POMPA
Disusun Oleh :
Achmad Satria Rivaldi MN 061340411501
Firman Harris 061340411509
Galuh Wicaksono 061340411510
Ikhsan Nopratama 061340411512
R.A. Nurul Moulita 061340411518
Vidia Wati 061340411522
Kelas : 5 EGA
Instruktur : H. Yohandri Bow, S.T., M.S.
I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada pompa,
2. Dapat membongkar dan memasang kembali komponen-komponen pompa
dengan baik dan benar.
Pompa dinamik
Pompa dinamik juga dikarakteristikan oleh cara pompa tersebut beroperasi
yaitu, impeler yang berputar akan mengubah energi kinetik menjadi tekanan
ataupun kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Terdapat dua jenis
pompa dinamik, yaitu:
1. Pompa sentrifugal
Pompa ini merupakan pompa yang sangat umum didalam suatu industri,
biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan dalam suatu industri ialah pompa
sentrifugal. Pompa Sentrifugal adalah pompa dengan prinsip kerja merubah energi
kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeler
yang berputar dalam suatu casing. Pompa ini terdiri dari komponen utama berupa
kipas (impeler) yang dapat berputar dalam sebuah casing (rumah pompa), casing
tersebut dihubungkan dengan saluran isap dan saluran tekan. Untuk menjaga agar
didalam casing selalu terisi cairan, maka ada saluran isap yang harus dilengkapi
dengan katup kaki (foot valve). Impeler yang berputar akan memberikan gaya
sentrifugal sehingga cairan yang ada pada bagian pusat impeler akan terlempar
keluar dari impeler yang kemudian ditahan casing sehingga menimbulkan tekanan
alir.
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan
cincin diffuser stasioner. Volute atau cincindiffuser stasioner mengubah energi
kinetik menjadi energi tekanan.
Komponen statis:
casing,
penutup casing,
bearings
Impeler
Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida
yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi
tuang atau stainlesssteel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana
kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih
rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik. Jumlah
impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu
impeler dan sangat cocok untuk layanan head (tekanan) rendah. Pompa dua tahap
memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang.
Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk
layanan head yang tinggi.
Impeler dapat digolongkan atas dasar:
1. Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran
campuran
2. Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
3. Bentuk atau konstruksi mekanis: impeler yang tertutup, impeler terbuka dan
semi terbuka, impeler pompa berpusar/vortex.
Rumah pompa
Fungsi utama rumah pompa adalah menutup impeler pada penghisapan dan
pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada
ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada
ujung pengiriman dapat 20x tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk
pompa multitahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah dirancang
untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas
keamanan yang cukup.
Fungsi rumah pompa yang kedua adalah memberikan media pendukung dan
bantalan poros untuk batang torak dan impeler.
Wadah
Wadah volute memiliki impeler yang dipasang dibagian dalam wadah. Salah
satu tujuan utamanya adalah membantu kesetimbangan tekanan hidrolik pada
batang torak pompa. Walau begitu, mengoperasikan pompa dengan
wadah volutepada kapasitas yang lebih rendah dari yang direkomendasikan
pabrik pembuatnya dapat mengakibatkan tekanan lateral pada batang torak
pompa. Hal ini dapat meningkatkan pemakaian sil, bantalan poros, dan batang
torak itu sendiri. Wadah voluteganda digunakan bilamana gaya radial menjadi
cukup berarti pada kapasitas yang berkurang.
Wadah bulatmemiliki baling-baling penyebaran stasioner disekeliling impeler
yang mengubah kecepatan menjadi energi tekanan. Wadah tersebut banyak
digunakan untuk pompa multi-tahap. Wadah dapat dirancang sebagai:
Wadah padat : seluruh wadah dan nosel dimuat dalam satu cetakan atau
potongan yang sudah dibuat pabrik pembuatnya.
Head statis merupakan perbedaan ketinggian antara level cairan pada sisi hisap
dan pada sisi buang.
IV.Prosedur Percobaan
N Gambar Penjelasan
o
.
1. Cover impeller pada rumah
pompa berfungsi untuk
melindungi impeller dari
kerusakan dan tekanan
fluida kerja.
- Gandar, berfungsi
sebagai penopang dan
pelindung bagian dalam
mesin.
- Inti stator
- Kumparan stator
Stator berfungsi
menghasilkan arus listrik
bolak-balik.
10. Rotor berfungsi
menghasilkan medan
magnet listrik.
Kutub-kutub yang ada pada stator dan rotor yang senama mendekat, sehingga
terjadi peristiwa tolak-menolak dan rotor berputar. Kutub rotor menghampiri
kutub stator yang tidak sejenis, sehingga rotor akan tertarik. Ketika kutub dari
rotor dan stator yang berlainan jenis mulai mendekat, hal ini akan mengakibatkan
perubahan arus. Arus yang pada mulanya negatif akan berubah menjadi positif,
begitu pula sebaliknya. Perubahan arus ini akan mengakibatkan perubahan kutub-
kutub magnet pada stator. Kutub yang berbeda dengan rotor, berubah menjadi
kutub yang sama dengan rotor, sehingga akan terjadi proses tolak-menolak, dan
rotor akan berputar kea rah yang berlainan. Proses ini akan menyebabkan rotor
berputar secara terus-menerus yang sangat cepat sehingga rotor yang terus
berputar menghasilkan tenaga untuk memutar impeller pompa.
Pompa pada percobaan pertama ini merupakan pompa yang tidak dapat
dihidupkan (rusak). Hal ini terlihat pada kondisi kapasitor yang telah terbelah.
Terbelahnya kapasitor ini dikarenakan ada komponen yang rusak pada motor
listrik. Seal yang terpasang pada suction dan discharge juga harus diganti karena
sudah tidak layak pakai.
I. Tujuan Percobaan
Large bore pipe yaitu pipa yang berukuran lebih besar dari 2 inch
Small bore pipe, yaitu pipa yang memiliki ukuran 2 inch ke bawah
Tubing mempunyai ukuran sampai 4 inch tapi mempunyai ketebalan dinding yang
lebih kecil dari large bore dan small bore
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferra nikel
5. Stainless steel
6. PVC
7. Chrom Moly
2. Alumunium
3. Wrought Iron
4. Cooper
5. Red Brass
6. Nickle Cooper
Komponen perpipaan :
1. Pipa
Pipa merupakan komponen berbentuk silinder panjang berongga yang
digunakan untuk mengkonduksikan atau mentransfer fluida. Perbedaan antara pipa
dan tabung adalah dimensi kritikal yang digunakan untuk mendeskripsikan
ukurannya. Untuk pipa, diameter internal digunakan untuk pengukuran standar
ditambah dengan ketebalan dindingnya. Sedangkan untuk tabung, diameter luar
merupakan nilai yang digunakan untuk standar ukuran tabung. Secara umum pipa
yang diproduksi mempunyai 3 jenis bentuk ujung pipanya :
Plain ends (PE) : ujung pipa yang dibentuk persegi
Beveled ends (BE) : bentuk ujung pipanya dipotong membentuk bevel
Threaded ends (TE) : pipa yang dibuat mempunyai ulir pada ujungnya
Pipe Fittings
Pipe fittings merupakan suatu pelengkap yang terletak pada ujung pipa yang
memberikan fleksibilitas pada sistem perpipaan. Pipe fittings umumnya digunakan
untuk mengubah arah aliran, distribusi, meningkatkan atau mengurangi kapasitas
aliran dan interkoneksi. Pipe fittings yang umum digunakan anatara lain elbow,
bend, return, tee, cross, reducer, and cap, plug, union, coupling, boss. Perawatan
dan pemeliharaan pipe fittings sangatlah penting, karena jika kita tidak mengetahui
perawatan sambungan pipa maka akan terjadi kebocoran pada pipa fittings.
Valve
Valve merupakan suatu elemen penting dalam pabrik, tidak bisa dibayangkan
jika suatu pabrik tidak menggunakan valve. Valve tidak hanya mengatur aliran
fluida tetapi juga untuk mengisolasi perpipaan untuk pemeliharaan tanpa rintangan
init yang berhubungan dengan yang lain. Untuk menjaga agar valve dapat dipakai
dalam jangka waktu yang lama maka perlu dilakukan pemelihraan dan perawatan
terhadap alat tersebut. Untuk bahan material :
1. Kuningan
Valve dengan jenis bahan ini tidak boleh digunakan untuk T > 450 F, apabila
digunakan pada temperatur yang melebihi dari yang tersebut diatas maka valve
tersebut akan mengalami kerusakan.
2. Besi
Valve dengan jenis ini juga tidak boleh digunakan untuk T> 450 F.
3. Stainless steel
Valve dengan jenis bahan ini digunakan untuk temperatur rendah dan aliran
korosif. Valve ini tidak boleh digunakan dalam temperatur yang tinggi.
4. Steel baja
Valve jenis ini digunakan untuk temperatur yang tinggi dan tekanan tinggi.
Jadi untuk bahan material tersebut diatas agar valve dapat berfungsi dengan baik
maka harus disesuaikan dengan temperatur.
Rangkaian instalasi pemipaan beserta ukurannya
IV.Prosedur Percobaan
5. Memberi lem pada ujung permukaan pipa ketikadisambungkan dengan pipe fittings
agar memperkecil kemungkinan terjadi kebocoran
6. Menyambungkan rangkaian pipa yang telah dibuat pada suction dan discharge area
pompa
V. Analisa Data
I. Tujuan Percobaan
1. Palu 1 buah
2. Paku 10 buah
3. Klem 4 buah
4. Gergaji 1 buah
6. Stopwatch 1 unit
II.2. Bahan yang digunakan:
1. Papan kayu 5m
2. Air Seperlunya
IV.Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
3. Merekatkan papan kayu satu dengan yang lain sesuai dengan instalasi pipa yang
telah dibuat dengan menggunakan paku
VI. Perhitungan
Diketahui:
Volume = 550 ml
Waktu = 2 sekon
Jawab:
volume 550 ml ml
Q = Debit = waktu = 2s = 275 s
VII. Analisa Data
Pada percobaan kali ini mengenai pembuatan instalasi penyangga dan
mengetahui laju alir pompa. Pada proses instalasi penyangga menggunakan
bahan berupa papan kayu dengan cara merekatkan kayu tersebut pada instalasi
pompa dengan menggunakan palu, agar lebih kuat dilakukan pemasangan klem
pada beberapa bagian penyangga.
Setelah melakukan instalasi penyangga, kemudian dilakukan penentuan laju
alir pompa dengan kondisi bukaan valve full open. Pada percobaan ini
ml
didapatkan nilai laju alir pompa sebesar 275 s . Penentuan laju alir pompa
I. Tujuan Percobaan
1. Mengukur debit air dengan variasi bukaan katup
2. Mengetahui efisiensi pompa
5. Stopwatch 1 unit
1. Air Seperlunya
III. Dasar Teori
Pengertian fluida dan head fluida
Fluida adalah suatu zat atau substansi yang akan mengalami deformasi secara
berkesinambungan jika terkena gaya geser (tangensial) sekecil apapun. Fluida
dapat dibagi menjadi:
1. Inviscos (=0)
Compressible
Incompressible
2. Viscos
Contoh fluida compressible adalah udara, tetapi jika udara mencapai kecepatan 0,3
Mach maka menjadi fluida incompressible, sedangkan contoh fluida
incompressible adalah air. Energi fluida untuk melakukan kerja yang dinyatakan
dalam feet/kaki tinggi tekanan (head) fluida yang mengalir. Jadi, head atau tinggi
tekanan merupakan ketinggian kolom fluida yang harus dicapai fluida untuk
memperoleh jumlah energi yang sama dengan yang dikandung oleh satu satuan
bobot fluida yang sama.
3. Head tekanan
Head tekanan dalah energi yang dikandung oleh fluida akibat tekanannya dam
persamaannya adalah jika sebuah menometer terbuka dihubungkan dengan sudut
tegak lurus aliran, maka fluida di dalam tabung akan naik sampai ketinggian yang
sama dengan p/ .
Pengertian NPSH
Kavitasi akan terjadi, apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai
di bawah tekanan uap jenuhnya. Jadi, untuk menghindari kavitasi harus diusahakan
agar tidak ada satu bagianpun dari aliran dalam pipa yang mempunyai tekanan
statis lebih rendah dari tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran dalam pompa.
Oleh karena itu, maka definisi suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam
satuan head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). NPSH dapat
dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa dari peristiwa kavitasi
a. NPSH yang tersedia
Merupakan head yang dimiliki oleh suatu zat cair pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut.
b. NPSH yang diperlukan
Tekanan terendah di dalam besarnya terdapat di suatu titik dekat setelah sisi
masuk sudu impeller. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah daripada
tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan karena luas penampang yang
menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu. Jadi, agar tidak
terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk pompa dikurangi
penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi daripada tekanan uap zat
cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut
NPSH yang diperlukan. Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka
persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: NPSH yang tersedia >
NPSH yang diperlukan. Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik
pompa yang bersangkutan.
Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada
fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Efisiensi total
pompa dipengaruhi oleh efisiensi hidrolis, efisiensi mekanis, dan efisiensi
volumetrik.
a. Efisiensi hidrolis
Efisiensi hidrolis merupakan perbandingan antara head pompa sebenarnya
dengan head pompa teoritis dengan jumlah sudu tak terhingga.
b. Efisiensi mekanis
Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis yang
terjadi disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra, dan gesekan
pada paking.
c. Efisiensi volumetrik
Kerugian volumetrik disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui
impeller, yaitu adanya aliran balik melalui sisi hisap.
Head loss
Head kerugian (loss) yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian yang
terdiri dari kerugian gesek aliran di dalam pipa, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan (elbow), percabangan, dan perkatupan (valve).
Dasar dari penentuan tinggi tekan (head) pompa adalah persamaan Bernoulli.
Untuk aplikasi pada instalasi pompa, persamaan Bernoulli dalam bentuk energi
head terdiri dari empat head, antara lain head elevasi, head tekanan, head
kecepatan, dan head kerugian (gesekan aliran). Persamaan Bernoulli dalam bentuk
energi head yaitu:
2 2
V P V P
(Z + + ) + H pompa=( Z+ + ) + H losses
2 g g 1 2 g g 2
V 12 V 22 P1 P2
Z 1Z 2+ +
2 g 2 g g g
( )+ H losses
H pompa =
2
V P
Z+ +
2g g
( )+ H losses
H pompa=
P
H pompa= Z +
g
Dimana,
Z = hz = head elevasi, perbedaan muka tinggi air sisi masuk dan keluar (m)
V2
= hv = head kecepatan sisi masuk dan keluar (m)
2g
P
= hp = head tekanan sisi masuk dan keluar (m)
g
H losses = kerugian head
Merek : National
Tipe : GP-125
Kutub : 2 buah
Berat : 6 6,5 kg
Pompa ini dilengkapi dengan pressure switch on-off dan pipe joint (untuk sakelar
otomatis). Jika pompa ini ingin diubah ke otomatis, maka daoat dilakukan dengan
cara:
1. Lepas penutup lubang, gunakan pipe joint lalu hubungkan sakelar otomatis
dengan lubangnya.
Prosedur Percobaan
5. Menghidupkan pompa
9. Mengulangi langkah (6) sampai (8) untuk bukaan valve dan tertutup
V. Data Pengamatan
=1,27 cm
1,27 cm
Q 1
V= A =
4
226,45 ml /s
= 178,76 cm/s
= 1,7876 m/s
2
V1
h1 = K1 2. g
2
m
(1,7876 )
= 10.0 s
2
2.9,8 m/ s
= 1,6303 m
2
m
(1,7876 )
h2 = 0,02 s
2
2.9,8 m/ s
= 0,3260 m
2
m
(1,7876 )
h3 = 0,9 s
2.9,8 m/ s2
= 0,1467 m
h4 = h3
h5 = h1
2
m
( 1,7876
s )
h6 = 2,0 m
2.9,8 2
s
= 0,3260
h7 = h1
h8 = h3
h9 = h3
2
m
( 1,7876
s )
h10 = 10,0 m
2.9,8 2
s
= 1,6303 m
ft
h = 7,7601 m x 3,28084 m
= 25,4506 ft
lb
PV = 0,5065 2
ft
Z1 = 1,2 m x 3,28084 m
= 3,93701 ft
ft
= 62,2216 3
lb
P atm PV
NPSH = - Z1 h -
lb 2 lb 2
14,7 . 144 0,5096 .144
2 ft 2 2 ft 2
= ft - 3,93701 ft - 25,4506 ft ft
62,22 3 62,22 3
lb lb
= 3, 455 ft
cm3 s
Q = 226,45 s . 60 min
cm3 L gal
= 13587 min . 1 1000 cm3 . 0,26417 min1 L
gal
= 3,5892 min
h .Q
whp = 3960
gal
3,455 ft . 3,5892
= min
3960
= 0,00351 hp
1 hp
bhp = 125 watt . 745,7 watt
0,00351 hp
= 0,167628hp . 0,65 . 100%
= 2,845%
1
5.2 2 open
488 ml ml
Q= = 314,1387
1,42 s s
ft
= 62.2 lb 3 d = inch
=1,27 cm
1,27 cm
Q 1
V= A =
4
314,1387 ml / s
= 248,53 cm/s
= 2,4853 m/s
V 12
h1 = K1 2. g
2
m
(2,4853 )
= 10.0 s
2
2.9,8m/ s
= 3,1513 m
m 2
(2,4853 )
h2 = 2,0 s
2.9,8m/ s2
= 0,6302 m
2
m
(2,4853 )
h3 = 0,5 s
2
2.9,8m/ s
= 0,2836 m
h4 = h3
h5 = h1
2
m
( 2,4853
s )
h6 = 2,0 m
2.9,8 2
s
= 0,6302 m
h7 = h1
h8 = h3
h9 = h3
2
m
( 2,4853
s )
h10 = 5,0 m
2.9,8 2
s
= 1,5756 m
ft
h = 13,4243 m x 3,28084 m
= 44,0429 ft
P atm PV
NPSH = - Z1 h - - NPSH2
lb 2 lb 2
14,7 . 144 0,5096 .144
2 ft 2 2 ft 2
= ft - 3,93701 ft 44,0429 ft ft
67,2 3 62,2 3
lb lb
= 15,1275 ft
3
cm s
Q = 314,8387 s . 60 min
cm
3
L gal
= 18,890 min . 1 1000 cm3 . 0,26417 1L
gal
= 4,9902 min
h .Q
whp = 3960
gal
15,1275 ft . 4,9902
= min
3960
= 0,0190 hp
0,0190 hp
= 0,167628hp . 0,65 . 100%
= 17,4378%
=1,27 cm
1,27 cm
Q 1
V= A =
4
359,3 ml /s
= 283,674 cm/s
= 2,83 m/s
V 12
h1 = K1 2. g
2
m
(2,83 )
= 10.0 s
2
2.9,8 m/ s
= 4,086 m
m 2
(2,83 )
h2 = 2,0 s
2.9,8 m/ s2
= 0,36 m
2
m
(2,83 )
h3 = 0,9 s
2
2.9,8 m/ s
= 0,36 m
h4 = h3 = 0,36 m
h5 =h1 = 4,086 m
2
m
( 2,83
s )
h6 = 2,0 m
2.9,8 2
s
= 0,8173 m
h7 = h1 = 4,086 m
h8 = h3 = 0,36
= 47,5393 ft
PV = 0,5069 lb/in2
3,28084 ft
Z1 = 1,2 m . m
= 3,9370 ft
P atm PV
NPSH = - Z1 h - NPSHR
lb 2 lb 2
14,7 . 144 0,5096 .144
2 ft 2 2 ft 2
= ft - 3,93701 ft 47,5393 ft ft
62,2 3 62,2 3
lb lb
= - 18,6782 ft
NPSH = -1 . -18,6782 ft
= 18,6782 ft
3
cm s
Q = 359,35 s . 60 min
cm
3
1L gal
= 21561 min . 1000 cm
3 . 0,26417 1L
gal
= 5,6957 min
h .Q
whp = 3960
gal
18,6282 ft . 5,6957
= min
3960
= 0,026 hp
0,026 hp
= 0,167628hp . 0,65 . 100%
= 28,20 %
Keterangan:
K1 = koefisien gesek pada ball valve
K2 = koefisien pada T aliran lurus
K3 = koefisien gesek pada elbow 90o
PV = tekanan vapor pada suhu 36oC
whp = daya pompa yang keluar oleh debit air akibat adanya beda tekan, koefisien
gesek pada rangkaian piping
bhp = daya motor (daya pompa = 125 watt)
n = efisiensi mekanik pompa (0,65)
= efisiensi kinerja pompa pada sistem piping tertentu
VII. Analisa Data
Percobaan minggu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi bukaan
valve pada laju alir fluida.valve yang diatur pada percobaan ini adalah valve 2.
Variasi yang dilakukan ada 3 yaitu full open,full closed dan bukaan .
Pada variasi bukaan full open, didapat data yaitu air yang tertampung
sebanyak 351 ml dicapai dalam waktu 1,55 sekon. Dari data ini didapat kecepatan
m
aliran fluida yaitu 1,7876 s . Pengaruh koefisien gesek pada setiap pipa yang
dialiri fluida dihitung sehingga didapat nilai NPSH sebesar 3,455ft dan didapat
whp atau daya pompa yang keluar oleh debit air sebesar 0,00351 hp. Dari data-data
tersebut kemudian didapat efisiensi kerja pompa yaitu 2,845%.
Pada variasi bukaan , didapat data yaitu air yang tertampung sebanyak 488
ml didapat dalam 1,42 sekon. Dari data ini didapat kecepatan aliran fluida yaitu
ml
2,4853 s . Sama seperti sebelumnya koefisien gesek dihitung, sehingga didapat
NPSH sebesar 15,1275 ft dengan whp sebesar 0,0190 hp, sehingga didapat
efisiensi sebesar 17,4378%.
Pada variasi full closed, didapat data yaitu air yang tertampung sebanyak 557
ml didapat dalam waktu 1,55 sekon. Dari data ini didapat kecepatan aliran fluida
m
2,83 s . Nilai NPSH 18,6282 ft. Dari data yang telah terkumpul whp yaitu 0,026
I. Tujuan Percobaan
1. Mengatur bukaan katup agar aliran fluida mencapai kondisi steady.
2. Membuat kurva hubungan antara volume tangki dan waktu.
Pengendalian diskontinyu
a. Pengendalian diskontinyu dua posisi
Pengendali dua posisi, dahulu on-off, adalah jenis pengendali paling sederhana
dan murah. Keluaran pengendali hanya memiliki dua kemungkinana nilai,
yaitu maksimum (100%) atau minimum (0%).
b. Pengendalian dua posisi
Mekanisme pengendalian dua posisi mudah difahami bila ditinjau
pengendalian tinggi air dalam tangki. Air dalam tangki secara terus menerus
dikeluarkan dengan laju tetap. Apabila permukaan air turun melebihi titik
acuan (R), maka sensor tinggi air akan memberi sinyal bahwa telah terjadi
penurunan permukaan air melebihi batas. Sinyal ini masuk ke pengendali dan
pengendali memerintahkan pompa untuk bekerja. Dengan bekerjanya pompa,
air akan masuk ke tangki dan permukaan air naik kembali. Pada saat tinggi air
tepat mencapai R pompa berhenti sehingga terjadi pengosongan tangki, dan
proses di atas berulang lagi. Siklus ini berlangsung terus menerus. Dengan
demikian pompa akan selalu mati-hidup secara periodik seiring dengan
perubahan tinggi permukaan air.
Peristiwa naik-turun pada tinggi permukaan air secara periodik disebut cycling
atau osilasi. Ini adalah ciri khas pengendali dua posisi. Untuk mencegah osilasi
terlalu cepat, perlu dibuat lebih dari satu batas yaitu batas atas (BA) dan batas
bawah (BB). Batas atas adalah batas tertinggi permukaan air pada saat air naik.
Sedangkan batas bawah adalah batas terbawah permukaan air saat air turun. Lebar
celah antara dua titik batas disebut celah diferensial (differential gap), histeresis,
atau daerah netral.
Dengan adanya dua titik acuan (batas atas dan bawah), maka terdapat daerah
netral yang berada di antara dua titik acuan. Jika permukaan air berada pada daerah
netral, terdapat dua kemungkinan. Pertama, bila air sedang turun maka pompa
tidak bekerja, karena permukaan air masih di atas batas bawah. Kedua, bila
permukaan air sedang naik maka pompa sedang bekerja, karena permukaan air di
bawah batas atas.
Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses dengan
bentuk pulsa-pulsa, sehingga menimbulkan osilasi atau cycling pada variabel
proses. Amplitudo cycling bergantung pada tiga faktor, yaitu: konstanta waktu
proses, waktu mati, dan besar perubahan beban. Amplitudo osilasi menjadi kecil
jika konstanta waktu proses besar, waktu mati pendek, atau perubahan beban
proses kecil.
IV.Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Menghubungkan 2 unit pompa menjadi satu aliran.
3. Menyiapkan 2 buah tangki air kosong di bagian inlet dan outlet, kemudian mengisi
air pada tangki di bagian inlet.
4. Memberi tanda batas volume pada masing-masing tangki dengan menggunakan
spidol dan penggaris.
5. Menghidupkan pompa bersamaan dengan menghidupkan stopwatch.
6. Mencatat setiap perubahan volume yang terjadi sampai aliran mengalami kondisi
steady.
7. Setelah aliran dalam kondisi steady, pompa dimatikan bersamaan dengan
mematikan stopwatch.
8. Membuat kurva hubungan antara volume tangki dan waktu.
V. Data Pengamatan
Waktu (menit) Volume (m3)
0 0,008331
0,3 0,00722
0,43 0,00611
0,66 0,004999
1,7 0,00611
1,83 0,00722
2,33 0,00611
2,45 0,00499
2,58 0,0038878
2,73 0,002777
3,5 0,002777
3,66 0,0038878
3,9 0,004999
5,83 0,004999
7,283 0,00611
8,65 0,00611
11,22 0,006665
11,5 0,00611
11,66 0,0077117
12,56 0,004999
13 0,0077117
13,5 0,00611
13,83 0,0077117
14,08 0,004999
14,83 0,0038878
14,91 0,004999
15,06 0,0077117
15,33 0,00611
15,63 0,006665
16,2 0,00611
16,93 0,006665
17,06 0,00611
17,56 0,0077117
18,18 0,00611
Keterangan:
Set point ; 0,006 m3
Volume (m3 )
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu (menit)
VI. Analisa Data
Percobaan minggu ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi steady pada
aliran fluida dengan cara mengatur bukaan katup. Tangki air yang digunakan
berjumlah dua buah, yaitu pada bagian inlet dan outlet. Pompa yang digunakan
juga dua, yaitu pompa merek Nasional dan pompa merek Shimizhu. Instalasi pipa
pada kedua pompa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengondisikan tangki
penampung air pada sisi outlet pompa Nasional merupakan tangki air pada sisi
inlet pompa Shimizhu. Pada perangkaian ini juga dibutuhkan tambahan pipa dan
elbow sehingga pipa outlet dari pompa Shimizhu dapat mencapai tangki air
pompa Nasional dan air dapat emngisi tangki.
Pada tangki bagian inlet, diberi tanda batas (set point) yaitu 0,006 m 3 dengan
histerisis 0,001 m3. Dari data yang diperoleh, didapat grafik hubungan
antara waktu dengan volume air dalam tangki. Dari grafik, dapat dianalisa bahwa
laju aliran fluida yang tertampung mulai mencapai set point pada menit ke
15,33 dan perlahan-lahan mempertahankan set pointnya. Untuk mendapatkan
kondisi steady, pengendalian perlu dilakukan yang dalam hal ini yang
dikendalikan adalah laju aliran fluida dengan cara mengatur katup sehingga fluida
dapat dikendalikan atau setidaknya tidak terjadi perbedaan yang begitu mencolok
pada volume air di kedua tangki.
Namun, pengendalian yang dilakukan secara manual ini kurang efektif,
dimana terlihat pada grafik terjadi keterlambatan proses yang ditandai dengan
beberapa data yang melewati batas atas dan bawah, sehingga didapat titik
maksimum dan minimumnya.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengendalian proses diperlukan untuk mendapatkan kondisi steady sehingga
volume air pada kedua tangki dapat dikendalikan.
2. Pengendalian yang dilakukan secara manual kurang efektif sehingga didapat
data yang melewati batas atas dan batas bawah yang diperbolehkan.
Daftar Pustaka
a. Percobaan
minggu pertama
Pembuatan penyangga
instalasi pipa