Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. An. Kelvin Anak ke-2 8 tahun Laki-laki Kelas 2 SD Penyemir Rp. 10.000,-
Sanjaya dari 4 Sepatu -15.000,- per
bersaudara hari
2. An. Riki Anak ke-5 11 Laki-laki Putus sekolah Penyemir Rp. 10.000,-
Putra dari 7 tahun kelas 5 SD Sepatu -15.000,- per
bersaudara hari
Fase 4. Diagnosa Pendidikan dan Organisasi
Predisposing faktor :
- Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan sulitnya mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak
- Rendahnya tingkat pendidikan orang tua menjadi faktor pendukung
sulitnya meningkatkan kualitas hidup keluarga sehingga hal ini dapat
memicu ikut mempekerjakan anak di bawah umur dengan tujuan dapat
menambah penghasilan keluarga. Selain itu tingkat pendidikan orang
tua dapat mempengaruhi ketidaktahuan cara mendidik anak serta
menurunkan motivasi anak untuk belajar dan sekolah.
- Minat untuk sekolah sudah tidak ada dan digantikan dengan minat
untuk mencari uang.
- Sikap orangtua yang tidak mempermasalahkan anaknya kerja di jalan
Enabling :
- Tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
berobat
- Adanya teman yang mengajak dan yang memiliki permasalahan yang
sama
- Adanya organisasi yang menjanjikan banyak hal pada anak-anak agar
kerja di jalan
Reinforcing :
- Adanya sikap para orang tua yang mendorong anak-anaknya agar
kerja di jalan
- Tidak ada yang melarang anak-anak untuk bekerja di jalan
- Krisis moneter dan kemiskinan
Fase 6. Implementasi
Beberapa program yang akan dilakukan sebagai alternatif pemecahan
prioritas masalah adalah:
Tujuan program:
a. Tujuan umum
Meningkatkan sumber pendapatan keluarga agar menurunkan jumlah
pekerja anak.
b. Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas warga dalam upaya usaha
peningkatan ekonomi keluarga dan masyarakat
Menggiatkan program wajib belajar bagi anak-anak dibawah umur
Sasaran program:
Seluruh bapak dan ibu di Kecamatan 4 Ulu.
Seluruh anak-anak jalanan
Isi program:
Program pelatihan dan pemberdayaan tenaga kerja
Program pengenalan dan pendalaman lapangan kerja yang
memungkinkan bagi orangtua anak-anak jalanan
Program pendidikan gratis dan pengenalan lapangan kerja yang lebih
layak bagi anak-anak jalanan
Program pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak-anak jalanan
Media:
Melalui diskusi grup secara individual dan komunitas.
Melalui kelompok-kelompok kecil dengan pengajar untuk anak jalanan.
Melalui peran ibu-ibu pkk sebagai kader kesehatan untuk membantu
petugas kesehatan memeriksa kesehatan
Melalui media cetak seperti televisi dan radio untuk mengajak
masyarakat untuk menyelamatkan anak-anak jalanan dan bukan
memandang sebelah mata
Merubah pola pikir para orang tua anak jalanan, bagaimana aspirasi orang
tua terhadap anaknya, apa yang diinginkan dari anaknya. Kegiatan pelayanan
yang diberikan oleh para pekerja sosial adalah memberikan bimbingan mental
kepada orang tua anak jalanan berupa pengajian dan ceramah agama yang
berkaitan dengan peran dan tanggung jawab orang tua terhadap anak sebagai
tujuan utama, disamping itu diberikan bantuan sembako dan modal untuk usaha
ekonomi produktif dalam rangka penguatan fungsi keluarga/orang tua.
3. Rencana Pembiayaan
1. Sumber dana
Sumber dana dalam penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan
diperoleh melalui:
a. Kas Puskesmas
b. Swadaya masyarakat
c. Instansi-instansi terkait
Suatu diagnosis komunitas yang baik diharapkan dapat bersifat luas dan
mencakup berbagai aspek komunitas seperti budaya, struktur sosial, peran
komunitas, dan lain sebagainya; sebuah diagnosis komunitas yang baik harus
dapat memberikan suatu bayangan bagi para perencana program akan bagaimana
kehidupan di daerah tersebut, masalah-masalah kesehatan yang penting, intervensi
2
yang paling mungkin berhasil, dan cara evaluasi program yang baik.
Faktor keluarga juga tidak kalah mendukung seorang anak menjadi anak
jalanan. Tidak sedikit anak yang hidup dan tumbuh dalam lingkungan yang tidak
kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi anak jalanan.
Banyak anak jalanan berasal dari keluarga yang diwarnai konflik,
ketidakharmonisan, tidak adanya dukungan dan afeksi yang diberikan orang tua,
pola asuh yang terkadang semakin diperparah dengan kekerasan fisik dan
emosional, berpotensi mendorong anak lari meninggalkan rumah. Kondisi ini
terjadi secara bersamaan mendorong timbulnya tekanan yang begitu besar pada
anak sehingga meninggalkan rumah dan melarikan diri ke jalan untuk mencari
kebebasan, perlindungan dan dukungan dari jalanan dan dari rekan-rekan
3
senasibnya.
Ketiga, faktor pergaulan yaitu pengaruh teman yang sudah lebih dahulu mengenal
dunia jalanan. Mereka hidup di jalan dan melakukan aktivitas yang mayoritas
dipandang negatif oleh norma masyarakat. Rata-rata mereka membentuk
komunitas tersendiri di luar kelompok masyarakat seperti geng. Geng dalam
komunitas anak jalanan berfungsi sebagai keluarga bayangan bagi anak-anak yang
bermasalah. Komunitas tersebut juga melahirkan strata dan aktivitas yang sering
bertentangan dengan norma masyarakat. Hal ini memicu konflik seperti
3
pemerasan dan perkelahian antar kelompok, dengan menggunakan senjata tajam.
- Absenteeism,
- Achievement,
- Aesthetics,
- Alienation,
- Comfort
- Crime,
- Employment,
- Discrimination,
- Happiness
- Hostility,
- Legitimacy,
- Performance,
- Riots
- Self esteem,
- Unemployment,
- Votes,
- Welfare
Data dapat dikumpulkan dari sensus ataupun vital statistik yang tersedia,
ataupun dengan melakukan pengumpulan data langsung dari masyarakat
menggunakan teknik wawancara dan Focus Group Discussion (FGD).
Vital Indicators:
1. Disability
2. Discomfort
3. Fertility
4. Fitness
5. Morbidity
6. Mortality
7. Physiological risk factors
Dimensions:
1. Distribution
2. Duration
3. Functional level
4. Incidence
5. Intensity
6. Longevity
7. Prevalence
Behavioral Indicator
1. Compliance
2. Consumption pattern
3. Loping
4. Preventive actions
5. Self care
6. Utilization
Dimensions:
1. Frequency
2. Persistence
3. Promptness
4. Quality
5.Range
Environmental Indicators
1. Economic
2. Physical
3. Services
4. Social
Dimensions:
1. Access
2. Affordability
Tahap 6 Implementasi
Tindakan mengubah tujuan program ke dalam tindakan melalui perubahan
kebijakan, regulasi dan organisasi (Green & Kreuter, 1991, p.432) Pemilihan
metode dan strategi intervensi, misalnya, pendidikan dan/atau sumber daya
lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Banyak permasalahan yang menjadikan anak-anak menjadi anak jalanan.
Permasalahan-permasalahan ini tidak pelak merupakan fakta yang belum bisa
terselesaikan sampai saat ini. Permasalahan yang diangkat pada laporan ini adalah
desakan ekonomi yang merupakan salah satu dari determinan sosial kesehatan.
Desakan ekonomi membuat anak-anak dengan usia mereka yang masih muda dan
memiliki kesempatan untuk meraih cita-cita justru menjadi tumpuan keluarga
untuk mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jalanan
dipilih karena anggapan mereka banyak rezeki yang didapat. Pemecahan masalah
desakan ekonomi pada anak jalanan didasarkan pada teori perilaku Lawrence
Green Dampak dan hasil diharapkan dapat terlaksana melalui setiap intervensi-
intervensi melalui program yang terlah direncanakan.
4.2 Saran
Diagnosis komunitas terhadap anak jalanan sangat terbatas jumlahnya.
Ironi anak-anak sebagai generasi penerus dan harapan bangsa yang banyak
bergeser menjadi sampah negara harus dihilangkan melalui intervensi-intervensi
terhadap permasalahan-permasalahan yang didapat dari diagnosis komunitas.
Semua lapisan masyarakat diharapkan tidak memandang anak jalanan sebelah
mata dan wajib ikut serta menjalankan program intervensi yang dilakukan
pemerintah untuk mengurangi prevalensi anak jalanan dan permasalahannya di
Indonesia.
LAMPIRAN