PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu perbandingan politik adalah salah satu cabang studi politik dan ilmu
politik. Ilmu perbandingan politik digunakan untuk membandingkan segala
bentuk kegiatan politik, baik itu berkaitan dengan pemerintahan maupun yang
tidak berhubungan dengan pemerintahan. Ilmu politik dan ilmu perbandingan
politik sendiri berkaitan dengan teori dan metode. Teori adalah serangkaian
generalisasi yang tersusun secara sistematik dan teori biasanya digunakan untuk
membedah suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan metode adalah
proses yang menggunakan teknik atau perangkatperangkat tertentu dalam
mengkaji sesuatu guna menelaah dan menguji serta mengevaluasi teori.
Indonesia dan Amerika Serikat adalah dua negara yang menganut demokrasi
dengan sistem presidensial. Dengan bentuk pemerintahan demokrasi, semua
masyarakat memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan melalui
partisipasi politik. Makalah ini akan membandingkan tingkat partisipasi politik
masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah yakni:
Bagaimana perbandingan tingkat partisipasi politik masyarakat di
Indonesia dan Amerika Serikat?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah Teori Perbandingan Politik serta untuk mengetahui tingkat
partisipasi politik masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat.
2
BAB II
A. Kerangka Teori
Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan
negara dan secara langsung ataupun tidak langsungh mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Sampai beberapa waktu yang lalu, hak untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan politik, untuk memberikan suaram atau untuk menduduki
jabatan pemerintahan dibatasi hanya untuk sekelompok orang yang berkuasa ,
kaya, dan keturunan terpandang.
Partisipasi rakyat yang lebih luas dalam hal politik bermula pada masa
Renaissance dan Reformasi abad ke-15 sampai abad ke-17 dan abad ke-18 dan 19.
Tetapi cara-cara bagiaman berbagai golongan masyarakat menuntut hak mereka
untuk berpartisipasi lebih luas dalam pembuatan keputusan politik sangat berbeda
di berbagai negara. Menurut Myron Weiner paling tidak terdapat lima hal yang
menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses
politik, yakni:
1. Modernisasi
Komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang meningkat,
penyebaran kepandaian baca-tulis, perbaikan pendidikan, dan
pengembangan media komunikasi massa. Ketika masyarakat mengetahui
bahwa ternyata mereka bisa mempengaruhi nasib mereka sendiri, mereka
semakin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
2. Perubahan-perubahan Struktural Kelas Sosial
Begitu suatu kelas pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan
berubah selama proses industrialisasi dan modernisasi terbentuk, masalah
tentang siapa yang berhak berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3
politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam
pola partisipasi politik.
3. Pengaruh Kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modern
Kaum intelektual yang di dalamnya terdapat sarjana, filosof, pengarang,
dan wartawan sering mengemukakan ide-ide seperti egaliterisme dan
nasionalisme kepada masyarakat umum untuk membangkitkan tuntutan
akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan keputusan politik.
Sistem-sistem komunikasi dan transportasi modern memudahkan dan
mempercepat penyebaran ide-ide baru. Kaum intelektual telah sejak lama
menjadi pembuat dan penyebar ide-ide yang mampu merubah sikap-sikap
dan tingkah laku dari kelas sosial lain. Melalui kaum intelektual dan media
komunikasi modern, ide demokratisasi partisipasi telah tersebar ke bangsa-
bangsa baru merdeka jauh sebelum mereka mengembangkan modernisasi
dan industrialisasi yang cukup matang.
4. Konflik di antara Kelompok-kelompok Pemimpin Politik
Kalau timbul kompetisi memperebutkan kekuasaan, strategi yang biasa
digunakan oleh kelompok-kelompok yang saling berhadapan adalah
mencari dukungan rakyat. Dalam hal ini mereka tentu menganggap sah
dan memperjuangkan ide-ide partisipasi massa dan akibatnya
menimbulkan gerakan-gerakan yang menuntut agar hak-hak ini
dipenuhi. Jadi, kelas-kelas mengengah dalam perjuangannya melawan
kaum aristokrat telah menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak
pilih rakyat.
5. Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial, Ekonomi, dan
Kebudayaan
Perluasan kegiatan pemerintah dalam bidang-bidang kebijaksanaan baru
biasanya berarti bahwa konsekuensi tindakan-tindakan pemerintah
menjadi semakin menyusup ke segala segi kehidupan sehari-hari rakyat.
Tanpa hak-hak sah atas partisipasi politik, individui-dividu betul-betul
tidak berdaya menghadapi dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh
tindakan-tindakan pemerinah yang mungkin dapat merugikan
kepentingannya. Maka dari itu, meluasnya ruang lingkup aktivitas
pemerintah sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang
4
terorganisir akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan
politik.
B. Kerangka Konsep
Konvensional Non-Konvensional
1. Pemberian suara (voting) 1. Pengajuan Petisi
2. Diskusi politik 2. Demonstrasi
3. Kegiatan kampanye politik 3. Tindakan kekerasan politik
4. Membentuk dan bergabung
dalam kelompok kepentingan
5. Komunikasi individual dengan
pejabat politik
1. Bentuk Konvensional
a. Pemberian Suara (Voting)
Pemberian suara merupakan bentuk partisipasi politik aktif yang paling luas
tersebar. Dewasa ini pemberian suara terdapat di hampir semua sistem politik,
baik yang demokratik maupun otoriter. Pemberian suara digunakan sebagai alat
untuk mengekspresikan dan mengumpulkan pilihan partai atau calon pemimpin
dalam pemilihan. Bangsa Yunani Kuno melakukan pemungutan suara dengan
menempatkan batu kerikil (psephos) di sebuah jambangan besar, yang kemudian
memunculkan istilah psephology, atau kajian mengenai bermacam-macam
pemilihan umum. Menjelang akhir abad ke-19 kebanyakan negara Barat
memberikan hak suara kepada sebagian besar pria dewasa dan selama dasawarsa
awal abad ke-20 hak tersebut diperluas kepada sebagian besar wanita dewasa.
Pemilihan-pemilihan kompetitif yang bebas dianggap sebagai kunci utama bagi
demokrasi perwakilan. Selain itu pemberian suara merupakan salah satu sarana
bagi partisipasi politik masyarakat untuk memilih pemimpin dan perwakilan
mereka di pemerintahan.
5
b. Diskusi Politik
c. Kampanye Politik
6
agar dapat menduduki jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan.
Selama masa kampanye, tim kampanye berusaha menggalang dukungan dan
simpati pemilih agar pemilih menjatuhkan pilihannya pada calon pemimpin yang
dikampanyekan. Tim kampanye politik kemudian menggunakan teknik-teknik
kampanye politik yang kemudian diwujudkan dalam suatu bentuk kegiatan
kampanye politik untuk mempengaruhi pemilih.
2. Bentuk Non-Konvensional
a. Pengajuan Petisi
7
Petisi adalah pernyataan yang disampaikan kepada pemerintah untuk meminta
agar pemerintah mengambil tindakan terhadap suatu hal. Hak petisi ada pada
warga negara dan juga badan-badan pemerintahan. Petisi juga berarti sebuah
dokumen tertulis resmi yang disampaikan kepada pihak berwenang untuk
mendapatkan persetujuan dari pihak tersebut. Biasanya, hal ini ditandatangani
oleh beberapa orang, menunjukkan bahwa sekelompok besar orang mendukung
permintaan yang terdapat dalam dokumen. Di beberapa negara, hak masyarakat
untuk mengajukan petisi dilindungi oleh hukum.
b. Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa tersebut biasanya dilakukan
untuk memenyatakan pendapat suatu kelompok atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan oleh suatu pihak, atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya
penekanan secara politik oleh kepentingan suatu kelompok.
8
dan nasib negaranya. Demonstrasi juga menjadi pertanda bahwa masih ada
aspirasi masyarakat yang tidak tersampaikan.
BAB III
9
A. Perbandingan Bentuk Partisipasi Politik Konvensional Masyarakat
Indonesia dan Amerika Serikat
Indonesia:
Dalam sistem politik negara Indonesia, pemilu merupakan salah satu proses
politik yang dilaksanakan setiap lima tahun, baik untuk memilih anggota
legislatif, maupun untuk memilih anggota eksekutif. Besarnya hak rakyat untuk
menentukan para pemimipin dalam lembagai eksekutif dan legislatif pada saat ini
tidak terlepas dari perubahan dan reformasi politik yang telah bergulir di
Indonesia sejak tahun 1998, dimana pada masa-masa sebelumnya hak-hak politik
masyarakat sering didiskriminasi dan digunakan untuk kepentingan politik
penguasa saja dengan cara mobilisasi, namun rakyat sendiri tidak diberikan hak
politik yang sepenuhnya untuk menyeleksi para pemimpin dan mengkritisi
kebijkan pemerintah. Dalam pemilu peran serta keikutsertaan masyarakat sangat
penting, karena sukses tidaknya pelaksanaan pemilu salah satunya adalah
ditentukan bagaimana partisipasi masyarakat. Pemilu merupakan salah satu cara
untuk merepresantisakan kedaulatan rakyat, sehingga pemilu termasuk sebagai
elemen penting dalam demokrasi.
10
mereka yang merasa tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak
percaya bahwa pemilihan akan membawa perubahan. Keempat, golput ideologis,
yakni mereka yang tak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau
terlibat di dalamnya.
Amerika Serikat:
Di bawah ini terdapat data tentang alasan masyarakat Amerika Serikat tidak
memberikan suara dalam pemilihan:
11
Partisipasi pemberian suara di Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh faktor
sosial masyarakat. Seperti contohnya seseorang yang telah mapan, berpendapatan
tinggi, dan berpendidikan tinggi akan cenderung lebih tertarik untuk memberikan
suaranya dalam pemilihan dibandikan dengan orang yang pendapatan dan
pendidikannya rendah.
2. Diskusi Politik
Indonesia:
Amerika Serikat:
Indonesia:
Di Indonesia, sudah menjadi hal yang biasa ketika masa kampanye menjelang
pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif banyak para calon pemimpin
12
yang berlomba-lomba merebut hati rakyat. Cara yang dilakukan pun bermacam-
macam, seperti melakukan kampanye, terjun langsung ke lapangan agar merasa
dekat dan diakui kehadirannya dalam kegiatan masyarakat secara langsung, dan
memberi bantuan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Namun hal ini tidak
didukung dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan arti politik baik
dalam keilmuan maupun dampaknya bagi pembangunan negara. Sehingga tidak
sedikit masyarakat Indonesia yang memberikan suara dalam pemilihan hanya
karena janji-janji kampanye dan bantuan yang diberikan kepada mereka selama
masa kampanye. Selain itu, tim kampanye juga menggalang dukungan dengan
memasang atribut kampanye di sepanjang jalan hingga menggunakan iklan di
televisi.
Amerika Serikat:
Indonesia:
13
pembangunan nasional, proses reformasi politik, dan seluruh perubahan sosial
yang terjadi di hampir semua bidang. Dengan peran tersebut, keduanya
merupakan representasi civil society (masyarakat sipil) yang penting dalam
perjalanan bangsa Indonesia.
Amerika Serikat:
Warga negara Amerika Serikat yang ingin mempengaruhi kebijakan publik dan
yang memikirkan tentang strategi yang efektif untuk mempengaruhi kebijakan
akan mempertimbangkan bahwa pesan mereka akan lebih memberi dampak
apabila berasal dari suatu kelompok dibandingkan pesan yang berasal dari
individu. Banyak kelompok kepentingan yang menggunakan partisipasi ini. Dari
kalangan bisnis seperti kalangan bisnis otomotif, berusaha untuk memperluas
pasar mereka dengan cara mencari dukungan dari senat Amerika Serikat.Untuk
mencapai tujuannya, diperlukan lobi politik agar kepentingan mereka tersebut
dapat terpenuhi. dan lobi politik yang dilakukan di Washington D.C merupakan
pengaruh yang kuat untuk dapat membuat suatu perubahan.
Indonesia:
14
didisposisikan kepada kementrian atau lembaga yang bersangkutan. Laporan
kemudian ditindaklanjuti sesuai ketentuan-ketentuan yang ada. Saat ini lapor.go.id
telah terhubung dengan 54 lembaga. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan masyarakat
umum sebagai sarana pengaduan terpadu.
Amerika Serikat
1. Pengajuan Petisi
Indonesia:
15
kantor perwakilan di Indonesia dan menyediakan bahasa Indonesia di halaman
situsnya. Ketika change.org Indonesia berdiri pada 4 Juni 2012, anggotanya kala
itu berjumlah 10.000 orang. Pada bulan Oktober, jumlah anggota change.org
Indonesia meningkat pesat jadi 71.000 orang. Lahirnya petisi online change.org
telah memberdayakan orang di mana pun untuk menciptakan perubahan yang
ingin mereka lihat. Change.org memberikan kesempatan pada siapa saja untuk
menggalang dukungang secara lokal, nasional dan internasional untuk membuat
pemerintah dan perusahaan lebih responsif dan akuntabel. Situs tersebut telah
mencatat bahwa setidaknya 1,9 juta warga Indonesia telah terlibat dalam
kemenangan petisi sejak Juni 2012 hingga Desember 2015. Pengguna situs
tersebut juga mengatakan jika setidaknya ada 536.099 kemenangan yang
dirasakan pengguna. Sejak didirikan pada Juni 2012, peran Change.org Indonesia
memang sangat besar. Berawal dari pengguna sekitar 8000 masyarakat, kini
jumlah pengguna situs tersebut sudah hampir 2 juta.
Amerika Serikat:
2. Demonstrasi
Indonesia:
16
Demonstrasi bukanlah hal yang asing lagi terjadi di Indonesia. Masyarakat
Indonesia sering menyampaikan aspirasi mereka melalui demonstrasi. Contoh
yang paling terkenal adalah pada tahun 1990an, pemerintahan Orde Baru mulai
menampakkan kekurangannya yang mendapat berbagai kritik tajam karena
pemerintahan yang terlalu sentralis, serta munculnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme secara signifikan. Kecemasan masyarakat akhirnya terefleksikan dalam
aksi-aksi unjuk rasa, terutama digerakkan oleh kalangan mahasiswa. Pada Mei
1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terbilang parah. Inflasi
meningkat, pengangguran dimana-mana, serta ketidakpuasan rakyat terhadap
kinerja pemerintah yang terbilang lamban dan korupsi yang semakin merajalela.
Pada April 1998, tepatnya saat Soeharto kembali menjadi presiden, mahasiswa
dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menyelenggarakan demonstrasi
besar-besaran yang meneriakkan aspirasi rakyat dan menuntut pemilu ulang.
Begitu juga dengan ketidaksetujuan masyarakat terhadap isu kenaikan BBM
yang mereka tunjukkan melalui demonstrasi.
Amerika Serikat
17
Indonesia:
Amerika Serikat:
Selama ini Amerika Serikat menjadi negara paling banyak mengalamai kekerasan
politik. Hal ini sangat menarik perhatian karena tingkat partisipasi legal dan
konvensional yang dijalankan rakyat Amerika Serikat sangat tingi. Nampaknya
bentuk-bentuk partisipasi politik konvensional jauh lebih banyak dijalankan oleh
kelas menengah di Amerika Serikat. Kebanyakan tindak kekerasan tahun 1960an
berasal dari rakyat kulit hitam yang menuntut persamaan politik dan sosial, atau
dari rakyat kulit putih yang menentang integrasi itu. Ditambah lagi dengan
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam yang juga menimbulkan
banyak protes. Contoh kekerasan politik di Amerika Serikat adalah pembunuhan
presiden John F. Kennedy, Malcolm X, Martin Luther King, Robert Kennedy, dan
kerusushan-kerusuhan berdarah lainnya.
18
BAB IV
TABEL PERBANDINGAN
19
lebih banyak. Namun ada
juga masyarakat yang
tidak memberikan suara
karena berbagai alasan.
2. Diskusi politik Diskusi politik di Diskusi politik di
berbagai media dan berbagai media dan
tempat. tempat, pengenalan
diskusi politik dari
tingkat SD.
3. Kegiatan Pemasangan atribut penyebaran pamflet,
kampanye politik kampanye. Masih ada pemasangan poster,
masyarakat yang ikut spanduk, stiker untuk
dalam kampanye karena gedung dan bumper
diberi imbalan bukan mobil, hingga
karena kesadaran politik. menyiapkan tempat
pemungutan suara.
4. Membentuk dan Terdapat dua organisasi Berbagai kelompok
bergabung dengan Islam terbesar di kepentingan melakukan
kelompok Indonesia, Nahdlatul lobi politik di
kepentingan Ulama (NU) dan Washington D.C agar
Muhammadiyah sebagai kebutuhannya terpenuhi
contoh organisasi yang
memiliki peran dalam
berbagai perubahan
sosial.
5. Komunikasi Melalui situs web. Pertemuan langsung
individual dengan antara rakyat dan wakil
pejabat politik rakyat.
20
Non-Konvensional
1. Pengajuan Petisi Di era sekarang petisi Di era sekarang petisi
lebih banyak diajukan lebih banyak diajukan
secara online, tetapi secara online dengan
pemerintah belum kewajiban pemerintah
tentu memberikan untuk menanggapi.
tanggapan
2. Demonstrasi Masyarakat Masyarakat
menyampaikan menyampaikan
aspirasinya yang tidak aspirasinya yang tidak
terpenihi lewat terpenihi lewat
demonstrasi. demonstrasi.
3. Tindakan kekerasan Penculikan calon pembunuhan presiden
politik anggota legislatif dan John F. Kennedy,
penembakan terhadap Malcolm X, Martin
kantor partai. Luther King, Robert
Kennedy, dan
kerusushan-kerusuhan
berdarah lainnya.
Dari pemaparan yang sudah dijelaskan di atas, Indonesia dan Amerika Serikat
sama-sama negara demokrasi jadi partisipasi politik masyarakat di kedua negara
sangat penting bagi kelangsungan pemerintahan. Dalam bentuk konvensional,
masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat telah memberikan partisipasi politik
yang cukup baik, walaupun masih ada masyarakat yang tidak memberikan suara
dalam pemilihan ataupun mengikuti kampanye politik karena mengharapkan
imbalan bantuan. Peran kelompok kepentingan di kedua negara juga terlihat
dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Yang berbeda adalah pada diskusi
politik dan komunikasi individual dengan pejabat politik. Di Amerika Serikat,
21
diskusi politik mulai dibiasakan sejak usia dini, sedangkan di Indonesia belum ada
penerapannya. Selain itu komunikasi individual dengan pejabat politik di
Indonesia juga masih harus melalui situs web, sedangkan di Amerika pertemua
masyarakat dengan pejabat politik adalah hal yang biasa dilakukan.
22
BAB V
KESIMPULAN
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik. Indonesia dan Amerika Serikat adalah
negara demokrasi, jadi partisipasi politik masyarakat di kedua negara adalah aspek
penting bagi kelangsungan pemerintahan. Pada dasarnya tingkat partisipasi politik
masyarakat Indonesia hampir sama, ada masyarakat yang ikut terlibat dan ada
sebagian masyarakat yang enggan untuk berpartisipasi. Perbedaan yang terlihat
adalah cara pemerintah merespon partisipasi politik masyarakat. Respon
pemerintah Amerika Serikat lebih baik dibandingkan dengan pemerintah
Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/9399/5/bab%202.pdf
http://digilib.unila.ac.id/2202/12/BAB%20II.pdf
http://opengovindonesia.org/wp-content/uploads/2013/04/Ristek.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1837/3/T1_172008014_BAB
%20II.pdf
http://voaindonesia.com/a/diskusi-politik-anak-anak-sekolah-dasar-di-
maryland/3255405.html
24
25