Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Project Evaluasi I ini tepat pada waktunya dan
diselesaikan dengan baik tanpa ada halangan apapun. Laporan Project
Evaluasi I ini dilaksanakan sebagai syarat yang wajib dari PT. PLN
(PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.
Dalam pelaksanaan pembuatan dan penyusunan serta juga dalam
penyelesaian Laporan Project Evaluasi I ini, penulis mendapat banyak
bantuan bimbingan, masukkan, dukungan, dan pengarahan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1
Untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak yang membaca Laporan Project
Evaluasi I ini untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Dan Akhir kata,
penulis berharap agar Laporan Project Evaluasi I ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang telah berkenan untuk membacanya dan bagi penulis
sendiri.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2
PT. PLN (Persero) rayon Panam beralamatkan di Jalan HR
Subrantas Km 12,5 Pekanbaru, merupakan salah satu rayon yang ada pada
area Pekanbaru di Wilayah Riau dan Kepulauan Riau yang memiliki
tanggung jawab untuk menyalurkan listrik di Kecamatan Tampan yang
memiliki jumlah total pelanggan sampai dengan bulan mei sebanyak
112.685 pelanggan, pengguna pascabayar sebanyak 62.689 pelanggan dan
pengguna prabayar sebanyak 49.996 pelanggan. Dalam proses kerjanya
tersebut, rayon Panam dibantu oleh satu unit kantor jaga yaitu Kantor Jaga
Pantai Cermin. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. PLN (Persero)
rayon Panam :
3
Karya, OGF 21 Tarai, OGF 22 UNRI dan OGF 25 Melur. Adapaun
Kesepuluh Penyulang tersebut dijelaskan pada Tabel 1.1
Panjang
GI Garuda Jumlah
No Penyulang JTM
Sakti Gardu
(Kms)
1 OGF 3 - Pantai Cermin 82,36 69
2 TD. 1 OGF 4 Lobak 25,48 90
3 OGF 7 - Suta/SKA 14,19 23
4 OGF 12 Kualu 51,74 99
5 TD. 2 OGF 14 Panam 22,90 54
6 OGF 15 - Bangau Sakti 42,43 112
7 OGF 18 - Taman Karya 12,3 20
8 TD. 3 OGF 21 Tarai 74,02 156
9 OGF 22 - Ex Unri 17,20 2
10 OGF 18 Melur 29,20 114
JUMLAH 371
4
untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pendistribusian tenaga listrik
adalah susut jaringan distribusi (losses). Susut jaringan distribusi (losses)
merupakan kehilangan energi listrik (kWh) dalam aktivitas penyaluran
energi listrik dari pusat pembangkit sampai ke pelanggan.
Upaya menekan susut dimaksudkan untuk menekan kerugian dan
memaksimalkan pendistribusian tenaga listrik, sehingga harus dilakukan
dalam rangka meningkatkan efisiensi perusahaan dengan
mengimplementasikan program-program yang tepat sasaran sesuai dengan
ketersediaan anggaran.
Revenue Assurance (RevAss) adalah kegiatan perusahaan untuk
meminimalisasi kebocoran dan memaksimalkan peluang pendapatan.
Kegiatan RevAss yang pertama dilakukan antara lain adalah indexing
pelanggan, rekapitulasi hasil indeksing, perhitungan susut per gardu,
Pelaksanaan kegiatan penurunan susut dan Evaluasi.
Kegiatan RevAss dekat sekali hubungannya dengan penurunan susut
(losses). berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
431/KMK.06/2002 didefinisikan sebagai suatu bentuk kehilangan energi
listrik yang berasal dari selisih sejumlah energi listrik yang dibeli dengan
sejumlah energi listrik yang terjual atau jumlah energi yang hilang atau
menyusut, terjadi karena sebab-sebab teknik maupun non teknik pada waktu
penyediaan dan penyaluran energi.
Proyek On Job Training ini difokuskan untuk menurunkan susut
yang terjadi di PT. PLN Distribusi Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Area
Pekanbaru khususnya rayon Panam. Susut di rayon Panam sendiri mencapai
9,52% yang berkontribusi sebanyak 13,86% pada susut di Distribusi
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau. Target susut untuk rayon Panam
sebanyak 7,58 %, sedangkan target untuk OJT berbasis projek adalah
menurunkan losses sebanyak 0,5 %.
5
1. Kurangnya pengawasan DLPD Pelanggan rayon Panam
2. Susut karena kWh meter bermasalah belum optimal
penyelesaiaannya.
3. Susut teknis yang penyebabnya belum dapat di pastikan
4. Kurang optimalnya pengawasan pelanggaran tenaga listrik.
1.4. Tujuan
BAB II
STRATEGIC ISSUE
2.1. Umum
Pendistribusian energi sering mengalami masalah penyusutan atau
losses yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Begitu pula dengan
rayon Panam, susut pada rayon Panam bisa dibilang cukup tinggi yakni
sebesar 9,52 %, susut ini merupakan kerugian yang seharusnya bisa
diminimalisir. Salah satu cara untuk meminimalisir susut tersebut adalah
dengan menjalankan program Revenue Assurance.
2.2. WORKPLAN
6
Adapun sasaran pada penugasan ini adalah penurunan susut jaringan
distribusi rayon Panam khususnya penyulang Lobak. Berikut ini Workplan
dari kelompok Distribusi 7 adalah sebagai berikut :
7
8
Gambar 2.1 Workplan Kelompok Distribusi 7
9
10
11
Gambar 2.2 Action Plan Kelompok Distribusi 7
12
mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan
aset yang dimiliki perusahaan. Mitigasi resiko adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat
digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari
resiko, mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian maupun
seluruh konsekuensi dari resiko tertentu. Manajemen resiko seharusnya
bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam
keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan.
Proses mitigasi resiko meliputi tahapan sebagai berikut :
Mengidentifikasi Resiko
Menganalisis Resiko
Mengevaluasi Resiko
Menangani Resiko
Memantau Resiko
Mengkomunikasikan Resiko
13
BAB III
OFI TO AFI
3.1. Umum
Dalam pelaksanaan On Job Training berbasis Project yang
dilaksanakan di Distribusi Wilayah Riau dan Kepulauan Riau. Langkah
awal yang kami lakukan sebelum melaksanakan kegiatan yaitu dengan
mengidentifikasi permasalahan yang ada perihal losses.
14
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas, untuk pelaksanaannya dilakukan
identifikasi dengan fishbone (4M) perpenugasan dari sudut pandang,
dimana dari identifikasi tersebut diketahui 4 faktor tersebut adalah Man,
Machine, Metode dan Material.
Adapun hasil dari identifikasi dari 4 faktor penugasan dari sudut
pandang tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :
15
Kualitas material tidak sesuai standar
Penggunaan rating NH Fuse tidak
sesuai rating transformator
16
instalasi listrik harus mendapatkan sertifikat layak operasi (SLO)
yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD)
untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan. Alat
Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
17
Gambar 3.2 Pembuatan SOP Pekerjaan
18
untuk membatasi arus maksimum yang boleh mengalir ke
seluruh beban.
Saluran utama, yaitu instalasi listrik mulai dari APP sampai
ke PHB (papan hubung bagi) utama.
PHB, berisi alat pengaman terhadap hubung singkat. PHB
model lama berupa kotak sekering (fuse box) yang
komponen utamanya adalah sebuah sakelar dwi kutup model
putar dan sebuah sekering lebur. Dengan menggunakan
sakelar dwi kutub maka baik kabel phasa maupun kabel
netral dapat diputus/disambung, sehingga sangat aman pada
waktu melakukan perbaikan. Sedangkan PHB model baru
komponennya hanya berupa MCB dengan kotak yang secara
estetika lebih baik dibandingkan dengan fuse box.
Sirkit cabang, adalah instalasi listrik antara PHB utama
sampai PHB cabang. Ini hanya terdapat pada instalasi yang
cukup besar.
Sirkit akhir adalah instalasi lsitrik antara PHB dan pesawat
pemakai (beban).
19
Gambar 3.5 Pemasangan APP 3 Phasa
20
PLN melainkan langsung melalui layanan yang disediakan oleh bank
atau Kantor Pos, termasuk layanan elektronik seperti ATM dan layanan
eletronik channel bank lainnya.
Sedangkan untuk menangani keluhan pelanggan sebagai
ungkapan ketidakpuasan atas kualitas pelayanan PT PLN (Persero)
membuat suatu aplikasi yang dinamakan APKT (Aplikasi Pelayanan dan
Keluhan Terpadu).
21
Gambar 3.6 Formulir Keluhan Pelanggan melalui Frontliner
22
proses dan perhitungan ini langsung tercetak dalam bentuk struk yang
diserahkan petugas kepada pelanggan.
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pencatatan stan meter
pelanggan adalah :
Menentukan target pemeriksaan.
Melakukan pengecekan error kWh meter (APP).
Cek rasio CT dan PT untuk menentukan faktor kali.
Membuat laporan dan menganalisa hasil pemeriksaan.
23
Gambar 3.9 Pencatatan Stan Meter Pelanggan
24
Gambar 3.11 Target Operasi P2TL
25
Mendata lokasi penggantian PHB-TR
Melakukan pengecekan pada masing-masing jurusan.
Membersihkan area sekitar PHB-TR.
Mengganti PHB-TR
Membuat laporan penggantian PHB-TR
26
Gambar 3.14 PHB-TR Baru
27
Gambar 3.15 Uprating Kabel Jaringan Tegangan Rendah
LAMPIRAN
Analisis Fishbone
28
29