Anda di halaman 1dari 10

Tugas.....

SENSOR DAN TRANSDUSER


(Sensor)

OLEH:

SYAHRUN RAMADHAN
P3D11 14 044

PROGRAM VOKASI DIII TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

SENSOR DAN TRANSDUSER


A. SENSOR
Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran fisis berupa variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia dengan diubah menjadi tegangan dan arus listrik.
Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang
terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika,
sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang
kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya.
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi
untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya.
1. Jenis-Jenis Sensor
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Sensor Thermal (Panas).
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya:
1. Bimetal,

Prinsip Kerja Bimetal


Prinsip kerja bimetal menggunakan konsep pemuaian, khususnya muai
panjang. Jadi, bimetal peka terhadap perubahan suhu. Jika keping bimetal
dipanaskan atau dinaikan suhunya, maka akan melengkung ke arah logam yang
memiliki angka koefisien muai panjangnya kecil. Bila didinginkan, keping
bimetal akan melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya
besar.
2. Termistor,

Prinsip Kerja Termistor


Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding
dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu
yang relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang
memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan
oksida logam campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau
nikel, berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga pemilihan bahan
oksida tersebut harus dengan perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan
salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.
3. Termokopel,

Prinsip Kerja Termokopel


Prinsip kerja termokopel secara sederhana berupa dua buah kabel dari
jenis logam yang berbeda ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik
penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik
hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada
temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama,
logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan
tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi.
b. Sensor Mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran,
level dsb.

Contoh;
1. Strain gage,

Prinsip Kerja Strain Gauge


Ketika terjadi regangan pada suatu benda uji (specimen) yang telah di
pasangi strain gauge, maka regangan itu terhantarkan melalui alas gauge (isolatif)
pada foil atau penghantar resistif di dalam gauge tersebut. Hasilnya adalah foil
atau penghantar halus tadi akan mengalami perubahan nilai resistansinya.
Perubahan resistansi ini berbanding lurus terhadap besarnya regangan.
2. Linear variable defferential transformer (LVDT),
Prinsip Kerja LVDT
Secara singkat prinsip kerja dari LVDT adalah sebagai berikut : Arus
bolak-balik AC mengalir melalui kumparan (coil) primer, sebagai akibat dari
adanya tegangan eksitasi Eeks. Arus terinduksi melalui pasangan kumparan
sekunder. Frekuensi arus AC yang terinduksi ini sama dengan frekuensi eksitasi.
Namun, amplitudo arus yang terinduksi pada setiap kumparan sekunder
tergantung dari posisi/lokasi batang inti (magnet) yang dapat
berpindah/bergerak. Perubahan amplitudo akibat pergeseran batang inti ini
kemudian di proses untuk melakukan indikasi terhadap peubahan posisi. sehingga
dengan memanfaatkan konsep ini, LVDT dapat dibuat sebagai sensor.

3. Proximity, dsb.

Prinsip Kerja Proximity


Bila cahaya dari proximity memantul pada suatu benda (mis garis), maka cahaya
tersebut akan memantul dan diterima oleh basis phototransistor,maka
phototransistor menjadi saturasi(on)sehingga tegangan output akan mendekati 0
volt. Sebaliknya jika tidak terdapat pantulan maka basis phototransistor tidak
mendapat arus bias sehingga menjadi cut-off, dengan demikian tegangan output
sama dengan tegangan Induk (Vcc).
c. sensor optik (cahaya)
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau
ruangan.
Contoh;
1. Photocell,

Prinsip Kerja Photocell


Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya
ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya
redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.

4. Phototransistor,

Prinsip Kerja Sensor


PhotoTransistor Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam
catu balik dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari
luar. Bila tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu balik sama
dengan nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai sambungan catu
balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi dalam depletion
region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole dan elektron
yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar yang
mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan
piranti ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional.
2. Photodioda,

Prinsip Kerja Photodioda


Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah
silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs,
PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang
mencakup: 2500 11000 untuk silicon, 8000 20,000 untuk GaAs.
Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya
diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang
pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole
adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus
yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan
pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk
mengumpulkan photon menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau
tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
d. Sensor Sound (suara)
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu merubah gelombang Sinusioda suara
menjadi gelombang sinus energi listrik. Sensor suara berkerja berdasarkan
besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang
menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan
kecil di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya
adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun,
ia juga telah membuat gelombng magnet yang mengalir melewatinya terpotong-
potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik
yang dihasilkannya.
Contoh;
1. Microphone,

Prinsip Kerja Microphone


Prinsip kerja dari microphone menjelaskan tipe transducer yang berada di
dalam microphone tersebut. Transducer adalah sebuah alat yang dapat mengubah
energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam kaitannya dengan microphone,
transducer mengubah energi akustik (suara) mernjadi energi listrik. Menurut cara
kerjanya, ada banyak tipe microphone, seperti: dynamic, condenser, ribbon,
crystal, carbon, dsb. Namun, ada dua tipe yang paling umum digunakan, yaitu:
dynamic dan condenser.
B. TRASNDUSER
Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain, yang
merupakan elemen penting dalam sistem pengendali. Secara umum transduser dibedakan atas
dua prinsip kerja yaitu: pertama, Transduser Input dapat dikatakan bahwa transduser ini akan
mengubah energi non-listrik menjadi energi listrik. Kedua, Transduser Output adalah
kebalikannya, mengubah energi listrik ke bentuk energi non-listrik.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan
oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut
dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau
thermal (panas).
a. Transduser Pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan
dari luar.
b. Transduser Aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Tabel contoh Trasduser Pasif maupun Aktif

Parameter listrik dan


Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
kelas transduser

Transduser Pasif

Perubahan nilai tahanan karena Tekanan,


Potensiometer
posisi kontak bergeser pergeseran/posisi

Perubahan nilai tahanan akibat


Strain gage perubahan panjang kawat oleh Gaya, torsi, posisi
tekanan dari luar

Tegangan selisih dua kumparan


Transformator selisih Tekanan, gaya,
primer akibat pergeseran inti
(LVDT) pergeseran
trafo

Perubahan induktansi kumparan


Gage arus pusar Pergeseran, ketebalan
akibat perubahan jarak plat
Transduser Aktif

Emisi elektron akibat radiasi


Sel fotoemisif yang masuk pada permukaan Cahaya dan radiasi
fotemisif

Emisi elektron sekunder akibat


Cahaya, radiasi dan
Photomultiplier radiasi yang masuk ke katoda
relay sensitif cahaya
sensitif cahaya

Pembangkitan ggl pada titik


Temperatur, aliran
Termokopel sambung dua logam yang
panas, radiasi
berbeda akibat dipanasi

Generator kumparan Perputaran sebuah kumparan di


putar dalam medan magnit yang Kecepatan, getaran
(tachogenerator) membangkitkan tegangan

Pembangkitan ggl bahan kristal Suara, getaran,


Piezoelektrik
piezo akibat gaya dari luar percepatan, tekanan

Terbangkitnya tegangan pada sel


Sel foto tegangan foto akibat rangsangan energi Cahaya matahari
dari luar

Termometer tahanan Perubahan nilai tahanan kawat


Temperatur, panas
(RTD) akibat perubahan temperatur

Tahanan sebuah strip konduktif


Hygrometer tahanan berubah terhadap kandungan uap Kelembaban relatif
air

Penurunan nilai tahanan logam


Termistor (NTC) Temperatur
akibat kenaikan temperatur

Tekanan suara mengubah nilai


Mikropon kapasitor Suara, musik,derau
kapasitansi dua buah plat

Pengukuran Reluktansi rangkaian magnetik Tekanan, pergeseran,


reluktansi diubah dengan mengubah posisi getaran, posisi
inti besi sebuah kumparan

c. Transduser Input,
Transduser Input dapat dikatakan bahwa transduser ini akan mengubah energi non-listrik
menjadi energi listrik.
Contoh:
1. LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)
2. Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
3. Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
4. Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik
d. Transduser Output,
Transduser Input dapat dikatakan bahwa transduser ini akan mengubah energi listrik
menjadi energi non-listrik.
Contoh:
1. LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
2. Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
3. Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
4. Heater mengubah listrik menjadi Panas
5. Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Rinal. 2013. Macam-Macam Sensor Suhu / Temperatur / Thermal.
http://rinalakbar.blogspot.com/2013/01/macam-macam-sensor-suhu-temperatur.html
Anwar, Ariful. 2010. Sensor. https://goodarif.wordpress.com/elektronika-dasar/sensor.html
Elektronika, Teknik. 2008. Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya.
http://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser.html
Sersasih. 2011. Tipe-Tipe Transducer dan Sensor.
https://sersasih.wordpress.com/2011/12/03/tipe-tipe-transducer-dan-sensor.html
Elektronika, Teknik. 2008. Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya.
http://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/
Dimas. 2000. Sensor dan Transduser. Bandung. Satu Nusa.

Anda mungkin juga menyukai