Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 6 BLOK COMMUNITY MEDICINE

KELOMPOK 12

Anggota :

Rizki Putra Sanjaya

Ahmad Farizan Raditya

Tiffany Saqfilia P.

Nolanda Trikanti

Desfi Lestari

Widhi Astuti

Risty Graharti

Apga Revindo

Fahmi aulia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
skenario 6 ini.

Selanjutnya, laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok Community
Medicine. Laporan tutorial mengikuti proses metode seven step jump. Step 1 membahas
klarifikasi terminologi yang belum jelas, dilanjutkan step 2 yaitu perumusan masalah. Step 3
adalah curah pendapat atau brainstorming masalah, kemudian step 4 menganalisis masalah
yang terkait dengan kasus, dan step 5 merumuskan learning objective. Step 6 merupakan
kegiatan belajar mandiri dan step 7 diskusi panel dalam pertemuan tutorial ke-2 dan
penulisan laporan.

Kepada dosen-dosen yang terlibat dalam mata kuliah di Blok Community Medicine,
kami ucapkan terima kasih atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun
dengan cukup baik.

Kami menyadari kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa,
analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan
perbaikan untuk kita semua.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu
pengetahuan untuk kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandar Lampung, April 2012

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................

Daftar Isi ........................................................................................................

Skenario Kasus ..............................................................................................

Hasil Diskusi ..................................................................................................

A. Step 1 ..............................................................................................

B. Step 2 .............................................................................................

C. Step 3 .............................................................................................

D. Step 4 ..............................................................................................

E. Step 5 ..............................................................................................

F. Step 6 ..............................................................................................

G. Step 7 ..............................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................................


Skenario kasus 6

Klinik Baru Dr.Tito

Dr. Tito adalah dokter yang baru lulus uji kompetensi dokter Indonesia. Saat kuliah, ia
mendapatkan ilmu mengenai kedokteran keluarga yang baginya sangat menarik. Oleh karena
itu, saat ini ia akan memulai perannya sebagai dokter dengan mendirikan sebuah klinik yang
menerapkan prinsip pelayanan dokter keluarga. Dalam rangka mempersiapkan kliniknya, dr.
Tito sibuk merancang desain ruangannya, ia juga merancang system medical recoard yang
baik, dan menentukan jenis layanan kesehatan apa saja yang akan diberikannya.

Agar kliniknya nanti dapat cepat berkembang dan memiliki mutu yang tinggi, dr. Tito
melengkapi kliniknya dengan literature text book, jurnal kesehatan dan layanan internet agar
memudahkan proses Evidence Based Medicine (EMB).

Dr.Tito juga melakukan perhitungan biaya kapitasi dengan cermat, agar dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, dan terjangkau.

Step I
Clearing Unfamiliar Terms
Evidence Based Medicine (EMB) :
Kedokteran berbasis bukti (keterampilan klinis, bukti-bukti, nilai-nilai pasien)
Integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien.

Medical recoard :
(Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989)berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana dan pelayanan kesehatan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Kapitasi :
Berasal berarti kepala, Sistem Kapitasi berarti cara perhitungan berdasarkan jumlah
kepala yang terikat dalam kelompok tertentu. Kepala dalam hal
ini berarti orang atau peserta atau anggota.

Kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana


pemberi pelayanan kesehatan (PPK) menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta,
per periode waktu tertentu. untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu
tertentu.

Step II
Problem Definition
1. Cara dan langkah-langkah kapitasi
2. System medical recoad
3. Evidence Based Medicine
4. Prinsip pelayanan dokter keluarga
5. Rancangan desain praktik dokter keluarga

Step III
Brain Storming

1. Cara dan langkah-langkah kapitasi


Dari kata kapita yang Kapitasi berasal berarti kepala._ Sistem Kapitasi berarti
cara perhitungan berdasarkan jumlah kepala yang terikat dalam kelompok tertentu.
Kepala dalam hal ini berarti orang atau peserta atau anggota.
Pembayaran bagi pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan Sistem Kapitasi
adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu Lembaga kepada PPK atas jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anggota lembaga tersebut, Yaitu dengan
membayar di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya
(unit cost) tertentu.
Yang dimaksud dengan Lembaga adalah Badan Penyelenggara JPKM (Bapel).
Sedangkan yang dimaksud dengan Satuan Biaya (Unit Cost) adalah harga rata-rata
pelayanan kesehatan perkapita (disebut juga Satuan Biaya Kapitasi) yang disepakati
kedua belah pihak (PPK dan Lembaga) untuk diberlakukan dalam jangka waktu
tertentu.
Kapitasi = Angka utilisasi x Biaya satuan/unit cost

UTILISASI
Utilisasi adalah: tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan yang dimiliki sebuah
klinik/praktik.
Dinyatakan dalam persen (prosentase): jumlah kujungan per 100 orang di populasi
tertentu (jumlah kunjungan/total populasi x 100%).
Memberikan gambaran tentang:
a) kualitas pelayanan
b) Risiko suatu populasi (angka kesakitan)

Unit Cost dalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan pada kurun waktu tertentu.
Hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis), sehingga dapat
melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan.
Rumus: Jumlah pendapatan untuk setiap jenis pelayanan/jumlah kunjungan untuk
pelayanan tersebut.
Unit cost identik dengan tarif atau harga jual (harga pokok ditambah margin).
Memberikan gambaran tentang:
a) Efisiensi pelayanan
b) Risiko biaya suatu populasi (beban biaya)

Secara umum rumus penghitungan kapitasi adalah sebagai berikut :

Angka kapitasi = angka utilisasi tahunan x biaya satuan : 12 bulan


= biaya per anggota per bulan (PAPB)

MANFAAT SISTEM KAPITASI :


a. Ada jaminan tersedianya anggaran untuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan
b. Ada dorongan untuk merangsang perencanaan yang baik dalam pelayanan kesehatan.

2. System medical recoad


(Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989)berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain kepada pasien pada sarana dan pelayanan kesehatan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: rekam medis adalah berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Manfaat Rekam Medis:


Kelengkapan adinistrasi pasien dan sarana pelayanan kesehatan
Pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan
Perencanaan & penilaian pelayanan medis
Komunikasi antar petugas kesehatan
Kepentingan hukum, disiplin dan etik
Rujukan pendidikan & pelatihan
Sebagai sumber data penelitian (statistik kesehatan)
Perlu Standar Universal :
Struktur dan isi rekam medis.
Keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD/ ICPC
(International Classification of Primary Care).
Kerahasiaan dan keamanan data.

Bentuk Rekam Medis:


Berkas Keluarga (Family Folder/FF)
Buku Kesehatan Keluarga

Isi Rekam Medis:


1. Keterangan tentang Data Dasar Keluarga (Data Base/ Family Profile)
Data demografi setiap anggota keluarga
Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga
Data biologis setiap anggota keluarga
Keterangan tentang tindakan pencegahan penyakit setiap anggota keluarga
Data tentang pelbagai faktor resiko setiap anggota keluarga
Data kesehatan lingkungan rumah
Struktur keluarga
Fungsi keluarga & pelaksanaannya

2. Keterangan tentang Data Klinik (Clinical Data)


Tanggal kedatangan.
Keluhan dari masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Jenis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
Masalah kesehatan yang ditemukan (diagnosis).
Rencana pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan.
Kemajuan dari pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan tersebut.

Genogram keluarga (Pohon Keluarga):


3 Generasi atau lebih (huruf Romawi).
Kelahiran pertama dari setiap generasi terletak di paling kiri kemudian diikuti
kelahiran berikutnya di sebelah kanan.
Nama keluarga di bagian atas.
Nama dan umur di bagian bawah setiap symbol.
Pasien diidentifikasi dengan tanda panah.
Mencantumkan tanggal pembuatan diagram.
Mencatat nama dan peran setiap.
anggota keluarga.
Memisahkan keluarga besar dalam beberapa generasi.
Mencatat masalah- masalah kesehatan setiap anggota keluarga.
Mencatat tanggal-tanggal penting dalam sejarah keluarga.
Memberi informasi yang lengkap dan mudah sebuah keluarga.

Manfaat:
Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga.
Mengetahui masalah-masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial
mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien.

3. Evidence Based Medicine


Evidence Based Medicine merupakan Integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan
keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien.

Tujuan EBM :
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar
diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien .

Dua strategi digunakan untuk merealisasi tujuan EBM.

1. EBM mengembangkan sistem pengambilan keputusan klinis berbasis bukti terbaik,


yaitu bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar.
2. EBM mengembalikan fokus perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi
penyakit ke pelayanan medis berorientasi pasien (patient-centered medical care).
Mengapa Perlu EBM:
jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa
kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna, dan dapat
dipercaya (Del Mar et al., 2004).
melunturnya trust (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan
kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis.
Bukti-bukti terbaru secara terus-menerus dihasilkan
Kita seringkali sulit untuk mendapatkan informasi terbaru
Pengetahuan kita semakin lama semakin berkurang
EBM mendorong self directed learning

Lima langkah Evidence Based Medicine :


1. Langkah 1
2. Langkah 2
3. Langkah 3
4. Langkah 4
5. Langkah 5

4. Prinsip pelayanan dokter keluarga


Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin
pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.

Sifat-Sifat Dokter Keluarga:


1. Terjangkau
Kontak medis pertama pasien jika ada keluhan mendadak/kronik.
Terjangkau biaya dan lokasi (urban-rural)
2. Menyeluruh/Holistik
Memberikan pelayanan luas dan bermacam-macam termasuk pengelolaan penyakit
akut/kronik, pencegahan, pengelolaan psikososial, pelayanan di klinik, RS, perawatan
atau melalui telpon.
3. Terkoordinasi
Waspada terhadap berbagai macam keluhan/masalah pasien.
Sumber utama pelayanan pasien dengan konsultasi dan rujukan ke spesialis bila
diperlukan.
Mengelola pelayanan yang diberikan oleh tim yan-kes.
Menerjemahkan nasihat-nasihat spesialistik untuk pasien dan keluarganya.
4. Berkesinambungan
Membentuk hubungan jangka panjang dengan pasien.
Mempertahankan pencatatan jangka panjang mengenai masalah pasien.
Meningkatkan kesehatan jangka panjang.
5. Dapat Dipercaya
Bertanggung jawab terhadap berbagai isu kesehatan dan hasil-hasil pengelolaan.
Penasihat pasien dalam sistem pelayanan kesehatan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil pengobatan, prognosis
dan harus dapat mengerti keinginan pasien.

TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA


Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

MANFAAT
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
2. Sasaran Pelayanan

PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan
dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak
bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)

PELAYANAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak
macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada


umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
2. Lebih lengkap dan bervariasi
3. Menangani penyakit pada stadium awal

5. Rancangan desain praktik dokter keluarga


Praktik dokter keluarga dapat berlangsung bila tersedia:
Sarana dan prasarana: gedung dengan kelengkapannya, peralatan medis dan non
medis, furnitur, dll .
SDM: tenaga pelaksana (tenaga medis, paramedis dan non medis).
Manajemen: sistem operasional (SOP).

Untuk itu sebuah praktik yang dilola dengan baik harus memenuhi unsur:
o Sarana dan prasarana: memadai .
o SDM: mempunyai ketrampilan minimal rata-rata dibidangnya .
Dokter : 2 orang
Bidan: 1orang
Asisten analis: 1 (honor) orang
Asisten apoteker: 1 orang
Staf administrasi dan keuangan: 1orang
OB: 1 orang
Step IV
Analyze The Problem

1. Cara dan langkah-langkah kapitasi (LO)


Kapitasi = Angka utilisasi x Biaya satuan/unit cost

UTILISASI
Angka utilisasi dapat diketahui dari berbagai laporan yang ada, umpamanya Susenas, atau
dari Dinas Kesehatan setempat.
Angka utilisasi dipengaruhi oleh:
Karakteristik Populasi
Sifat Sistem Pelayanan
Manfaat yang ditawarkan
Kebijakan asuransi

Utilisasi adalah: tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan yang dimiliki sebuah


klinik/praktik.
Dinyatakan dalam persen (prosentase): jumlah kujungan per 100 orang di populasi
tertentu (jumlah kunjungan/total populasi x 100%).
Memberikan gambaran tentang:
c) kualitas pelayanan
d) Risiko suatu populasi (angka kesakitan)
Utilisasi tinggi menunjukkan: kualitas pelayanan buruk atau derajat kesehatan peserta
buruk.
Penting untuk menghitung tarif atau kapitasi.

Unit Cost dalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan pada kurun waktu tertentu.
Hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis), sehingga dapat
melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan.
Rumus: Jumlah pendapatan untuk setiap jenis pelayanan/jumlah kunjungan untuk
pelayanan tersebut.
Unit cost identik dengan tarif atau harga jual (harga pokok ditambah margin).
Memberikan gambaran tentang:
c) Efisiensi pelayanan
d) Risiko biaya suatu populasi (beban biaya)
Unit cost tinggi menunjukkan: Pelayanan tidak efisien atau populasi memiliki risiko
biaya tinggi (banyak penyakit degeneratif).
Penting untuk:
a) Menghitung tarif atau kapitasi
b) Kontrol biaya

Faktor-faktor yang menentukan satuan biaya kapitasi:


Bentuk-bentuk gangguan/masalah kesehatan yang umumnya dialami anggota beserta
prevalensisnya.
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan
kesehatan tersebut beserta tarifnya.
Tingkat penggunaan pelayanan kesehatan oleh anggota.

Secara umum rumus penghitungan kapitasi adalah sebagai berikut :

Angka kapitasi = angka utilisasi tahunan x biaya satuan : 12 bulan


= biaya per anggota per bulan (PAPB)

2. System medical recoad


(Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989)berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain kepada pasien pada sarana dan pelayanan kesehatan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: rekam medis adalah berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Manfaat Rekam Medis:


Kelengkapan adinistrasi pasien dan sarana pelayanan kesehatan
Pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan
Perencanaan & penilaian pelayanan medis
Komunikasi antar petugas kesehatan
Kepentingan hukum, disiplin dan etik
Rujukan pendidikan & pelatihan
Sebagai sumber data penelitian (statistik kesehatan)

Perlu Standar Universal :


Struktur dan isi rekam medis.
Keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD/ ICPC
(International Classification of Primary Care).
Kerahasiaan dan keamanan data.
Bentuk Rekam Medis:
Berkas Keluarga (Family Folder/FF)
Buku Kesehatan Keluarga

Isi Rekam Medis:


3. Keterangan tentang Data Dasar Keluarga (Data Base/ Family Profile)
Data demografi setiap anggota keluarga
Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga
Data biologis setiap anggota keluarga
Keterangan tentang tindakan pencegahan penyakit setiap anggota keluarga
Data tentang pelbagai faktor resiko setiap anggota keluarga
Data kesehatan lingkungan rumah
Struktur keluarga
Fungsi keluarga & pelaksanaannya

4. Keterangan tentang Data Klinik (Clinical Data)


Tanggal kedatangan.
Keluhan dari masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Jenis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
Masalah kesehatan yang ditemukan (diagnosis).
Rencana pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan.
Kemajuan dari pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan tersebut.
Genogram keluarga (Pohon Keluarga):
3 Generasi atau lebih (huruf Romawi).
Kelahiran pertama dari setiap generasi terletak di paling kiri kemudian diikuti
kelahiran berikutnya di sebelah kanan.
Nama keluarga di bagian atas.
Nama dan umur di bagian bawah setiap symbol.
Pasien diidentifikasi dengan tanda panah.
Mencantumkan tanggal pembuatan diagram.
Mencatat nama dan peran setiap.
anggota keluarga.
Memisahkan keluarga besar dalam beberapa generasi.
Mencatat masalah- masalah kesehatan setiap anggota keluarga.
Mencatat tanggal-tanggal penting dalam sejarah keluarga.
Memberi informasi yang lengkap dan mudah sebuah keluarga.

Manfaat:
Mendapatkan gambaran tentang latar belakang keluarga.
Mengetahui masalah-masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial
mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien.

3. Evidence Based Medicine (LO)


Tujuan EBM :
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar
diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien .

Dua strategi digunakan untuk merealisasi tujuan EBM. Pertama, EBM mengembangkan
sistem pengambilan keputusan klinis berbasis bukti terbaik, yaitu bukti dari riset yang
menggunakan metodologi yang benar.

Kedua, EBM mengembalikan fokus perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi
penyakit ke pelayanan medis berorientasi pasien (patient-centered medical care).

Mengapa Perlu EBM:

jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa
kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna, dan dapat
dipercaya (Del Mar et al., 2004).
melunturnya trust (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan
kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis.
Bukti-bukti terbaru secara terus-menerus dihasilkan
Kita seringkali sulit untuk mendapatkan informasi terbaru
Pengetahuan kita semakin lama semakin berkurang
EBM mendorong self directed learning

Lima langkah Evidence Based Medicine :


Langkah 1 : Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat
komponen: Patient, Intervention, Comparison, dan Outcome
Langkah 2 : Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab pertanyaan itu. Salah satu
sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan itu adalah
PubMed Clinical Queries.
Langkah 3 : Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti benar (valid), penting
(importance), dan dapat diterapkan di tempat praktik (applicability)
Langkah 4 : Terapkan bukti-bukti kepada pasien. Integrasikan hasil penilaian
kritis dengan keterampilan klinis dokter, dan situasi unik biologi,
nilai-nilai dan harapan pasien
Langkah 5 : Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan efisiensi dalam
menerapkan keempat langkah tersebut

4. Prinsip pelayanan dokter keluarga


DEFENISI
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
(IDI 1982).

llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan
masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya
(IDI 1983).

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin
pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.

Sifat-Sifat Dokter Keluarga:


1. Terjangkau
Kontak medis pertama pasien jika ada keluhan mendadak/kronik.
Terjangkau biaya dan lokasi (urban-rural)
2. Menyeluruh/Holistik
Memberikan pelayanan luas dan bermacam-macam termasuk pengelolaan penyakit
akut/kronik, pencegahan, pengelolaan psikososial, pelayanan di klinik, RS, perawatan
atau melalui telpon.
3. Terkoordinasi
Waspada terhadap berbagai macam keluhan/masalah pasien.
Sumber utama pelayanan pasien dengan konsultasi dan rujukan ke spesialis bila
diperlukan.
Mengelola pelayanan yang diberikan oleh tim yan-kes.
Menerjemahkan nasihat-nasihat spesialistik untuk pasien dan keluarganya.
4. Berkesinambungan
Membentuk hubungan jangka panjang dengan pasien.
Mempertahankan pencatatan jangka panjang mengenai masalah pasien.
Meningkatkan kesehatan jangka panjang.
5. Dapat Dipercaya
Bertanggung jawab terhadap berbagai isu kesehatan dan hasil-hasil pengelolaan.
Penasihat pasien dalam sistem pelayanan kesehatan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil pengobatan, prognosis
dan harus dapat mengerti keinginan pasien.

KARAKTERISTIK
Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang melainkan sebagai
anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.
Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian
kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan
keluhan yang disampaikan.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati
penyakit sedini mungkin.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA


Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
MANFAAT
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,
bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-
putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda tidak ada upaya
lain yang dapat dilakukan, kecuali berupaya menyediakan serta menyelenggarakn
pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kesehatan setiap anggota keluarga tersebut. Pelayanan kedokteran yang seperti ini,
mencakup pelbagai jenis pelayanan kedokteran, popular dengan sebutan pelayanan
kedokteran menyeluruh.

BATASAN
Jika menyebut pelayanan kedokteran menyeluruh banyak batasan yang pernah
dirumuskan. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :
a) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya yang
diperlukan untuk melayani kesehatan penderita ( Lee, 1961 ).
b) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang dalam melakukan
pendekatan kepada pasien selalu berorientasi kepada keluarga, serta dengan bekerja
sama dalam tim, menyelenggarakan dengan tata cara mutahir, pelayanan kedokteran
terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).
c) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal
batasbatasyang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, melainkan pelayanan
yang diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien
(Goldston,1956).
d) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan yang diselenggarakan secara terpadu untukmemenuhi kebutuhan kesehatan
perseorangan atau keluarga secara keseluruhan (Bodenheimer, 1969).
e) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan
kesehatan yang diingikan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan
penyakit, diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (somers dan
Somers, 1974).
f) Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh
seorang dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya bukan untuk memastikan kelainan
organik serta pengobatan, melainkan menyelesaikan masalah emosional pasien,
masalah keluarga serta totalitas lingkungan sosio ekonomis pasien(Somers dan
Somers, 1974).

Jika diperhatikan keenam batasan diatas segera terlihat bahwa meskipun


rurnusannya agak berbeda, tetapi prinsip pokok yang terkandung di dalamnya
hampir sama. Prinsip pokok pelayanan kedokteran menyeluruh pada dasarnya
adalah pelayanan yang lengkap. Baik jika ditinjau dari sudut penyelenggara
pelayanan (menerapkan semua tata cara pelayanan yang dikenal), maupun jika
ditinjau dari sudut pasien sebagai pemakai jasa pelayanan (memenuhi semua
kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, baik sebagai individu maupun sebagai
bagian dari anggota keluarga).

KARAKTERISTIK PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis pelayanan
kedokteran saja, melainkan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal
di masyarakat. Untuk ini banyak pembagian jenis pelayanan yang pernah di
kemukakan. Dua antaranya yang dipandang penting adalah :
a. Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan
Jika ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan, pelayanan kedokteran
dibedakan atas tiga macam. Ketiga macam pelayanan tersebut adalah pelayanan
kedokteran tingkat pertama (primary medical care), pelayanan kedokteran tingkat
kedua (secondary medical care), serta pelayanan kedokteran tingkat ketiga (tertiary
medical care). Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang
mencakup ketiga tingkat pelayanan kedokteran diatas.

b. Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit


Jika ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan kedokteran dibedan
atas lima macam (Leavel dan Clark, 1953). Kelima macam pelayanan kedokteran
tersebut adalah peningkatan derajat kesehatan (health promotion), pencegahan khusus
(specific protection), diagnosis dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and promt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation), serta pemulihan kesehatan
(rehabilitation), pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang
mencakup kelima macam pelayanan kedokteran diatas.

2. Tata cara pelayanan.


Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak diselenggarakan secara tekotak-kotak
(fragmented) dan ataupun perputus -putus, melainkan diselenggarakan secara
terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continous). Pengertian pelayanan
terpadu disini banyak macamnya. Yang terpenting adalah dari sudut
pengorganisasiannya. Dalam arti pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang
dikenal, harus berada dalam suatu pengorganisasian yang utuh. Sedangkan
pengertian pelayanan berkesinambungan ada dua macam, yaitu :
a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien
Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan peningkatan
derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Tetapi apabila telah jatuh sakit ia
membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari
penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua jenis pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia secara berkesinambungan.

b. Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan


Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah Pelayanan yang harus
tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak tersedia
pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan.

3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan.


Penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh tidak memusatkan perhatiannya
hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pelbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Adanya perhatian yang bersifat menyeluruh ini
dipandang penting, bukan saja untuk lebih mempertajam diagnosis penyakit, tetapi
juga pada waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakit tersebut.
4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan
Perumusan masalah dan atau penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan yang
dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran menyeluruh, tidak didekati hanya dari
satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach). Sisi
yang dimaksudkan disini mencakup bidang yang amat luas sekali. Yang terpenting
diantaranya adalah sisi fisik, mental dan sosial, yang secara keseluruhan disebut
dengan pendekatan holistik (holistic approaches).

Jika diperhatikan keempat karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh segeralah


mudah dipahami bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran menyeluruh
tersebut tidak lain adalah pelayanan kedokteran yang mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan, memusatkan perhatiannya kepada pasien sebagai manusia seutuhnya,
serta pendekatan pelayanannya dilakukan secara holistik.

MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH


Apabila pelayanan kedokteran menyeluruh dapat dilaksanakan dengan baik, banyak
manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah :
1. Terpenuhinya pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan karena pada
kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, menyebabkan
apabila pelayanan kedokteran tersebut berhasil diselenggarakan, akan dapat dipenuhi
pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien besertasegenap anggota
keluarganya. Setiap anggota keluarga memang memiliki kebutuhan dan tuntutan
kesehatan yang berbeda. Pelbagai kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini hanya akan
dapat dipenuhi, apabila pelayanan kedokteran yang diselenggarakan adalah pelayanan
kedokteran menyeluruh.
2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan
kedokteran, menyebabkan pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan. Setiap
anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kedokteran, siapapun orangnya atau
apapun jenis pelayanannya, cukup mendatangi pelayanan kedokteran menyeluruh
tersebut. Para anggota keluarga yang jatuh sakit tidak perlu berpindah-pindah tempat
dan atau mencari-cari tempat pelayanan kesehatan tertentu. Pelayanan kedokteran
menyeluruh ibarat suatu toko serba ada (departement store). Apapun yang dibutuhkan
seseorang, pasti tersedia.

3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali


Karena pelayanan kedokteran menyeluruh diselenggarakan secara terpadu,
menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran, yang
sering meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, akan sangat berkurang. Keadaan yang
seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam turut mengendalikan biaya
kesehatan. Tidak hanya untuk biaya langsung, yakni biaya yang dikeluarkan pasien
karena dimanfaatkannya pelayanan kesehatan, tetapi juga biaya tidak langsung, seperti
misalnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien pada waktu berkunjung ke sarana
pelayanan kesehatan.

4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat


Karena perhatian utama pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pada pasien sebagai
manusia seutuhnya, serta pendekatan yang dilakukan bersifat holistik, menyebabkan
pelayanan kedokteran yang diselenggarakan akan lebih mampu menyelesaikan
pelbagai masalah kesehatan yang ditemukan. Keadaan yang seperti ini jelas
mempunyai peranan yang amat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Di satu pihak, pasien akan merasa lebih puas (patient satisfaction), dan di pihak lain,
pertolongan kedokteran yang dilakukan akan lebih efektif .
SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH
Menyadari bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran menyeluruh adalah
pelayanan kedokteran yang dapat memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien yang menjadi tanggung jawabnya, serta menyadari pula bahwa tidak semua jenis
pelayanan kedokteran yang dibutuhkanoleh pasien tersebut dapat diselenggarakan sendiri
oleh seorang dokter keluarga, maka untuk dapat menjamin tetap terselenggaranya
pelayanan kedokteran menyeluruh, ada tiga syarat pokok yang perlu diperhatikan. Ketiga
syarat pokok yang dimaksud adalah :

1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-patient relationship)


Syarat pertama yang harus dimiliki setiap dokter keluarga untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat memenuhi semua kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, adalah membina hubungan
dokter-pasien yang baik.Maksudnya adalah agar pelbagai kebutuhan dan atau tuntutan
kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga dengan demikian pengaturan dan
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya.Sesungguhnyalah terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik dalam praktek
dokter keluarga merupakan suatu persyaratan yang bersifat mutlak. Dengan baiknya
hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien akan dapat diketahui, tetapi yang terpenting lagi pelbagai latar belakang sosial,
budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta pelbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang
bersangkutan, yang kesemuanya dinilai mempunyai peranan yang amat penting dalam
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga.

Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien yang dimaksudkan disini bukanlah


hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter
dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta dengan seluruh anggota
keluarga secara keseluruhan.

2. Memahami pelbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyakat (health


resources)
Syarat kedua yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat mengatur
pemanfaatan pelbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu dilakukan sendiri, adalah
mengetahui pelbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat.
Apabila pengetahuan tentang pelbagai sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapatlah
dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat sesuai
dengan kebutuhan pasien dengan sebaik-baiknya. Pengaturan yang dimaksudkan disini,
sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat dilakukan melalui dua mekanisme pokok.
Pertama, mekanisme konsultasi. Kedua, serta mekanisme rujukan.

3. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran


Syarat ketiga yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti memiliki kemampuan
untuk menyelenggarakan pelbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien, adalah adanya minat yang besar untuk mengikuti pelbagai
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Dengan adanya minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya kemampuan,


yang apabila dapat dilakukan secara berkesinambungan, pada gilirannya akan mempunyai
peranan yang amat penting dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan kedokteran
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Sesungguhnyalah terselenggaranya
pelayanan kedokteran menyeluruh sangat menentukan keberhasilan pelayanan dokter
keluarga. Terutama apabila pelayanan kedokteran keluarga tersebut dibiayai secara pra-
upaya (pre-payment system).
Untuk mencegah timbulnya kerugian finansial pada terselenggaraan pelayanan dokter
keluarga dengan pembiayaan pra-upaya tersebut, yang antara lain disebabkan oleh
pemanfaatan pelayanan penyembuhanpenyakit (curative services) oleh pasien secara
berlebihan dan berulang-ulang, setiap dokter keluarga harus dapat menyelenggarakan
pelayanan peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan atau pencegahan
penyakit (preventive services). Kedua jenis pelayanan kedokteran yang terakhir ini, jelas
merupakan bagian dari pelayanan kedokteran menyeluruh.

Kecuali itu, untuk dapat mempertahankan kepesertaan para keluarga pada pelayanan
dokter keluarga yang dibiayai secara pra-upaya, yang penting artinya untuk menjamin
mantapnya penghasilan, setiap dokter keluarga harus pula dapat menyelenggarakan
pelayanan kedokteran terpadu, berkesinambungan dan holistik, yang kesemuanya
merupakan karakteristik pokok dari pelayanan kedokteran menyeluruh.

5. Rancangan desain praktik dokter keluarga

Luas minimal : 60 m3.


Yang terdiri dari 7 ruangan, yaitu :
1. Waiting room/ front office.
2. Consulting room.
3. IA ( Ibu dan Anak).
4. Precedur room.
5. Dispensary.
6. Meeting room.
7. Pantry.
8. Restroom.

Ditinjau dari SDM (Sumber Daya Manusia), praktik kedokteran keluarga harus memenuhi
syarat yang terdiri dari :
Dokter umum : 2 Orang.
Bidan : 1 Orang.
Ass. Analisis: 1 Orang.
Ass. Apoteker : 1 Orang.
Staf Administrasi : 1 Orang.
OB (Office Boy) : 1 Orang.

Manajemen operasional praktik:
1. Menjalankan fungsi pelayanan kesehatan pada strata pertama
2. Menjalankan pelayanan kesehatan strata pertama sebagai sistem yang produktif
3. Penyusunan kerangka operasional pelaksanaan praktik
4. Optimalisasi provider kesehatan/dokter/penyedia pelayanan kesehatan sebagai
penghasil jasa

Pelayanan dokter keluarga:


Konsultasi dokter
Imunisasi
Tindakan medis sederhana
Laboratorium sederhana
KIA/KB
Health program
Kunjungan rumah
Perawatan rumah
Health Education
Health Services
Health Protection
Medical treatment
Medical Procedures
Medical Referral
Rehabilitation services

Profil pelayanan DK :
Primer/kontak pertama
Personal
Komprehensif
Kontinu
Koordinatif/kolaboratif
Preventif
Keluarga
Komunitas

Klinik Dokter Keluarga:


Kelas A (Ideal)
Kelas B (Optimum)
Kelas C (minimum)

Langkah awal :
Sangat menentukan
Visi dan misi klinik
Kaji kelayakan
o Profil konsumen
o Situasi lingkungan
o Sumber daya manusia
o Sumber dana
o Profesionalisme

Segi legal
Perizinan
Persyaratan
Akreditasi
Etika

Segi medis
Cakupan pelayanan
SDM
Pasokan BHP (bahan habis pakai)
Epidemiologi

Segi sarana
Bangunan
Telekomunikasi
Listrik
Sumber air bersih
Transportasi
Kondisi geografis
Pengolah limbah

Segi sosial
Latar belakang budaya
Peta demografi
o Budaya
o Pekerjaan
o Pendidikan
o Distribusi usia

Segi finansial
Perkirakan titik impas
Bisnis berlandaskan profesionalisme
Berkembang karena profesionalisme
Menguntungan semua pihak
Transparansi

Kesejawatan
Kerjasama profesional
Kebersamaan
Saling menghormati, membantu,mengingatkan, dan mengontrol
Transparansi

Alat habis pakai:


Kapas
Kassa
Spuitt
Alkohol H2O2

Medical supply:
Obat-2an
Benang

Biaya:
Sewa Gedung
Listrik/bulan
Air/bulan
Telepon/bulan
Gaji/bulan
Perawatan gedung/bulan
Sarana
Supply/bulan

Sarana dan prasarana:


Building: min 60 square meters
Rooms: min 7
Waiting room/front office
Consultation room
Baby and Mother
Procedure room
Dispensary
Meeting room
Pantry
Rest room

Perlengkapan : Plang nama

Step V
Sintesis Learning Issues

1. Konsep manejemen, langkah-langkah merancang dan mengelola klinik dokter


keluarga ?
2. Sistem EMB ?
3. Kapitasi (apakah diindonesia bisa diterapkan) ?
Step VI
Independent Study
Step VII

1. Konsep manejemen, langkah-langkah merancang dan mengelola klinik dokter


keluarga :

PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan
dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak
bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter
keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke
rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.
Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian
dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.

2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak
didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga
penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu
klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik
dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.
Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke
rumah sakit kerja sama tersebut.

Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice)
atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik
dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter
keluarga.

Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang
sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut
secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk
kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yangdikelola oleh satu sistem
manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang
sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa
keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :

a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab


utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok,
para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para
dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu pihak,
serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkanpelayanan dokter
keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.

b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau


Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis
dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan
dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang
seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang berlebihan.
Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan
pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family


practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama
dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter
keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yangdiselenggarakanya.
Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua macam. Pertama,
praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek
dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice).
PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
Untuk dapat menyelenggarakan praktek dokter keluarga sebagaimana
dikemukakan diatas, tentu perlu disediakan pelbagai peralatan dan tenaga pelaksana
yang memadai. Peralatan dan tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :
1. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak
berbeda dengan peralatan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan dokter
keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka peralatan yang
dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
a. Peralatan medis
Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis
sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan pelbagai peralatan medis
spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula pelbagai peralatan pemeriksaan
penunjang serta pertolongan gawat darurat.

Di Amerika Serikat sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983),


peralatan medis yang tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan
yang dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor
surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop.

b. Peralatan non-medis
The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non
medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki sekurangkurangnya
sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang laboratorium,
ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar mandi, yang luas lantai
seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga,
seperti yang dikemukakan oleh Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan
perjanjian (appointment system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti
telepon.

2. Tenaga pelaksana
Tenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran
lainnya. Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas
tiga macam :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family
doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter
keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda.
Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah
rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga
yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga
tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang
dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat
diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun
oleh sekelompok dokter keluarga (group practice).
Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua,
yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.

b. Tenaga paramedis
Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga
paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah
mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter
keluarga, baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga
paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk
setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis
terlatih.

c. Tenaga non-medis
Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter
keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada
dua katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang
diperlukan untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja
sosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai program
penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah
tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan
sekurang-kurangnya satu orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.

PELAYANAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA


Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak
macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter
keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang
membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga.
Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut
dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan
pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga
yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di


rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya
diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama
dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan
kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak
sama antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama
antara satu daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena
mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan
antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien
akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia
pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.

Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter


keluarga tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga
tersebut hanya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap
dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi
pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh
dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan
turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah
sakit.

Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga


tidak sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang
diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga
bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan
penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya,
kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga

harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan ingkungannya.


Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang
sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.
Kesamaan lain yang ditemukan adalah pada ruang lingkup masalah kesehatan yang
ditangani. Praktek dokter keluarga melayani seluruh anggota keluarga dan semua masalah
kesehatan yang ditemukan pada keluarga. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang
seperti ini dibutuhkan pelbagai pengetahuan dan keterampilan yang luas. Karena adanyan
ciri yang seperti inilah ditemukan pihak-pihak yang tidak sependapat bahwa dokter
spesialis dapat bertindak sebagai dokter keluarga. Oleh kalangan yang terakhir ini
disebutkan bahwa dokter keluarga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
luas, yang mencakup pengetahuan dan keterampilan beberapa dokter spesialis, dan
karenanya tidak mungkin jika diselenggarakan oleh satu dokter spesialis saja.

Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang ditangani
pada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis.

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada


umumnya :

1. lebih aktif dan bertanggung jawab


Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung
jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila
memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di
rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.

2. Lebih lengkap dan bervariasi


Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan
pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih
lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan
pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya,
praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah
kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

3. Menangani penyakit pada stadium awal


Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter
spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium
awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik,
karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga,
tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang
dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk
penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja.

2. Sistem EMB :

Terdapat 5 langkah dalam menjalankan EBM, yaitu :


1. Mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang timbul dalam merawat pasien
(membuat pertanyaan klinis).
2. Mencari bukti-bukti melalui pencarian elektronik untuk menjawab pertanyaan.
3. Memilih dan memilah kualitas dan kebenaran dari bukti yang sesuai dengan
metodologi.
4. Mengaplikasikan bukti yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Mengevaluasi. (Biology and Medicine).

1. Membuat pertanyaan klinis

Pertanyaan yang diajukan harus spesifik. Pertanyaan tersebut ditunjukkan kepada


literatur kesehatan. Pertanyaan yang baik dapat memperjelas intervensi (tes diagnosis,
terapi), perbandingan (terapi A vs terapi B), dan hasil.

Pertanyan digunakan untuk membantu kita memperjelas apa yang hendak dita cari dan
sebagai alat bantu untuk menentukan kata kunci yang dipakai saat searching journal di
internet. Pertanyaan yang baik harus memuat 4 hal PICO (pasien, intervensi ,
comparison, outcome)

Pasien Seperti apa karakteristik pasien kita (point-


point penting saja).
Bisa dimasukkan di dalamnya hal-hal yang
berhubungan atau relevan dengan penyakit
pasien seperti usia , jenis kelamin atau suku
bangsa. hal-hal mengenai masalah,
pemyakit atau kondisi pasien

Intervensi/Prognosisexposure Berisikan hal sehubungan dengan


intervensi yang diberikan ke pasien
Apakah tentang meresepkan suatu obat ?
Apakah tentang melakukan tindakan ?
Apakah tentang melakukan tes dignosis?
Apakah tentang menanyakan bagaimana
prognosis pasien ?
Apakah tentang menanyakan apa yang
menyebabkan penyakit pasien ?
Comparison Tidak harus selalu ada pembandingnya.
Pembanding bisa dengan plasebo atau obat
yang lain atau tindakan terapi yang lain
Outcome Harapan yang anda inginkan dari intervensi
tersebut,seperti
Apakah berupa pengurangan gejala ?
Apakah berupa pengurangan efek samping?
Apakah berupa perbaikan fungsi atau
kualitas hidup ?
Apakah berupa pengurangan jumlah hari
dirawat RS ?

2. Mengumpulkan bukti-bukti untuk menjawab pertanyaan

Seleksi berdasarkan studi yang relevan bisa didapatkan dari sebuah ulasan dari literatur
(review of literature). Sumber yang direkomendasikan, (MEDLINE, The Cochrane
Collaboration [treatment options], The National Guideline Clearinghouse, ACP Journal
Club).
3. Memilih dan memilah kualitas dan kebenaran dari bukti yang sesuai dengan
metodologi

Tidak semua studi ilmiah bernilai sama. Tipe studi berbeda memiliki kekuatan ilmiah
dan pertanggungjawaban yang berbeda berdasarkan kualitas metodologi, validitas, dan
hasil. Level of evidence terdiri dari 5 level. Level 1 adalah yang tertinggi kualitasnya
dan menurun sebanding dengan kenaikan level. Level 1 : systematic reviews or meta-
analysis of randomized controlled trials and high-quality, single, randomized controlled
trials Level 2 : cohort studies Level 3 : case-control studies Level 4 : case series and
poor-quality cohort and case-control studies Level 5 : opini ahli yang tidak berdasarkan
telaah kritis, tetapi berdasarkan pada fisiologi, bench research, atau prinsip-prinsip dasar.
Sebaiknya kita memilih literatur atau jurnal berlevel 1 karena memiliki kualitas dan
validitas yang terbaik. Tapi bukan berarti bukti berlevel 5 tidak dapat diikuti, hanya saja
kekuatan dan validitasnya lebih lemah.

4. Mengaplikasikan bukti yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan

Karena bukti terbaik yang tersedia telah diketahui oleh pasien dengan karakteristik
berbeda daripada pertanyaan pasien, beberapa penilaian dibutuhkan. Sebagai tambahan,
pasien berharap pemeriksaan dan terapi (aplikasi dari bukti) harus sesuai dengan nilai-
nilai yang ada. (The Merck Manual of Diagnosis and Therapy, 2010)

5. Mengevaluasi

Setelah mengaplikasikan bukti-bukti valid dari hasil telaah ilmiah, kemudian langkah
selanjutnya adalah evaluasi hasil dari langkah 1 sampai langkah 4.

3. Kapitasi (apakah diindonesia bisa diterapkan ?) :

Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi
pelayanan kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per
peserta, per periode waktu (biasanya bulan). Kedepan Indonesia akan menuju ke arah
kapitasi dengan konsep dokter keluarga. Konsep ini terangkum dalam sistem Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Dengan sistem JPKM, seorang dokter keluarga mengampu layanan kesehatan suatu
daerah. Pembayaran didasarkan atas jumlah tertanggung (orang yang dijamin atau
anggota), baik anggota dalam keadaan sehat atau sakit besarnya tetap. Umumnya
pembayaran diberikan di muka tanpa memperhitungkan jumlah konsultasi atau
pemakaian pelayanan di pusat pelayanan kesehatan tersebut. Dengan sistem ini
diharapkan dokter dapat melakukan pelayanan kesehatan dengan efisien dan kesehatan
masyarakat bisa terjamin, serta tingkat coverage layanan kesehatan bisa menjangkau
semua lapisan masyarakat.

Berawal dari tidak terkendalinya biaya kesehatan akibat overutilization, pemerintah


mengubah mekanisme pembayaran dari bentuk fee for service ke bentuk prospective
payment, antara lain adalah kapitasi. Sistem kapitasi memiliki keuntungan dan kerugian
di sisi lain. Di antara keuntungan tersebut adalah, rumah sakit atau dokter sebagai
penyedia layanan kesehatan (health provider) mendapat jaminan adanya pasien (captive
market) dan kepastian dana di awal tahun/kontrak. Bila berhasil mengefisienkan
pelayanan, health provider akan mendapatkan keuntungan. Hal ini diharapkan membuat
dokter dapat lebih taat prosedur dan menekankan pelayanan lebih kepada promosi dan
prevensi.

Dalam penerapannya, sistem ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu adanya


kecenderungan underutilization, kemungkinan timbulnya konflik bila dokter belum
memahami sitem ini dengan baik, dan resiko kerugian bila peserta sedikit. Untuk
mengurangi kelemahan ini, utilization review harus kuat dan diperlukan penyusunan
standar terapi yang baik. Standar terapi ini disusun secara serius dan harus ditaati oleh
dokter. Dokter keluarga juga harus sadar biaya (cost coscious), bahkan bila belum bisa
perlu diberi pelatihan khusus mengenai ini. Karena pada kenyataannya, tingkat kepuasan
dokter keluarga terhadap pembayaran kapitasi ternyata masih rendah.
Dengan berbagai kelebihan dan kelemahan sistem kapitasi saat ini memandang bahwa
sistem ini sangat baik untuk diterapkan di Indonesia, karena dapat menjamin kesehatan
masyarakat yang sakit dengan sokongan dana dari seluruh masyarakat. Sistem ini telah
lama diterapkan di negara-negara Eropa, misalnya Perancis dan Inggris, bahkan
kesejahteraan dokter di sana juga sangat diperhatikan. Maka, inilah saatnya Indonesia
merealisasikan kesehatan untuk semua (Health for all). Karena kesehatan adalah hak
asasi setiap manusia.

Daftar Pustaka

1. Azwar, Azrul (1995): Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, PT.Binarupa


Aksara, Jakarta.
2. Azwar, Azrul, Justam, Judil dan Bustami, Nilda S (1983) : Bunga rampai, dokter
keluarga; Kelompok Studi Dokter Keluarga, Jakarta.
3. Azwar, Azrul (1995): Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan; Yayasan
Penerbitan IDI; Jakarta.
4. Departemen Kesehatan RI (1989): Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI, Jakarta.
5. Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah Tangga tahun
1985/1986, DEPKES RI, Jakarta.
6. Sudjoko Kuswadji (1996), Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga, Widya
Medika, Jakarta.
7. Sulastomo (1984), Bunga Rempa Pelayanan Kesehatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai