Anda di halaman 1dari 22

i

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN PROPAGUL Rhizopora sp SEBAGAI BIOETANOL
YANG RAMAH LINGKUNGAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM- GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Rezy Sri Rahayu 4131220006
Ainun Mardiah Hasibuan 4133220002
Kamalia Permata Sari 4143141030
Rischa Putri Anandra 4163141041

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
2017
ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAGIAN INTI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
Tujuan ....................................................................................................... 2
Manfaat ..................................................................................................... 2
GAGASAN
Kondisi Terkini ......................................................................................... 4
Solusi yang Pernah Diterapkan ................................................................. 4
Kondisi Kikinian yang Dapat Diperbaiki.................................................. 5
Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan ......................................................... 5
Langkah Strategis Yang Dilakukan .......................................................... 7
KESIMPULAN
Prediksi Hasil yang Diperoleh .................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hutan mangrove merupakan ekosistem peralihan antara komponen darat


dan laut. Mangrove tersebut mempunyai manfaat ganda dan merupakan mata
rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di
suatu perairan. Ditinjau dari segi potensinya maka dapat dibedakan menjadi 2
aspek yaitu ekologis dan ekonomis. Dalam potensial ekologis maka mangrove
berperan dalam kemampuan mendukung eksistensi lingkungan fisik dan
lingkungan biota. Sedang potensi ekonomi ditunjukkan dengan kemampuannya
dalam menyediakan produk dari hutan mangrove yang secara ekonomis potensial
dapat langsung diambil adalah hasil hutan dan produksi perikanan mangrove
(Soeroyo, 1992).
Hutan mangrove atau yang biasa disebut hutan bakau, walaupun
penyebutan hutan bakau itu tidak pas sebenarnya karena bakau hanya merupakan
salah satu dari jenis mangrove itu sendiri yaitu jenis Rhizopora sp. Hutan
mangrove merupakan tipe hutan yang khas dan tumbuh disepanjang pantai atau
muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak
dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah
yang landai di daerah tropis dan sub tropis (FAO, 2007).
Beberapa jenis dari Rhizophoraceae yaitu Rhizophora mucronata, R.
apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza dengan propagul sebagai sarana
perkembangbiakan. Perakarannya yang dapat memecah ombak air laut pasang.
Namun banyaknya jumlah propagul yang dihasilkan tidak sebanding dengan
pemanfaatannya. Sebagian masyarakat memanfaatkan Rhizopora sp. sebagai
bahan tepung, olahan makanan dan pakan ternak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Purwaningsih (2013) bahwa
propagul Rhizopora sp. terdapat kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu sekitar
63,50%. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Helmy (2012) bahwa
buah lindur (B. gymnorrhiza) dapat dijadikan sebagai bahan baku penghasil etanol
(bioetanol). Rhizopora sp. dan Bruguiera gymnorrhiza tergabung dalam satu
family yang memungkinkan bahwa Rhizopora sp. juga berpotensi sebagai bahan
dasar bioetanol. Bioetanol adalah etanol (alkohol) yang diproduksi dari proses
fermentasi dengan bantuan makhluk hidup. Bahan-bahan yang bisa digunakan
sebagai penghasil bioetanol biasanya mengandung karbohidrat, misalnya pati,
gula dan selulosa (Caylak et al. 1998). Kandungan karbohidrat yang tinggi
menjadikan buah ini digunakan sebagai sumber alternatif pembuatan bioetanol.
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan Kelimpahan propagul
Rhizopora sp. pada daerah pesisir sangat tinggi dikarenakan seringnya dilakukan
pelestarian terhadap ekosistem mangrove yang menyebabkan kelimpahan
propagul Rhizopora sp. menjadi meningkat dan kurangnya pengetahuan
2

masyarakat dalam memanfaatkan kelimpahana propagul yang ada sehingga


pemanfaatan propagul Rhizopora sp. kurang maksimal.
Sementara itu diketahui bahwa propagul Rhizopora sp. memiliki
kandungan yang dapat dimanfaatkan sebagai bermacam macam bentuk salah
satunya bahan tepung, olahan makanan dan pakan ternak. Untuk meningkatkan
nilai guna dari kelimpahan propagul Rhizopora sp. tersebut maka kami membuat
suatu upaya pemanfaatan lain dari propagul Rhizopora sp. sebagai bahan baku
pembuatan bioetanol.
Etanol dapat diperoleh melalui proses fermentasi dan sintesis. Proses
pembuatan etanol untuk skala industri biasanya menggunakan bantuan
mikroorganisme untuk merubah bahan dasar yang mengandung gula menjadi
ethanol. Pada umumnya bahan baku untuk membuat bioetanol diperoleh dari tetes
atau molase, dimana tetes juga merupakan bahan yang dibutuhkan untuk industri
lain seperti pembuatan bir dan pembuatan bumbu masak. Karena banyaknya
kebutuhan industri yang menggunakan tetes sebagai bahan baku, maka secara
tidak langsung persediaan tetes akan semakin habis. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pembaharuan atau alternatif bahan.
Selain berfungsi untuk meningkatkan nilai guna dari propagul tersebut, hal
ini juga berpotensi untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pesisir dan
memberikan nilai ekologi berupa dominansi Rhizopora sp. terhadap tumbuhan
mangrove lainnya. Agar pertumbuhan dan letak zonasi mangrove dapat tersebar
secara merata. Pemanfaatan ini hanya dilakukan pada ekosistem mangrove yang
sesuai agar tidak merusak vegetasi yang ada atau menurunkan nilai fungsional
dari ekosistem tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka kami membuat sebuah
gagasan berupa Pemanfaatan propagul Rhizopora sp. sebagai bahan dasar
bioetanol.

Tujuan :
Adapun tujuan dari pemanfaatan propagul Rhizopora sp. ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai informasi bahwa propagul Rhizopora sp. dapat digunakan sebagai
bahan alternatif dalam pembuatan bioetanol
2. Sebagai informasi bahwa pemberdayaan propagul Rhizopora sp. dapat
mengatasi kelimpahan propagul Rhizopora sp. di suatu daerah pesisir

Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan program ini adalah sebagai
berikut:
Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa, program ini sangat berguna untuk mengkaji sumber daya
alam yang tidak termanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu,
3

program ini juga dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan baru dari
sumber daya alam tersebut sehingga berguna bagi masyarakat luas.

Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, program ini sangat bermanfaat dalam hal ekonomi dan
membantu masyarakat pengolahan bahan bakar baru pengganti minyak tanah
maupun gas. Serta dapat memberi gagasan baru pada masyarakat untuk
memanfaatkan propagul Rhizopora sp.
4

GAGASAN

Kondisi Terkini Masyarakat Terkait Pemanfaatan Propagul Rhizopora sp.

Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang mempunyai


berbagai keragaman potensi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh
masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat
yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove (Kustanti, 2011). Rhizophora sp.
merupakan salah satu jenis tanaman mangrove, yaitu kelompok tanaman tropis
yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam (Irwanto, 2006).
Secara sosial, hutan mangrove juga dapat melestarikan adanya keterkaitan
hubungan sosial dengan masyarakat setempat. Karena banyak di antara mereka
yang membutuhkan mangrove sebagai tempat mencari ikan, kepiting, udang,
maupun mendapatkan kayu dan bahan untuk obat-obatan serta menjadi bahan
olahan makanan.
Sebagian masyarakat didaerah pesisir memanfaatkan Propagul Rhizopora
sp. sebagai bahan makanan misalnya pembuatan tepung yang nantinya akan
dijadikan makanan ringan, sebagai pengganti nasi dan sebagai pembibitan yang
nantinya akan dijual kembali dalam acara - acara penanaman mangrove.
Banyak hal yang melatarbelakangi masyarakat jarang menggunakan buah
Rhizopora sp. adalah terbatasnya pengetahuan. Pada umumnya masyarakat pesisir
pantai kebanyakan dari kalangan yang kurang berpendidikan sehingga mereka
tidak mengetahui manfaat lain dari buah mangrove. Hal inilah yang menyebabkan
para petani hanya fokus terhadap kayu dan buahnya yang dimanfaatkan sebagai
makanan olahan saja, tanpa mereka tahu bahwa Rhizopora sp. juga memiliki
potensi sebagai bahan dasar bioetanol pengganti sumber energi yang ramah
lingkungan.

Solusi yang Pernah Diterapkan dalam Pemanfaatan Propagul Rhizopora sp.

Pada saat ini solusi pada Rhizopora sp. pemanfaatannya belum maksimal
di lakukan oleh masyarakat terutama pada buahnya. Masyarakat lebih banyak
memanfaatkan kayunya digunakan sebagai bahan bakar, bahan membuat perahu,
lem, bahan pewarna kain, dan daunnya sebagai bahan obat - obatan dan lain-lain
(Dahuri dkk., 2001).
Sebagian masyarakat memanfaatkan buahnya sebagai bahan makanan
misalnya pembuatan tepung yang nantinya akan dijadikan makanan ringan,
sebagai pengganti nasi dan sebagai pembibitan yang nantinya akan dijual kembali
dalam acara - acara penanaman mangrove.
Buah mangrove secara tradisional diolah menjadi kue, cake, dicampur
dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa (Sadana, 2007)
5

mengandung energi dan karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan melampaui


berbagai jenis pangan sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi masyarakat
seperti beras, jagung singkong atau sagu.

Kondisi terkini yang dapat diperbaiki Melalui Gagasan yang Diajukan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Helmy (2012) bahwa buah
lindur (B. gymnorrhiza) dapat dijadikan sebagai bahan baku penghasil etanol
(bioetanol). Untuk itu penulis mengajukan gagasan pada usulan program ini
dengan membuat sebuah inovasi baru yang akan membuat Propagul Rhizopora
sebagai bahan dasar bioetanol karena Rhizopora sp. sebagai spesies yang
tergabung dalam satu family dengan lindur (B. gymnorrhiza). Dan dengan
memanfaatkan Propagul Rhizopora sp. ini kita dapat meminimalisir kelangkaan
dan kesulitan minyak bumi.

Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu


Mengimplementasikan Gagasan
Dalam penerapan program ini diperlukan pihak-pihak yang diharapkan
dapat membantu mengimplementasikan gagasan yang diajukan penulis. Adapun
pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini sebagai
berikut:
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan memiliki peranan yang sangat penting
dalam upaya pengimplementasian gagasan dalam program ini. Hal ini disebabkan
Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan lembaga yang bertanggung jawab
dalam perlindungan dan pemaliharaan hutan mangrove. Peranan Dinas Kelautan
dan Perikanan dalam mengimplementasikan gagasan ini dapat berupa pemberian
sosialisasi terhadap masyarakat pesisir tentang adanya suatu pemanfaatan baru
dari rhizopora sebagai bahan bioetanol.
Masyarakat di sekitar pesisir pantai.
Lembaga Standarisasi

Metode yang dilakukan dalam pembuatan bioetanol dari propagul Rhizopora


sp.

Alat dan Bahan yang digunakan:


Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan bioetnaol tersebut yaitu
pisau, pemarut, wadah masak (panci), wadah fermentasi, alat destilasi, alat
penyaring.
Bahan utama yang digunakan adalah propagul Rhizopora.
6

Prosedur Kerja:
Adapun proses yang harus di lakukan untuk pembuatan bioetanol dari
propagul Rhizopora adalah :
1. Persiapan bahan baku
Rhizopora sp. yang telah dikupas dan dibersihkan dihancurkan untuk
memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik.
2. Proses Liquifikasi dan Sakarifikasi
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku Rhizopora
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada
kondisi ini tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada
kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung
secara kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai
dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti
sup. Sedangkan proses Sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula
sederhana) melibatkan tahapan sebagai berikut :

- Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum Enzym Glukosa


Amylase bekerja.
- Pengaturan pH optimum enzim.
- Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan
pH serta temperatur pada suhu 60 derajat celcius hingga proses
Sakarifikasi selesai (dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula
sederhana yang dihasilkan).

3.Proses Fermentasi

Mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan


mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27
s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara
anaerob). Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak
terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Dengan kata lain,dari persiapan
baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada kondisi bebas
kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan etanol/alkohol
dan CO2.

3. Distilasi

Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi,
pada suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan
menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap
ethanol didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga
7

terkondensasi menjadi cairan ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan


bagian terpenting dari keseluruhan proses produksi bioethanol. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang sudah menguasai teknik
penyulingan ethanol. Selain operator, untuk mendapatkan hasil penyulingan
ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik fermentasi dan
peralatan distillator yang berkualitas. Penyulingan ethanol dilakukan dengan cara
Penyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional (konvensional).
Dengan cara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara 20 s/d
30 %.

Langkah yang Harus Dilakukan

Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian gagasan


seperti yang telah diuraikan di atas, maka diperlukan langkah-langkah yang harus
dilakukan agar pengimplementasian gagasan tersebut dapat terwujud. Langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengadakan kunjungan ke Dinas Kelautan dan Perikanan untuk
mensosialisasikan tentang pemanfaatan Rhizopora dengan menawarkan
pembuatan bioetanol dari propagul Rhizopora .
2. Mengadakan penyuluhan ke masyarakat daerah pesisir diantaranya Paluh
Merbau kecamatan Percut Sei Tuan dengan mensosialisasikan gagasan
yang diajukan kepada masyarakat di pesisir pantai.
8

KESIMPULAN

Pemberdayaan propagul Rhizopora sp. sebagai bahan baku bioetanol


merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelimpahan Rhizopora sp. di suatu
daerah pesisir dan meningkatkan nilai ekonomi, kualitas, dan tingkat pendapatan
penduduk sekitar dan juga mengatasi keterbatasan bahan bakar di masyarakat.

Prediksi Hasil yang Diperoleh Melalui Gagasan yang Diajukan

Gagasan pada program kreativitas mahasiswa ini diharapkan dapat


memberikan dampak positif pada pemanfaatan Propagul Rhizopora sp. disekitar
pesisir pantai. Melalui gagasan ini diharapakan Propagul Rhizopora sp. dapat
menjadi sumber energi yang ramah lingkungan. Para masyarakat daerah pesisir
bisa menerima gagasan ini dan dapat mengimplementasikannya karena propagul
ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku dari bahan bakar.
9

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pelatihan Membuat Bioetanol Dari Singkong (Ubi Kayu).


http://www.indobioethanol.com/. Diakses Pada tanggal 23 Januari 2017.
Caylak B, Sukan FV. 1998. Comparison of Different Production Processes for
Bioethanol. Journal Turk Chem 22: 351-359.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. P.T. Pradnya Pramita,
Jakarta.
FAO. (2007). The worlds mangroves 1980-2005. Rome: Food and Agriculture
Organization of the United Nations.
Helmy. 2012. Analisis Jaringan Tanaman Lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan
Pemanfaatannya sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol. Institut
Pertanian Bogor. Skripsi.
Irwanto, 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat mangrove. Yogyakarta.
www.irwantoshut.com. Diakses Pada tanggal 23 Januari 2017.
Kustanti A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Bogor(ID). PT. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Purwaningsih, dkk. 2013. Aktivitasv Antioksidan Dari Buah Mangrove
(Rhizopora mucronata Lamk.) Pada Suhu Yang Berbeda. Institut Pertanian
Bogor. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 3.
Sadana. D. 2007. Buah Aibon di Biak Timur Mengandung Karbohidrat Tinggi.
Situs Resmi Pemda Biak Num for news.
Soeroyo, 1992. Sifat, Fungsi, dan Peranan Hutan Mangrove. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi -LIPI. Jakarta.
10
11
12
13
14

A. Identitas Diri Dosen Pendamping


1 NamaLengkap Dra. Cicik Suriani,M.Si
2 JenisKelamin Perempuan
3 JabatanFungsional Lektor
4 NIP 196606101991032002
5 NIDN 0010066606
6 Tempat/TanggalLahir P. Brandan/10Juni 1966
7 E-mail cicik.pendbio@gmail.com
8 NomorTelepon/HP 081361722106
9 Alamat Kantor Jln. Willem IskandarPsr V, Medan
Estate-Medan 20221
10 NomorTelp./Faks. Telp.(061) 6636757/Faks. (061)
6613319
11 Mata Kuliah Yang Diampu 1.Anatomi Tumbuhan
2.Taksonomi TumbuhanRendah
3.Morfologi Tumbuhan
4. Etnobotani
5. Microteaching

A. Riwayat Pendidikan 5 Tahun Terakhir


S1 S2 S3
Nama IKIP Medan Universitas Gajah Mada -
Perguruan Yogyakarta

Tinggi
Bidang Ilmu Pend. Biologi Ilmu Biologi
Tahun 1985-1990 1991-1994 -
Masuk-Lulus
Judul Pengaruh pupuk kandang dan Perkembangan berkas -
Skripsi/Tesis pH tanah terhadap pengangkut padi (Oriza
pertumbuhan tanaman jagung sativa L.) akibat
/Disertasi
(Zea mays L.) penambahan T I B A
(2,3,5-triiodobenzoic
aci) pada umur yang
berbeda
Nama Drs. CH. Pardede Dra. Th. M. A. Sri -
Pembimbing Woelaningsih, MS
15

B. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Penelitian Pendaaan
Sumber Jumlah (Jt
Rp)
1 2009 Pertumbuhan dan Hibah Penelitian 90
pengakaran tanaman Strategi Nasional
manggis (Garcinia
mangostana L.) in vitro
dengan berbagai tehnik
rekayasa
2 2009 Implementasi kompetensi PHKI UNIMED 25
mahasiswa jurusan
Biologi dalam upaya
mengatasi kesenjangan
pengajaran materi kultur
jaringan di SMA

3 2011 Pertumbuhan pengakaran Penelitian 40


dan aklimatisasi tanaman Fundamental
manggis (Garcinia tahun kedua
mangostana L.) in vitro
dengan berbagai teknik
rekayasa
4 2012 Pertumbuhan tunas DIPA UNIMED 15
manggis (Garcinia
mangostana L.) in vitro
hasil perlakuan zat
pengatur tumbuh Benzyl
Adenin dan ukuran
eksplan yang berbeda
5 2013 Pertumbuhan pengakaran Hibah Bersaing 45
dan aklimatisasi tanaman tahun I
nanas (Ananas comosus)
in vitro asal Sipahutar
dengan modifikasi media
tumbuh
6 2015 Pengaruh Fragmentasi Penelitian 57,5
hutan Terhadap Tingkat Fundamental
penyerbukan rambutan tahun 1
dan Usaha Peningkatan
Produksi Buah
Rambutanm Melalui
16

Serangga Polinator
7 2016 Penggunaan Lembar BOPTN 20
Kerja Berbasis Inkuiri
pada Perkuliahan
Morfologi Tumbuhan
Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendaaan
Masyarakat Sumber Jumlah (Jt Rp)
1. 2011 Diversifikasi Produk Hasil PO-DIPA 15
Pertanian melalui Teknologi PNBP
Prosesing Buah Pepaya UNIMED
menjadi Enzim Papain THN 2011

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal


No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. Pengaruh metode praktikum JurnalPelita 1/2/2013
terhadap hasil belajar Pendidikan
Biologi siswa pada pokok (ISSN: 2338-3003)
bahasan alat indra manusia
di kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Babalan TP:
2012/2013
2 Efektivitas penggunaan JurnalPelita 1/1/2013
metode role playing dalam Pendidikan
meningkatkan hasil belajar (ISSN: 2338-3003)
dan aktivitas siswa pada
sistem pernapasan manusia
di kelas XI SMA Negeri 10
Medan Tahun Pembelajaran
2011/2012
3 Pengaruh Benzil Amino Jurnal Biosains 1/1/2013
Purine (BAP) dan pola Unimed
pemotongan eksplan
terhadap pembentukan tunas
manggis (Garcinia
mangostana L.) in vitro
17
18

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian
Studi Ilmu Waktu Tugas
(Jam/minggu)
1. Rezy Sri Rahayu S-1 Biologi 3 jam/minggu Ketua
2. Ainun Mardiah S-1 Biologi 3 jam/minggu Anggota
Hasibuan
3. Kamalia Permata S-1 Biologi 3 jam/minggu Anggota
Sari
4. Rischa Putri S-1 Biologi 3 jam/minggu Anggota
Anandra
19

Anda mungkin juga menyukai