Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tambang terbuka merupakan satu dari dua sistem penambangan yang


dikenal, yaitu Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah, dimana segala
kegiatan atau aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relative dekat
permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan dunia luar.
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang rneliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas tugas yang
dilakukan untuk mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi,
kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia. Secara garis besar
tahapan tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan dijelaskan dalam gambar
di bawah. Setiap melakukan tahap tahap kegiatan usaha pertambangan,
pengusaha harus memiliki surat keputusan pemberian Kuasa Pertambangan
(KP) atau Surat Izin Penambangan Daerah (SIPD) yang sesuai dengan tahap
kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha
pertambangan yang ditujukan untuk mencari endapan-endapan metal atau
endapan-endapan mineral komersil batubara atau non metal. Penyelidikan
umum terbatas pada mineral yang spesifik (tipe mineral tertentu) atau pada area
tertentu (Negara atau wilayah) yang memiliki geologic anomaly (keganjilan
geologi) yang mencerminkan adanya karakteristik dari sebuah endapan bahan
galian.
Eksplorasi pengertian suatu bentuk kegiatan penggalian informasi
atau kumpulan data-data yang dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan
beberapa data maupun informasi-informasi yang nantinya akan diteliti atau di
informasikan kepada pihak-pihak lain yang membutuhkanya. Penambangan
batubara terbuka menyebabkan pembukaan lahan yang luas dan pemindahan
lapisan batuan penutup (overburden) dalam jumlah yang besar.
Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,
sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan
ekosistem yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan
hidup manusia itu sendiri. Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas

1
tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi terutama berdampak
terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahan
morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim mikro
yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa
flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi
tandus atau gundul. Bentuk permukaan wilayah bekas tambang pada umumnya
tidak teratur dan sebagian besar dapat berupa morfologi terjal. Pada saat
reklamasi, lereng yang terlalu terjal dibentuk menjadi teras-teras yang
disesuaikan dengan kelerengan yang ada, terutama untuk menjaga keamanan
lereng tersebut. Berkaitan dengan potensi bahan galian tertinggal yang belum
dimanfaatkan, diperlukan perhatian mengingat hal tersebut berpotensi untuk
ditambang oleh masyarakat atau ditangani agar tidak menurun nilai
ekonominya. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya
pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut
dapat ditempuh dengan cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan
rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki ekosistem yang
rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan
kondisi semula. Dan salah satu cara yang dapat dilakuakan adalah dengan
melakukan reklamasi lahan.
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hydrogen dan
oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti :


C137 H 97 O9 NS untuk bituminus dan C240 H90 O4NS untuk antrasit.
Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode
Pembentukan Karbon atau Batu Bara) dikenal sebagai zaman batu bara
pertama-yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu.
Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama
waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya
gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau brown coal (batu bara
coklat) Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas organic rendah.
Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan
warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai coklat-kecoklatan.

2
1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tahapan-tahapan penambangan batubara yang


meliputi : Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Study Kelayakan, Perencanaan
Tambang, Proses Penambangan, Pengolahan, Pemasaran serta Pasca
Tambang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas terdapat beberapa unsur masalah yang akan
dibahas. Diantaranya yaitu:
1. Apa saja tahapan-tahapan kegiatan penyelidikan umum (Prospecting) ?
2. Apa saja tahapan eksplorasi (Exploration) ?
3. Apa saja tahapan kegiatan study kelayakan ?
4. Apa saja kegiatan perencanaan tambang ?
5. Bagaimana proses penambangan batubara ?
6. Bagaimana proses pengolahan batubara ?
7. Apa saja kegiatan pemasaran batubara ?
8. Apa saja kegiatan dari pasca tambang ?

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat penulisan makalah tentang tahapan penambangan batubara


yang meliputi : Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Study Kelayakan, Perencanaan
Tambang, Proses Penambangan, Pengolahan, Pemasaran serta Pasca Tambang,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan supaya dapat mengenal
dan memahami bagaimana tahapan penambangan batubara, khususnya di
Kalimantan Tengah.

1.5 Metode penulisan


Penulisan makalah ini diambil dari internet/buku yang diringkas atau
dirangkum menjadi sebuah makalah.

Anda mungkin juga menyukai