TINJAUAN PUSTAKA
meliputi perpindahan panas dan massa serta mungkin beberapa laju proses lain,
seperti perubahan fisik atau kimia dari produk, yang mana hal hal tersebut dapat
saja menimbulkan perubahan mutu hasil. Perubahan fisik yang mungkin terjadi
antara lain adalah pengerutan dan penggumpalan. Selain perubahan fisik, dapat
pula terjadi perubahan kimia yang merubah aroma, warna, tekstur atau sifat
padatan lain yang dihasilkan. Yang kedua adalah masalah kapasitas dari proses
pengeringan itu sendiri, dimana kebutuhan pada saat ini yang cukup tinggi,
sehingga perlu juga dipikirkan mengenai bagaimana membuat mesin pengering
yang memiliki kapasitas besar. Kemudian masalah selanjutnya adalah yang
berkaitan dengan kondisi dan sifat dari bahan yang dikeringkan cukup bervariasi,
dan terkadang menuntut adanya modifikasi dari proses pengeringan tradisional
(dengan cara menjemur atau sekedar memanaskan) menjadi proses - proses
pengeringan dengan karakter dan kemampuan yang lebih spesifik dan dengan
kebutuhan masing masing produk.
Proses pengeringan :
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air.
Dengan cara menurunkan RH dengan mengalirkan udara panas
disekeliling bahan.
Proses perpindahan panas; proses pemanasan dan terjadi panas sensible
dari medium pemanas ke bahan, dari permukaan bahan ke pusat bahan.
Proses perpindahan massa; proses pengeringan (penguapan), terjadi
panas laten, dari permukaan bahan ke udara.
Panas sensible; panas yang dibutuhkan atau dilepaskan untuk menaikkan
atau menurunkan suhu suatu benda.
Panas laten; panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat
ke cair, cair ke gas, dst, tanpa mengubah suhu benda tersebut.
2.2 Pomp
pa Kalor
Pomppa kalor (hea
at pump) addalah suatu perangkat yang
y mentraansfer panaas dari
media suhhu rendah ke suhu tinggi. Seb
bagian besar teknologgi pompa kalor
memindahhkan panas dari sumbber panas yang berteemperatur reendah ke lokasi
l
bertemperratur lebih
h tinggi. Contoh yang paling umum
m adalah lemari
es, freezer, pendingin
n ruangan, ddan sebagaiinya.
Pomppa kalor merupakan
m pperangkat yang
y samaa dengan m
mesin pend
dingin
(Refrigeraator), perbeedaannya hhanya padaa tujuan akhirnya.
a M
Mesin pend
dingin
bertujuan menjaga ru
uangan padda suhu rend
dah (dingin
n) dengan m
membuang panas
p
dari ruanggan. Sedang
gkan pomppa kalor berrtujuan men
njaga ruanggan berada pada
suhu yangg tinggi (pan
nas). Hal inii diilustrasik
kan seperti pada gambaar 2.1.
Gamb
bar 2.1 Refriigerator dan
n pompa kalor (heat puump)
Sum
mber: (Cenngel & Boless Fifth Editiion Hal.6088)
kompresi uap yang mencakup saluran pembalik dan penukar panas sehingga arah
aliran panas dapat dibalik. Secara umum, pompa kalor mengambil panas dari
udara atau dari permukaan. Beberapa jenis pompa kalor dengan sumber panas
udara tidak bekerja dengan baik setelah temperatur jatuh di bawah -5oC/23oF
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pompa_kalor)
Gambar
G 2.2 Siklus Kom
mpresi Uap sederhana
Pada diagram T-s dan diagram P-h, siklus kompresi uap dapat digambarkan
pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.3 Diagram T-s siklus standar Gambar 2.4 Diagram P-h siklus ideal
Proses yang terjadi pada Siklus Refrigerasi Kompresi Uap adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena proses ini dianggap isentropik, maka temperatur keluar kompresor
pun meningkat. Besarnya kerja kompresi per satuan massa refrigeran bisa
dihitung dengan rumus :
Wc = = ..............................................................................(2.1)
Dimana :
= besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
= laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
Wc
..........................................................................................(2.2)
Dimana :
Wc = daya listrik kompresor (Watt)
= tegangan listrik (Volt)
= kuat arus listrik (Ampere)
= 0,6 0,8
berubah menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di kondensor terjadi penukaran kalor
antara refrigeran dengan udara, sehingga panas berpindah dari refrigeran ke udara
pendingin dan akhirnya refrigeran mengembun menjadi cair.
Besarnya kalor per satuan massa refrigeran yang di lepaskan di kondensor
dinyatakan sebagai:
..............................................................................(2.3)
Dimana :
= besarnya kalor dilepas di kondensor (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)
= laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
............................................................ ................(2.4)
Dimana :
= kalor yang di serap di evaporator ( kW )
= efek pendinginan (efek refrigerasi) (kJ/kg)
= harga entalpi ke luar evaporator (kJ/kg)
= harga entalpi masuk ke evaporator (kJ/kg)
= laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
(2.6)
Dimana :
= Kalor yang dilepas oleh kondensor (kW)
= Kerja yang masuk dalam kompresor (kW)
........................................................................................... (2.7)
Dimana:
Qe = Kalor yang diserap oleh evaporator (kW)
QK = Kalor yang dilepaskan oleh Kondensor (kW)
Wc = Kerja yang masuk dalam Kompresor (kW)
. . . . 2.8
Dimana :
We = Berat pakaian sebelum pengeringan (kg)
Wf = Berat pakaian setelah pengeringan (kg)
t = Waktu pengeringan (jam)
Gamb
bar 2.5 Graffik hubungaan kadar air dengan waaktu.
Keterangan :
AB = Periode pemanasan
BC = Periode laju pengeringan menurun pertama
CD = Periode laju pengeringan menurun pertama
DE = Periode laju pengeringan menurun kedua
Wa Wt-Wk
Kabb = x 100%= x 100% .... (2.9)
Wt Wt
Dimana:
Kabb = Kadar air basis basah (%)
Wa = Berat air dalam bahan (gram)
Wk = Berat kering mutlak bahan (gram)
Wt = Berat total (gram) = Wa + Wk
Kadar air basis kering adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam
bahan dengan berat padatan yang ada dalam bahan. Kadar air berat kering dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
Wa Wt-Wk
Kabk = x 100%= x 100%...................................................(2.10)
Wk Wt-Wa
Dimana:
Kabk = Kadar air basis kering (%)
Wa = Berat air dalam bahan (g)
Wk = Berat kering mutlak bahan (g)
Wt = Berat total (g) = Wa + Wk
Kadar air basis kering adalah berat bahan setelah mengalami pengeringan
dalam waktu tertentu sehingga beratnya konstan. Pada proses pengeringan, air
yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan meskipun
demikian yang diperoleh disebut juga sebagai berat bahan kering (Ramadhani,
2011).
2.9 Refrigran
Refrigeran adalah fluida kerja utama pada suatu siklus refrigerasi yang
bertugas menyerap panas pada temperatur dan tekanan rendah dan membuang
panas pada temperatur dan tekanan tinggi. Umumnya refrigeran mengalami
perubahan fasa dalam satu siklus.
e. GWP merupakan global warming potential, ada dua jenis angka (indeks) yang
biasa digunakan untuk menyatakan potensi peningkatan suhu bumi. Pertama
HGWP (halocarbon global warming potential) yaitu perbandingan potensi
pemanasan global suatu refrigeran dibandingkan dengan R-11. GWP yang
menggunakan CO2 sebagai acuan. Sebagai contoh perhitungan 1 lb R-22
mempunyai efek pemanasan global yang sama dengan 4100 lb gas CO2 pada
20 tahun pertama dilepas ke atmosfer. Dan turun menjadi 1500 lb CO2 setelah
100 tahun.
Universitas Sumatera Utara