DISUSUN OLEH :
A. LATAR BELAKANG
UAV (unmanned aerial vehicle)adalah sebuah sistem pesawat udara yang tidak memiliki
awak yang berada didalam pesawat (onboard). Keberadaan awak pesawat digantikan oleh
perangkatelektronik dan perangkat kontrol pesawat. Sedangkan awak yang mengendalikan
UAV tetap berada didarat dan mengontrolnya dari jarak jauh atau RPV(remotely piloted
vehicle). UAV berkembang secara pesat sejak 30 tahun yang lalu. Perkembangan UAV yang
semakin pesat saat ini telah sampaipada tahap kemampuan terbang mandiri (autonomous).
Kedepannya, UAV akan berkembang pada tahap kemampuan untuk menetukan keputusan
(decisionmaking) menggunakan kecerdasan buatan (artificial Intelligence) sehingga dapat
melakukan misi-misi secara mandiri tanpa campur tangan manusia. UAV digunakan secara
luas dalam berbagai bidang, yang sebagian besar didominasi militer. Namun kalangan sipil
pun sudah banyak yang menggunakannya. Peran UAV akan semakin besar dimasa depan,
dikarenakan ada banyak keuntungan
yang didapat dengan mengoperasikan UAV dibanding pesawat berawak, dengan faktor
ekonomi sebagai yang utama (Austin, 2010). UAV memiliki berbagai kategori berdasarkan
karakteristik, bentuk, ukuran, dan konfigurasi yang berbeda-beda. Dimulai dari UAV yang
berukuran mikro yang memiliki berat kurang dari 150 gram dengan misi sederhana, sampai
UAV berukuran raksasa yang memiliki panjang sama dengan pesawat terbesar di dunia,
Antonov AN-225 Mriya yang memiliki panjang lebih dari 60 meter.
UAV raksasa ini memiliki peralatan elektronis yang sangat kompleks dengan berbagai misi
utama seperti misi intelijen (intelligence), pemantauan (surveillance), dan pengintaian
(reconnaissance). UAV yang lain memiliki kemampuan manuver yang tinggi layaknya
pesawat tempur. Sehingga besarkemungkinan dimasa yang akan datang pesawat tempur
berawak akan digantikannya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Beberapa penerus dikembangkan selama periode setelah Perang Dunia I dan sebelum Perang
Dunia II. Ini termasuk Laring, diuji oleh Royal Navy antara tahun 1927 dan 1929, Fairey
Queen yang dikembangkan oleh Inggris pada tahun 1931 masih oleh Inggris dengan UAV
DH.82B Queen Bee pada tahun 1935. Dari UAV inilah pertama kali digunakan istilah
drone
Selama Perang Dunia II, drone digunakan baik sebagai alat latihan untuk target menembak
untuk sistem pertahanan udara maupun pesawat terbang. Nazi Jerman juga telah diproduksi
dan menggunakan UAV selama Perang Dunia II. Setelah perang, mesin jet yang diterapkan
untuk drone, dengan yang pertama adalah Teledyne Ryan Firebee I 1951 Pada tahun 1955,
Model 1001, dikembangkan oleh Beechcraft yang dibuat untuk Angkatan Laut Amerika
Serikat. UAV ini tidak lebih dari pesawat yang dikendalikan remote sampai Era Vietnam.Era
modern
Karena keunggulannya ini, Global Hawak diharapkan dapat menjadi perintis pesawat
penumpang dengan pilot otomatis dimasa mendatang. Pada saat pengujian, Global Hawk
mampu terbang dari Amerika Serikat menuju Australia pulang pergi dengan membawa
sejulah alat pengintai. Untuk keperluan militer, pesawat ini dapat dipergunakan untuk
melakukan pengintaian, pengawasan dan survey intelejen pada daerah yang luas dan dalam
jangka waktu yang lama.
Prinsipnya PUNA mampu membawa terbang berbagai peralatan seperti kamera, alat
pengintai dan sejenisnya hingga seberat 20kg," kata Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi
Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Surjatin Wirjadidjaja di Jakarta, Senin.
Mengenai harga pesawat nir awak dengan pesawat sejenis buatan negara lain, ia
menyebutkan, sekitar ratusan juta rupiah. Nilai tersebut bertambah tergantung dari peralatan
yang dibawanya.
Kegiatan pengembangan PUNA diawali dengan pembuatan wahana sasaran tembak atau
target drone yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan prajurit Pusenart (Pusat
Senjata Artileri) TNI-AD. PUNA dirancang mempunyai kecepatan jelajah 80 knot dengan
jangkauan terbang mencapai 30 km di ketinggian sekitar 7.000 kaki
4. Pemanfaatan UAV
1. Bidang Militer
Dalam bidang militer UAV atau pesawat tanpa awak memiliki kegunaan, diatantaranya :
UAV atau pesawat tanpa awak dapat digunakan untuk menyerang kamp-kamp musuh karena
ada UAV yang mampu membawa berbagai roket dan rudal, selain itu dapat mengurangi
kerugian dibanding menggunakan pesawat konvensional ataupun helikopter. Terutama
kerugian sumber daya manusianya. Dimana nyawa merupakan harta yang tak ternilai
harganya. Bahkan UAV pun digunakan untuk menyerang kamp teroris ditimur tengah yang
menewaskan pimpinan Al-Qaeda yaitu Osama Bin Laden.
Pesawat tanpa awak biasanya disematkan juga kamera dan sensor-sensor lainnya sehingga
dengan indra tersebut maka pesawat tanpa awak atau UAV dapat digunakan untuk
pengintaian dan patroli perbatasan selain itu juga dapat digunakan sebagai pesawat kamikaze,
yaitu untuk menyerang musuh dengan cara ditabrakkan kekapal atau pesawat musuh. Cara
ini dahulu dilakukan oleh Jepang saat menyerang Pearl Harbour, tapi dengan pesawat yang
dikendarai oleh manusia.
2. Bidang Sipil
Dalam bidang sipil biasanya pesawat tanpa awak ini digunakan untuk:
Melihat Luas lahan dan kontur yang ada sehingga memudahkan dalam perencanaan
pembangunan lahan tersebut.
Menciptakan peta tambang 3 dimensi yang telah digarap dalam bidang pertambangan
SAR
Kegunaan-kegunaan tersebut tak terlepas dari pemanfaatan UAV yang lebih ekonomis dan
dapat dibekali dengan kamera-kamera yang dapat memberikan gambaran secara realtime
terhadap suatu area. Bahkan data dari kamera tersebut bisa langsung ditransfer kepengguna
baik melalui video maupun gambar-gambar foto.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, UAV atau pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk:
Untuk pemetaan
Penelitian Atmosfir
Penyebaran benih
Pengawasan Bencana
Dengan memiliki kemampuan untuk membawa beban hingga ratusan kilogram, maka UAV
atau pesawat tanpa awak bisa digunakan untuk membawa muatan lain seperti muatan benih
ataupun bubuk kimia tertentu untuk ditebar dalam sebuah area sehingga dapat digunakan
untuk penyebaran benih dan membuat hujan buatan. Selain itu juga,UAV ini dapat membawa
berbagai sensor yang diperlukan untuk penelitian atmosfir dan sebagainya.
Kebutuhan akan teknologi UAV dimasa depan akan semakin besar.Dalam sebuah UAV,
terkandung banyak sistem yang saling terkait satu dan lainnya. Terdapat sistem
aerodinamika, sistem kontrol, sistem aktuator, system material, sistem propulsi, dan sistem
komunikasi yang mana semuanya sangat penting dan berkaitan erat. Misalnya saja, jika
sebuah UAV memiliki
aerodinamika yang baik, maka hal itu akan memudahkan sistem kontrol bekerja. Sebaliknya,
jika aerodinamika UAV kurang baik, maka sistem kontrol UAV harus bekerja lebih keras
dalam mengontrol pesawat. Pada dasarnya sistem-sistem tersebut terdapat pula pada pesawat
berawak, namun yang menjadi perbedaan adalah sistem komunikasi dan kontrol pada UAV
sangat dominan, atau memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan pada pesawat
berawak. Hal ini dikarenakan operator (pilot) UAV mengendalikannya dari jarak jauh.
Sehingga sistem kontrol dan komunikasi ini menjadi perhatian utama dalam pengembangan
UAV ke depannya.Sebagai sistem yang memiliki peranan penting dalam pengembangan
sebuah UAV, bidang kontrol atau kendali UAV sendiri terdiri dari banyak hal,seperti
autopilot, model terbang UAV, logika terbang UAV, logika navigasi UAV, kemampuan untuk
mengambil keputusan (decision making) dan lain-lain. Bidang kendali sendiri hampir
berhubungan dengan semua bagian pada UAV. Aerodinamika, aktuator, propulsi dan masih
banyak bagian-bagian yang
berhubungan dengan kendali UAV. Oleh sedemikian pentingnya posisi dan banyaknya bagian
sistem kendali pada UAV yang dapat dikembangkan, maka perlu adanya penelitian-penelitian
sistem kendali UAV secara mendalam, agar didapat sistem kendali UAV yang optimal dan
mampu menjalankan misi yang diemban.Berdasarkan sistem kendalinya, UAV ada yang
memiliki kemampuan manual dan ada yang berkemampuan otomatis. UAV dengan kendali
manual digerakkan oleh operator di darat melalui komunikasi jarah jauh. Sedangkan UAV
dengan kendali otomatis memiliki autopilot sebagai salah satu opsi kendali UAV. Karena
keterbatasan jarak pandang yang dimiliki oleh operator UAV dibandingkan pilot yang berada
di pesawat konvensional dan komunikasi antara ground control station (GCS) dengan
pesawat UAV yang rawan akan gangguan, UAV dimasa depan mutlak memiliki autopilot,
sehingga jika komunikasi UAVmendapat gangguan, UAV dapat melanjutkan misinya sendiri
tanpa kendali
langsung dari operator atau kembali ke pangkalan awal, secara full-autonomous. Dalam
pembuatan sebuah sistem autopilot pada UAV, salah satu hal yang dibutuhkan adalah model
matematika pesawat. Model matematika pesawat dapat menjadi representasi dari bagaimana
sikap dan gerakan UAV ketika dalam penerbangan. Setiap jenis UAV memiliki karakteristik
tersendiri. Karakteristik ini disebut parameter model. Parameter ini dapat dicari dengan
beberapa cara, salah satunya dengan cara identifikasi sistem. Identifikasi sistem pada model
terbang pesawat adalah dengan cara mengidentifikasi data terbang pesawat. Pemodelan
terbang pesawat merupakan pemodelan yang cukup rumit, banyak faktor yang
mempengaruhinya, seperti cuaca, perubahan geometri pesawat, serta faktor-faktor yang lain.
Model terbang dengan kesesuaian tinggi dapat mendukung system autopilot yang reliable
yang sesuai dengan karakteristik pesawat.
Penutup
Setelah saya membuat makalah ini dapat saya disimpulkan bahwa UAV, perkebangannya sangat
pesat dari generasi ke generasi dan UAV juga sangat bermanfaat bagi proses kelancaran di
bidang militer dan pemetaan pada suatu daerah yang dilindungi atau sulit dijangkau oleh
manusia. Terima kasih