Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK PENGOLAH ISYARAT DIGITAL


(UNMANNED AERIAL VEHICLE)

DISUSUN OLEH :

Nama : Reynaldo Parulian


Nim : 13010045

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2015
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

UAV (unmanned aerial vehicle)adalah sebuah sistem pesawat udara yang tidak memiliki
awak yang berada didalam pesawat (onboard). Keberadaan awak pesawat digantikan oleh
perangkatelektronik dan perangkat kontrol pesawat. Sedangkan awak yang mengendalikan
UAV tetap berada didarat dan mengontrolnya dari jarak jauh atau RPV(remotely piloted
vehicle). UAV berkembang secara pesat sejak 30 tahun yang lalu. Perkembangan UAV yang
semakin pesat saat ini telah sampaipada tahap kemampuan terbang mandiri (autonomous).
Kedepannya, UAV akan berkembang pada tahap kemampuan untuk menetukan keputusan
(decisionmaking) menggunakan kecerdasan buatan (artificial Intelligence) sehingga dapat
melakukan misi-misi secara mandiri tanpa campur tangan manusia. UAV digunakan secara
luas dalam berbagai bidang, yang sebagian besar didominasi militer. Namun kalangan sipil
pun sudah banyak yang menggunakannya. Peran UAV akan semakin besar dimasa depan,
dikarenakan ada banyak keuntungan
yang didapat dengan mengoperasikan UAV dibanding pesawat berawak, dengan faktor
ekonomi sebagai yang utama (Austin, 2010). UAV memiliki berbagai kategori berdasarkan
karakteristik, bentuk, ukuran, dan konfigurasi yang berbeda-beda. Dimulai dari UAV yang
berukuran mikro yang memiliki berat kurang dari 150 gram dengan misi sederhana, sampai
UAV berukuran raksasa yang memiliki panjang sama dengan pesawat terbesar di dunia,
Antonov AN-225 Mriya yang memiliki panjang lebih dari 60 meter.
UAV raksasa ini memiliki peralatan elektronis yang sangat kompleks dengan berbagai misi
utama seperti misi intelijen (intelligence), pemantauan (surveillance), dan pengintaian
(reconnaissance). UAV yang lain memiliki kemampuan manuver yang tinggi layaknya
pesawat tempur. Sehingga besarkemungkinan dimasa yang akan datang pesawat tempur
berawak akan digantikannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan UAV (unmanned aerial vehicle)?


2. Bagaimana Sejarah UAV(unmanned aerial vehicle)?
3. Jenis apa saja yang terdapat dalam UAV(unmanned aerial vehicle)?
4. Apa manfaat dari UAV(unmanned aerial vehicle)?
5. Kebutuhan apa saja yang dibutuhkan UAV(unmanned aerial vehicle)?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu UAV (unmanned aerial vehicle).


2. Memahami Sejarah UAV (unmanned aerial vehicle).
3. Mengetahui Jenis Jenis dari UAV(unmanned aerial vehicle).
4. Mengetahui Pemanfaatan UAV(unmanned aerial vehicle).
5. Memahami kebutuhan yang harus dipenuhi dari pembuatan UAV(unmanned aerial
vehicle).

1. Definisi UAV(Unmanned Aerial Vehicle)


merupakan wahana terbang tanpa pilot dimana kontrol terbangnya dikendalikan secara
mandiri dengan remote control maupun secara autonomous menggunakan komputer yang
terprogram.
2. Sejarah UAV
pesawat drone untuk perang ,Drone, juga dikenal sebagai pesawat atau kendaraan udara tak
berawak menjadi salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini. Terutama di dunia
militer. Meski juga diimplementasikan dalam operasi pencarian dan penyelamatan atau
aplikasi sipil lainnya, seperti kepolisian dan pemadam kebakaran.
Teknologi ini ternyata mengalami perjalanan panjang. Konsep penerbangan udara tak
berawak bukanlah yang baru. Idenya pertama kali datang pada 22 Agustus 1849, ketika
Austria menyerang kota Venesia Italia dengan balon tak berawak yang sarat dengan bahan
peledak. Beberapa balon diluncurkan dari kapal Austria Vulcano. Sementara beberapa balon
mencapai sasarannya mereka, sebagian besar terperangkap dalam angin dan berubah arah.

2.1 Era perang dunia


Pesawat tanpa pilot pertama dikembangkan selama dan setelah Perang Dunia I. Yang pertama
adalah Aerial Target, dikembangkan pada 1916 ini dimaksudkan untuk meniru Zeppelins,
tetapi tidak pernah terbang. Tak lama kemudian, Hewitt-Sperry Automatic Airplane (bom
terbang) melakukan penerbangan perdananya, menunjukkan konsep pesawat tak berawak.
UAV ini rencananya digunakan sebagai torpedo udara, versi awal dari rudal jelajah modern.
Pengendalian pesawat ini dengan menggunakan giroskop.
Pada bulan November 1917, Hewitt-Sperry Automatic Airplane ditunjukkan untuk Angkatan
Darat AS. Setelah keberhasilan demonstrasi ini, Angkatan Darat menugaskan sebuah proyek
untuk membangun sebuah torpedo udara, yang kemudian dikenal sebagai Bug Kettering dan
terbang tahun 1918 .
Beberapa penerus dikembangkan selama periode setelah Perang Dunia I dan sebelum Perang
Dunia II. Ini termasuk Laring, diuji oleh Royal Navy antara tahun 1927 dan 1929, Fairey
Queen yang dikembangkan oleh Inggris pada tahun 1931 masih oleh Inggris dengan UAV
DH.82B Queen Bee pada tahun 1935. Dari UAV inilah pertama kali digunakan istilah
drone
Pesawat tanpa pilot pertama dikembangkan selama dan setelah Perang Dunia I. Yang pertama
adalah Aerial Target, dikembangkan pada 1916 ini dimaksudkan untuk meniru Zeppelins,
tetapi tidak pernah terbang. Tak lama kemudian, Hewitt-Sperry Automatic Airplane (bom
terbang) melakukan penerbangan perdananya, menunjukkan konsep pesawat tak berawak.
UAV ini rencananya digunakan sebagai torpedo udara, versi awal dari rudal jelajah modern.
Pengendalian pesawat ini dengan menggunakan giroskop.
Pada bulan November 1917, Hewitt-Sperry Automatic Airplane ditunjukkan untuk Angkatan
Darat AS. Setelah keberhasilan demonstrasi ini, Angkatan Darat menugaskan sebuah proyek
untuk membangun sebuah torpedo udara, yang kemudian dikenal sebagai Bug Kettering dan
terbang tahun 1918 .

Beberapa penerus dikembangkan selama periode setelah Perang Dunia I dan sebelum Perang
Dunia II. Ini termasuk Laring, diuji oleh Royal Navy antara tahun 1927 dan 1929, Fairey
Queen yang dikembangkan oleh Inggris pada tahun 1931 masih oleh Inggris dengan UAV
DH.82B Queen Bee pada tahun 1935. Dari UAV inilah pertama kali digunakan istilah
drone
Selama Perang Dunia II, drone digunakan baik sebagai alat latihan untuk target menembak
untuk sistem pertahanan udara maupun pesawat terbang. Nazi Jerman juga telah diproduksi
dan menggunakan UAV selama Perang Dunia II. Setelah perang, mesin jet yang diterapkan
untuk drone, dengan yang pertama adalah Teledyne Ryan Firebee I 1951 Pada tahun 1955,
Model 1001, dikembangkan oleh Beechcraft yang dibuat untuk Angkatan Laut Amerika
Serikat. UAV ini tidak lebih dari pesawat yang dikendalikan remote sampai Era Vietnam.Era
modern

2.2 Era Modern


Pesawat drone pertama UAV milik USA ,Kelahiran UAV Amerika dimulai pada 1959 ketika
Angkatan Udara AS, khawatir kehilangan pilot di atas wilayah musuh, mulai merencanakan
penerbangan tanpa awak. Setelah Soviet berhasil menembak pesawat mata-mata mereka U-2
pada tahun 1960, program UAV yang sangat rahasia diluncurkan dengan kode Red Wagon.
UAV era-modern digunakan pertama selama 2 Agustus dan 4 Agustus. Pada 1964 ketika
terjadi bentrokan di Teluk Tonkin antara AS dan angkatan laut Vietnam Utara. Selama Perang
Vietnam.
Ketika China menunjukkan foto-foto pesawat tanpa awak AS yang jatuh setelah Perang
Vietnam respon Angkatan Udara AS hanyalah no comment. Namun, pada 1973, militer AS
akhirnya secara resmi mengkonfirmasi bahwa mereka telah memanfaatkan teknologi UAV di
Vietnam, yang menyatakan bahwa selama perang, lebih dari 3.435 misi UAV diterbangkan,
dimana sekitar 554 hilang dalam pertempuran.
Ketika Perang Yom Kipur 1973, Israel mengembangkan UAV pertama dengan real-time
surveilans. Setelah itu rudal permukaan udara Soviet yang digunakan Mesir dan Suriah bisa
digempur jet Israel hingga rusak parah. Gambar dan radar decoying disediakan oleh UAV ini
membantu Israel untuk menetralisir pertahanan udara Suriah pada awal 1982 ketika Perang
Libanon, sehingga tidak ada pilot yang yang tewas. Pada tahun 1987, Israel telah
mengembangkan UAV berbasis siluman, dorong tiga dimensi vectoring kontrol, UAV jet
untuk pertama kalinya.
Perkembangan teknologi UAV tumbuh pesat selama tahun 1980 dan 1990 yang digunakan
selama Perang Teluk Persia pada 1991 dan menjadi mesin pertempuran lebih murah dan
lebih mampu. Sementara sebagian besar drone dari tahun-tahun sebelumnya yang terutama
pesawat pengintai, beberapa telah berevolusi dengan mampu membawa amunisi. General
Atomics MQ-1, yang menggunakan AGM-114 Hellfire rudal udara-ke-permukaan dikenal
sebagai kendaraan udara tempur tak berawak (UCAV).

2.3 Setelah Teror


Sementara kebanyakan UAV yang digunakan oleh militer, teknologi ditugaskan oleh CIA
setelah serangan teroris 11 September 2001. Operasi pengumpulan intelijen dimulai pada
tahun 2004, dengan UAV CIA yang dioperasikan terutama terbang di atas Afghanistan,
Pakistan, Yaman, dan Somalia. Program UAV pertama CIA disebut Eagle Program.
Pada 2008, USAF telah mempekerjakan 5.331 UAV, yang berarti dua kali jumlah pesawat
berawak. Dari jumlah tersebut, Predator telah menjadi yang paling dipuji. Tidak seperti UAV
lain, Predator dipersenjatai dengan rudal Hellfire. Predator digunakan selama perburuan
Osama Bin Laden dan telah menunjukkan kemampuan menunjuk laser pada target untuk
akurasi. Keberhasilan keseluruhan dari misi Predator jelas karena dari Juni 2005 sampai Juni
2006 saja, Predator melakukan 2,073 misi sukses dalam 242 serangan terpisah.
Sementara Predator dioperasikan dari jarak jauh melalui satelit dari lebih dari 7.500 mil
jauhnya, Global Hawk beroperasi hampir mandiri. Setelah pengguna menekan tombol,
menyiagakan UAV lepas landas, satu-satunya interaksi antara darat dan UAV adalah petunjuk
arah melalui GPS. Global Hawks memiliki kemampuan untuk lepas landas dari San
Francisco, terbang melintasi Amerika Serikat, dan memetakan seluruh negara bagian Maine
sebelum kemudian kembali. Pada Februari 2013, dilaporkan bahwa UAV yang digunakan
oleh setidaknya 50 negara, beberapa di antaranya telah membuat sendiri, termasuk Iran,
Israel dan China.

3. Jenis jenis Pesawat Tanpa Awak (UAV)

3.1 RQ-8A Fire Scout :


Helikopter tanpa awak ini diadopsi dari jenis helikopter ringan Schweizer Model 330SP. RQ-
8A Fire Scout digunakan oleh U.S. Navy dalam misi pengintaian. Helikopter ini dapat
beroperasi selama empat jam lebih dengan jarak 120 mil dari pusat kendali. Fire Scout
dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis GPS dan mampu beroperasi secara otonom.
Karena mampu beroperasi secara otonom, pusat kendali dapat mengendalikan tiga helikopter
tak berawak ini secara simultan. Sea Scout, kembangan dari helikopter tak berawak ini,
bahkan mampu mengangkut rudal udara-darat (air-to-surface missiles) untuk misi
pengeboman.
3.2 RQ-2B Pioneer :
Pesawat tanpa awak ini adalah hasil kolaborasi antara AAI Amerika dan Israel Aircraft
Industries. Pesawat ini telah dipergunakan oleh U.S. Marine Corps, U.S. Navy dan U.S.
Army sejak 1986. Pioneer bertugas melakukan pengintaian, pengawasan, pencarian target,
dan mendukung penembakan angkatan laut baik pada siang hari maupun malam hari.
Pesawat ini dapat diluncurkan dari kapal dengan bantuan dorongan roket atau diluncurkan
dari darat dengan bantuan ketapel. Dengan panjang badan 14 kaki dan rentang sayap 17 kaki,
Pioneer dapat terbang hingga ketinggian 15,000 kaki selama lima jam. Pioneer dapat
mengangkut beban hingga 37 Kg dan dapat dilengkapi dengan sensor optic atau infrared dan
alat pendeteksi ranjau.

3.3 Boeing Scan Eagle :


Pesawat berbobot 20 Kg ini dapat terbang selama 15 jam dengan ketinggian lebih dari 16,000
kaki dan kecepatan 60 mil per jam. Pesawat ini dapat diluncurkan baik dari darat maupun
dari kapal laut. Scan Eagle adalah pesawat tanpa awak yang tidak dapat dideteksi oleh radar,
selin itu suaranya pun hampir tidak terdengar. Scan Eagle terbang dengan dipandu sistem
GPS dan dilengkapi dengan kamera dan sensor infra-red.
3.4 Northrop Grumman Global Hawk :
Global Hawk adalah pesawat tanpa awak yang terbesar dan tercanggih di dunia saat ini. RQ-
4 Global Hawk adalah pesawat tanpa awak pertama yang mem[eroleh sertifikasi dari FAA
(badan penerbangan Amerika) untuk terbang dan mendarat di bandara sipil secara otomatis.

Karena keunggulannya ini, Global Hawak diharapkan dapat menjadi perintis pesawat
penumpang dengan pilot otomatis dimasa mendatang. Pada saat pengujian, Global Hawk
mampu terbang dari Amerika Serikat menuju Australia pulang pergi dengan membawa
sejulah alat pengintai. Untuk keperluan militer, pesawat ini dapat dipergunakan untuk
melakukan pengintaian, pengawasan dan survey intelejen pada daerah yang luas dan dalam
jangka waktu yang lama.

3.5 General Atomics MQ-9 Reaper :


Reaper adalah pesawat multi fungsi tanpa awak yang dikembangkan untuk menjadi mesin
penghancur. Dalam operasi militer Amerika di Afghanistan dan Irak, MQ-9 dilengkapi
dengan rudal AGM-114 Hellfire dan dipergunakan untuk memburu dan menghancurkan
target. Pesawat ini dapat mengangkut beban hingga lima ton, berkecapatan 230 mil per jam
pada ketinggian 50,000 kaki dan dapat terbang sejauh 3,682 mil. Pesawat ini dilengkapi
dengan IR targeting sensor, laser rangefinder dan synthetic aperture radar. MQ-9 dapat
dibongkar pasang dan diangkut ke berbagai lokasi dengan mudah.
3.6 AeroVironment Raven dan Raven B :
RQ-11A Raven, yang dibuat pada tahun 2002-2003, adalah versi kecil dari 1999-vintage
AeroVironment Pointer, yang dilengkapi dengan GPS navigation system, dan peralatan
control. Badan pesawat ini terbuat dari Kevlar dan berbobot, dua Kilogram. Pesawat tanpa
awak ini memiliki radius operasi lebih dari 6 mil dan dapat terbang selama 80 menit pada
kecepatan 60 mil per jam. Raven B dilengkapi dengan berbagai jenis sensor dan laser target
designator.

3.7 Bombardier CL-327 :


Karena bentuknya yang unik, pesawat tanpa awak ini sering disebut sebagai kacang terbang.
Bombardier CL-327 VTOL adalah pesawat pengawas tanpa awak yang dimotori mesin
Williams International WTS-125 turboshaft engine berdaya 100 tenaga kuda. Dengan bobot
maksimum 300 Kg saat takeoff, CL-327 dapat difungsikan sebagai alat relay komunikasi,
menginspeksi keadaan lingkungan dan melakukan patroli di daerah perbatasan. Pesawat ini
telah banyak membantu aparat dalam upaya pemberantasan narkotika dan dalam operasi-
operasi pengintaian militer. Pesawat ini dapat mengudara selama lime jam dan dilengkapi
dengan berbagai sensor, datalink systems dan sistem navigasi baik berupa GPS maupun
inertial navigation systems.
3.8 Yamaha RMAX :
Pesawat ini adalah pesawat terbang tanpa awak yang paling banyak dipergunakan di dunia
untuk keperluan non militer. Helikopter mini Yamaha RMAX, dapat dipergunakan untuk
berbagai keperluan misalnya untuk menyemprotkan pestisida dan pupuk, dan melakukan
survey untuk keperluan penelitian. Helikopter ini mempergunakan mesin YAMAHA dua
langkah dan dapat terbang hingga ketinggian 500 kaki.

3.9 Lockheed Martin Desert Hawk :


Desert Hawk mulai diproduksi pada tahun 2002, untuk memenuhi kebutuhan militer Amerika
dalam misi-misi pengawasan di Irak. Desert Hawk digerakkan dengan mesin listrik dan
dilengkapi dengan GPS. Pesawat ini dapat terbang hingga ketinggian 1000 kaki dan
beroperasi secara otonom dengan panduan GPS. Pesawat tanpa awak ini dapat terbang
dengan kecepatan 57 mil per jam dalam radius tujuh mil.
3.10 General Atomics MQ-1 Predator :
Predator yang mampu terbang dengan kecepatan 135 mil per jam ini adalah pesawat
pengintai tanpa awak yang dilengkapi dengan persenjataan tempur. Predator mampu terbang
hingga ketinggian 25,000 kaki dan menempuh jarak 450 mil. Predator dilengkapi dengan dua
rudal AGM-114 Hellfire berpemandu laser. Pesawat ini merupakan pesawat terbang tanpa
awak pertama yang dapat menghancurkan terget-terget di darat. Predator pertama kali
dipergunakan dalam operasi militer Amerika di Afghanistan.

3.11 Puna/ Indonesia :


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan Pesawat Udara Nir
Awak (PUNA) untuk berbagai keperluan pemantauan dari udara, seperti pemetaan,
pemantauan kebakaran hutan, mitigasi bencana, pencarian korban hingga keperluan militer.

Prinsipnya PUNA mampu membawa terbang berbagai peralatan seperti kamera, alat
pengintai dan sejenisnya hingga seberat 20kg," kata Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi
Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Surjatin Wirjadidjaja di Jakarta, Senin.

Mengenai harga pesawat nir awak dengan pesawat sejenis buatan negara lain, ia
menyebutkan, sekitar ratusan juta rupiah. Nilai tersebut bertambah tergantung dari peralatan
yang dibawanya.

Kegiatan pengembangan PUNA diawali dengan pembuatan wahana sasaran tembak atau
target drone yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan prajurit Pusenart (Pusat
Senjata Artileri) TNI-AD. PUNA dirancang mempunyai kecepatan jelajah 80 knot dengan
jangkauan terbang mencapai 30 km di ketinggian sekitar 7.000 kaki

4. Pemanfaatan UAV

1. Bidang Militer
Dalam bidang militer UAV atau pesawat tanpa awak memiliki kegunaan, diatantaranya :

Pesawat penyerang kamp-kamp musuh

pesawat pengintai atau mata-mata

Pesawat kamikaze (untuk ditabrakkan ke musuh)

pesawat patroli perbatasan

UAV atau pesawat tanpa awak dapat digunakan untuk menyerang kamp-kamp musuh karena
ada UAV yang mampu membawa berbagai roket dan rudal, selain itu dapat mengurangi
kerugian dibanding menggunakan pesawat konvensional ataupun helikopter. Terutama
kerugian sumber daya manusianya. Dimana nyawa merupakan harta yang tak ternilai

harganya. Bahkan UAV pun digunakan untuk menyerang kamp teroris ditimur tengah yang
menewaskan pimpinan Al-Qaeda yaitu Osama Bin Laden.

Pesawat tanpa awak biasanya disematkan juga kamera dan sensor-sensor lainnya sehingga
dengan indra tersebut maka pesawat tanpa awak atau UAV dapat digunakan untuk
pengintaian dan patroli perbatasan selain itu juga dapat digunakan sebagai pesawat kamikaze,
yaitu untuk menyerang musuh dengan cara ditabrakkan kekapal atau pesawat musuh. Cara
ini dahulu dilakukan oleh Jepang saat menyerang Pearl Harbour, tapi dengan pesawat yang
dikendarai oleh manusia.

2. Bidang Sipil

Dalam bidang sipil biasanya pesawat tanpa awak ini digunakan untuk:

Melihat Luas lahan dan kontur yang ada sehingga memudahkan dalam perencanaan
pembangunan lahan tersebut.

Membantu pemerintah dalam membuat tata kota yang lebih teratur.


Mengetahui luas lahan yang terbakar dalam kebakaran hutan

Menciptakan peta tambang 3 dimensi yang telah digarap dalam bidang pertambangan

SAR

Kegunaan-kegunaan tersebut tak terlepas dari pemanfaatan UAV yang lebih ekonomis dan
dapat dibekali dengan kamera-kamera yang dapat memberikan gambaran secara realtime
terhadap suatu area. Bahkan data dari kamera tersebut bisa langsung ditransfer kepengguna
baik melalui video maupun gambar-gambar foto.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

Dalam bidang ilmu pengetahuan, UAV atau pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk:

Media untuk mempelajari aerodinamika dan penerapannya

Untuk pemetaan

Penelitian Atmosfir

Penyebaran benih

pengamatan vitigasi daerah kritis yang sulit

Pengawasan Bencana

membuat hujan buatan

Dengan memiliki kemampuan untuk membawa beban hingga ratusan kilogram, maka UAV
atau pesawat tanpa awak bisa digunakan untuk membawa muatan lain seperti muatan benih
ataupun bubuk kimia tertentu untuk ditebar dalam sebuah area sehingga dapat digunakan
untuk penyebaran benih dan membuat hujan buatan. Selain itu juga,UAV ini dapat membawa
berbagai sensor yang diperlukan untuk penelitian atmosfir dan sebagainya.

5. Kebutuhan Teknologi UAV

Kebutuhan akan teknologi UAV dimasa depan akan semakin besar.Dalam sebuah UAV,
terkandung banyak sistem yang saling terkait satu dan lainnya. Terdapat sistem
aerodinamika, sistem kontrol, sistem aktuator, system material, sistem propulsi, dan sistem
komunikasi yang mana semuanya sangat penting dan berkaitan erat. Misalnya saja, jika
sebuah UAV memiliki
aerodinamika yang baik, maka hal itu akan memudahkan sistem kontrol bekerja. Sebaliknya,
jika aerodinamika UAV kurang baik, maka sistem kontrol UAV harus bekerja lebih keras
dalam mengontrol pesawat. Pada dasarnya sistem-sistem tersebut terdapat pula pada pesawat
berawak, namun yang menjadi perbedaan adalah sistem komunikasi dan kontrol pada UAV
sangat dominan, atau memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan pada pesawat
berawak. Hal ini dikarenakan operator (pilot) UAV mengendalikannya dari jarak jauh.
Sehingga sistem kontrol dan komunikasi ini menjadi perhatian utama dalam pengembangan
UAV ke depannya.Sebagai sistem yang memiliki peranan penting dalam pengembangan
sebuah UAV, bidang kontrol atau kendali UAV sendiri terdiri dari banyak hal,seperti
autopilot, model terbang UAV, logika terbang UAV, logika navigasi UAV, kemampuan untuk
mengambil keputusan (decision making) dan lain-lain. Bidang kendali sendiri hampir
berhubungan dengan semua bagian pada UAV. Aerodinamika, aktuator, propulsi dan masih
banyak bagian-bagian yang
berhubungan dengan kendali UAV. Oleh sedemikian pentingnya posisi dan banyaknya bagian
sistem kendali pada UAV yang dapat dikembangkan, maka perlu adanya penelitian-penelitian
sistem kendali UAV secara mendalam, agar didapat sistem kendali UAV yang optimal dan
mampu menjalankan misi yang diemban.Berdasarkan sistem kendalinya, UAV ada yang
memiliki kemampuan manual dan ada yang berkemampuan otomatis. UAV dengan kendali
manual digerakkan oleh operator di darat melalui komunikasi jarah jauh. Sedangkan UAV
dengan kendali otomatis memiliki autopilot sebagai salah satu opsi kendali UAV. Karena
keterbatasan jarak pandang yang dimiliki oleh operator UAV dibandingkan pilot yang berada
di pesawat konvensional dan komunikasi antara ground control station (GCS) dengan
pesawat UAV yang rawan akan gangguan, UAV dimasa depan mutlak memiliki autopilot,
sehingga jika komunikasi UAVmendapat gangguan, UAV dapat melanjutkan misinya sendiri
tanpa kendali
langsung dari operator atau kembali ke pangkalan awal, secara full-autonomous. Dalam
pembuatan sebuah sistem autopilot pada UAV, salah satu hal yang dibutuhkan adalah model
matematika pesawat. Model matematika pesawat dapat menjadi representasi dari bagaimana
sikap dan gerakan UAV ketika dalam penerbangan. Setiap jenis UAV memiliki karakteristik
tersendiri. Karakteristik ini disebut parameter model. Parameter ini dapat dicari dengan
beberapa cara, salah satunya dengan cara identifikasi sistem. Identifikasi sistem pada model
terbang pesawat adalah dengan cara mengidentifikasi data terbang pesawat. Pemodelan
terbang pesawat merupakan pemodelan yang cukup rumit, banyak faktor yang
mempengaruhinya, seperti cuaca, perubahan geometri pesawat, serta faktor-faktor yang lain.
Model terbang dengan kesesuaian tinggi dapat mendukung system autopilot yang reliable
yang sesuai dengan karakteristik pesawat.

Penutup
Setelah saya membuat makalah ini dapat saya disimpulkan bahwa UAV, perkebangannya sangat
pesat dari generasi ke generasi dan UAV juga sangat bermanfaat bagi proses kelancaran di
bidang militer dan pemetaan pada suatu daerah yang dilindungi atau sulit dijangkau oleh
manusia. Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai