PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Beberapa kegiatan surveilans yang dilakukan di Rumah Sakit Budi Rahayu yang termasuk
dalam tindakan invasif meliputi phlebitis, Infeksi Saluran Kemih ( ISK ), dan pneumonia akibat
pemakaian ventilator ( VAP ) . Tindakan invasif bila tidak dilakukan secara benar dan tepat
dapat menambah kejadian infeksi di rumah sakit ini. Untuk menurunkan angka kejadian infeksi
sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum, saat dan sesudah melakukan
tindakan invasif. Akibat yang timbul bila tidak melakukan pencegahan pada tindakan invasif
dapat meningkatkan mortalitas, morbiditas, biaya perawatan dll.
Dari data-data tersebut diatas Rumah Sakit menaruh perhatian terhadap hal ini dengan
melakukan tindakan pencegahan sebelum, saat maupun sesudah melakukan tindakan invasif
dan juga melakukan monitoring, umpan balik serta melakukan pendekatan kinerja sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
II. Tujuan
a Tujuan umum
b Tujuan khusus
- Petugas bisa menjaga sikap dan perilaku yang benar sehingga dapat mencegah /
meminimalkan resiko terjadinya infeksi
III. Pengertian
1.Phlebitis adalah merupakan keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum
infus dirumah sakit dan timbul setelah 3x24 jam dirawat di rumah sakit atau kurang dari
waktu tersebut bila infus terpasang.
2.Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Pemasangan Catheter Urine / Cathete Associated Urinary
Treact Infections (CaUTI) adalah merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih akibat
pemasangan kateter urine menetap 2x24 jam setelah pemasangan urine dan 2x24 jam hari
setelah kateter urine dilepas dan pasien tidak dalam masa inkubasi
3.Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah merupakan jenis bakteri yang terjadi akibat
masuknya mikroba melalui peralatan yang kita masukkan langsung ke sistem pembuluh
darah. Ditemukannya kuman pathogen pada pemeriksaan kultur darah dan infeksi tersebut
tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain.
4. Pneumonia.
- Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah infeksi saluran napas bawah yang
mengenai parenkim paru setelah ventilasi mekanik > 48 jam, dan sebelumnya tidak
ditemukan tanda tanda infeksi saluran napas.
- Hospital Associated Pneumonia (HAP) adalah seseorang yang setelah lebih dari 48 jam
dirawat di rumah sakit menunjukkan gejala,demam (>38C), batuk dan sesak napas,
disertai dahak purulen dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan lekositosis ( >
12.000/mm3) atau lekopenia (<4000/mm3), dan pada pemeriksaan badan didapatkan
ronkhi dan pada gambaran radiologi toraks ditemukan inflitrat baru. Tidak dalam masa
inkubasi.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Phlebitis
2. 1 Tabel Kriteria Diagnosis Plebitis
SKO VISUAL ASSESMENT PENATALAKSANAAN
R
0 Tidak tampak tanda radang Tidak terjadi phlebitis Observasi area insersi
pada daerah insersi
1 Terdapat salah satu tanda Kemungkinan tanda Observasi area insersi
berikut : plebitis
Nyeri di daerah insersi
Kemerahan di daerah
insersi
2 Terdapat dua tanda berikut Tahap awal plebitis Ganti posisi insersi
:
Nyeri
Kemerahan
Bengkak
3 Terdapat semua tanda Tahap medio plebitis Ganti posisi insersi,
berikut : Pertimbangkan perawatan
Nyeri sepanjang tempat
insersi
Kemerahan
Bengkak
4 Terdapat semua tanda Stadium lanjut Ganti posisi insersi,
berikut dan luas : phlebitis gejala awal Pertimbangkan perawatan
Nyeri sepanjang tempat thrombophlebitis
insersi
Kemerahan
Bengkak, vena teraba
Mengeras
2.1 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Pemasangan Kateter Urine.
1 Memastikan semua peralatan yang akan dipakai dalam kondisi steril dan sesuai dengan
kondisi pasien.
2 Melakukan prosedur cuci tangan atau disinfeksi (alcohol hand rub).
3 Prosedur pemasangan sesuai SOP di keperawatan.
4 Melakukan fiksasi dengan benar untuk menghindarkan mobilisasi / pergerakan kateter
di urethra.
5 Kantong urine harus diletakkan lebih rendah dari kandung kemih pasien, close system
dan jangan tergeletak dilantai.
6 Mengosongkan kantong urine setiap shift dengan menggunakan gelas penampung yang
bersih, jangan digunakan lebih dari satu pasien dan segera lakukan dekontaminasi.
7 Pengambilan spesimen untuk kultur dilakukan bila ada tanda atau gejala infeksi
sistemik (panas,hipotensi).
8 Sampel dilakukan secara aseptik.
9 Bila irigasi diperlukan untuk membersihkan gumpalan darah harus dilakukan secara
aseptik.
10 Penggantian kateter dilakukan berdasarkan indikasi dan diikuti oleh penggantian
kantong urine
11 Memelihara personal hygiene terutama area periurethral satu kali sehari, penggunaan
antiseptik tidak diperlukan.
12 Jangan menutup kateter (klem) karena dapat meningkatkan risiko bakteriuria dan
mungkin bakteriemia.
13 Bila tanda infeksi sistemik ditemukan yang diduga kateter sebagai sumber infeksi maka
ketika terapi antibiotika dimulai kateter harus dilepas.
14 Untuk pengeluaran urine jangka pendek, gunakan kondom kateter dan mengganti
setiap 24 jam dan lakukan perawatan penis (untuk pasien laki-laki).
15 Pemakaian pampers dapat dilakukan sebagai alternative pada pasien yang gelisah dan
tidak kooperatif
16 Edukasi :
- Beritahu perawat bila terasa demam, nyeri supra pubik atau nyeri waktu BAK
(setelah kat. Urine dilepas)
- Kateter harus difiksasi dengan baik, dipindah kanan kiri setiap hari
- Perineal hygiene dilakukan setiap kali mandi
3. Pneumonia
a. Tanda Klinis ;
- Panas / demam (>380C)
- Batuk
- Perubahan sputum menjadi purulen
- Ronchi basah / suara napas bronchial
b. Data penunjang :
- Hasil radiologi / foto thorax dengan infiltrat baru atau progresif yang menetap, kavitasi,
konsolidasi
- Hasil laboratorium : leukositosis, leukopenia,
- Kultur bila memungkinkan ; pertumbuhan pada kultur sputum, cairan pleura, kultur darah
c. Diagnosa dokter pneumonia
BAB IV
PENUTUP
Panduan Pencegahan Pemasangan Alat Invasif ini disusun sebagai acuan untuk petugas
yang sedang menjalankan tugasnya sehari-hari. Diharapkan melalui Panduan Pencegahan
Pemasangan Alat Invasif dapat tercipta keseragaman pemahaman dan persepsi, dalam tata laksana
pencegahan terhadap pemasangan alat invasif di rumah sakit secara nyata.
Dengan perkembangan ilmu pula buku ini akan direvisi secara berkesinambungan, untuk
itu mohon masukan dari semua pihak demi terwujudnya Buku Panduan Pencegahan Terhadap
Pemasangan Alat Invasif yang bermutu. Setiap masukan demi perbaikan buku ini akan diterima
secara terbuka untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas.
PANDUAN PENCEGAHAN INFEKSI
_____________________________________________________________________
RUMAH SAKIT UMUM AULIA LODOYO BLITAR
JL. RAYA UTARA LODOYO KEMBANGARUM NO. 3
KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR
Telp. 0342- 444168 Fax. 444289
Tahun 2016