif, dalam rangka mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang
diharapkan
Metode FGD, review kebijakan, superimpos peta tematik dan peta
perencanaan, analisis koneksitas sistem pelayanan infrastruktur,
analisis kebutuhan sesuai standar pelayanan minimal dan SNI dan

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 35


analisis keterpaduan pengembangan kelurahan/desa, antar
kelurahan/desa dan kelurahan/desa dengan wilayah lebih luas (skala
kota/kabupaten)
Proses
1. Pertama-tama dilakukan pemahaman kembali terhadap hasil pemetaan
swadaya
2. TIPP melakukan koordinasi dan konsultasi intensif dengan pokja PKP
untuk menyepakati kawasan-kawasan permukiman prioritas yang
ditangani skala kota (bisa mencakup antar kelurahan dalam satu
hamparan kawasan kumuh) dan kawasan prioritas penanganan kumuh
tingkat kelurahan/desa. Kawasan prioritas skala kota secara rinci
terakomodasi dalam perencanaan RP2KPKP/RKPKP, SIAP dan dalam
dokumen perencanaan kota yang setara. Sedangkan kawasan prioritas
tingkat kelurahan/desa terakomodasi dalam dalam dokumen RPLP
dengan kedalaman rencana teknis atau terakomodasi dalam RTPLP
3. Melakukan kajian/analisis makro kawasan, meliputi:
Melakukan sinkronisasi/keterpaduan kajian penanganan permukiman
kumuh prioritas skala kota (kebijakan dan kebutuhan penanganan)
Kajian analisis kebutuhan penanganan sistem pelayanan sistem
jaringan dan infrastruktur skala kota yang akan mempengaruhi
penanganan kawasan permukiman kelurahan/desa
4. Melakukan kajian/analisis mikro kawasan, meliputi:
Melakukan kajian kebijakan dan isi dokumen perencanaan
kabupaten/kota yang mempengaruhi perkembangan kawasan
permukiman kumuh Kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa
Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan
Lingkungan) kawasan permukiman sesuai standar pelayanan
minimum dan sesuai Standar pengembangan kawasan Permukiman
(SNI). Khusus untuk proyeksi penduduk wilayah kelurahan dapat
menggunakan hasil proyeksi penduduk yang tersedia dan sudah
disepakati di tingkat kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan/desa.
Hasil proyeksi ini bersumber dari data statistik, dokumen RPJM
Daerah, RPJM Desa, RTRW/RDTR, Rencana Sektoral dan dokumen
resmi lainnya. Sedangkan untuk melakukan proyeksi penduduk dan
kebutuhan pelayanan dikawasan permukiman kumuh digunakan
pendekatan daya dukung dan daya tampung kawasan.
Melakukan sinkronisasi dan keterpaduan/koneksitas perencanaan
program & kegiatan skala kota dan kelurahan/desa secara kolaborasi
Keluaran 1. Hasil kajian kesepakatan penetapan kawasan prioritas penanganan
kumuh skala kota (bisa mencakup antar kelurahan) dan kelurahan
2. Hasil kajian keterpaduan pengembangan kawasan prioritas penanganan
kumuh skala kota dan kelurahan
3. Hasil review/tinjauan kebijakan dan perencanaan-perencanaan

36 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


pembangunan kota. Kegiatan Review ini merupakan suatu upaya untuk
memahami dan sinkronisasi/keterpaduan kebijakan perencanaan
pembangunan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kawasan
permukiman kumuh dan atau yang rawan menjadi kumuh
4. Hasil kajian penanganan persoalan letak kawasan permukiman pada
area konservasi termasuk sempadan sungai
5. Hasil kajian kecenderungan perkembangan/pergeseran pola
penggunaan lahan (land use) dan pola ruang wilayah kelurahan,
utamanya kecenderungan perkembangan kawasan permukiman kumuh
dan rawan kumuh.
6. Hasil kajian penanganan area genangan/banjir
7. Hasil kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial (nilai-
nilai dan prilaku) dan kegiaatan ekonomi masyarakat kelurahan/desa
8. Hasil kajian terhadap penyelesaian persoalan kawasan permukiman
kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (kumuh dan rawan menjadi
kumuh)
9. Hasil kajian/analisis kebutuhan penanganan persoalan utama kawasan
permukiman kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (utamanya
terkait persoalan bangunan hunian dan pelayanan sarana dan
prasarana dasar permukiman termasuk kebutuhan ruang publik/8
indikator kumuh)
10. Hasil kajian kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan
(potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi
keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta
melakukan kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan
untuk meningkatkan kegiatan ekonomi rumah tangga dan kegiatan
usaha lokal produktif serta potensial (merujuk pada POS
Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat (PPBM)
11. Hasil kajian persoalan-persoalan sosial dan kearifan lokal masyarakat di
kawasan permukiman dan menyepakati penyelesaian persoalan-
persoalan sosial warga
12. Hasil kajian penanganan persoalan tumpang tindih status kepemilikan
lahan dan bangunan
13. Hasil kajian persoalan perijinan bangunan/tumpang tindih ijin lokasi di
kawasan permukiman
14. Hasil kajian/analisis resiko bencana pada Kelurahan/Desa yang memiliki
kawasan-kawasan rawan bencana dan resiko yang ditimbulkan, selain
itu juga analisis yang berkaitan dengan mitigasi bencana. Kawasan-
kawasan yang menjadi bahan analisis resiko bencana adalah :
Kawasan padat penduduk dan pemukiman kumuh atau rawan
kumuh
Kawasan yang memiliki kelerengan lahan yang terjal

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 37


Kawasan bantaran sungai
Kawasan lereng gunung berapi
Kawasan pantai
Dll
15. Menyajikan hasil kajian kedalam bentuk matriks dan peta-peta tematik
analisis dan sistem GIS
16. Sosialisasi hasil kajian/analisis melalui berbagai media
17. Finalisasi dan penyepakatan hasil kajian/analisis bersama pokja PKP,
selanjutnya disajikan dalam uraian analisis peningkatan kualitas dan
pencegahan kawasan kumuh wilayah kelurahan/desa
Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP
Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan
remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator


Catatan:
1. Kawasan kumuh prioritas skala kota terakomodasi dalam dokumen perencanaan tingkat kota
(RP2KPKP dan perencanaan yang setara), dan ditetapkan dengan kriteria: kawasan kumuh
yang masuk katagori kumuh berat, kawasan kumuh dalam satu hamparan lintas kelurahan
(permukiman pinggir sungai, pesisir sekitar kawasanan industri, masuk kawasan strategis
nasional, provinsi dan kabupaten/kota dan kriteria lain yang disepakati Pokja dan
pemerintah tingkat kelurahan, desa, kecamatan dan masyarakat).
2. Kawasan kumuh prioritas penanganan skala kelurahan/desa, terakomodasi dalam dokumen
perencanaan RPLP, dan ditetapkan dengan kriteria: Kawasan kumuh yang masuk katagori
kumuh ringan sampai sedang, kawasan rawan kumuh, kawasan kumuh dalam satu hamparan
luas lahan yang relatif kecil dan kriteria lain yang disepakati pemerintah kelurahan/desa,
camat, BKM dan masyarakat
3. Kawasan prioritas penanganan kumuh dan pencegahan kumuh tingkat kelurahan
terakomodasi dalam dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Namun bila
dipandang perlu dan disepakati bersama pokja PKP maka kawasan prioritas penanganan
kumuh tingkat kelurahan/desa dapat terakomodasi dalam dokumen perencanaan Rencana
Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kumuh (RTPLP) yang terpisah dengan dokumen
RPLP
4. Bilamana dalam penyusunan Rencana Teknis dihadapkan adanya kendala status kepemilikan
lahan, kawasan kumuh berlokasi pada area konservasi dan hambatan lain yang cukup berat
untuk disepakati penyelesaiannya, maka proses penyusunan perencanaan Rencana Teknis
dapat dilanjutkan sampai tahun berikutnya (sampai adanya solusi dan kesepakatan
penyelesaian hambatan yang dimaksud)

38 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.2.4 Tahap Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
(RPLP dengan kedalaman rencana teknis)

Pengertian RPLP, adalah:


a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP dengan kedalaman rencana teknis)
merupakan dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun secara partisipatif dan
wajib dilengkapi skenario penanganan (road map), program-program dan kegiatan yang
lebih terukur dalam pencapaian 0 Hektar kawasan kumuh pada tahun 2019 (output base)
b. RPLP adalah dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun dengan mewujudkan
keterpaduan/keselarasan perencanaan tingkat keluraha/desa dan perencanaan tingkat
Kabupaten/Kota. Muatan inti RPLP terkait perencanaan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman wajib terakomodasi dalam RPJM Daerah, RPJM Desa, RKP dan
Renstra Kecamatan.
c. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah rencana pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh wilayah Desa/Kelurahan untuk kurun waktu 5
tahun. Rencana ini disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk
memperbaiki kondisi lingkungan permukiman mereka serta mendukung kesiap-siagaan
masyarakat terhadap bencana.
d. RPLP merupakan rencana spatial tingkat Kelurahan dan Desa yang disusun dengan
kedalaman rencana teknis kawasan. Dalam dokumen perencanaan RPLP diarahkan rencana
spatial, sistem sarana prasarana, arahan sosial dan eknomi (sumber penghidupan). Dalam
arahan rencana pada kawasan permukiman yang ditetapkan sebagai kawasan prioritas
penanganan perlu dikaji dan diuraikan secara lebih terukur dalam sub bagian rencana
teknis peningkatan kualitas permukiman kumuh.
e. RPLP merupakan dokumen perencanaan partisipatif yang disajikan pada peta dengan skala
ketelitian 1:5000 dan pada lokasi kawasan prioritas disajikan pada peta dengan skala
ketelitian 1:1000
f. RPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan bagi
masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa.

Syarat-syarat penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis
a. Ada komitmen Pemerintah kelurahan/desa/kecamatan dan kemauan masyarakat
untuk menata lingkungan permukiman secara lebih terencana, memiliki tata ruang,
keteraturan bangunan dan pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana dasar
termasuk ruang publik serta hasil perencanaan yang tanggap bencana dan lebih baik
dari sebelumnya.
b. Tersedia data base dan profil permukiman kelurahan/desa sebagai data dasar untuk
memahami tipologi kawasan permukiman, termasuk Permukiman kumuh dan
kawasan yang rawan menjadi kumuh.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 39


c. Tersedia atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan lahan yang berskala 1 :
1.000 atau 1 : 5.000.
d. RPLP dan RTPLP harus disusun secara partisipatif dan kolaborasi serta disepakati
pemerintah kelurahan/desa/kecamatan dan warga masyarakat. Kesepakatan tersebut
diketahui oleh Pemerintah kota/kabupaten (Pokja PKP). Proses pengesahan dilakukan
setelah terselenggaranya kegiatan forum konsultasi proses perencanaan kelurahan/desa
dan tingkat kota/kabupaten. Proses konsultasi tersebut dilakukan oleh TIPP, lurah/kades/
camat, BKM/LKM dan Pokja PKP, untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah selaras dan
terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana sektoral pembangunan
kota/kabupaten secara keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik.
Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman dimulai dari visi & misi/gagasan
strategis yang sudah dibangun sesuai visi & misi permukiman tingkat kota, Pemetaan
Swadaya yang menguraikan rona kawasan (kondisi eksisting) dan hasil kajian/analisis
yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, selanjutnya dirumuskan
gagasan/alternatif konsep dan perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman Kelurahan/Desa yang lebih mendukung pola penghidupan dan kehidupan
warga kelurahan tersebut (Sosial-Ekonomi-Lingkungan)
Rumusan perencanaan tersebut tersebut harus mencakup hal-hal pokok sebagai
berikut: Alaternatif konsep/gagasan peningkatan kualitas permukiman kumuh, arahan
regulasi pengadaan tanah, perijinan dan pengawasan dan pengendalian pembangunan
perumahan, rencana tata guna lahan, penataan dan keteraturan bangunan , arahan
pengembangan sosial dan pola penghidupan masyarakat dan rencana sistem sarana dan
prasarana dasar lingkungan/kawasan (7 indikator kumuh) yang terkoneksi ke sistem
sarana dan prasarana dasar antar desa/Kelurahan/kawasan perkotaan dan pemenuhan
pelayanan ruang publik serta jalur mitigasi bencana. RPLP dengan kedalaman rencana
teknis dan RTPLP wajib dilengkapi skenario (road map) program dan kegiatan terukur
terkait peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan kumuh baru sesuai visi dan
misi dalam rangka pencapaian target 0 Hektar kawasan kumuh sampai dengan 2019.
Tahapan penyusunan RPLP secara ringkas disajikan pada matriks berikut ini:

Tujuan
1. Merumuskan alternatif konsep/gagasan penanganan permukiman
(pemugaran, peremajaan dan permukiman kembali) berbasiskan
hasil perumusan visi & misi, Pemetaan Swadaya dan hasil
kajian/analisis terdahulu
2. Merumuskan perencanaan peningkatan kualitas permukiman
kumuh dan pencegahan kawasan kumuh baru
3. Merumuskan skenario (road map) program dan kegiatan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, untuk
mewujudkan lingkungan permukiman yang teratur dan layak huni
sesuai visi & misi
4. Merumuskan Aturan Bersama

40 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Metode Rembug , FGD
Proses
1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyusunan
dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis
2. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan isi dokumen RPLP
dengan kedalaman rencana teknis. Isi dokumen tersebut, meliputi:
a. Uraian visi & misi permukiman layak huni
b. Uraian indentifikasi persoalan, kendala dan potensi yang intinya
terkait 7 indikator kumuh termasuk uraian area
konservasi/lindung, pola ruang budidaya (fungsi kegiatan
industri, wisata, perdagangan dan jasa, pergudangan dan fungsi
lainya yang mempengaruhi kawasan permukiman kumuh dan
rawan kumuh. Uraian ini berbasiskan hasil Pemetaan Swadaya
c. uraian review kebijakan dan perencanaan pembangunan kota
yang mempengaruhi perkembangan kawasan kumuh dan rawan
kumuh
d. Uraian hasil kajian/analisis makro dan mikro kawasan
perumusan skenario, alternatif konsep dan penetapan kawasan
prioritas kepada Lurah/kepala Desa, TIPP, BKM/LKM
3. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan alternatif
konsep/gagasan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat
kelurahan/desa mencakup kawasan kumuh 1, kawasan kumuh 2 dan
seterusnya
Berdasarkan hasil PS dan analisis, TIPP dan masyarakat
mengembangkan gagasan-gagasan awal perencanaan sebagai
alternatif konsep pencapaian visi dengan menangani persoalan
utama dan mengoptimalkan potensi secara komprehensif.
Perumusan alternatif konsep ini dibahas bersama pokja PKP untuk
mendapatkan umpan balik Pemerintah Kabupaten/Kota sebelum
ditetapkan sebagai strategi terbaik dalam rangka peningkatan
kualitas permukiman kumuh.
Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman
kumuh ini, memuat:
a. Alternatif konsep/gagasan perencanaan kawasan kumuh (sosial,
ekonomi dan lingkungan) untuk menangani kendala/persoalan
dan mengoptimalkan potensi menuju visi, yang telah
diselaraskan dengan kebijakan dan rencana-rencana
pembangunan wilayah kabupaten/kota yang lebih luas dan
memberi manfaat besar bagi warga miskin
b. Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman
dengan pola rehabilitasi/pemugaran, peremajaan dan relokasi
yang dirumuskan secara terpadu dengan perencanaan
peningkatan kualitas permukiman kumuh tngkat

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 41


kabupaten/kota.
c. Pemilihan altenatif konsep/gagasan penanganan kawasan
kumuh kelurahan/desa dengan melibatkan pokja PKP dan
disepakati warga.
d. Perumusan uraian konsep/gagasan terpilih, yang disajikan pada
gambar-gambar dan peta-peta konsep peningkatan kualitas
permukiman. Gambar dan peta ini bisa disajikan tanpa skalatis
namun informatif dan jelas.
4. Merumuskan arahan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru,
meliputi:
a. Arahan regulasi perijinan pembangunan kawasan permukiman,
b. Arahan peningkatan pengawasan perkembangan pembangunan
kawasan permukiman,
c. Arahan pemberdayaan dalam rangka penyadaran masyarakat
kelurahan (perubahan prilaku) yang dilengkapi rancangan kegiatan
sosialisasi/kampanye/strategi komunikasi yang berkesinambungan
d. Arahan rencana pembangunan jaringan jalan lokal kelurahan
sebagai pengarah pembangunan perumahan baru.
e. Arahan regulasi investasi pembangunan skala besar (industri,
pariwisata, kota baru, perumahan dll) di perkotaan dengan
mewajibkan investor pengelola kawasan skala besar tersebut untuk
menyediakan perumahan bagi karyawan/buruh, sesuai peraturan
perundangan terkait.
5. Merumuskan rencana pengembangan kawasan di wilayah
Kelurahan/Desa yang diuraikan ringkas dan disajikan pada peta
skala ketelitian 1:5000. Rencana ini dirumuskan untuk mendukung
keteraturan kawasan permukiman kumuh wilayah kelurahan/desa,
memuat:
a. Arahan pengembangan sosial dan kependudukan
b. Arahan pengembangan kegiatan ekonomi lokal
c. Rencana pola ruang (lindung dan budidaya/non lindung
d. Rencana sistem sarana dan prasarana dasar yang terkoneksi ke
kawasan permukiman kumuh dan sarana dan prasarana skala
kota (jaringan jalan dan sirkulasi, drainase, air minum,
pengelolaan limbah, sampah dan sanitasi dan sistem
infrastruktur lainnya
e. Rencana ruang publik skala kelurahan
6. Merumuskan Rencana Peningkatan kualitas permukiman kumuh
tingkat Kelurahan/Desa berbasiskan hasil kesepakatan penetapan
kawasan prioritas penanganan skala kota dan kelurahan. Rencana ini
disajikan secara rinci dan lebih terukur dalam perencanaan dengan
kedalaman rencana teknis/site plan (skala ketelitian peta 1:1000).
Rencana ini memuat:

42 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


a. Arahan sosial dan nilai-nilai/perubahan prilaku
b. Rencana kepadatan penduduk
c. Rencana area konservasi
d. Rencana penataan keteraturan bangunan
e. Rencana intensitas dan ketentuan teknis bangunan (KDB, KLB,
ketinggian bangunan, sempadan sungai, sempadan pantai)
f. Rencana peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar
kawasan (jaringan jalan dan sirkulasi, drainase, air minum,
limbah rumah tangga, sampah dan sanitasi, listrik/energi,
telekomunikasi dan kebutuhan rencana area resapan, sumur
resapan dan kebutuhan lain yang yang dianggap penting).
Rencana ini terkoneksi ke sistem jaringan skala kota (sekunder
dan primer)
g. Arahan penanganan resiko dan mitigasi bencana termasuk
proteksi kebakaran
h. Arahan pengembangan kehidupan dan sumber-sumber
penghidupan
7. Merumuskan arahan skenario (road map) yang memuat
pentahapan peningkatan kualitas permukiman untuk kurun waktu
5 tahun dalam rangka pencapaian target 0 hektar kumuh sampai
dengan 2019. Arahan skenario ini disinkronkan dengan skenario
penanganan kumuh tingkat kota
8. Merumuskan arahan matrik investasi program dan kegiatan secara
komprehensif, terukur dan dilengkapi kebutuhan estimasi biaya
pembangunan untukm kurun waktu 5 tahun yang dirinci kedalam
rencana tahunan
9. Merumuskan Aturab bersama
10. Melakukan sosialisasi hasil perencanaan tingkat Kelurahan/Desa
melalui berbagai media
11. Uji publik rancangan kegiatan perencanaan
12. Finalisasi dan pengesahan dokumen perencanaan RPLP oleh
Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk (Sekretaris Daerah,
Bappeda dan pejabat lainnya)
Keluaran
1. Tersusunnya alternatif konsep penanganan permukiman
(pemugaran, peremajaan dan permukiman kembali/relokasi)
sesuai visi/gagasan/cita-cita masyarakat
2. Terususnnya rencana pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman
3. Tersusunnya skenario (road map) pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman tingkat Kelurahan/Desa
4. Tersusunnya matrik investasi program dan kegiatan secara
menyeluruh

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 43


5. Tersusunnya Aturan Bersama
Pelaksana TIPP
Peserta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan
remaja
Narasumber Pokja PKP, Pemda, Camat dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

3.2.5 Penyusunan Rencana Teknis Penataan Lingkungan


Permukiman (RTPLP)

RTPLP merupakan bagian dari RPLP yang dapat disusun dalam dokumen yang terpisah, sesuai
kesepakatan TIPP dan popkja PKP. RTPLP merupakan rencana teknis yang terukur dengan
kedalaman rencana tapak (site plan). Rencana ini disajikan pada peta dengan skala ketelitian
1:1000. Langkah-langkah penyusunan RTPLP sama dengan langkah-langkah penyusunan RPLP.
Namun langkah-langkah penyusunan RTPLP lebih ditekankan pada hal-hal, sebagai berikut:

3.2.5.1 Persiapan

1. Sosialisasi di Tingkat Kawasan Prioritas Permukiman kumuh



Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memahami pelaksanaan kegiatan RTPLP kepada warga
masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan permukiman prioritas kumuh. Melalui sosialisasi
ini diharapkan warga masyarakat mau terlibat secara partisipatif membangun lingkungan hunian
yang teratur dan layak huni sesuai visi & misi/gagasan atau cita-cita masyarakat yang telah
disepekatai sebelumnya.

Tujuan
Melakukan sosialisasi dan pemahaman pelaksanaan kegiatan RTPLP
kepada warga/masyarakat yang bermukim di kawasan prioritas
kumuh terpilih

Metode Rembug/FGD/Pameran/musyawarah warga
Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan
sosialisasi penyusunan perencanaan RTPLP di kawasan prioritas
kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan kegiatan penyusunan RTPLP,
melalui kegiatan musyawarah warga untuk menjelaskan rencana kerja
penyusunan RTPLP. Musyawarah warga ini harus menghadirkan secara
seimbang kaum perempuan dan laki-laki serta kaum rentan, khususnya di
kawasan prioritas

44 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Keluaran 1. Warga masyarakat mengetahui dan paham kawasan permukimannya
akan dilaksanakan penyusunan perencanaan RTPLP secara partisipatif
2. Masyarakat mengetahui dan memahami isi RTPLP bagian dari RPLP,
yang akan dilaksanakan di kawasan prioritas permukiman kumuh,
3. Terbangunnya semangat masyarakat untuk segera melaksanakan

Pelaksana TIPP
Peserta Lurah, Kepala Desa, Perguruan Tinggi dan kelompok peduli lainnya
serta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan
dan remaja
warga dikawasan yang berbatasan Des diwilayah yang berbatasan
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, Swasta, Perguruan Tinggi, LSM
dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

2. Penguatan TIPP
Melakukan penguatan kembali TIPP, agar memahami dan mampu melakukan penyusunan
perencanaan yang lebih rinci dan terukur dengan kedalaman rencana tapak (site plan)


3.2.5.2 Penajaman Visi dan misi
Pada tahap ini dilakukan dengan cara yang sama pada saat penyusunan RPLP dengan kedalaman
rencana teknis. Namun pada tahap ini tidak merumuskan visi dan misi baru, tapi lebih
menjabarkan visi dan visi yang telah disepakati kedalam alternatif konsep dan gagasan
peningkatan kualitas permukiman kumuh kelurahan/desa

3.2.5.3 Pemetaan Swadaya di Kawasan Prioritas
Pelaksanaan kegiatan pemetaan swadaya di kawasan prioritas kelurahan/desa dilakukan bila
hasil PS di tingkat Kelurahan/Desa dan data base line/profil permukiman masih perlu dilengkapi.
Kegiatan PS di kawasan prioritas dilakukan secara lebih rinci dan terukur dan disajikan pada peta
berskala 1:1000 atau pada lokasi tertentu disajikan pada peta skala 1:500. Tahapan yang
dilakukan, adalah:

Tujuan
1. Melakukan pemetaan kondisi eksisting kawasan prioritas
2. Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala penataan dan
peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh di kawasan prioritas
3. Melakukan kajian persoalan, potensi dan kebijakan perencanaan
pembangunan tingkat kota serta melakukan analisis kebutuhan
penanganan kawasan permukiman kumuh termasuk analisis resiko
bencana.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 45


Metode Rembug/FGD dan survey
Tahapan
1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan PS di
Proses
kawasan prioritas kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM,
RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Mempersiapkan peralatan survey, peta dasar dan perlengkapan surevey
lainnya
4. Mempersiapkan kebijakan dan perencanaan kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi pembangunan kawasan prioritas, seperti RTRW, RDTR,
RTBL, RKPKP, SIAP, NUAP, PLPBK, RPJM Desa, Renstra kelurahan dan
kebijakan lainnya
5. Mencermati hasil PS yang telah dilakukan sebelumnya. Bila hasil PS
dinilai memadai, maka kegiatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya
(konsep penanganan kawasan prioritas kumuh).
6. Melaksanakan survey pengamatan kawasan prioritas
7. Melakukan kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan
(potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi
keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta
melakukan kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan
untuk meningkatkan kegiatan usaha lokal produktif serta potensial di
kawasan prioritas.
8. Melakukan kajian penanganan persoalan, pemanfaatan potensi (SEL) dan
sinkronisasi kebijakan dan perencanaan pembangunan tingkat Kota
9. Merumuskan hasil PS dan disajikan kedalam matriks data dan peta-peta
tematik
10. Merumuskan Rona permukiman kumuh prioritas

Keluaran Rumusan hasil identifikasi dan kajian/analisis persoalan, potensi, kendala
dan kebijakan & perencanaan serta analisis kebutuhan dan kapasitas
pengembangan kawasan prioritas. Data yang dihasilkan meliputi:
1. Profil kawasan prioritas permukiman kumuh
2. Data dan profil sosial budaya/prilaku masyarakat penghuni
3. Data kondisi bangunan (rumah dan fasilitas) dan persoalannya
4. Data Status kepemilikan lahan setiap perpetakan persil
5. Data dan kondisi tata letak bangunan dan persoalannya
6. Data kondisi dan persoalan Ruang Publik
7. Data kondisi dan persoalan sistem air bersih
8. Data kondisi dan persoalan sistem sanitasi
9. Data kondisi dan persoalan sistem persampahan
10. Data kondisi dan persoalan sistem drainase
11. Data kondisi dan persoalan sistem jaringan jalan dan pola sirkulasi
12. Data kondisi dan persoalan pelayanan fasilitas sosial (jenis, sebaran,

46 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


cakupan pelayanan, dsb)
13. Data hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi
sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan,
potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta hasil kajian
penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan
kegiatan usaha lokal produktif serta potensial di kawasan prioritas .
14. Kondisi daerah genangan dan banjir (Ketinggian air, lama genangan
penyebab genangan/banjir)
15. Data dan peta resiko bencana


Pelaksana TIPP
Peserta Lurah, Kepala Desa, RT/RW dan kelompok peduli lainnya serta Warga
masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, city changer dan kelompok peduli
lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

Tahap berikutnya TIPP difasilitasi dan didampingi untuk melakukann tahap kajian hasil Pemetaan
Swadaya Kawasan Prioritas RTPLP. Langkah-langkah kajian yang dilakukan, seperti tersaji pada
matriks berikut ini:

Tujuan
1. Mewujudkan sinkronisasi dan keterpaduan pengembangan/penataan
permukiman kawasan prioritas (RTPLP) dengan rencana permukiman
wilayah Kelurahan/desa dan antar kelurahan/ desa (RPLP)
2. Menyelesaiakan persoalan utama dan pemanfaatan potensi (utamanya
dikawasan permukiman prioritas)
3. Memperkirakan kebutuhan peningkatan kualitas permukiman kumuh di
kawasan prioritas
4. Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses
kajian/analisis penyelesaian persoalan utama dan pendayagunaan
potensi dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh di
kawasan prioritas secara partisipatif, untuk mewujudkan visi, misi dan
cita-cita yang diharapkan
Metode FGD, review kebijakan, superimpos peta tematik dan peta perencanaan,
analisis koneksitas sistem pelayanan infrastruktur, analisis kebutuhan
sesuai standar pelayanan minimal dan SNI dan analisis keterpaduan
penyelesaian persoalan kawasan prioritas dengan perencanaan tingkat
kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa dan kelurahan/desa
Proses
1. Melakukan kajian kebijakan dan isi dokumen perencanaan
kabupaten/kota yang mempengaruhi perkembangan kawasan

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 47


permukiman prioritas
2. Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan
Lingkungan) kawasan permukiman sesuai standar pelayanan minimum
dan sesuai Standar pengembangan kawasan Permukiman (SNI)
5. Melakukan sinkronisasi dan keterpaduan perencanaan program secara
kolaborasi
Keluaran a. Melakukan review/tinjauan kebijakan dan perencanaan-perencanaan
pembangunan kota. Kegiatan Review ini merupakan suatu upaya untuk
memahami dan sinkronisasi/keterpaduan kebijakan perencanaan
pembangunan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kawasan
permukiman prioritas
b. Melakukan kajian penanganan persoalan letak kawasan permukiman
kumuh pada area konservasi termasuk sempadan sungai
c. Melakukan kajian kecenderungan perkembangan/pergeseran pola
penggunaan lahan (land use) dan bangunan kawasan prioritas.
d. Melakukan kajian penanganan area genangan/banjir
e. Melakukan kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial
(nilai-nilai dan prilaku) dan kegiaatan ekonomi masyarakat di kawasan
prioritas RTPLP
f. Melakukan kajian/analisis kebutuhan penanganan persoalan utama
kawasan permukiman kumuh kawasan prioritas (utamanya terkait
persoalan bangunan hunian dan pelayanan sarana dan prasarana dasar
permukiman termasuk kebutuhan ruang publik)
g. Melakukan kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan warga
kawasan prioritas (potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya
alam, potensi keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial)
serta melakukan kajian penyelesaian persoalan dan identifikasi
kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi rumah tangga dan
kegiatan usaha lokal produktif serta potensial (merujuk pada POS
Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat (PPBM)
h. Melakukan kajian persoalan-persoalan sosial dan kearifan lokal
masyarakat di kawasan permukiman dan menyepakati penyelesaian
persoalan-persoalan sosial warga
i. Melakukan kajian penanganan persoalan tumpang tindih status
kepemilikan lahan dan bangunan
j. Melakukan kajian persoalan perijinan bangunan/tumpang tindih ijin
lokasi di kawasan permukiman kumuh prioritas
k. Melakukan kajian/analisis penanganan area resiko
l. Menyajikan hasil kajian kedalam bentuk matriks dan peta-peta tematik
analisis dan sistem GIS
m. Sosialisasi hasil kajian/analisis melalui berbagai media
n. Finalisasi dan penyepakatan hasil kajian/analisis bersama pokja PKP,

48 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


selanjutnya disajikan dalam uraian analisis peningkatan kualitas
permukiman kumuh kawasan prioritas

Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP
Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan
remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator


3.2.5.4 Penyusunan perencanaan RTPLP

1. Tahap Perumusan Alternatif Konsep Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh


Tahap ini menguraikan gagasan konseptual yang menggambarkan keadaan sebenarnya, sesuai
visi/cita-cita permukiman ideal yang akan dituju pada masa mendatang. Konsep ini perlu
disusun beberapa alternatif dan selanjutnya dipilih dan disepakati konsep perencanaan yang
terbaik. Langkah perumusan konsep perencanaan RTPLP, adalah nsebagai berikut:

Tujuan
a. Merumuskan alternatif gagasan Konsep penaganan permukiman kumuh
dikawasan prioritas
b. Menetapkan gagasan konsep penanganan permukiman kumuh yang
terbaik dan logik.
Metode Rembug/FGD
Proses
a. Melakukan coaching/on the job training terkait pentingnya perumusan
alternatif konsep penanganan permukiman kumuh di kawasan prioritas
kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
b. Menyusun rencana kegiatan
c. Mempersiapkan data hasil PS dan Analisis termasuk peta-peta tematik
(cermati hasil kajian persoalan, potensi dan kebutuhan penanganan
permukiman kumuh)
d. Mencermati data status kepemilikan tanah dan bangunan setiap
perpetakan persil lahan
e. Mempersiapkan kebijakan dan perencanaan kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi pembangunan kawasan prioritas, termasuk kebijakan
pertanahan dan perijinan bangunan hunian.
f. Mencermati kembali visi/gagasan pengembangan kawasan permukiman
kumuh.
g. Melakukan diskusi/kajian pembahasan konsep penanganan kawasan
permukiman kumuh kawasan prioritas (apakah pemugaran, peremajaan,
relokasi, kampung susun, kampung deret dan gagasan lainnya) dengan model
land consolidasion, land sharing

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 49


h. Merumuskan alternatif konsep penanganan permukiman kumuh kawasan
prioritas.
i. Menetapkan konsep penanganan permukiman kumuh yang terbaik, yang
paling sesuai/rasional dan mudah diimplementasikan berdasarkan
kesepakatan warga

Keluaran
a. Alternatif Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Prioritas
b. Konsep peningkatan kualitas permukiman kumuh terpilih

Pelaksana TIPP dan pokja PKP
Peserta Lurah, Kepala Desa, RT/RW, Perguruan Tinggi, LSM dan kelompok peduli
lainnya serta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat
rentan dan remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camatdan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

2. Tahap Penyusunan Rencana peningkatan kualitas permukiman kumuh
Dari hasil pemetaan swadaya yang lebih rinci di kawasan prioritas dan kondisi nyata saat ini
(lihat peta Rona Awal) dan persoalan yang sedang dihadapi serta mempertimbangkan
kesepakatan-kesepakatan hasil analisis tentunya sesuai visi, misi & konsep penanganan kawasan
permukiman kumuh kawasan prioritas, tahap berikutnya dilakukan perumusan rencana
penataan ruang dan bangunan yang lebih mendukung pola penghidupan dan kehidupan warga
di kawasan prioritas tersebut.
Sedangkan langkah-langkah perumusan RTPLP ini, meliputi:

Tujuan
1. Merumuskan Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman di Kawasan
Prioritas
2. Merumuskan Aturan Bersama tingkat Komunitas
Metode Rembug/FGD
Proses
1. Melakukan coaching/on the job training terkait pentingnya perumusan
rencana penanganan permukiman kumuh di kawasan prioritas (RTPLP)
kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Mempersiapkan data hasil PS dan Analisis termasuk peta-peta tematik
(cermati hasil kajian persoalan, potensi dan kebutuhan penanganan
permukiman kumuh)
4. Mencermati data status kepemilikan tanah dan bangunan setiap
perpetakan persil lahan
5. Mempersiapkan kebijakan dan perencanaan kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi pembangunan kawasan prioritas, termasuk kebijakan
pertanahan dan perijinan bangunan hunian.

50 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


6. Mencermati kembali visi/gagasan pengembangan kawasan permukiman
kumuh.
7. Mencermati kembali hasil diskusi/kajian pembahasan konsep penanganan
kawasan permukiman kumuh kawasan prioritas.
8. Merumuskan dokumen RTPLP, utamanya memuat Rencana Peningkatan
Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di kawasan prioritas

Keluaran Dokumen perencanaan RTPLP, memuat:
1. Arahan penataan permukiman kumuh kawasan prioritas dan
pengembangan kawasan prioritas ke depan sesuai Visi Kabupaten/Kota
2. Arahan pengembangan kegiatan penghidupan berkelanjutan dengan
pola Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat (P2BM) di lokasi
kawasan prioritas.
3. Peta penggunaan lahan dan bangunan (kondisi eksisting)
4. Peta rencana tata ruang dan penataan bangunan kawasan prioritas
dengan kedalaman rencana tapak (site plan).
5. Peta rencana sistem jaringan jalan/ sirkulasi
6. Peta rencana sistem drainase
7. Peta rencana sistem pengelolaan sampah
8. Peta rencana sistem pengelolaan limbah rumah tangga
9. Peta rencana sebaran fasilitas sosial
10. Aturan bersama awal yang disepakati warga
11. Rencana penngamanan sosial dan lingkungan. utamanya terkait aspek
legal pengamanan bermukim (tanah dan perijinan)
12. Rencana Investasi dikawasan prioritas kumuh (indikasi program
pembangunan yang memuat rincian kegiatan, volume, biaya, sumber
dana, instansi/stakeholder yang terlibat, tahun pelaksanaan)
13. Rencana kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan kawasan pada
tahun pertama


Pelaksana TIPP
Peserta Lurah, Kepala Desa, RT/RW dan kelompok peduli lainnya serta Warga
masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumber Pokja PKP, Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli
lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 51



52 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3. Perumusan Rencana Investasi Peningkatan kualitas permukiman (RTPLP)


a. Pengertian
Rencana investasi adalah suatu Rencana pembiayaan pembangunan dari RTPLP yang telah
disusun dan disepakati Lurah/Kepala Desa, Camat, Pokja PKPBKM dan Masyarakat.
Rencana investasi ini disusun untuk menerjemahkan program-program dan kegiatan
pembangunan kawasan permukiman kumuh ke dalam bentuk rencana investasi

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 53


pembangunan kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun, sesuai jangka waktu
perencanaan.

b. Tujuan
Tujuan dari penyusunan rencana investasi adalah sebagai alat untuk mendorong para pihak
berkolaborasi dalam rangka meningkatkan kualitas permukiman kumuh diwilayah
Desa/Kelurahan.

c. Ruang Lingkup Rencana Investasi
Dalam menyusun rencana investasi setidaknya berisi :

Deskripsi umum program


Organisasi pengelola
Komponen kegiatan
Sumber dan bentuk pendanaan (kolaborasi)
Waktu dan Tahapan pelaksanaan
Lampiran-lampiran pendukung sesuai kebutuhan
d. Waktu pelaksanaan
Rencana investasi disusun bersamaan saat penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas,
diantaranya memuat program-program dan kegiatan pembangunan kawasan prioritas
penanganan permukiman kumuh, untuk kurun waktu 5 tahun kedepan. Rencana investasi
ini diimplementasikan sebagai acuan pelaksanaan pembangunan dan penggalangan
kegiatan kolaborasi pada saat diselesaikannya dokumen RTPLP Kawasan prioritas. Contoh
rencana investasi seperti dalam Tabel 2.1. Matriks Rencana Investasi Pembangunan
Kawasan Prioritas RTPLP.


Tabel : Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Prioritas RTPLP
Pendanaan Tahun
Program Volu Kebutuhan Nilai 2014 2015 2016 Ketera
/Komponen me dana Sumber Bentuk ngan
(Rp) dst
Kegiatan
1. Penataan 10 M
banguna
n
2 ........ 100 juta BDI In cash 2018
Pembangun
an jalan dan
drainase ........ .......
........ .......
3. 150 juta Dinas In kind - 2018
Pengadaa Kehuta
n bibit nan

54 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Pendanaan Tahun
Program Volu Kebutuhan Nilai 2014 2015 2016 Ketera
/Komponen me dana Sumber Bentuk ngan
(Rp) dst
Kegiatan
tanaman

4. dst....

Setelah di lakukan rencana Invstasi dan pelaksanaan pembuatan DED maka disarankan untuk
menindaklanjuti RPLP/RTPL menjadi salah satu BAB/Sub BAB dari RPJMDes.

3.2.5.5 Perumusan Aturan Bersama

a. Pengertian
Aturan bersama adalah aturan-aturan kesepakatan dan komitmen warga/komunitas
dikawasan prioritas permukiman kumuh dan Kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan
permukiman yang teratur dan layak huni, sesuai kesepakatan dalam proses penyusunan
RTPLP Kawasan prioritas

b. Tujuan
Alat kontrol bagi warga/komunitas untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang teratur,
aman dan sehat serta layak huni.

c. Isi aturan bersama

Isi aturan bersama bersifat tumbuh dan dapat dilengkapi secara bertahap sesuai kebutuhan.
Untuk memudahkan upaya implementasi dan alat kontrol pembangunan, maka sebaiknya isi
dokumen aturan bersama dapat dikelompokan, sebagai berikut:

Urusan pembangunan dan penataan lingkungan permukiman kumuh dan rawan kumuh.
Urusan pengembangan kegiatan usaha/ekonomi lokal dengan pola PPMK/P2B.
Urusan sosial dan pelestarian nilai dan kearifan lokal.
Urusan kelembagaan/unit pengelola pembangunan.

d. Proses Perumusan Aturan Bersama

Menyusun kembali catatan-catatan hasil kesepakatan rembug warga pada saat proses
penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas kumuh, kedalam kelompok isi dokumen aturan
bersama yang disepakati, seperti: kesepakatan pengelolaan sampah, kesepakatan
sempadan bangunan, ketinggian bangunan, sempadan sungai, kesepakatan nilai retribusi
untuk kegiatan tertentu, kesepakatan penerapan sanksi pelanggaran tingkat komunitas
dll.
Menggali dan menyepakati nilai-nilai budaya masyarakat (kearifan lokal) yang dapat
melengkapi dan memperkuat isi Aturan Kesepakatan Bersama

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 55


Melakukan konsultasi kepada Pokja PKP untuk menyelaraskan ketentuan-ketentuan
kesepakatan yang bersinggungan dengan peraturan daerah.
Melakukan proses legalisasi dokumen aturan bersama menjadi peraturan
Desa/Kelurahan.
Diseminasi dokumen aturan bersama ke seluruh masyarakat
Melakukan review dan melengkapi isi Aturan bersama secara berkala

Catatan: Aturan Bersama sebaiknya dibuat sangat sederhana dan menjadi pegangan
setiap kepala keluarga agar mudah diimplementasikan. Terkait Rencana
Pengelolaan infrastruktur, cantumkan di Aturan Bersama hanya yang terkait
kewajibanyang harus dilakukan seluruh masyarakat.

e. Keluaran (Output)
Dokumen aturan bersama
Terbentuknya lembaga tingkat komunitas yang disepakati bersama yang berperan dan
bertanggungjawab dalam implemetasi isi kesepakatan aturan bersama. Lembaga yang
dimaksud melibatkan unsur pemerintah desa/kelurahan, BKM/LKM dan UP-UP, tokoh
masyarakat, lembaga adat, kelompok perempuan/PKK dll.

f. Waktu pelaksanaan
Waktu efektif pelaksanaan aturan bersama disarankan setelah selesainya RTPLP kawasan
prioritas kumuh, atas dasar kesepakatan bersama. Implementasinya dilakukan secara
bertahap dan dikontrol langsung secara bertanggungjawab oleh Lurah, RT, RW, BKM/LKM,
UP-UP dan Kelompok masyarakat peduli yang disepakati sebagai lembaga pengelola aturan
bersama.

g. Peran Pelaku
Pelaksana: Lurah/Kepala Desa dan UPL
Peserta: TIPP, TAPP, lembaga adat, tim teknis, tokoh masyarakat dan kelompok
masyarakat peduli
Fasilitator: Fasilitator Kelurahan

3.2.5.6 Rencana Pengelolaan

a. Pengertian
Rencana pengelolaan adalah dokumen perencanaan yang memuat aturan-aturan/ketentuan
pengelolaan hasil-hasil pembangunan Kawasan prioritas kumuh dan Kelurahan yang disusun
dan disepakati masyarakat, seperti:

Lembaga pengelola pembangunan Kawasan prioritas dan Kelurahan yang dapat dibagi
kedalam Bidang Urusan Perencanaan, Bidang Urusan Kerjasama & Kemitraan dan Bidang
Urusan Pelaksanaan dan pemeliharaan pembangunan fisik.

56 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Lembaga pengelola Kawasan sentra produksi/ekonomi lokal, antara lain: Pengelola
kawasan sentra peternakan, home industri, kawasan desa wisata dll, sebagai wujud
implementasi kegiatan PPMK/P2B
Lembaga pengelola dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan serta lembaga
pengamanan sosial seperti: pengelola RTH, persampahan, air minum, keamanan
lingkungan, pemadam kebakaran komunitas, pengelola penanganan resiko bencana
tingkat komunitas dll.

Dokumen rencana pengelolaan diimplementasikan oleh masyarakat/komunitas, melalui
wadah lembaga pengelolaan pembangunan yang dibentuk oleh masyarakat secara
partisipatif. Lembaga pengelola tersebut merupakan perluasan peran dan fungsi UP-UP BKM,
lembaga adat, RT, RW, Lurah dan lembaga-lembaga lain ditingkat masyarakat yang dibangun
secara sinergi.

b. Tujuan
Membangun sistem ditingkat masyarakat/komunitas untuk melaksanakan fungsi kontrol,
perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan di
Kawasan Prioritas Kumuh dan Kelurahan secara menyeluruh.
Memastikan proses pembelajaran perencanaan partisipatif, kolaborasi dan pelaksanaan
pembangunan dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri, melalui optimalisasi
peran dan fungsi lembaga pengelola pembangunan kawasan/kelurahan yang dibentuk dan
disepakati bersama.
Membangun sistem yang mampu mengendalikan pengelolaan hasil-hasil pembangunan
hanya dikuasai kelompok-kelompok tertentu yang tidak berpihak pada upaya untuk
mewujudkan kesejahteraan warga miskin.
Membangun kepercayaan (trust) kepada para pihak termasuk dunia usaha yang akan
berkolaborasi dengan masyarakat dalam merealisasikan rencana investasi yang telah
disusun dan disepakati masyarakat.

c. Ruang Lingkup Rencana Pengelolaan
Dalam menyusun rencana pengelolaan setidaknya berisi :
Organisasi Pengelola antara lain :
o Strutur organisasi
o Peran, tugas, fungsi dan tanggungjawab (Job desc)
o Status hukum organisasi (legalitas)
Aturan main:
o Mekanisme pengelolaan
o Kemanfaatan bagi orang miskin
o Strategi pemasaran
o Mekanisme kerjasama dengan pemanfaat dan pihak ketiga
o Pembagian keuntungan
Hubungan antar lembaga:

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 57


o Organisasi Pengelola
o Kepala Desa/Kelurahan
o UP-UP BKM/LKM
o Pihak Ketiga

d. Waktu Pelaksanaan
Waktu pembentukan dan pelaksanaan tugas lembaga pengelola selambat-lambanya
dilakukan setelah tersusunnya RTPLP Kawasan prioritas.

e. Peran Pelaku
Pelaksana: Lurah/Kepala Desa, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
Peserta: UP-UP BKM, TIPP, KSM, Lembaga adat, dan kelompok masyarakat peduli
Fasilitator: Fasilitator Kelurahan

3.2.5.7 Uji Publik Dokumen Perencanaan RPLP & RTPLP

6.1
6.2 6.3 6.4 6.5
Perumusan
Skenario Penyusunan Penyusunan Uji Publik Draft Pengesahan
Penanganan RPLP RTPLP RP2KP-KP RPLP/RTPLP
kumuh


Gambar 2.15. Tahapan II Perencanaan Penyusunan RTPLP
Melakukan uji publik dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP secara bersamaan di tingkat
Kabupaten/Kota dan Kelurahan/Desa, untuk mendapatkan masukan dan koreksi
penyempurnaan isi dokumen perencanaan tersebut.

Tujuan
Menyelenggarakan uji publik dokumen RPLP kedaqlaman rencana
teknis di tingkat kecamatan dan kabupaten/Kota untuk memahami isi
dokumen perencanaan kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk
mendapatkan masukan penyempurnaan kedua dokumen perencanaan
tersebut

Metode Pameran, Bazar dan lain-lain
Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan uji
publik dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis
kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM dan Pokja PKP
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Menyelenggarakan pameran, bazar dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP

58 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


4. Melakukan pencatatan hasil masukan dan koreksi terhadap isi dokumen
perencanaan RPLP
5. Melakukan sosialisasi hasil uji publik melalui berbagai media

Keluaran Tersusunnya hasil masukan dan koreksi terhadap isi dokumen
perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis
Pelaksana TIPP bersama Pokja PKP
Peserta
1. SKPD, Lurah, Kepala Desa, Camat, Dunia Usaha/Swasta, Perguruan
Tinggi dan kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat termasuk
perempuan, masyarakat rentan dan remaja
2. Perangkat Kelurahan, Desa diwilayah yang berbatasan
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Pokja PKP, Camat, dan kelompok peduli
lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

3.2.5.8 Pengesahan Dokumen Perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis

6.1
6.2 6.3 6.4 6.5
Perumusan
Skenario Penyusunan Penyusunan Uji Publik Draft Pengesahan
Penanganan RPLP RTPLP RP2KP-KP RPLP/RTPLP
kumuh


Gambar 2.15. Tahapan II Perencanaan Pengesahan RPLP
Dokumen RPLP yang telah disempurnakan diajukan oleh TIPP kepada Pokja PKP untuk
selanjutnya diajukan kepada Bupati/Walikota atau kepada pejabat yang didelegasikan oleh
Bupati/Walikota untuk menandatangani pengesahan dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP.
Tahapan ini difasilitasi oleh tim Korkot

3.3. TAHAP PELAKSANAAN



I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN

1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana


7.Implemetasi Kegiatan 8.Pengembangan
Awal & RKM Penataan Lingkungan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi, Kelembagaan
Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
2. Pembentukan/ Sosial
RTPLP
Penguatan TIPP 5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.16. Tahapan III Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 59


Dalam tahapan pelaksanaan kegiatan baik kegiatan sosial, ekonomi maupun infrastruktur harus
sesuai dengan perencanaan yang disusun dalam dokumen RPLP/RTPLP dan RA-P2B. Pelaksanaan
semua kegiatan harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel dimana setiap transaksi harus
dapat dipertanggungjawabkan dan dicatatkan dalam pembukuan.


Tahapan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah dokumen RPLP/RTPLP dan RA-P2B disahkan
oleh pihak yang berwenang. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang tertera di
RPLP/RTPLP dan RA-P2B serta merupakan kegiatan prioritas penanganan permukiman kumuh
yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Adapun sumber pembiayaan kegiatan pembangunan dapat berasal dari beberapa sumber
diantaranya :
1. APBN/ Bantuan dana investasi
2. APBD
3. APB desa
4. Swasta
5. Swadaya
6. Dll


Pelaksanaan tingkat kelurahan/desa meliputi kegiatan ekonomi, social, dan infrastruktur, antara
lain sbb:

a. Kegiatan investasi infrastruktur skala lingkungan


b. Kegiatan ekonomi terdiri dari :
P2B (ekonomi rumah tangga dan ekonomi lokal)
Kegiatan ekonomi lainnya sesuai kebutuhan masyarakat.
c. Kegiatan social, antara lain pengembangan kapasitas ditingkat Desa/Kelurahan dapat terdiri
dari:
Kegiatan peningkatan kapasitas, misalnya: i) pelatihan /on the job training kepada
LKM/BKM, UP-UP, pemerintahan kelurahan/desa, relawan, TIPP, KSM/Panitia, dan
masyarakat; ii) sosialisasi menerus; iii) Pelatihan /on the job training vocational; iv) dll.
Pengembangan media warga dan media social untuk kepentingan masyarakat
Pelaksanaan aturan bersama
Pelaksanaan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
Kegiatan pemasaran program permukiman. Rincian tata cara pemasaran program akan
dijelaskan dalam POS.
Kegiatan social lainnya sesuai kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan program dan
visi Permukiman


Pelaksanaan kegiatan umum dapat dilakukan secara tahunan atau berdasarkan kebutuhan.
Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan diseleksi berdasarkan kriteria berbasis kebutuhan dan

60 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


diprioritaskan adalah yang mempunyai dampak sebesar mungkin untuk pencapaian tujuan
program yaitu 0 ha kumuh dan visi Permukiman kelurahan. Tahap pelaksanaan terdiri dari
persiapan pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan. Buku ini akan menjelaskan mengenai
pelaksanaan kegiatan infrastruktur yaitu tahap konstruksi. Persiapan dan pelaksanaan kegiatan
ekonomi dan social akan dibahas dalam POS tersendiri sesuai dengan kebutuhan. UPL
mengkoordinasikan kegiatan persiapan dan pelaksanaan kegiatan infrastruktur tingkat
kelurahan/desa.

Penjelasan rinci mengenai tahap pelaksanaan kegiatan infrastruktur dapat dilihat pada POS
terkait.

1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Kelurahan/Desa

Di bawah ini adalah tahapan persiapan untuk kegiatan infrastruktur tersier yaitu infrastruktur
dengan skala pelayanan tingkat kelurahan/desa.

Tabel 17. Kegiatan Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Kelurahan/Desa

Terlaksananya persiapan pelaksanaan kegiatan tingkat kelurahan/desa.
Tujuan
Metode Pelatihan, pertemuan, FGD, dan kegiatan inovatif lainnya.
Proses
1. Melakukan pelatihan dan coaching/on the job training mengenai persiapan
pelaksanaan kegiatan tingkat kelurahan/desa kepada perangkat
kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM, Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan UPS.
2. Melakukan sosialisasi kegiatan persiapan pelaksanaan kegiatan tingkat
kelurahan/desa melalui berbagai media.
3. Melaksanakan penyusunan rencana kerja persiapan pelaksanaan kegiatan
tingkat kelurahan/desa.
4. Penentuan prioritas infrastruktur yang akan dibangun berdasarkan RTPLP.
Penentuan prioritasi didahului dengan kesepakatan kriteria penentuan
prioritas infrastruktur termasuk proses seleksi prioritas infrastruktur
tersebut. Infrastruktur yang diprioritaskan adalah yang mempunyai
dampak sebesar mungkin untuk pencapaian tujuan program yaitu 0 ha
kumuh dan visi Permukiman kelurahan. Daftar prioritas infrastruktur dapat
dibuat untuk jangka waktu lima tahunan, untuk kemudian direview kembali
secara tahunan disesuaikan dengan kebutuhan tahun berjalan. Untuk
kelurahan/desa yang tidak memiliki permukiman kumuh, prioritas diberikan
untuk kegiatan yang mempunyai dampak terbesar bagi pencegahan kumuh
baru.
5. Sinergi daftar prioritas infrastruktur dengan Renstra kelurahan/RPJM Desa
dan dikonsultasikan dengan pemerintah kota/kabupaten agar dapat
dialokasikan anggarannya dalam APBD dan/atau APBDes.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 61


6. Penyusunan DED infrastruktur prioritas. TIPP dibantu oleh tenaga ahli
teknis menyiapkan DED (peta 1:100 1:50) atau gambar teknis untuk
infrastruktur tersier atau skala lingkungan yang ditetapkan sebagai prioritas
pembangunan. Jika infrastruktur tersebut terhubung dengan infrastruktur
kota/kabupaten, maka perlu koordinasi dengan pemerintah
kota/kabupaten agar infrastruktur lingkungan tersebut terhubung dalam
jaringan kota/kabupaten.
7. Pembentukan KSM atau panitia pelaksana konstruksi secara transparan,
partisipatif, dan dapat dipertanggungjawabkan. KSM atau panitia pelaksana
harus mempertimbangkan keseimbangan jenis kelamin anggotanya.
Perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama
untuk memastikan infrastruktur di wilayahnya berkualitas, berfungsi, dan
dimanfaatkan dengan baik.
8. Pembentukan Kelompok Pemelihara (KPP) dan penyepakatan aturan
operasi dan pemeliharaan, termasuk adanya iuran pemeliharaan
infrastruktur.
9. Penyusunan proposal pembangunan infrastruktur. Di dalam proposal
tersebut antara lain terdapat DED, metode pengadaan barang dan jasa,
rencana kerja, sumber pendanaan termasuk swadaya masyarakat, rencana
pengamanan lingkungan dan social, dll.
10. Persiapan pengadaan barang dan jasa tingkat kelurahan/desa berdasarkan
pedoman pengadaan barang dan jasa tingkat kelurahan/desa untuk
program KOTAKU.
11. MP2K (Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi??) yang memastikan
kesiapan pelaksanaan konstruksi dengan mengecek penyelesaian proposal
seluruh infrastruktur prioritas oleh KSM/panitia pelaksana, metode
pengadaan barang dan jasa, rencana kerja, pembiayaan kegiatan
(mekanisme pencairan dan pemanfaatan bantuan dana investasi) termasuk
swadaya masyarakat, rencana operasi dan pemeliharaan, dll. Berdasarkan
hasil MP2K, UPL merekomendasikan kesiapan pelaksanaan konstruksi
kepada BKM/LKM dan lurah/kades dalam bentuk berita acara kesiapan
pelaksanaan konstruksi.
12. Melakukan sosialisasi hasil persiapan pelaksanaan kegiatan nfrastruktur
skala tersier/lingkungan.
Keluaran
1. Daftar Infrastruktur prioritas
2. KSM/panitia pelaksana konstruksi
3. DED
4. Proposal pembangunan infrastruktur
5. Berita acara kesiapan pelaksanaan konstruksi.
Pelaksana
1. TIPP
2. Lurah/Kepala Desa
3. BKM/LKM

62 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


4. UPL
Peserta KSM/panitia pelaksana
Narasumber Pokja PKP/tim teknis Pemda
Fasilitator Tim Fasilitator


2. Pelaksanaan Konstruksi tingkat kelurahan/desa

Tabel 21. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi tingkat kelurahan/desa

Tujuan Terlaksananya kegiatan konstruksi agar terbangun infrastruktur skala
kelurahan/desa yang berkualitas, berfungsi, dan dimanfaatkan dengan baik.
Metode Pelaksanaan konstruksi, monitoring, pencatatan pelaporan
Proses
1. Melakukan coaching/on the job training mengenai pelaksanaan kegiatan
konstruksi agar terbangun infrastruktur skala kelurahan/desa yang
berkualitas, berfungsi, dan dimanfaatkan dengan baik kepada perangkat
kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM, Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
2. Melakukan sosialisasi kegiatan pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala
kelurahan/desa melalui berbagai media.
3. Melaksanakan penyusunan rencana kerja konstruksi. Untuk infrastruktur
kelurahan/desa yang terkait dengan infrastruktur skala kota/kabupaten
atau infrastruktur yang berada di wilayah kelurahan/desa lain, maka
rencana kerja konstruksi harus memperhatikan sinergi waktu dan sumber
daya pelaksanaaan konstrusi untuk seluruh infrastruktur tersbut.
4. Penggalangan relawan pemantau konstruksi. Relawan ini bersama-sama
dengan BKM/LKM dan lurah/kades berperan untuk turut memastikan
pelaksanaan konstruksi dilaksanakan dengan baik.
5. Pelaksanaan konstruksi.
6. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pekerjaan konstruksi, baik
pembukuan keuangan maupun pelaporan infrastruktur.
7. Serah terima asset infrastruktur, jika pendanaan bersumber dari APBD
dan/atau APBN.
8. Melakukan sosialisasi hasil persiapan pelaksanaan kegiatan investasi
infrastruktur skala tersier/lingkungan.
Keluaran
1. infrastruktur skala kelurahan/desa yang berkualitas, berfungsi, dan
dimanfaatkan dengan baik
2. laporan pertanggungjawaban kegiatan infrastruktur
Pelaksana
1. UPL
2. KSM/panitia pelaksana
3. Relawan pemantau kegiatan konstruksi
Peserta KSM/panitia pelaksana, relawan

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 63


Narasumber Pokja PKP/tim teknis, Pemda
Fasilitator Tim Fasilitator

3.4. TAHAP KEBERLANJUTAN


I.PERSIAPAN II.PERENCANAAN III.PELAKSANAAN IV.KEBERLANJUTAN

1. Sosialisasi 3.Membangun Visi 6.Penyusunan Rencana


7.Implemetasi Kegiatan 8.Pengembangan
Awal & RKM Penataan Lingkungan
4.RPK Lingkungan, Ekonomi, Kelembagaan
Permukiman (RPLP)/ 9.Integrasi Perencanaan
2. Pembentukan/ Sosial
RTPLP
Penguatan TIPP 5. Pemetaan Swadaya


Gambar 2.17. Tahapan IV Keberlanjutan KOTAKU Tingkat Desa/Kel
Tahapan keberlanjutan ini diartikan sebagai tahap setelah pelaksaaan lapangan dilakukan
meskipun demikian hal tersebut tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan harus
diupayakan sejak awal proses dari tahapan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan di mana di
dalamnya ada tahapan monitoring dan evaluasi. Upaya keberlanjutan pada program ini
diuraikan sebagai berikut:

3.4.1 Pengembangan kelembagaan dan pembangunan kolaborasi secara menerus


Kegiatan pengembangan kelembagaan merupakan penguatan terhadap kelembagaan yang ada
atau membangun kelembagaan baru untuk mengawal seluruh proses penataan permukiman
dan penanganan permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa, dari membangun gagasan atau
prakarsa sampai dengan memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan. Untuk itu
kelembagaan d itingkat basis menjadi sangat penting seperti dibentuk/dibangunnya lembaga
penilik (penjamin mutu/quality assuarance) seperti penilik sampah, penilik bangunan, penilik
kebakaran dsb. Di samping lembaga lembaga tersebut juga harus diletakkan dasar kerja atau
aturan main seperti antara lain dikembangkan peraturan bangunan setempat, dsb. Agar mampu
mengembangkan program atau kegiatan secara inovatif. Kegiatan pengembangan kelembagaan
sebagai berikut :

Tujuan 1. Terbangunnya lembaga baru atau memfungsikan lembaga yang sudah


ada untuk mengawal dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman;
2. Terlaksananya aturan bersama program permukiman secara
konsisten dan menerus;
3. Terlaksananya secara menerus pengembangan kapasitas
pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, KSM, Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), lembaga lainnya, dan masyarakat
terhadap pengembangan kegiatan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman;
4. Terbangunnya kreatifitas dan inovasi dalam kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman.

64 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Metode Pelatihan, study banding, workshop
Proses
1. Melakukan kegiatan pengembangan kapasitas kepada pemerintahan
kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, KSM, KPP, lembaga lainnya, dan
masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi;
2. Melakukan kerjasama internal berbagai kelompok di dalam
kelurahan/desa dan kerjasama eksternal dengan berbagai pihak di
luar kelurahan/desa seperti perguruan tinggi, kelompok peduli,
swasta, dan lainnya untuk mengembangkan inovasi dalam kegiatan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman.
Keluaran
1. Memliki kelembagaan (lembaga dan aturan) yang mampu secara
mandiri melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman;
2. Adanya inovasi kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman.
Pelaksana Lurah/Kepala Desa, BKM/LKM,
Peserta Pemda, Camat, Perguruan Tinggi, Kelompok Peduli, KSM, KPP, masyarakat,
dll
Narasumber Pokja PKP, Pemda, City Changer
Fasilitator Tim Fasilitator

3.4.2 Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah


Integrasi perencanaan dan penganggaran daerah yang mulai dilaksanakan pada tahap
perencanaan tujuannya adalah untuk memastikan target penanganan permukiman kumuh
menjadi 0 persen pada tahun 2019 serta memiliki hunian yang layak dan berkelanjutan. Proses
integrasi fokusnya pada skenario penanganan permukiman kumuh yang sudah menghasilkan
investasi kegiatan, bisa terintegrasi dengan RPJM Desa/RKP desa atau rentstra/renja kecamatan
serta perencanaan pembangunan kota/kabupaten. Mengingat kebutuhan pembiayaan
penanganan permukiman kumuh ini sangat besar dan kemampuan anggaran pusat dan daerah
juga terbatas, maka diperlukan investasi yang terdapat dalam RPLP/RTPLP dipasarkan kepada
swasta dan kelompok peduli lainya untuk ikut berkontribusi dalam menangani permukiman
kumuh perkotaan, termasuk menggalang sebesar mungkin swadaya masyarakat. Keswadayaan
masyarakat merupakan komponen utama dalam penganggaran program permukiman.

1. Landasan Yuridis Proses Integrasi Perencanaan Permukiman Tingkat kelurahan/Desa
a. UU no 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
b. UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. UU no 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d. UU no 6 Tahun 2014 tentang Desa
e. UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda;
f. PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN;

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 65


g. PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
h. PP no 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
i. Permendagri no 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

2. Kedudukan/Posisi Perencanaan RPLP dan RTPLP Kelurahan dalam Sistem Perencanaan Daerah
Kedudukan dokumen perencanaan permukiman tingkat kelurahan (RPLP) perlu diintegrasikan
kedalam Renstra Kecamatan, agar dapat masuk kedalam proses Musrenbang Kecamatan,
Rencana Kerja Kecamatan (Renja). Dari hasil kesepakatan di tingkat Kecamatan selanjujtnya
diajukan ke Musrenbang kabupaten/Kota sebagai landasan untuk masuk dalam proses
penyepakatan Rencana penganggaran pembangunan kelurahan (RKP). Proses integrasi ini
dipandang perlu dilakukan sesuai jadwal sistem perencanaan pembangunan daerah. Melalui
proses integrasi ini tentunya memberikan peluang lebih besar implementasi perencanaan
peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat Kelurahan mendapatkan pembiayaan
pembangunan dari APBD maupun dari sumber-sumber pembiayaan lain secara kolaborasi. Posisi
perencanaan RPLP secara jelas disajikan pada gambar berikut ini:



3. Proses penyusunan RPJM Desa Dalam Sistem Penganggaran Daerah
Sebagian wilayah sasaran program KOTAKU adalah wilayah Desa yang telah di atur sistem
penganggaran daerah. Sistem penganggaran pembangunan Desa secara otonom memiliki
alokasi anggaran pembangunan Desa untuk berbagai sektor yang mendorong kemajuan
pembangunan desa tersebut. Penganggaran pembangunan ini tentunya termasuk juga untuk
merealisasikan program peningkatan kualitas permukiman kumuh. Proses penyusunan RPJM
Desa secara jelas disajikan pada gambar berikut ini:

66 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa




4. Kedudukan/Posisi RPLP dalam Muatan RPJM Desa
Agar matrik investasi peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayah desa mendapatkan
alokasi anggaran pembangunan desa, tentunya isi dokumen perencanaan RPLP dipandang perlu
untuk diintegrasikan kedalam proses penyusunan RPJM Desa. Isi RPJM Desa intinya memuat viisi
dan misi kepala desa, Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Khususnya Kebijakan Kepala Daerah),
Program kegiatan yang terbagi kedalam bidang-bidang pembangunan, antara lain bidang
pemerintahan desa, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat dan bidang
kemasyarakatan. Untuk kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh secara jelas masuk
kedalam bidang pembangunan desa khususnya permukiman, yang telah diatur dalam prioritas
Permendes no 5/2015, yang mengatur pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat yang
didalamnya termasuk kegiatan permukiman.
Dari proses di atas nampak jelas integrasi RPLP kedalam RPJM Desa perlu dilakukan agar dapat
mengakses pengangagaran pembangunan desa. Materi pokok RPLP diintegrasikan atau
diupayakan dapat menjadi materi pokok RPJM Desa khususnya masuk kedalamm rumusan
bidang pembangunan Desa, seperti tersaji pada gambar berikut ini:

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 67




5. Proses Integrasi RPLP Kedalam RPJM Desa
Sebagai penjabaran dari kedudukan/Posisi RPLP dalam muatan RPJM Desa, dapat
memberipeluang kemudahan untuk melakukan integrasi isi perencanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh (RPLP) kedalam dokumen RPJM Desa sampai pada penyusunan RKP dan
akhirnya diharapkan dapat untuk mengakses anggaran pembiayaan pembangunan Desa melalui
proses Musrenbang Desa, seperti tersaji pada gambar berikut ini:

68 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa




6. Langkah-langkah Integrasi RPLP kedalam RPJM Desa
Langkah integrasi perencanaan secara sederhana dapat dirumuskan, namun masih perlu
disesuaikan dengan kondisi lokal dan tentunya sesuai dengan undang-undang dan peraturan
terkait. Langkah-langkah tersebut, disajikan pada matriks berikut ini:

Tujuan
1. Dokumen perencanaan RPLP kedalaman rencana teknis dan atau RTPLP
menjadi bagian dalam RPJM/RKP Desa atau Renstra/Renja
kelurahan/kecamatan;
2. Program dan kegiatan yang ada dalam RPLP/RTPLP dapat dialokasikan
pembiayaannya dari APBN/APBD/APBDes;
3. Program dan kegiatan yang ada dalam RPLP/RTPLP dapat dialokasikan
pembiayaanya dari swasta, kelompok peduli, dan swadaya masyarakat.
Metode Rembug, advokasi sesuai tahapan yang tersaji pada bagan alir diatas

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 69


Proses
1. Melakukan advokasi kepada berbagai pihak baik pemerintah daerah,
kecamatan, kelurahan/desa agar BKM/LKM menjadi tim penyusun
RPJMDesa atau RKP dan Tim Musrenbang);
2. Melakukan advokasi kepada berbagai pihak baik Pemerintah Daerah
tingkat Kota/Kabupaten, kecamatan, Kelurahan/Desa agar penanganan
permukiman kumuh dan RPLP/RTPLP menjadi bagian dalam RPJMDes/RKP
untuk Desa dan Renstra/Renja Kecamatan untuk Kelurahan;
3. Melakukan pemasaran sosial ke berbagai pihak seperti swasta, perguruan
tinggi, kelompok peduli agar RPLP/RTPLP dapat bekerjasama dalam
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan program dan
kegiatan yang ada dalam RPLP/RTPLP, baik berupa pendanaan,
pengembangan kapasitas, dll
Keluaran
1.BKM/LKM menjadi tim penyusun RPJMDesa atau RKP dan Tim
Musrenbang)
2. Program dan kegiatan yang ada di RPLP/RTPLP masuk ke dalam
RPJMDES/RKP, Rentsra/Renja Kecamatan;
3. Program / kegiatan di RPLP/RTPLP didanai dari APBD/APBDES dan sumber
daya lain;
4. Terjalinnya kerja sama dengan pihak swasta dan pihak lainnya.
Pelaksana Lurah/Kepala Desa, BKM/LKM
Peserta Pemda, Camat, Perguruan Tinggi, Kelompok Peduli, dll
Narasumber Pokja PKP, Pemda
Fasilitator Tim Fasilitator

3.5. KEGIATAN MENERUS DAN BERKALA


Kegiatan menerus dan berkala ini akan dilaksanakan dari mulai tahap persiapan sampai ke
keberlanjutan sesuai dengan kebutuhan, kegiatan- kegiatan tersebut adalah :

3.5.1 Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan


Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan oleh pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP,
dan masyarakat baik di dalam maupun luar kelurahan/desa untuk menjamin setiap kegiatan
terlaksana dengan kualitas baik. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui
apakah program sudah sesuai dengan rencana dan mencapai target pencapaian visi
Permukiman dan pengurangan luas kumuh. Review setiap tahapan kegiatan dapat dilakukan
secara regular atau sesuai kebutuhan. Audit keuangan dan audit kegiatan harus dilakukan
sebagai bagian dari proses monitoring dan evaluasi. Laporan tahunan untuk melaporkan
secara terbuka kepada masyarakat mengenai rencana dan hasil kegiatan penataan
Permukiman dilakukan secara rutin sebagai bagian dari proses transparansi dan akuntabilitas.

70 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.5.2 Pengembangan kapasitas.

Kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi.


Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkala pada setiap tahapan kegiatan, regular dan/atau
menerus tidak terputus. Kegiatan pelatihan dan sosialisasi akan dilaksanakan untuk
meningkatkan kapasitas pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP, relawan, dan
masyarakat dalam rangka menjalankan setiap tahapan kegiatan dan agar kegiatan dapat
menerus demi tercapainya visi Permukiman dan tercapainya 0 ha kumuh pada 2019.

3.5.3 Operasi dan pemeliharaan serta pengembangan dan inovasi kegiatan


Operasional dan pemeliharaan terhadap kegiatan social, ekonomi, dan infrastruktur yang
telah dibangun akan dilaksanakan secara menerus. Agar permukiman dapat terus
ditingkatkan kualitasnya maka perlu terus menerus dilakukan proses Pengembangan dan
inovasi kegiatan Permukiman.

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 71


72 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa












BAB IV
Peran Pelaku KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa



















PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 73


Pelaku pelaksanaan program KOTAKU tingkat kelurahan/desa terdiri dari Lurah/Kades dan
perangkatnya, BKM/LKM, UPL-UPS-UPK, Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP), KSM, Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), Relawan, Tim Ahli Perencanaan Partisipatif (TAPP), dan
masyarakat. UPL-UPS-UPK dibentuk oleh BKM/LKM. Sedangkan TIPP dibentuk oleh masyarakat,
dan terdiri dari unsur aparat kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, dan kelompok
masyarakat termasuk kelompok perempuan. Relawan adalah pelopor-pelopor penggerak dari
masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat dalam
mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Adapun Relawan Teknik dibentuk dari
para relawan yang memiliki keahlian khusus di bidang PSU untuk memastikan kualitas PSU yang
dibangun oleh masyarakat (KSM/panitia pelaksana) sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

Adapun peran umum pelaku dalam penyelenggaraan KOTAKU di tingkat kelurahan/desa tersaji
pada tabel di bawah ini:

Pelaku Peran
No
1 Pokja PKP atau a. memastikan kolaborasi berjalan efektif serta memediasi
lembaga sejenis penanganan antar sektor/lembaga/tingkatan pemerintahan
tingkat dan dengan kelurahan/desa yang bersangkutan serta antar
kota/kabupaten kelurahan/desa jika terjadi;
b. memfasilitasi sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan di
tingkat kota/kabupaten dengan tingkat kelurahan/desa dan
mengkoordinasikan keterpaduan program percepatan
pencapaian target 0 ha permukiman kumuh tahun 2019;
c. menyampaikan surat pengukuhan RPLP/RTPLP;
d. mensosialisasikan rekomendasi kebijakan, strategi program
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
e. memberikan bantuan teknis kepada kelurahan/desa dalam
setiap tahapan kegiatan KOTAKU;
f. memfasilitasi pelaksanaan forum konsultasi antar SKPD dan
multi pihak serta pelaku di tingkat kelurahan/desa dalam setiap
tahapan KOTAKU.

2 Camat dan
a. mengkoordinasikan penyelenggaraan KOTAKU di wilayah
pemerintah
kerjanya;
kecamatan
b. membina dan mengendalikan penyelenggaraan KOTAKU di
wilayah kerjanya;
c. melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan/desa
dan BKM/LKM;
d. Memastikan RPLP kedalaman rencana teknis dan atau RTPLP
masuk dalam Renstra/Renja Kecamatan;

74 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Pelaku Peran
No
e. Melakukan pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk
kerjasama pelaksanaan kegiatan penanganan permukiman
kumuh yang ada dalam RPLP/RTPLP.

3 Lurah/Kepala a. Memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan KOTAKU
Desa dan di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai
pemerintah dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan
kelurahan/desa melalui program dapat tercapai dengan baik;
b. Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa;
c. Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW
dan masyarakat dengan Korkot/Askot Mandiri/Tim Fasilitator,
dan relawan permukiman dalam upaya penyebarluasan
informasi dan pelaksanaan program;
d. Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait
dengan pelaksanaan beragam program Permukiman tingkat
kelurahan/desa;
e. Memonitor pengelolaan dampak sosial dan lingkungan
bersama BKM/LKM difasilitasi oleh fasilitator serta
mengarsipkan dokumen terkait;
f. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan
BKM/LKM, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik
serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan
program; dan
g. Berpartisipasi aktif dalam pemetaan permasalahan dan
penyusunan perencanaan penanganan permukiman kumuh di
daerahnya;
h. Memastikan RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan atau
RTPLP masuk dalam RPJM/RKP Desa atau Renstra/Renja
Kecamatan;
i. Memastikan adanya alokasi APBDES/APBD untuk pelaksanaan
kegiatan yang sudah di programkan di RPLP/RTPLP;
j. Melakukan pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk
kerjasama pelaksanaan kegiatan penanganan permukiman
kumuh yang ada dalam RPLP/RTPLP;
k. Bersama BKM/LKM, memastikan seluruh rencana dalam
RPLP/RTPLP dan AB dapat terlaksana sesuai rencana; dan
l. Bersama BKM/LKM, melaksanakan program menerus untuk
penataan Permukiman (peningkatan kapasitas, monev, OP
serta Pengembangan dan inovasi).
4 BKM/LKM
a. Menyusun rencana kerja BKM/LKM dalam pelaksanaan

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 75


Pelaku Peran
No
kegiatan KOTAKU;
b. Bersama-sama dengan lurah/kepala desa memfasilitasi seluruh
tahapan kegiatan KOTAKU di tingkat kelurahan/desa;
c. Melaksanakan penyaluran dana Bantuan Dana Investasi (BDI)
kepada KSM;
d. membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana
Lingkungan/Sosial/Ekonomi (SPPD-L/S/E) dengan KSM selaku
pelaksana kegiatan;

e. Memonitor pengelolaan dampak sosial dan lingkungan


bersama lurah/kades difasilitasi oleh fasilitator serta
mengarsipkan dokumen terkait;
f. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan
lurah/kepala desa, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan
konflik serta penanganan pengaduan yang muncul dalam
pelaksanaan program;
g. Bersama dengan lurah/kepala desa melakukan pemasaran
sosial kepada berbagai pihak untuk kerjasama pelaksanaan
kegiatan penataan Permukiman yang ada dalam RPLP/RTPLP;
h. memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin
muncul di tingkat kelurahan/desa, termasuk memberikan
sanksi/peringatan kepada KSM atas pelanggaran pemanfaatan
dana dan atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam
SPPD-L/S/E;
i. Bersama lurah/kades, memastikan seluruh rencana dalam
RPLP/RTPLP dan AB dapat terlaksana sesuai rencana; dan

j. Bersama lurah/kades, melaksanakan program menerus untuk


penataan Permukiman (peningkatan kapasitas, monev, OP
serta Pengembangan dan inovasi)
5 Lembaga
a. Bersama-sama dengan Lurah/Kepala Desa dan BKM/LKM
kelurahan/desa
memfasilitasi seluruh tahapan kegiatan KOTAKU di tingkat
(BPD, PKK, LPM,
kelurahan/desa;
dll)
b. Bersama dengan lurah/kepala desa dan BKM/LKM melakukan
pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk kerjasama
pelaksanaan kegiatan penataan permukiman yang ada dalam
RPLP/RTPLP;
c. Menyusun kebijakan melalui Perdes atau peraturan lainnya
dalam melaksanakan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman.
6 TIPP
a. Memfasilitasi seluruh tahap kegiatan Perencanaan KOTAKU;

76 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Pelaku Peran
No
b. Memfasilitasi membangun Visi Permukiman dan Refleksi
Perkara Kritis;
c. Melakukan pendataan di tingkat kelurahan/desa maupun basis
dalam penyusunan profil permukiman;
d. Bersama BKM/LKM dan Lurah/Kades difasilitasi Tim
Faskel/Korkot dapat mencari bantuan teknis mengenai
perencanaan Permukiman dari beragam pihak;
e. Memfasilitasi Diskusi Kelompok Terarah dengan para pihak
untuk beragam kegiatan penataan Permukiman;
f. Memfasilitasi kajian-kajian pemetaan swadaya di masyarakat
g. menyusun dokumen RPLP/RTPLP dibantu oleh tenaga ahli
pendamping dan fasilitator;
h. melaksanakan uji publik hasil perencanaan kepada masyarakat;
dan
i. melaksanakan proses konsultasi dan kolaborasi tingkat
kecamatan dan/atau Kabupaten/Kota;
j. bersama UPL dan BKM/LKM dan lurah/kades memastikan
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana dalam RPLP/RTPLP.
7 UPL a. memfasilitasi pembentukan Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara (KPP);
b. menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan
Konstruksi (MP2K) bagi semua tim pelaksana (KSM
Permukiman) termasuk praktek lapangan;
c. memverifikasi administrasi pencairan/pemanfaatan dana
kepada KSM Permukiman;
d. memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh
pelaksanaan kegiatan KSM Permukiman termasuk memberikan
penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan;
e. menyelenggarakan rapat-rapat evaluasi rutin bersama KSM
Permukiman untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan
kegiatan dan mendorong upaya-upaya percepatan
penyelesaiaan kegiatan lapangan;
f. bersama Faskel Teknik dan KSM Permukiman melakukan
Opname pekerjaan dilapangan;
g. memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan-laporan
Kegiatan KSM/ Panitia (Mingguan, Bulanan, LPJ, termasuk
photo2 dokumentasi) dan melaporkannya kepada koordinator
BKM/LKM;
h. memastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis
(Bangunan berkualitas Baik/Kuat & Tahan Lama,
Bermanfaat/Berfungsi dan Ada O&P termasuk Rencana

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 77


Pelaku Peran
No
Kerjanya);
i. bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan
Verifikasi proposal KSM/ Panitia (termasuk membuat Berita
Acara Verifikasi); dan
j. bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM/
Panitia melakukan Sertifikasi Kegiatan (termasuk membuat
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2));

8 UPK a. memfasilitasi kegiatan ekonomi yang mendukung pada
peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan kumuh
serta penghidupan yang berkelanjutan;
b. memelihara dan mengembangkan hasil pengelolaan dana
bergulir yang telah berlangsung selama ini;
c. pendampingan kepada KSM untuk mewujudkan meningkatkan
kesejateraan anggota KSM melalui pendekatan dan penerapan
PANCA SUTERA (lima aturan dasar kelompok);
d. melakukan pemetaan produk potensial yang dikembangkan
oleh masyarakat (KSM Ekonomi) yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi potensi ekonomi lokal;
e. mendukung BKM bekerja sama dengan lembaga perbankan
dan non perbankan dalam rangka pengembangan kapasitas
dan meningkatkan kemampuan KSM dalam mengelola
kegiatan ekonomi (usaha);
f. melakukan pencatatan dan melaporkan keuangan UPK serta
perkembangan kegiatan dana bergulir secara transparan dan
akuntabel; dan
g. melakukan rapat rutin dengan BKM/LKM untuk membahas
laporan keuangan, kendala dalam penugasan, dan rencana
kegiatan;

9 UPS
a. memfasilitasi penanganan permukiman kumuh pada aspek
kegiatan sosial yang menunjang peningkatan kualitas
permukiman dan mencegah tumbuhnya kumuh baru melalui
kegiatan pendampingan kelompok berbasis mata pencaharian
(sustainability livelihood) untuk pengembangan modal sosial,
pendidikan dan kesehatan, meningkatkan mental
kewirausahaan, meningkatkan taraf hidup, menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan;
b. memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan di tataran
pelaku, masyarakat dan aparat desa/kelurahan yang

78 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Pelaku Peran
No
memastikan kesetaraan pemahaman dan peran perempuan
dan laki laki dalam penanganan permukiman kumuh;
c. mengkoordinasikan relawan; dan
d. bersama Fasilitator Sosial memfasilitasi masyarakat untuk
terlibat pada kegiatan yang terkait dengan penanganan dan
pencegahan kumuh seperti :
pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
menunjang terjadinya gerakan kota bebas kumuh
menggalang keswadayaan masyarakat melalui
pengembangan sumber-sumber penghidupan untuk
memunculkan gerakan penanggulangan permukiman
kumuh oleh masyarakat
Mendorong kreativitas dan inovasi melalui lomba, saling
bertukar informasi, saling belajar dan penyebarluasan
praktek unggul (best practice) akan sangat mempercepat
upaya penanganan permukiman kumuh perkotaan.
mengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media
warga/informasi dan komunikasi
Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk
membangun komunitas-komunitas peduli lingkungan
permukiman perkotaan yang berwawasan kerakyatan dan
anti kumuh.
10 KSM
a. Membangun dinamika kelompok dari mulai tunas, tumbuh
sampai kembang.
b. Melalukan kegiatan KSM sesuai dengan rencana kerja KSM
c. Menyusun proposal kegiatan infrastruktur/Sosial/Ekonomi
yang sudah disepakati bersama jenis kegiatan dan lokasinya;
d. Mengelola dan melaksanakan kegiatan P2KKP secara
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, serta
memastikan prasarana dan sarana yang dibangun tidak boleh
menimbulkan dampak lingkungan dan sosial; dan
e. khusus KSM yang menangani kegiatan infrastruktur :
menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan
Bahan/Alat, Rencana Pemeliharaan, Rencana Tenaga Kerja,
Tim Pelaksana Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL
sebelum dilaksanakan Musyawarah Pra Pelaksanaan
Kegiatan (MP2K);
melaksanakan Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat,
Musyawarah Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan
dan memastikan Tim O&P turut serta dalam MP2K;

PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 79


Pelaku Peran
No
membangun prasarana dengan kualitas baik, bermanfaat
sesuai kebutuhan masyarakat dan persyaratan teknis
konstruksi;
membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat
diketahui oleh masyarakat umum;
membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan untuk
diserahkan kepada BKM/LKM, dan mengarsipkannya;
melakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang
diperintahkan oleh konsultan/UPL selama proses konstruksi
berlangsung;
mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-banyaknya
dalam pelaksanaan kegiatan;
aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin
muncul akibat pelaksanaan kegiatannya.
11 KPP
a. melaksanakan rencana Operasional dan Pemeliharaan (O&P)
yang mencakup mekanisme pelaksanaan O&P serta
pendanaannya;
b. menggalang dan mengelola dana untuk O&P yang diperoleh
dari iuran warga, bantuan APBD dan pihak-pihak lainnya;
c. membuka dan mengelola rekening Bank untuk dana O&P
(terpisah dari rekening BKM/LKM); dan
d. melaporkan kegiatan O&P termasuk penggunaan dana KPP
kepada masyarakat dan pemerintah kelurahan/desa.
12 Relawan a. penggerak masyarakat dalam menjalani seluruh proses
kegiatan KOTAKU secara partisipatif;
b. mengawal proses partisipasi, transparansi, akuntabilitas,
demokrasi dsb; dan
c. mitra kerja Lurah/Kepala Desa dan BKM/LKM dalam kegiatan
penataan Permukiman melalui KOTAKU.
13 Relawan Teknik
a. mengawasi proses pembangunan PSU;
b. mengawasi pelaksanaan Operasional dan Pemeliharaan oleh
KPP;
14
Tim Ahli a. mendampingi masyarakat dalam proses penyusunan
Perencanaan RPLP/RTPLP dengan keahlian teknisnya sebagai perencana
Partisipatif spasial;
(TAPP) b. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam proses
perencanaan partisipatif;

c. bersama BKM/LKM, TIPP, Lurah, dan fasilitator, memastikan
bahwa komunitas benar-benar terlibat dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan; dan

80 PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Pelaku Peran
No
d. memastikan RPLP/RTPLP disusun melalui proses partisipatif,
berkualitas baik dan selaras dengan RP2KP-KP

15 Perguruan
a. melakukan kerjasama bantuan teknis pelaksanaan kegiatan
Tinggi, Swasta,
perencanaan dan kegiatan lainnya dalam penataan
kelompok peduli
permukiman
b. melakukan kerjasama pengembangan kapasitas masyarakat
dalam pelaksanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman
c. melakukan kerjasama pendanaan pelaksanaan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman
16 Tim Fasilitator
a. melakukan koordinasi secara berkala dengan pemerintah
kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP dan TAPP, serta
masyarakat terkait dengan pelaksanaan kegiatan;
b. memberi bantuan teknis dan pengendalian kepada pemerintah
kecamatan dan kelurahan/Desa dan komunitas;
c. mendampingi masyarakat di kelurahan/desa untuk
melaksanakan seluruh tahapan kegiatan KOTAKU;
d. memastikan seluruh pelaksanaan KOTAKU di tingkat
kelurahan/desa dengan kualitas baik serta sesuai dengan
Pedoman/POS.
e. Memastikan terjadinya proses pemberdayaan dan partisipatif
dalam setiap tahapan KOTAKU.











PETUNJUK PELAKSANAAN | Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 81


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan - 12110 | www.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai