ANFAR
ANFAR
Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan
yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung tandon
harus lebih besar dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk
kecepatan alir yang umumnya 1-2 ml/menit.
Pompa
Injektor
Cuplikan harus dimasukkan ke dalam pangkal kolom (kepala kolom),
diusahakan agar sesedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom.
Kolom
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
dapat dibagi menjadi dua kelompok:
Kolom analitik: diameter khas adalah 2-6 mm. Panjang kolom tergantung
pada jenis kemasan. Untuk kemasan pelikular, panjang yang lumrah
adalah 50-100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikilat, umumnya 10-30
cm. Dewasa ini ada yang 5 cm
Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan
panjang kolom 25 -100 cm.
Detektor
Detektor pada KCKT dikelompokkkan menjadi 2 golongan yaitu: \
Detektor universal: Mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif, seperti detektor indeks bias dan
detektor spektrometri massa.
Detektor spesifik: Hanya mendeteksi analit secara spesifik dan selektif,
seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi dan elektrokimia
(Rohman,2007).
Fase Gerak
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel (Johnson 1991; Rohman, 2007)
Terdapat keragaman yang luas dari solvent yang digunakan dalam semua
mode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan
yang mana umumnya harus dipenuhi oleh semua solven.
1. Sistem elusi isokratik. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan satu macam
atau lebih fase gerak dengan perbandingan tetap (komposisi fase gerak
tetap selama elusi)
2. Sistem elusi gradien. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan campuran
fase gerak yang perbandingannya berubah-ubah dalam waktu tertentu
(komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi).
Pengolahan Data
Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncakpuncak
yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram.
Gambar Kromatogram
Kegunaan kromatogram:
1. Kualitatif
waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang sama.
dapat digunakan untuk identifikasi.
2. Kuantitatif
luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjesikan dan
dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi.
Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh
perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom
kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan
fase diam. Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok
yaitu: (1) wadah fase gerak, (2) sistem penghantaran fase gerak, (3) alat untuk
memasukkan sampel, (4) kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak,
(7) tabung penghubung, dan (8) suatu komputer atau integrator atau perekam (Gandjar
dan Rohman, 2008).
Mekanisme kromatografi terdiri atas 4 tipe yaitu adsorpsi, partisi, penukar ion, dan
eksklusi ukuran. Kromatografi adsorpsi didasarkan pada kondisi antara zat terlarut dan
fase diam padat. Umumnya eluen yang digunakan untuk kromatografi adsorpsi kurang
polar dari fase diam (fase normal). Kromatografi partisi melibatkan fase diam cair yang
bercampur dengan eluen. Sistem partisi dapat berupa fase normal (fase diam lebih polar
daripada eluen) atau kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada eluen).
Kromatografi penukar ion melibatkan fase diam padat dengan kelompok anionic atau
kationik pada permukaan zat yang terlarut. Kromatografi eksklusi ukuran melibatkan fase
diam cair dengan ukuran pori yang terkontrol. Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran
molekul suatu zat, dimana molekul berukuan besar akan mengalami elusi terlebih dahulu
(Moffat, 2011).
Daftar Pustaka
Abdul Rohman, Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisa. Yogyakarta
:Pustaka Pelajar.
Johnson, E.L. dan Stevenson, R. (1991). Dasar Kromatografi Cair. Penerjemah: Kosasih
Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. Hal. 70, 119-121
Moffat, A.C., Osselton, M.D., and Widdop, B., 2011, Clarkes Isolation and
Identification of Drug, 4 st edition, 1111,1112. London The Pharmaceutical
Press.