Anda di halaman 1dari 9

BADAN PUSAT STATISTIK

No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2012 MENCAPAI 6,23 PERSEN

; Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan dengan tahun
2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49
persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen.

; Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun.

; Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q-to-q) turun
sebesar 1,45 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,11
persen.

; Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor
sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen.

; Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen,
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen
Ekspor 24,26 persen dan Komponen Impor 25,81 persen.

; PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6),
meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).

; 57,51 persen dari PDB triwulan IV-2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi
terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di
sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya
lebih diperankan oleh luar Jawa.

Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013 1


I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012

Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012
mencapai Rp2.618,1 triliun, naik Rp153,4 triliun dibandingkan tahun 2011 (Rp2.464,7 triliun). Bila
dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2012 naik sebesar Rp819,1 triliun, yaitu dari Rp7.422,8
triliun pada tahun 2011 menjadi Rp8.241,9 triliun pada tahun 2012.

Tabel 1
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 20102012,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2012
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha (triliun rupiah) (triliun rupiah) 2012 2012
2010 2011 2012 2010 2011 2012 (persen) (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan
985,5 1 091,4 1 190,4 304,8 315,0 327,6 3,97 0,51
dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 719,7 879,5 970,6 187,2 189,8 192,6 1,49 0,11

3. Industri Pengolahan 1 599,1 1 806,1 1 972,9 597,1 633,8 670,1 5,73 1,47

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 49,1 56,8 65,1 18,1 18,9 20,1 6,40 0,05

5. Konstruksi 660,9 754,5 861,0 150,0 160,0 172,0 7,50 0,49

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 882,5 1 024,0 1 145,6 400,5 437,2 472,6 8,11 1,44

7. Pengangkutan dan Komunikasi 423,2 491,3 549,1 218,0 241,3 265,4 9,98 0,98
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa
466,5 535,2 598,5 221,0 236,2 253,0 7,15 0,69
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 660,4 784,0 888,7 217,8 232,5 244,7 5,24 0,49

Produk Domestik Bruto (PDB) 6 446,9 7 422,8 8 241,9 2 314,5 2 464,7 2 618,1 6,23 6,23
PDB Tanpa Migas 5 942,0 6 797,9 7 604,8 2 171,1 2 322,8 2 481,0 6,81 -

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibanding tahun 2011,
dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 9,98 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel,
dan Restoran 8,11 persen, Sektor Konstruksi 7,50 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan 7,15 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,40 persen, Sektor Industri Pengolahan
5,73 persen, Sektor Jasa-Jasa 5,24 persen, Sektor Pertanian 3,97 persen, dan Sektor Pertambangan dan
Penggalian 1,49 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2012 mencapai 6,81 persen yang
berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.

Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap total pertumbuhan PDB,
dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,47 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan sumber pertumbuhan
masing-masing 1,44 persen dan 0,98 persen (Tabel 1).

2 Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013


Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012
(persen)

12.0

9.98
10.0

7.50 8.11
8.0
7.15
persen

6.40
5.73
6.0
5.24

3.97
4.0

1.49
2.0 1.47 1.44
0.98
0.51 0.49 0.69 0.49
0.11 0.05
0.0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2012

Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2012 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga
konstan 2000 turun sebesar 1,45 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut
mengikuti pola triwulanan yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada
triwulan III. Kontraksi pada triwulan IV-2012 ini disebabkan Sektor Pertanian mengalami penurunan
cukup signifikan sebesar 23,06 persen karena siklus musiman. Sementara sektor-sektor lainnya selama
triwulan IV-2012 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Konstruksi tumbuh 4,02 persen,
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 3,34 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
tumbuh 2,74 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 2,00 persen, Sektor Jasa-Jasa
tumbuh 1,96 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,41 persen, Sektor Keuangan, Real Estat,
dan Jasa Perusahaan tumbuh 1,23 persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar
0,20 persen (Tabel 2).

Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013 3


Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Triwulan III-2012 Triwulan IV-2012 Triwulan IV-2012
Lapangan Usaha Terhadap Terhadap Terhadap
Triwulan II-2012 Triwulan III-2012 Triwulan IV-2011
(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 6,35 - 23,06 1,98


2. Pertambangan dan Penggalian - 0,52 0,20 0,48
3. Industri Pengolahan 3,86 1,41 6,24
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,98 3,34 7,25
5. Konstruksi 3,72 4,02 7,79
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,99 2,74 7,80
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,20 2,00 9,63
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 2,21 1,23 7,66
9. Jasa-Jasa 1,79 1,96 5,26

Produk Domestik Bruto (PDB) 3,18 - 1,45 6,11


PDB Tanpa Migas 3,42 - 1,39 6,73

Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2012 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011
(y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,11 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor
ekonomi. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 9,63 persen,
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 7,80 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 7,79 persen,
Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tumbuh 7,66 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih tumbuh 7,25 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 6,24 persen, Sektor Jasa-Jasa
tumbuh 5,26 persen, Sektor Pertanian tumbuh 1,98 persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian
tumbuh 0,48 persen.

III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 20102012

Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku
menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu
Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
mempunyai peranan sebesar 52,28 persen pada tahun 2012. Sektor Industri Pengolahan memberikan
kontribusi sebesar 23,94 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
memberikan kontribusi masing-masing sebesar 14,44 persen dan 13,90 persen.

4 Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013


Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 20102012
(persen)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012


(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,29 14,70 14,44


2. Pertambangan dan Penggalian 11,16 11,85 11,78
3. Industri Pengolahan 24,80 24,33 23,94
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,76 0,77 0,79
5. Konstruksi 10,25 10,16 10,45
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,69 13,80 13,90
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,57 6,62 6,66
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,24 7,21 7,26
9. Jasa-Jasa 10,24 10,56 10,78

Produk Domestik Bruto (PDB) 100,00 100,0 100,0


PDB Tanpa Migas 92,17 91,58 92,27

Dibandingkan dengan tahun 2011, pada tahun 2012 terjadi peningkatan peranan pada
beberapa sektor, kecuali: Sektor Pertanian turun dari 14,70 persen menjadi 14,44 persen, Sektor
Pertambangan dan Penggalian turun dari 11,85 persen menjadi 11,78 persen, dan Sektor Industri
Pengolahan turun dari 24,33 persen menjadi 23,94 persen. Peranan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
naik dari 0,77 persen menjadi 0,79 persen, Sektor Konstruksi naik dari 10,16 persen menjadi 10,45
persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran naik dari 13,80 persen menjadi 13,90 persen, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,62 persen menjadi 6,66 persen, Sektor Keuangan Real Estat,
dan Jasa Perusahaan naik dari 7,21 persen menjadi 7,26 persen, dan Sektor Jasa-Jasa naik dari 10,56
menjadi 10,78 persen.

IV. PDB Menurut Penggunaan

PDB atas dasar harga berlaku tahun 2012 sebesar Rp8.241,9 triliun, sebagian besar digunakan
untuk Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp4.496,4 triliun. Komponen
penggunaan lainnya meliputi Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar Rp732,3 triliun,
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik sebesar Rp2.733,2 triliun,
Komponen Perubahan Inventori sebesar Rp178,2 triliun, transaksi Ekspor sebesar Rp1.999,4 triliun,
dan Impor sebesar Rp2.127,5 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2011, PDB atas dasar harga berlaku
meningkat dari Rp7.422,8 triliun menjadi Rp8.241,9 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan
pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel berikut:

Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013 5


Tabel 4
Nilai PDB Menurut Penggunaan Tahun 20102012,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2012
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Komponen
(triliun rupiah) (triliun rupiah) 2012 2012
2010 2011 2012 2010 2011 2012 (persen) (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Konsumsi Rumah Tangga 3 643,4 4 053,4 4 496,4 1 308,3 1 369,9 1 442,2 5,28 2,93

2. Konsumsi Pemerintah 587,3 668,6 732,3 196,5 202,8 205,3 1,25 0,10

3. PMTB 2 065,0 2 372,8 2 733,2 553,4 601,9 660,9 9,81 2,40

4. a. Perubahan Inventori 18,4 70,8 178,2 - 0,6 9,0 53,2 489,24 1,79

b. Diskrepansi Statistik 24,7 152,5 229,9 13,8 2,2 15,7 - -

5. Ekspor 1 584,7 1 955,8 1 999,4 1 074,6 1 221,2 1 245,8 2,01 1,00

6. Dikurangi: Impor 1 476,6 1 851,1 2 127,5 831,4 942,3 1 005,0 6,65 2,54

Produk Domestik Bruto (PDB) 6 446,9 7 422,8 8 241,9 2 314,5 2 464,7 2 618,1 6,23 6,23

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebesar 6,23 persen. Pertumbuhan
ini didukung oleh semua komponen, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh
sebesar 5,28 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 1,25 persen, Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 9,81 persen, dan Komponen Perubahan Inventori sebesar
489,24 persen, sedangkan Komponen Ekspor tumbuh sebesar 2,01 persen, dan Komponen Impor
tumbuh sebesar 6,65 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,23 persen sebagian besar bersumber dari
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, yakni 2,93 persen. Kemudian Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto memberikan sumbangan sebesar 2,40 persen, Komponen Perubahan
Inventori sebesar 1,79 persen, dan Komponen Ekspor sebesar 1,00 persen.

Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Penggunaan
(persen)
Triwulan III-2012 Triwulan IV-2012 Triwulan IV-2012
Komponen terhadap terhadap terhadap
Triwulan II-2012 Triwulan III-2012 Triwulan IV-2011
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 2,59 0,59 5,36
2. Konsumsi Pemerintah - 0,88 37,33 - 3,34
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,79 3,12 7,29
4. Perubahan Inventori - 66,95 - 112,78 94,56
5. Ekspor - 0,45 6,90 0,50
6. Dikurangi: Impor - 8,31 14,47 6,79

Produk Domestik Bruto (PDB) 3,18 -1,45 6,11

6 Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013


Pertumbuhan (q-to-q) beberapa komponen penggunaan pada triwulan IV-2012 dibandingkan
dengan triwulan III-2012 mengalami peningkatan, kecuali Komponen Perubahan Inventori yang
mengalami kontraksi sebesar 112,78 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2012
terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yaitu sebesar 37,33 persen. Komponen
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto masing-
masing meningkat sebesar 0,59 persen dan 3,12 persen. Komponen Impor yang mengalami
peningkatan sebesar 14,47 persen jauh melebihi peningkatan Komponen Ekspor yang hanya mencapai
6,90 persen.

PDB menurut penggunaan pada triwulan IV-2012 terhadap triwulan IV-2011 (y-on-y) juga
mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen Komponen
Perubahan inventori, yakni mencapai 94,56 persen. Namun peranan komponen ini terhadap PDB
relatif kecil. Sedangkan pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada Komponen Pembentukan Modal
Tetap Bruto sebesar 7,29 persen. Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh Komponen Impor
sebesar 6,79 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,36 persen, dan
Komponen Ekspor sebesar 0,50 persen. Sementara itu, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
mengalami pertumbuhan minus 3,34 persen.

Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan (harga berlaku), Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia dengan
proporsi sebesar 54,61 persen pada tahun 2011 dan 54,56 persen pada tahun 2012. Komponen Ekspor
juga mengalami penurunan dari 26,35 persen menjadi 24,26 persen. Demikian halnya dengan
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang turun dari 9,01 persen menjadi 8,89 persen.
Sebaliknya, pada periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami peningkatan. Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto meningkat dari 31,97 persen menjadi 33,16 persen, Komponen
Perubahan Inventori meningkat dari 0,95 persen menjadi 2,16 persen, dan Komponen Impor
meningkat dari 24,94 persen menjadi 25,81 persen.

Tabel 6
Struktur PDB Menurut Penggunaan Tahun 20102012 (persen)

Komponen 2010 2011 2012


(1) (2) (3) (4)

1. Konsumsi Rumah Tangga 56,51 54,61 54,56


2. Konsumsi Pemerintah 9,11 9,01 8,89
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 32,03 31,97 33,16
4. a. Perubahan Inventori 0,28 0,95 2,16
b. Diskrepansi Statistik 0,38 2,06 2,79
5. Ekspor Barang dan Jasa 24,58 26,35 24,26
6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa 22,90 24,94 25,81

Produk Domestik Bruto (PDB) 100,00 100,00 100,00

Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013 7


V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita

PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2012, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp33,3
juta (US$3.562,6) dengan laju peningkatan sebesar 9,58 persen dibandingkan dengan PDB per kapita
tahun 2011 yang sebesar Rp30,4 juta (US$3.498,2). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari
Rp29,6 juta (US$3.398,5) pada tahun 2011 menjadi Rp32,4 juta (US$3.459,4) pada tahun 2012 atau
terjadi peningkatan sebesar 9,52 persen.
Tabel 7
PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 20102012

Uraian 2010 2011 2012


(1) (2) (3) (4)
PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 26,8 30,4 33,3
- Indeks Peningkatan (persen) 13,27 13,58 9,58
- Nilai (US$) 2 977,0 3.498,2 3.562,6
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 26,0 29,6 32,4
- Indeks Peningkatan (persen) 14,09 13,53 9,52
- Nilai (US$) 2.930,5 3.398,5 3.459,3

VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-2012

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV-2012 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
sebesar 57,51 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,91 persen, Pulau Kalimantan
9,03 persen, Pulau Sulawesi 4,86 persen dan sisanya 4,69 persen, di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar
di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,76 persen), Jawa Timur (14,89 persen), dan Jawa Barat (13,91
persen). Kemudian di Pulau Sumatera urutannya adalah Riau (7,08 persen), Sumatera Utara (5,30
persen), dan Sumatera Selatan (3,05 persen).
Tabel 8
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
Triwulan IV
Wilayah/Pulau 2010 2011 2012
2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumatera 23,12 23,56 23,77 23,64 23,91
Jawa 58,06 57,59 57,63 57,38 57,51
Bali dan Nusa Tenggara 2,73 2,56 2,51 2,58 2,55
Kalimantan 9,15 9,55 9,30 9,78 9,03
Sulawesi 4,52 4,61 4,73 4,65 4,86
Maluku dan Papua 2,42 2,13 2,06 1,97 2,14
Indonesia 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

8 Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013


Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam sektor primer (Sektor
Pertanian dan Sektor Pertambangan), sektor sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan sektor tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor
Keuangan, dan Sektor Jasa-Jasa), secara spasial sektor primer lebih didominasi oleh wilayah luar Jawa
(74,20 persen). Sedangkan sektor sekunder dan tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang
terbesar yaitu masing-masing sebesar 65,94 persen dan 66,15 persen.

Tabel 9
Peranan Wilayah Menurut Kelompok Sektor Triwulan IV-2012
(persen)

Kelompok Sektor
Wilayah
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4)
Jawa 25,80 65,94 66,15
Luar Jawa 74,20 34,06 33,85

Total 100,00 100,00 100,00

Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013 9

Anda mungkin juga menyukai