Anda di halaman 1dari 14

METODE GRAVITAS

UNTUK EXPLORASI
TAMBANG
Metode Gravitas

5.1 PENDAHULUAN

Metode gravity adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan untuk
mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan densitas antar
batuan. Dalam prakteknya, metode ini mempelajari perbedaan medan gavitasi dari satu
titik terhadap titik observasi lainnya. Sehingga sumber yang merupakan suatu zona
massa dibawah permukaan bumi akan menyebabkan suatu gangguan pada medan
gravitasi. Gangguan medan gavitasi ini-lah yang disebut sebagai anomali gravity.

Secara prinsip, metode gravity digunakan karena kemampuannya dalam membedakan


densitas dari suatu sumber anomali terhadap densitas lingkungan sekitarnya. Dari
variasi densitas tersebut dapat diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu
daerah.

Dalam suatu eksplorasi, baik dalam mencari minyak bumi maupun mineral, metode
gravity ini banyak digunakan pada tahap penelitian pendahuluan.

5.2 TEORI DASAR

Dasar teori yang digunakan dalam metode gavity adalah hukum Newton tentang
gravitasi bumi. Jika dua benda dengan massa m 1 dan m2 dipisahkan oleh jarak r, maka
gaya tarik menarik (F) antara kedua benda tersebut adalah :
mm
F 1 2 r (5-1)
r2
dengan r = satuan vektor dari m1 ke m2 dan
= 6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 = konstanta gravitasi

Bila bumi dianggap bulat, homogen dan tidak berotasi maka :


M
F gm (5-2)
R2
5-1
Metode Gravitas

Akan tetapi pada kenyataannya, bumi lebih mendekati bentuk spheroid, relief
permukaannya tidak rata, berotasi, ber-revolusi dalam sistem matahari serta tidak
homogen, sehingga variasi gravity disetiap titik dipermukaan bumi dipengaruhi oleh
berbagai faktor :
1. Lintang
2. Ketinggian
3. Topografi
4. Pasang surut
5. Variasi densitas bawah permukaan
Dalam melakukan survei gravity diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas
bawah permukaan. Sehingga pengaruh 4 faktor lainnya harus dikoreksi atau
dihilangkan dari harga pembacaan alat.

Untuk itu diperlukan berbagai koreksi :

a. Koreksi Spheroid dan Geoid.


Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa bentuk bumi lebih mendekati bentuk
spheroid, sehingga digunakan spheroid referensi sebagai pendekatan untuk muka
laut rata-rata (geoid) dengan mengabaikan efek benda diatasnya. Spheroid
referensi (g lintang) diberikan oleh persamaan GRS67 (Geodetic Reference System
1967) :

g() 978031.8 1 0.005304sin2 0.0000059sin2 2 (5-3)
dengan adalah sudut lintang dalam radian.

b. Koreksi Pasang Surut (Tidal)


Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek gravity benda-benda di luar bumi
seperti matahari dan bulan. Efek gravity bulan di titik P pada permukaan bumi
diberikan oleh persamaan potensial berikut ini:
3
c 1 2 1 2 2 2
Um G(r ) 3 3 sin 3 sin sin 2 sin cos t cos cos cos2t
R
(5-4)
dimana : = lintang, = deklinasi, t = moon hour angle, c = jarak rata-rata
ke bulan.

5-2
Metode Gravitas

c. Koreksi Apungan (Drift)


Koreksi apungan diberikan sebagai akibat adanya perbedaan pembacaan gravity
dari stasiun yang sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena
adanya guncangan pegas alat gravimeter selama proses transportasi dari satu
stasiun ke stasiun lainnya. Untuk menghilangkan efek ini, akusisi data didesain
dalam suatu rangkaian tertutup, sehingga besar penyimpangan tersebut dapat
diketahui dan diasumsikan linier pada selang waktu tertentu (t).
g g1
drift n (t n t 1) (5-5)
t n t1

d. Koreksi Udara Bebas (Free-Air Correction)


Merupakan koreksi pengaruh ketinggian terhadap medan gravitasi bumi, yang
merupakan jarak stasiun terhadap spheroid referensi. Besarnya faktor koreksi
(Free Air Correction/FAC) untuk daerah ekuator hingga lintang 45 o atau -45o
adalah 0,3085 mGal/m. Sehinga besarnya anomali pada posisi tersebut menjadi
FAA (Free Air Anomali), yaitu:
FAA (R h) gobs g(R) 0,3085h (5-6)

e. Koreksi Bouguer (Bouguer Correction/BC)


Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan benda berupa slab tak
berhingga yang besarnya diberikan oleh persamaan:
BC 0,04185h (5-7)
dengan h adalah elevasi dan adalah massa jenis.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengestimasi rapat massa adalah
metode Nettleton. Dalam metode ini dilakukan korelasi silang antara perubahan
elevasi terhadap suatu referensi tertentu dengan anomali gravity-nya, sehingga
rapat massa terbaik diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai dengan
persamaan:
n
( g) i hi
k i1 (5-8)
n
hi
2
i1

5-3
Metode Gravitas

Selain metode Nettletons, estimasi rapat massa dapat pula diturunkan melalui
metode Parasnis. Selanjutnya, setelah BC diberikan, anomaly gravity menjadi
Simple Bouguer Anomaly :
SBA FAA BC (5-9)

f. Koreksi Medan (Terrain Correction)


Koreksi ini diterapkan sebagai akibat dari adanya pendekatan Bouguer. Bumi
tidaklah datar tapi berundulasi sesuai dengan topografinya. Hal ini yang bersifat
mengurangi dalam SBA (Simple Bouguer Anomaly), sehingga dalam penerapan
koreksi medan, efek gravity blok-blok topografi yang tidak rata harus ditambahkan
terhadap SBA. Dengan demikian anomali gravity menjadi:
CBA SBA TC
CBA gobs g 0,3085h BC TC (5-10)
dengan CBA adalah Complete Bouguer Anomaly dan TC adalah Terrain
Correction. Perhitungan TC ini dapat menggunakan Hammer chart seperti pada
Gambar 5-1.

16 M
15 1
2
L
14
K 3

13
J
4
Gambar 5-1 Hammer
12 5 chart yang digunakan
untuk menghitung
11 6
koreksi medan
10 7
9 8

Berdasarkan besarnya radius dari titik pengukuran gravity, Hammer Chart tersebut
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Inner Zone
Memiliki radius yang tidak terlalu besar sehingga bisa didapatkan dari

5-4
Metode Gravitas

pengamatan langsung di lapangan. Dapat dibagi menjadi beberapa


zona:
- Zona B : radius 6,56 ft dan dibagi menjadi 4 sektor.
- Zona C : radius 54,6 ft dan dibagi menjadi 6 sektor.
2. Outer Zone
Zona ini memiliki radius yang cukup jauh, sehingga biasanya
perbedaan ketinggian dengan titik pengukuran gravity menggunakan
analisa peta kontur. Outer Zone dibagi menjadi beberapa zona:
- Zona D : radius 175 ft dan dibagi menjadi 6 sektor.
- Zona E : radius 558 ft dan dibagi menjadi 8 sektor.
- Zona F : radius 1280 ft dan dibagi menjadi 8 sektor.
- Zona G : radius 2936 ft dan dibagi menjadi 12 sektor.
- Zona H : radius 5018 ft dan dibagi menjadi 12 sektor.
- Zona I : radius 8575 ft dan dibagi menjadi 12 sektor.
- Zona J : radius 14612 ft dan dibagi menjadi 12 sektor.
- Zona K sampai M, masing-masing dibagi 12 sektor.

Untuk menghitung Terrain Correction (TC) tiap sektor dapat digunakan


persamaan:

TC 0,04191 r2 r1 r12 z2 r22 z2 (5-11)
n
Terrain correction untuk masing-masing stasiun pengukuran gravity adalah total
dari TC sektor-sektor dalam satu stasiun pengukuran tersebut.

Selain koreksi-koreksi diatas, terdapat beberapa koreksi lain dalam metode gravity :

a. Koreksi Eotvos
Koreksi ini dilakukan pada survey gravity yang dilakukan di laut (marine survey)
dengan menggunakan kapal. Persamaannya adalah:
EC 7,503v sin cos 0,004154v 2 (5-12)
dengan v kecepatan kapal (knot), arah kapal, dan lintang.

5-5
Metode Gravitas

b. Faktor Koreksi Kalibrasi


Kalibrasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa konstanta pegas dari suatu
gravimeter berubah terhadap waktu. Kalibrasi ini adalah suatu proses untuk
mendapatkan hasil pembacaan dalam mGal yang sesuai dengan standard awal atau
untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang sesuai dengan kondisi awal gravimeter
tersebut. Besarnya faktor kalibrasi adalah:
gobs
FKK (5-13)
gR
dengan : gobs selisih pembacaan di St.1 dan St.N alat yang dikalibrasi.
gR selisih St.1 dan St.N referensi (diketahui).
Faktor Koreksi Kalibrasi ini kemudian dikalikan pada hasil pembacaan alat di
lapangan.

5.3 PENGAMBILAN DATA

Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah:


1. Gravimeter La Coste Romberg G-502
2. Piringan
3. Altimeter
4. GPS
5. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun pengukuran

Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai
berikut :
1. Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi
absolutnya, misalnya IGSN71
2. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang
telah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
3. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat
faktor yang lainnya.

Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.

5-6
Metode Gravitas

Gambar 5.2 Gravimeter La Coste Romberg,


alat yang digunakan dalam pengambilan data

5.4 PENGOLAHAN DATA & INTERPRETASI

Dalam survey gravity, data yang pertama kali harus didapatkan adalah nilai g observasi
di base stasion, sebagai acuan untuk stasiun-stasiun berikutnya. Setelah pembacaan
alat (dalam mGal) untuk tiap-tiap stasiun yang menjadi target pengukuran, maka dapat
dilakukan proses pengolahan data dengan langkah pengerjaan sebagai berikut:
a. Skala mGal.
Konversi dari pembacaan alat ke mGal dengan menggunakan suatu bentuk
perumusan tertentu berdasarkan nilai pembacaan yang didapatkan dalam
pengukuran disetiap stasiun.
b. Perhitungan g Normal gN
gN skala(mGal ) tidal mGal.
c. Perhitungan Drift
gN gNawal
Drift akhir t stasiunn t awal mGal.
t
akhir t awal

5-7
Metode Gravitas

d. Perhitungan g Koreksi
gkoreksi gN drift mGal.
e. Perhitungan g
g g koreksi ke-n - g koreksi awal mGal.
f. Perhitungan g observasi (gobs)
gobs = gobs base st. + g mGal
g. Perhitungan g lintang

g() 978031.8 1 0.005304sin2 0.0000059sin2 2 mGal
h. Perhitungan koreksi udara bebas (FAC).
FAC 0.3085h mGal
i. Perhitungan free air Anomaly (FAA)
FAA gobs g FAC mGal
j. Perhitungan Bougueur Correction (BC)
k. Perhitungan Simple Bougueur Anomaly (SBA)
l. Perhitungan Terrain Correction (TC) untuk masing-masing stasiun
pengukuran
m. Perhitungan Complete Bouguer Anomaly (CBA)
n. Pemisahan CBA Regional dan Residual. Pemisahan ini dapat dilakukan
dengan beberapa metode, diantaranya metode Moving Average, Persamaan
Polynomial, Second Vertical Derivatif, dll.

Tabel 5-1 Contoh format pengolahan data gravity dalam tabel


Lintang (f)
Baca Alat

Konversi

g-normal
Bujur (b)
Stasion

Elevasi
Waktu

Pasut

g-obs

FAC

FAA
Drift

BC

BA
No

TC

5-8
Metode Gravitas

Untuk interpretasi dan pemodelan, dapat digunakan contoh model gravity sederhana
seperti dalam Tabel 5.2 dan Gambar 5.3 di bawah ini.

Tabel 5-2. Anomali gravity yang diasosiasikan dengan bentuk geometri


sederhana (Reynold, 1997)

Model Anomali gravity maksimum Keterangan


Bola gmaks 4 / 3 G r 3 / z 2 z 1.305 x 1/2 m

Silinder horizontal gmaks 2 G r 2 / z z x 1/2

Silinder vertikal gmaks 2 G s1 d Jika L tak hingga


gmaks 2 G r Jika d = 0
gmaks 2 G L s1 s2 Jika L berhingga

z x 1/2 3

Buried slab gmaks 2 G L Untuk L = 1000 m dan


(bouguer plate) = 0.1 Mg/m3,
gmaks 42 g.u.
Slab tak berhingga gmaks 2 G D d
Prisma rectangular r r
horizontal gmaks 2 G x ln 1 4

r2 r3
r
b ln 2 D 2 1 d 1 3
r1
Prisma rectangular d L >> b
gmaks 2 G b ln
vertikal L

5-9
Metode Gravitas

g c)
g 1 Silinder
horizontal d
a)
max
x - D
0.5
gmax sphere
x
-2 -1 0 x 1 2 / g
z d)

z
h
z = Kedalaman pusat
massa x
P
r1 d

r2 b Prisma 2D
g
dengan L >>b
b) 1 L

0.5

e) g

x/z
-3 -2 -1 0 1 2 3
S1 d
r
P x O x
r3 d
L S2 Silinder r1 D
vertikal r2
L

Gambar 5.3 Estimasi bentuk geometri sederhana dari anomali gravity


(Reynold, 1997)

5-10
Metode Gravitas

ANTIKLIN KUBAH GARAM


a) a)

b)
b) 1
21

c) c)

Gambar 5.4 Contoh penerapan model sederhana pada struktur geologi (a),
dan pemilihan aplikasi model sederhana pada bentuk struktur (b & c)

Pengamatan

100
0 Gal
Model
- 100
- 200

1 3 5 7 9
km
0

= 2.0 gr/cc
200 m
= 2.07 gr/cc Qa

Qtd 400

Gambar 5-5. Contoh interpretasi penampang anomali gravity


daerah Semarang

5-11
Metode Gravitas

A A
100
mGal Cal

95 Obs

90

G. Pencil
A 85
0 500 1000 1500 2000 2500
1000 meter
Trenggulun
Trenggulun Karangsambung

200
2.5 2.3-2.4
m 0 2.8-2.9 2.8
500 Dakah 1
-200 2.4
-400 2.67
-600
0 500 1000 1500 2000
0

Pratersier
500 m
Volc. Neck (?)
G. Parang
-500

Binangun

-1000
Heterogen
Karang Sambung

A
-1500
-1000 -500 0 500

Gambar 5.6 Contoh kontur anomali gravity (a) dan


hasil interpretasinya (b)

5-12
Metode Gravitas

REFERENSI

1. Blakely, Richard.J, 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic


Application, Cambridge Univ. Press.
2. Dobrin, Milton. B., and Savit, C.H., 1998, Introduction to Geophysical
Prospecting, McGraw-Hill, Inc.
3. Grant, F.S. and West, G.F., 1965, Interpretation Theory in Applied
Geophysics, McGraw-Hill, Inc.
4. Reynolds, J.M., 1997, An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics, John Wiley & Sons.
5. Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. and Keys, D.A., 1991, Applied
Geophysics, Cambridge Univ. Press.

5-13

Anda mungkin juga menyukai