Anda di halaman 1dari 15

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. KEONG NUSANTARA ABADI


(WONG COCO)
PADA 04 SEPTEMBER 2015

KESEHATAN DAN ERGONOMI

Disusun oleh:
KELOMPOK 3
dr. Ricky Satriawan P.
dr. Rizki Putra Sanjaya
dr. Ryan Ardiansyah
dr. Siti Nurjanah
dr. Sylviana Siska
dr. Tri Hasan Basri
dr. Trio Wicaksono
dr. Vinda Rhendia
dr. Laisa Muliati

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


LAMPUNG
PERIODE 31 AGUSTUS 05 SEPTEMBER 2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan Kerja mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran berserta praktiknya yang bertujuan agar tenaga kerja

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun

sosial dengan usaha-usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap

penyakit yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap

penyakit umum untuk menuju peningkatan produktivitas sebagaimana telah

diamanatkan dalam UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti yang

telah diketahui, kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga

menimbulkan kerugian bagi pekerja dan pengusaha, mengganggu proses produksi

perusahaan, dan merusak lingkungan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap

masyarakat luas.

Oleh karena itu, upaya yang nyata untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) harus dilakukan secara maksimal. Apabila

analisis dilakukan secara mendalam, maka kecelakaan kerja (seperti peledakan,

kebakaran) dan PAK umumnya disebabkan oleh ketidakpedulian akan sistem

manajemen K3 (SMK3) yang baik dan benar.

Ergonomi merupakan salah satu hazard yang dapat berpotensi menimbulkan

PAK. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergos = kerja dan nomos = norma,

aturan. Ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha menyerasikan pekerjaan

dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya


produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor

manusia seoptimal-optimalnya.

Laporan kunjungan perusahaan di PT. Keong Nusantara Abadi ini dibuat

sebagai salah satu syarat tugas pelatihan HIPERKES periode 31 Agustus - 05

September 2015, dalam rangka mempelajari K3 khususnya aspek kesehatan dan

ergonomi.

1.2 Tujuan Kunjungan

Kami telah melakukan kunjungan ke PT. Keong Nusantara Abadi pada

tanggal 04 September 2015, dimana perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan

makanan dan minuman yang masing-masing produk memiliki nilai gizi dan manfaat

bagi kesehatan.

Tujuan kunjungan ini adalah untuk melakukan studi banding dan pengamatan

mengenai kesehatan dan ergonomi serta penerapannya di lingkungan kerja PT. Keong

Nusantara Abadi.

1.3 Profil Perusahaan

Nama perusahaan : PT. Keong Nusantara Abadi

Bidang dan kegiatan usaha : Pengolahan Makanan dan Minuman

Alamat perusahaan : Jl. Raya Branti KM. 18 Desa Bumisari RK II

Natar, Lampung Selatan 35362, Indonesia

Tanggal pendirian : 1986


1.3.1 Sejarah Perusahaan
PT. Keong Nusantara Abadi didirikan pada tahun 1986. Awalnya,

perusahaan ini pertama kali memproduksi pengalengan bekicot yang merupakan

salah satu hama tanaman kopi, kacang kedelai, lada dan banyak ditemukan

disekitar lokasi para petani wilayah Lampung dan diluar Lampung.


Dalam perjalanannya pada tahun 1994, PT. Keong Nusantara Abadi

melakukan pengembangan usaha dengan memanfaatkan limbah air kelapa yang

diperoleh dari petani kopra di wilayah Lampung, yang kemudian diolah menjadi

Nata de Coco. Pengembangan usaha ini diikuti dengan memproduksi produk-

produk lain.
Pada tahun 1998, PT. Keong Nusantara Abadi kembali mengembangkan

usaha dengan memproduksi produk yang menggunakan bahan baku lidah buaya

(aloe vera) yang diperoleh dari lahan pertanian sendiri yang bekerjasama dengan

petani.
Kini PT. Keong Nusantara Abadi merupakan salah satu produsen terbesar

Nata de Coco di Indonesia, yang memiliki orientasi pasar eksport dan berhasil

memperoleh penghargaan diantaranya Primaniyarta pada tahun 1993 dan Nihil

Kecelakaan Kerja pada tahun 2002. PT. Keong Nusantara Abadi juga telah

memiliki sertifikat ISO 9002 dan HACCP.

1.3.2 Produk Perusahaan

Berikut adalah produk yang diproduksi oleh PT. Keong Nusantara Abadi,

yaitu:

Sari Kelapa (Nata de Coco)


Bekicot (Snail)
Es Bon-Bon
Minuman Lidah Buaya (Aloe Vera)
Jelly dan Konyaku
Minuman Ice Coffe
Minuman Cincau Hitam
Juice Sirsak
Jagung Manis (Sweet Corn)
Juice Nanas
Nanas dalam kaleng
Baby Corn
Paha Kodok Beku
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (International Labor

Organization/ILO) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu

rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara

optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya

dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan

paramedik), serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga

ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan

erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah

seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal, maupun tradisional.

2.2 Ergonomi

Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan

lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara

efisien, selamat, dan nyaman. Dengan demikian, dalam penerapannya harus

memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, dan proses kerja.

Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan

kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan

mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja; (2)

meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama

sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem


kebersamaan dalam tempat kerja; dan (3) berkontribusi di dalam keseimbangan

rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi, dan budaya dari sistem

manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan

akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi

berkurang, stress akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah

baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cidera, kepuasan kerja meningkat.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi: (1)

tekhnik; (2) fisik; (3) pengalaman psikis; (4) anatomi, utamanya yang berhubungan

dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian; (5) anthropometri; (6) sosiologi;

(7) fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen up take dan

aktivitas otot; (8) disain; dan sebagainya.

2.2.1 Aplikasi Ergonomi pada Tenaga Kerja


a. Posisi kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki

tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.

Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat

badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

b. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi

waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus

dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

c. Tata letak tempat kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.

Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak

digunakan daripada kata-kata.

d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,

bahu, tangan, punggung, dan lain-lain. Beban yang terlalu berat dapat

menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot, dan persendian akibat

gerakan yang berlebihan.

2.2.2 Supervisi Tenaga Kerja


Semua pekerja secara kontinyu mendapat supervisi medis teratur.

Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain:


a. Pemeriksaan sebelum kerja bertujuan untuk menyesuaikan pekerja baru

terhadap beban kerjanya.


b. Pemeriksaan berkala bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan

pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.


c. Nasihat harus diberikan tentang higiene dan kesehatan

2.3 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban

kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh

produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja

bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada di lingkungan

perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu

seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu

terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan

promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja

sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan adalah:

Mengembangkan perilaku kerja sehat


Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
Menurunkan angka absensi sakit
Meningkatkan produktivitas kerja
Menurunnya biaya kesehatan
Meningkatnya semangat kerja

Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja

yang disebabkan oleh alat/mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan

kerja ataupun penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan

pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk

menunjang kesehatan optimal pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan

perusahaan sehingga menimbulkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Aplikasi

upaya preventif diantaranya pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi

makanan bagi pekerja.

2.4 Gizi Kerja

Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi

kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan

pagi, kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang


gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak

diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah:

Pekerja tidak bekerja dengan maksimal

Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang

Kemampuan fisik pekerja yang berkurang

Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan

Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,

Pekerja tidak teliti

Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang

Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya

berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit

degenerative, arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi

akut seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran

perusahaan untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian

gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang

setinggi-tingginya.

Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja

merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus

memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal. Penyakit

yang sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam

mengambil langkah promosi dan pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan kerja optimal dilaksanakan.


BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Ergonomi
Pengamatan yang kami lakukan ialah pada pekerja di lapangan kerja

dimana terdapat interaksi antara pekerja dengan alat kerja dan lingkungan

kerjanya.

1. Cara kerja
Dari hasil pengamatan posisi kerja di setiap unit kerja bervariasi dengan

mayoritas bekerja pada posisi berdiri, namun terdapat penyimpangan dari

prinsip ergonomi di bagian produksi dimana pekerja pada bagian ini

bekerja dalam posisi berdiri tanpa disertai adanya footrest selama jam

kerja 10 jam kerja diselingi waktu sarapan 30 menit, instirahat siang 1

jam dan istirahat snack pada sore hari 30 menit.

2. Beban kerja
Aktifitas operasional pekerja berlangsung pada hari senin-jumat dengan

jam operasional 07:00 WIB- 17:00 WIB. Over time terjadi hanya di

waktu-waktu tertentu saat permintaan pasar meningkat dan pada bagian

security.

3. Alat Kerja
Alat kerja yang digunakan di lapangan kerja tidak banyak melibatkan alat-

alat berat, dari hasil pengamatan belum ditemukan adanya ketidak sesuaian

antara alat kerja dengan pekerja pada perusahaaan tersebut. Semua alat-

alat mampu dioperasikan dengan baik oleh pekerja baik alat berat maupun

alat yang lebih ringan yang digunakan untuk memotong dan pengemasan

hhasil produksi.

4. Lingkungan Kerja
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan mayoritas pencahyaan di setiap

ruangan terlihat cukup baik dengan cahaya alami dan juga cahaya buatan.

Setiap ruangan dilengkapi ventilasi disertai pengaturan gas buang yang

terstruktur dengan baik

3.2 Kesehatan Kerja

1. In-House Clinic
Terdapat 1 fasilitas klinik di dalam wilayah perusahaan yang terdiri dari 1

orang dokter yang belum dapat bekerja on-site di wilayah perusahaan dan

1 orang pearamedis yang bekerja on site selama jam operasional.


Menurut informasi narasumber penyakit dengan frekuensi terbanyak yaitu:
Common cold C. Dentis
Myalgia Vulnus terinfeksi
Cefalgia Hipertensi
Alergi Hipotensi
Obs febris Gastritis

Fasilitan di in- house clinic terbilang cukup memdai hanya saja kami

belum menemukan adannya fasilitas tambahan seperti d=sarana mobil

ambulance yang hendakny adisediakan untuk menangani kasus-kasus

darurat yang munkgin dapat terjadi di perusahaan tersebut. Pada setiap

tempat kerja tersedia kotak p3k yang dalam kondisi baik.

2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanaan kesehatan di PT Keong Nusantara Abadi meliputi pemeriksaan

awal pada setiap pekerja yang akan masuk bekerja, disertai pemeriksaan

berkala yang dilakukan 1 kali dalam setahun. Perusahaan juga melakukan

pemeriksaan khusus pada pekerjanya yag mayoritas perempuan dengan

skrining kanker serviks.

Perusahaan belum memiliki program promosi dan preventif mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja yang rutin dilakukan. Termasuk program

edukasi mengenai penyakit menular seperti HIV dan AIDS. Pelaksanaan

promosi kesehatan hanya bergantung pada fasi;itas kesehatan primer

setempat yang jadwalnya belum rutin dan belum menentu.

3. Kantin dan Gizi


Perusahaan menyediakan konsumsi sarapan pada jam 9 pagi serta makan

siang jam 12:00 WIB dan snack pada jam 15:00 WIB.Waktu makan siang

dibagi menjadi 2 shift


Setiap pekerja mendapatkan porsi makanan yang sama pada semua pekerja

di lapangan, pekerjaan yang dilakukan termasuk tingkat sedang. Pekerja

mengatur sendiri jumlah karbohidrat namun untuk kebutuhan lemak dan

protein pihak kantin telah mengaturnya untuk para pekerja.

4. Pengolahan Limbah
PT. Keong Nusantara Abadi memiliki sistem pembuangan limbah yang

terdapat di luar ruangan. Limbah yang dihasilkan merupakan limbah

produksi berupa limbah padat dan cair

Cairan limbah berwarna kehitaman dan di sebar pada kolam-kolam kontrol

yang ditumbuhi tumbuhan air dan organisme hidup lainnya berupa ikan

lele Limbah cair yang dalam kondisi baik digunakan kembali untuk

mencuci alat dan keperluan lain diluar konsumsi pekerja

3.3 Penanganan Masalah

No Unit Kerja Permasalahan Analisa Penanganan

1 Cara Kerja Pekerja di bagianPosisi berdiri dalamPekerja diberikan foot


produksi bekerjawaktu yang lamarest untuk
dalam posisi berdiridapat menimbulkanmengistirahatjkan kaki
selama jam kerjapenyakit di
tanpa foot rest kemudian hari
2 Klinik Dokter perusahaan Para pekerja belumDisusun program
danpelayanan belum memiliki mengetahui resikoedukasi mengenai
kesehatan program penyuluhan HIV, AIDS danpencegahan HIV,
dan pencegahan narkoba AIDS, dan Narkoba
penyakit menular
( HIV, AIDS dan
Narkoba)
Kesadaran pasien
Manajemen belumakan kesehatan dan
memiliki programkeselamatan kerja Disusun sebuah
promosi dan preventifyang kurang dapat program promotif dan
kesehatan kerja menyebabkan preventif untuk
menurunnya kesehatan pekerja
produktifitas

Adanya fasilitas
Belum terdapatambulance akan
fasilitas ambulance memudahkan dalam
tatalaksana daruratDi anggarkan untuk
kecelakaan kerja penyediaan fasilits
ambulance
Keberadaan dokter
di lingkungan
perusahaan
Dokter belum dapatmerupakan salah
stand by di wilayahsatu aspek penting
lingkungan kerja untuk peningkatanDisediakan petugas
kesehatan pekerja dokter yang stand by
di wilayah kerja
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai