Skenario 6
Skenario 6
KELOMPOK 12
Anggota :
Tiffany Saqfilia P.
Nolanda Trikanti
Desfi Lestari
Widhi Astuti
Risty Graharti
Apga Revindo
Fahmi aulia
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
skenario 6 ini.
Selanjutnya, laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok Community
Medicine. Laporan tutorial mengikuti proses metode seven step jump. Step 1 membahas
klarifikasi terminologi yang belum jelas, dilanjutkan step 2 yaitu perumusan masalah. Step 3
adalah curah pendapat atau brainstorming masalah, kemudian step 4 menganalisis masalah
yang terkait dengan kasus, dan step 5 merumuskan learning objective. Step 6 merupakan
kegiatan belajar mandiri dan step 7 diskusi panel dalam pertemuan tutorial ke-2 dan
penulisan laporan.
Kepada dosen-dosen yang terlibat dalam mata kuliah di Blok Community Medicine,
kami ucapkan terima kasih atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun
dengan cukup baik.
Kami menyadari kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa,
analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan
perbaikan untuk kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu
pengetahuan untuk kita semua.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
A. Step 1 ..............................................................................................
B. Step 2 .............................................................................................
C. Step 3 .............................................................................................
D. Step 4 ..............................................................................................
E. Step 5 ..............................................................................................
F. Step 6 ..............................................................................................
G. Step 7 ..............................................................................................
Dr. Tito adalah dokter yang baru lulus uji kompetensi dokter Indonesia. Saat kuliah, ia
mendapatkan ilmu mengenai kedokteran keluarga yang baginya sangat menarik. Oleh karena
itu, saat ini ia akan memulai perannya sebagai dokter dengan mendirikan sebuah klinik yang
menerapkan prinsip pelayanan dokter keluarga. Dalam rangka mempersiapkan kliniknya, dr.
Tito sibuk merancang desain ruangannya, ia juga merancang system medical recoard yang
baik, dan menentukan jenis layanan kesehatan apa saja yang akan diberikannya.
Agar kliniknya nanti dapat cepat berkembang dan memiliki mutu yang tinggi, dr. Tito
melengkapi kliniknya dengan literature text book, jurnal kesehatan dan layanan internet agar
memudahkan proses Evidence Based Medicine (EMB).
Dr.Tito juga melakukan perhitungan biaya kapitasi dengan cermat, agar dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, dan terjangkau.
Step I
Clearing Unfamiliar Terms
Evidence Based Medicine (EMB) :
Kedokteran berbasis bukti (keterampilan klinis, bukti-bukti, nilai-nilai pasien)
Integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien.
Medical recoard :
(Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989)berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana dan pelayanan kesehatan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Kapitasi :
Berasal berarti kepala, Sistem Kapitasi berarti cara perhitungan berdasarkan jumlah
kepala yang terikat dalam kelompok tertentu. Kepala dalam hal
ini berarti orang atau peserta atau anggota.
Step II
Problem Definition
1. Cara dan langkah-langkah kapitasi
2. System medical recoad
3. Evidence Based Medicine
4. Prinsip pelayanan dokter keluarga
5. Rancangan desain praktik dokter keluarga
Step III
Brain Storming
UTILISASI
Utilisasi adalah: tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan yang dimiliki sebuah
klinik/praktik.
Dinyatakan dalam persen (prosentase): jumlah kujungan per 100 orang di populasi
tertentu (jumlah kunjungan/total populasi x 100%).
Memberikan gambaran tentang:
a) kualitas pelayanan
b) Risiko suatu populasi (angka kesakitan)
Unit Cost dalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan pada kurun waktu tertentu.
Hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis), sehingga dapat
melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan.
Rumus: Jumlah pendapatan untuk setiap jenis pelayanan/jumlah kunjungan untuk
pelayanan tersebut.
Unit cost identik dengan tarif atau harga jual (harga pokok ditambah margin).
Memberikan gambaran tentang:
a) Efisiensi pelayanan
b) Risiko biaya suatu populasi (beban biaya)
Manfaat:
Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga.
Mengetahui masalah-masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial
mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien.
Tujuan EBM :
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar
diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien .
Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
MANFAAT
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
2. Sasaran Pelayanan
Untuk itu sebuah praktik yang dilola dengan baik harus memenuhi unsur:
o Sarana dan prasarana: memadai .
o SDM: mempunyai ketrampilan minimal rata-rata dibidangnya .
Dokter : 2 orang
Bidan: 1orang
Asisten analis: 1 (honor) orang
Asisten apoteker: 1 orang
Staf administrasi dan keuangan: 1orang
OB: 1 orang
Step IV
Analyze The Problem
UTILISASI
Angka utilisasi dapat diketahui dari berbagai laporan yang ada, umpamanya Susenas, atau
dari Dinas Kesehatan setempat.
Angka utilisasi dipengaruhi oleh:
Karakteristik Populasi
Sifat Sistem Pelayanan
Manfaat yang ditawarkan
Kebijakan asuransi
Unit Cost dalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan pada kurun waktu tertentu.
Hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis), sehingga dapat
melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan.
Rumus: Jumlah pendapatan untuk setiap jenis pelayanan/jumlah kunjungan untuk
pelayanan tersebut.
Unit cost identik dengan tarif atau harga jual (harga pokok ditambah margin).
Memberikan gambaran tentang:
c) Efisiensi pelayanan
d) Risiko biaya suatu populasi (beban biaya)
Unit cost tinggi menunjukkan: Pelayanan tidak efisien atau populasi memiliki risiko
biaya tinggi (banyak penyakit degeneratif).
Penting untuk:
a) Menghitung tarif atau kapitasi
b) Kontrol biaya
Manfaat:
Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga.
Mengetahui masalah-masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial
mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien.
Dua strategi digunakan untuk merealisasi tujuan EBM. Pertama, EBM mengembangkan
sistem pengambilan keputusan klinis berbasis bukti terbaik, yaitu bukti dari riset yang
menggunakan metodologi yang benar.
Kedua, EBM mengembalikan fokus perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi
penyakit ke pelayanan medis berorientasi pasien (patient-centered medical care).
jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa
kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna, dan dapat
dipercaya (Del Mar et al., 2004).
melunturnya trust (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan
kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis.
Bukti-bukti terbaru secara terus-menerus dihasilkan
Kita seringkali sulit untuk mendapatkan informasi terbaru
Pengetahuan kita semakin lama semakin berkurang
EBM mendorong self directed learning
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan
masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya
(IDI 1983).
KARAKTERISTIK
Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian
kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati
penyakit sedini mungkin.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.
Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
MANFAAT
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
BATASAN
Jika menyebut pelayanan kedokteran menyeluruh banyak batasan yang pernah
dirumuskan. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :
a) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya yang
diperlukan untuk melayani kesehatan penderita ( Lee, 1961 ).
b) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang dalam melakukan
pendekatan kepada pasien selalu berorientasi kepada keluarga, serta dengan bekerja
sama dalam tim, menyelenggarakan dengan tata cara mutahir, pelayanan kedokteran
terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).
c) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal
batasbatasyang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, melainkan pelayanan
yang diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien
(Goldston,1956).
d) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan yang diselenggarakan secara terpadu untukmemenuhi kebutuhan kesehatan
perseorangan atau keluarga secara keseluruhan (Bodenheimer, 1969).
e) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan
kesehatan yang diingikan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (somers dan
Somers, 1974).
f) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh
seorang dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya bukan untuk memastikan kelainan
organik serta pengobatan, melainkan menyelesaikan masalah emosional pasien,
masalah keluarga serta totalitas lingkungan sosio ekonomis pasien(Somers dan
Somers, 1974).
Kecuali itu, untuk dapat mempertahankan kepesertaan para keluarga pada pelayanan
dokter keluarga yang dibiayai secara pra-upaya, yang penting artinya untuk menjamin
mantapnya penghasilan, setiap dokter keluarga harus pula dapat menyelenggarakan
pelayanan kedokteran terpadu, berkesinambungan dan holistik, yang kesemuanya
merupakan karakteristik pokok dari pelayanan kedokteran menyeluruh.
Ditinjau dari SDM (Sumber Daya Manusia), praktik kedokteran keluarga harus memenuhi
syarat yang terdiri dari :
Dokter umum : 2 Orang.
Bidan : 1 Orang.
Ass. Analisis: 1 Orang.
Ass. Apoteker : 1 Orang.
Staf Administrasi : 1 Orang.
OB (Office Boy) : 1 Orang.
Manajemen operasional praktik:
1. Menjalankan fungsi pelayanan kesehatan pada strata pertama
2. Menjalankan pelayanan kesehatan strata pertama sebagai sistem yang produktif
3. Penyusunan kerangka operasional pelaksanaan praktik
4. Optimalisasi provider kesehatan/dokter/penyedia pelayanan kesehatan sebagai
penghasil jasa
Profil pelayanan DK :
Primer/kontak pertama
Personal
Komprehensif
Kontinu
Koordinatif/kolaboratif
Preventif
Keluarga
Komunitas
Langkah awal :
Sangat menentukan
Visi dan misi klinik
Kaji kelayakan
o Profil konsumen
o Situasi lingkungan
o Sumber daya manusia
o Sumber dana
o Profesionalisme
Segi legal
Perizinan
Persyaratan
Akreditasi
Etika
Segi medis
Cakupan pelayanan
SDM
Pasokan BHP (bahan habis pakai)
Epidemiologi
Segi sarana
Bangunan
Telekomunikasi
Listrik
Sumber air bersih
Transportasi
Kondisi geografis
Pengolah limbah
Segi sosial
Latar belakang budaya
Peta demografi
o Budaya
o Pekerjaan
o Pendidikan
o Distribusi usia
Segi finansial
Perkirakan titik impas
Bisnis berlandaskan profesionalisme
Berkembang karena profesionalisme
Menguntungan semua pihak
Transparansi
Kesejawatan
Kerjasama profesional
Kebersamaan
Saling menghormati, membantu,mengingatkan, dan mengontrol
Transparansi
Medical supply:
Obat-2an
Benang
Biaya:
Sewa Gedung
Listrik/bulan
Air/bulan
Telepon/bulan
Gaji/bulan
Perawatan gedung/bulan
Sarana
Supply/bulan
Step V
Sintesis Learning Issues
1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.
Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian
dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak
didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga
penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu
klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik
dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.
Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke
rumah sakit kerja sama tersebut.
Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice)
atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik
dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter
keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang
sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut
secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk
kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yangdikelola oleh satu sistem
manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang
sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa
keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :
b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non
medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki sekurangkurangnya
sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang laboratorium,
ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar mandi, yang luas lantai
seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga,
seperti yang dikemukakan oleh Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan
perjanjian (appointment system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti
telepon.
2. Tenaga pelaksana
Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran
lainnya. Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas
tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter
keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda.
Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah
rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga
yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga
tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang
dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat
diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun
oleh sekelompok dokter keluarga (group practice).
Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua,
yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.
b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter
keluarga, baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga
paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk
setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis
terlatih.
c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada
dua katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang
diperlukan untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja
sosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai program
penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah
tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan
sekurang-kurangnya satu orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.
Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak
sama antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama
antara satu daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena
mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan
antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien
akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia
pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.
Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang ditangani
pada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis.
2. Sistem EMB :
Pertanyan digunakan untuk membantu kita memperjelas apa yang hendak dita cari dan
sebagai alat bantu untuk menentukan kata kunci yang dipakai saat searching journal di
internet. Pertanyaan yang baik harus memuat 4 hal PICO (pasien, intervensi ,
comparison, outcome)
Seleksi berdasarkan studi yang relevan bisa didapatkan dari sebuah ulasan dari literatur
(review of literature). Sumber yang direkomendasikan, (MEDLINE, The Cochrane
Collaboration [treatment options], The National Guideline Clearinghouse, ACP Journal
Club).
3. Memilih dan memilah kualitas dan kebenaran dari bukti yang sesuai dengan
metodologi
Tidak semua studi ilmiah bernilai sama. Tipe studi berbeda memiliki kekuatan ilmiah
dan pertanggungjawaban yang berbeda berdasarkan kualitas metodologi, validitas, dan
hasil. Level of evidence terdiri dari 5 level. Level 1 adalah yang tertinggi kualitasnya
dan menurun sebanding dengan kenaikan level. Level 1 : systematic reviews or meta-
analysis of randomized controlled trials and high-quality, single, randomized controlled
trials Level 2 : cohort studies Level 3 : case-control studies Level 4 : case series and
poor-quality cohort and case-control studies Level 5 : opini ahli yang tidak berdasarkan
telaah kritis, tetapi berdasarkan pada fisiologi, bench research, atau prinsip-prinsip dasar.
Sebaiknya kita memilih literatur atau jurnal berlevel 1 karena memiliki kualitas dan
validitas yang terbaik. Tapi bukan berarti bukti berlevel 5 tidak dapat diikuti, hanya saja
kekuatan dan validitasnya lebih lemah.
Karena bukti terbaik yang tersedia telah diketahui oleh pasien dengan karakteristik
berbeda daripada pertanyaan pasien, beberapa penilaian dibutuhkan. Sebagai tambahan,
pasien berharap pemeriksaan dan terapi (aplikasi dari bukti) harus sesuai dengan nilai-
nilai yang ada. (The Merck Manual of Diagnosis and Therapy, 2010)
5. Mengevaluasi
Setelah mengaplikasikan bukti-bukti valid dari hasil telaah ilmiah, kemudian langkah
selanjutnya adalah evaluasi hasil dari langkah 1 sampai langkah 4.
Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi
pelayanan kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per
peserta, per periode waktu (biasanya bulan). Kedepan Indonesia akan menuju ke arah
kapitasi dengan konsep dokter keluarga. Konsep ini terangkum dalam sistem Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Dengan sistem JPKM, seorang dokter keluarga mengampu layanan kesehatan suatu
daerah. Pembayaran didasarkan atas jumlah tertanggung (orang yang dijamin atau
anggota), baik anggota dalam keadaan sehat atau sakit besarnya tetap. Umumnya
pembayaran diberikan di muka tanpa memperhitungkan jumlah konsultasi atau
pemakaian pelayanan di pusat pelayanan kesehatan tersebut. Dengan sistem ini
diharapkan dokter dapat melakukan pelayanan kesehatan dengan efisien dan kesehatan
masyarakat bisa terjamin, serta tingkat coverage layanan kesehatan bisa menjangkau
semua lapisan masyarakat.
Daftar Pustaka